Kaisar Dewa

Satu Tetes, Satu Kristal



Satu Tetes, Satu Kristal

0Air mata Kong Lanyou langsung mengering sesaat setelah menyentuh tanah. Setiap tetes air mata itu segera berubah menjadi sebuah manik-manik transparan yang bersinar terang.     3

Berdasarkan pada tingkat kultivasinya sekarang ini, maka satu tetes darahnya telah mampu menghancurkan sebuah gunung. Sehelai rambutnya mampu membelah sungai.     

Secara natural, satu tetes air mata itu juga mengandung kehendak biksu. Yang pasti, air mata semacam ini puluhan ribu kali lipat lebih berharga daripada perhiasan-perhiasan duniawi manapun.     

Kelinci Rakus memungut salah satu tetes air mata – seukuran kacang kedelai – yang telah mengering. Cahaya saintly berwarna putih tiba-tiba menguar dan langsung melingkupi tangan si kelinci.     

Karena si kelinci sedang merasa terkejut dengan pancaran energi tersebut, maka seketika itu pula tubuhnya langsung mengeluarkan suara bergemeretak. Dalam sekejap, kekuatan fisiknya langsung meningkat pesat.     

"Ini keren."     

Kedua mata Kelinci Rakus berbinar cerah dan terlihat serakah. Di waktu yang bersamaan, ia mengambil beberapa tetesan air mata dan langsung melemparnya ke dalam mulut. Kelinci Rakus itu bisa menilai bahwa wanita berambut putih itu bukanlah lawannya, sehingga ia pun mulai memakannya tanpa rasa khawatir.     

Ketika itu, wanita berambut putih sedang memeluk Lord Chen. Mungkin dia adalah salah satu kekasihnya.     

Meski begitu, si kelinci berpikir bahwa tindakan Lord Chen agak terlalu berlebihan. Apalagi, Putri Yanchen sedang berada di sana. Meski beliau adalah sang Pangeran Mahkota dan memiliki status spesial, namun seharusnya beliau lebih bisa membawa diri. Intinya, jangan bertindak terang-terangan seperti itu.     

Bagaimana kalau para wanita itu cemburu?     

Akan tetapi, ketika si Kelinci Rakus melihat tetesan air mata yang terjatuh di tanah tersebut, maka ia pun seakan telah melupakan segala sesuatunya. Jadi, ia hanya melompat dan langsung memungut air mata itu, sambil mengunyahnya di dalam mulut.     

Setelah memakan enam kristal air mata, maka seketika itu pula ia langsung merasa bertambah kuat. Sekujur tubuhnya langsung membengkak, dengan hawa panas yang menyertai.     

Satu tetes air mata mengandung kekuatan saintly yang dahsyat. Bila ditelan oleh seorang pertapa biasa, maka pertapa itu akan langsung meledak.     

Sementara itu, Kelinci Rakus benar-benar seperti namanya, dan telah menelan enam butir manik-manik berturut-turut.     

Enam tetes air mata itu berada di dalam tubuhnya, seperti enam buah matahari. Akibatnya, tubuh si kelinci terus membesar, sampai setinggi puluhan meter. Kobaran api tampak memancar darinya.     

Alhasil, seekor kelinci raksasa – yang membara – muncul di depan semua orang.     

"Lord Chen, selamatkan saya..." Kelinci Rakus merintih, sambil bergegas mendekati Zhang Ruochen.     

Pada saat itu, Zhang Ruochen sedang reuni dengan Kong Lanyou. Rasa-rasanya, mereka telah terpisah sangat lama, hingga terdapat banyak hal yang harus dibicarakan. Yang pasti, mereka sama sekali tidak peduli dengan si kelinci.     

Kong Lanyou melambaikan tangannya – seperti sedang mengusir lalat – hingga membuat si kelinci terhempas sampai ratusan kaki jauhnya.     

Lalu, sambil melirik Kelinci Rakus, Zhang Ruochen hanya tersenyum dan sama sekali tidak mengkhawatirkannya. "Kelinci ini memang sangat unik. Dia mampu menelan Divine Blood-red Earth. Bahkan, setelah menelan enam butir, tapi dia masih belum mati."     

Kong Lanyou berdiri di tengah salju. Rambut panjangnya – yang bahkan lebih putih daripada salju – teruntai turun sampai di tanah. Kedua matanya masih terlihat berkaca-kaca.     

"Delapan ratus tahun yang lalu, kupikir kau telah meninggalkanku selamanya dan tidak akan pernah kembali lagi. Selama 800 tahun belakangan, aku sama sekali tidak tahu harus menjalani hidup seperti apa. Rasa-rasanya, selama itu aku hanya perlu melakukan dua hal; yakni berkultivasi dan membalaskan dendam. Delapan ratus tahun kemudian, kau kembali muncul. Hatiku sudah lama mati, tapi sekarang, aku kembali melihat secercah harapan."     

"Apa kau pernah membayangkan betapa terkejutnya diriku ketika pertama kali mendengar tentangmu?" wanita itu menambahkan. "Betapa membahagiakan hal itu? Betapa mengerikan pula?"     

"Sepupu, kau benar-benar sangat kejam. Kenapa kau tega membohongiku dua kali? Padahal, dulu kau tidak pernah membohongiku. Selama itu, kau selalu jujur kepadaku. Kau selalu peduli denganku. Apa kau tahu bahwa hatiku juga hancur ketika kau membohongiku?"     

Setelah itu, terdengar suara "ping" di atas permukaan tanah. Air mata berukuran besar kembali menetes.     

Segenap emosinya, yang terakumulasi selama 800 tahun belakangan, akhirnya terpecah di momen ini. Wanita itu sama sekali tak kuasa menahannya.     

Sambil mengamati wajah Kong Lanyou, saat itu Zhang Ruochen hanya bisa mendesah panjang.     

Selama ini, lelaki itu berpikir bahwa Kong Lanyou yang sekarang, pasti tidak sama seperti yang dulu. Bagaimanapun juga, delapan ratus tahun pasti telah mampu mengubah seseorang sepenuhnya.     

Tapi sekarang, akhirnya ia menemukan bahwa wanita itu sama sekali tidak berubah.     

Ternyata, sosok yang telah berubah adalah dirinya sendiri.     

Lelaki itu pun tidak berani menatap mata Kong Lanyou. Jadi, sambil menatap kejauhan, ia berkata, "Aku tidak menyangka bahwa kau masih akan sama seperti dulu, meski 800 tahun telah berlalu. Apa waktu benar-benar gagal mengubah perasaanmu?"     

Kong Lanyou menatap lelaki itu dengan tatapan sayu. "Apa kau masih sering menertawakanku di dalam hati, dan berpikir bahwa aku masih sama bodohnya seperti dulu? Dan meyakini bahwa aku tidak menjadi lebih cerdas setelah 800 tahun?"     

"Tidak."     

Setelah hening yang cukup lama, Zhang Ruochen pun akhirnya merentangkan tangan dan mengelus rambutnya dengan lembut. "Maafkan aku," batinnya. "Seharusnya aku tidak berbohong dan mencurigaimu."     

Kong Lanyou pun segera menyandarkan wajah lembutnya pada dada Zhang Ruochen. Sambil menutup matanya, maka wanita itu mulai merentangkan tangan dan langsung memeluk tubuh Zhang Ruochen erat-erat.     

Sekarang ini, wanita itu sama sekali tidak terlihat seperti Elder Biksu Sacred Central Crypt. Malahan, terdapat senyum bahagia di wajahnya.     

Wanita ini benar-benar tidak berubah setelah 800 tahun.     

Selalu ada orang-orang dengan hati yang murni dan perasaan yang suci. Tidak peduli berapa banyak waktu yang telah berlalu, namun hati mereka akan selalu sama seperti sebelumnya.     

Seperti yang dikatakan oleh Kong Lanyou, selama 800 tahun belakangan, maka wanita itu hanya selalu berfokus pada dua hal; berkultivasi dan membalaskan dendam.     

"Lord Chen, selamatkan saya... saya sedang terbakar... saya tidak bisa..."     

Api di tubuh Kelinci Rakus semakin membesar. Si kelinci kembali berlari mendekat ke arah Zhang Ruochen.     

Kong Lanyou juga kembali menghempaskannya. Kali ini, kelinci itu terhempas sampai puluhan mil jauhnya. Wanita itu benar-benar tidak ingin diganggu.     

Di kejauhan, Qing Mo sedang mengamati Zhang Ruochen dan Kong Lanyou yang berpelukan. Pada saat itu, ekspresi wajahnya sedikit tidak senang. Jadi, sambil mengigit bibirnya sendiri, maka ia pun berkata, "Putri..."     

Huang Yanchen meliriknya dan menyuruhnya diam.     

Zhang Ruochen dan Kong Lanyou telah membicarakan banyak hal, mulai dari kenangan masa kecil sampai dengan peristiwa-peristiwa terbaru. Mereka telah bersepakat untuk tidak membahas hal-hal yang sensitif. Yang jelas, mereka tidak ingin menghancurkan momen itu.     

Kong Lanyou pun menjadi semakin tenang, dan semakin sering tersenyum.     

"Ada sesuatu yang ingin kukatakan kepadamu," kata Zhang Ruochen, sambil berusaha mengatur intonasi bicaranya. "Aku sudah menikah dengan Putri Yanchen."     

Kong Lanyou menggigit bibirnya sendiri. Di waktu yang bersamaan, senyumannya pun langsung memudar. "Kakak Chen, bukankah kau harus memperkenalkan kami kepadanya? Apalagi, sekarang ini kita adalah sebuah keluarga."     

Huang Yanchen berjalan mendekat dan berdiri di hadapan Zhang Ruochen. Bukannya memasang ekspresi dingin, saat itu Huang Yanchen sedang tersenyum – yang sungguh jarang terjadi.     

Zhang Ruochen menuding Kong Lanyou. "Sepupuku, Kong Lanyou." Kemudian, ia kembali menuding Huang Yanchen dan hendak memperkenalkannya.     

Akan tetapi, Kong Lanyou langsung memotong dan menimpali. "Tidak perlu diperkenalkan dua kali. Aku sudah tahu kalau kau adalah istrinya, Huang Yanchen. Sepupu, aku punya pertanyaan. Apa kau sudah benar-benar move on dari Chi Yao?"     

"Kenapa harus bawa-bawa masa lalu?"     

Senyuman di wajah Zhang Ruochen langsung memudar. Lelaki itu tidak menjawab pertanyaan Kong Lanyou dan langsung berpaling darinya, sembari mengamati bongkahan batu di kejauhan.     

"Selama beberapa hari ke depan, aku akan menjaga makam ibu."     

Kong Lanyou tidak memaksakan pertanyaan itu kepada Zhang Ruochen. "Aku akan menemanimu."     

Zhang Ruochen mengangguk. "Setelah aku masuk ke Pemakaman Kerajaan, aku sempat melihat mayat pertempuran yang ditinggalkan oleh Ras Ancient Necromancer. Di sana juga terdapat tanda pertempuran. Apa kau yang mengalahkan mereka?"     

"Aku tidak pernah meninggalkan tempat ini." Kedua mata Kong Lanyou terlihat menimbang-nimbang. Wanita itu menggelengkan kepalanya dan langsung terpikirkan tentang sesuatu. "Mungkin itu adalah."     

"Siapa?" tanya Zhang Ruochen.     

"Orang itu pasti sang penjaga makam. Aku pernah bertemu dengannya di Pemakaman Kerajaan. Akan tetapi, dia selalu bersembunyi. Dia mengira bahwa dirinya dapat bersembunyi dari inderaku, tapi dia tidak tahu bahwa aku telah menyadari keberadaannya."     

Jadi, ternyata di sana memang terdapat seorang penjaga. Zhang Ruochen pun langsung merasa lega.     

Dengan kemampuan sang penjaga dan formasi taktis level kaisar di Pemakaman Kerajaan, maka Ras Ancient Necromancer tidak akan mudah mencuri mayat-mayat leluhur, tidak peduli seberapa misteriusnya teknik mereka.     

Tepat pada saat itu, Kelinci Rakus kembali mengeluarkan teriakan aneh dari kejauhan. Sambil meninggalkan jejak api di belakangnya, maka si kelinci kembali terbang mendekat. "Lord Chen, selamatkan saya... saya baru saja melihat hantu! Dia mengejar saya dan hendak memakan saya! Untungnya, saya berhasil mengecohnya!"     

Zhang Ruochen langsung mengernyitkan alisnya, sambil merasa sedikit pusing. Lelaki itu benar-benar ingin menjitak kepala si kelinci agar berhenti bersikap gelisah semacam itu.     

Qing Mo sedang berdiri di belakang Huang Yanchen. Kemudian, sambil menutupi mulutnya, ia tertawa geli. "Pemakaman Kerajaan menyimpan kekuatan suci yang dapat membunuh para hantu, sehingga tidak ada hantu jahat di tempat ini. Guoguo, apa otakmu telah meleleh?"     

"Bukan, itu benar-benar hantu. Dia terlihat seperti makhluk hidup biasanya."     

Guoguo berlari ke arah Qing Mo sambil terengah-engah.     

Ketika menyaksikan betapa seriusnya ekspresi si kelinci, maka seketika itu pula Qing Mo pun menjadi semakin percaya kepadanya. Lalu, sambil merasa penasaran, maka ia bertanya, "Memangnya seperti apa hantu itu?"     

Sambil menggerak-gerakkan cakarnya, si kelinci berkata, "Dia terlihat seperti pertapa tua yang mengerikan, dengan gigi putih dan tatapan mata cabul. Dia hampir mencengkram ekorku dan ingin memakanku. Untungnya, lariku cukup cepat. Jika tidak, hasilnya akan sulit dibayangkan!"     

Setelah melihat keseriusan kelinci itu, maka ekspresi Zhang Ruochen juga mulai berubah murung.     

Whoosh.     

Seorang pertapa tua muncul di dalam radar penglihatan Zhang Ruochen.     

Kemudian, Zhang Ruochen mengeluarkan suara pelan, dan langsung menoleh ke arah tengah lapangan.     

Pertapa tua dengan jubah longgar sedang menggenggam labu wine. Layaknya hantu sungguhan, maka ia tiba-tiba muncul di sana, tanpa disadari oleh orang-orang.     

Seketika itu juga, rambut di tubuh Guoguo langsung terangkat. Sambil menuding sang pertapa tua, maka ia pun berteriak, "Hantu! Lord Chen, itu hantu tuanya!"     

Hanya tatapan terkejut yang tersisa di kedua mata Zhang Ruochen. Emosinya sama sekali tidak terpengaruh.     

Tingkat kultivasi Kong Lanyou berada di alam yang sangat tinggi. Jadi, tidak peduli apakah pertapa tua itu merupakan seorang lawan atau kawan. Yang jelas, ia tidak akan bisa berbuat apa-apa.     

Zhang Ruochen merasa terkejut, sebab pertapa tua ini adalah seorang pria tua yang pernah ditemuinya di pesta Keluarga Cai. Semua orang mengira bahwa pria tua itu adalah sosok gembel yang datang ke pesta hanya demi mencari makanan gratis.     

Kong Lanyou berjalan mendekat. Chi Suci yang kuat mulai memancar dari tubuhnya, dan membentuk lingkaran-lingkaran saintly. Di waktu yang bersamaan, kedua matanya juga bersinar seperti bintang. "Kau seharusnya tidak berada di tempat ini," wanita itu memperingatkannya. "Pergi sekarang juga."     

Kedua mata pertapa itu terlihat takut sesaat setelah ia melihat Kong Lanyou. Kemudian, ia kembali menoleh ke arah Zhang Ruochen. Di waktu yang bersamaan, ia langsung berlutut dengan satu kaki dan memberi salam kepalan tangan kepadanya. "Zhao Fu dari 36 Heavenly Spirit di Paviliun Penjaga Naga. Saya datang kemari untuk menjaga Pemakaman Kerajaan di bawah perintah sang Lord Paviliun. Karena sang Pangeran Mahkota telah tiba di tempat ini, maka saya harus menyambut Anda."     

Jelas sudah, ternyata selama ini sang pertapa tua sedang bersembunyi dan selalu mengamati setiap pergerakan Zhang Ruochen. Pertapa tua itu sama sekali tidak memperlihatkan kedoknya, sampai ia benar-benar yakin terhadap identitas Zhang Ruochen.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.