Kaisar Dewa

Mengkombinasikan Ingatan di Kehidupan Ketiga



Mengkombinasikan Ingatan di Kehidupan Ketiga

0"Apa kau benar-benar akan kembali ke Sekte Dewa Darah?" Suara Huang Yanchen terdengar dari balik punggung Zhang Ruochen.      0

"Ya."     

Huang Yanchen berjalan mendekatinya. Wanita itu mengeluarkan aroma yang wangi. "Leluhur itu sudah menghilang, dan pasti akan membuat Sekte Dewa Darah berubah menjadi kacau. Para elder yang ambisius di dalam sekte pasti ingin menduduki tempat tersebut. Sehingga, orang pertama yang akan mereka singkirkan adalah dirimu, sang Putra Dewa yang akan mewarisi takhta mereka."     

"Aku paham," Zhang Ruochen terkekeh. "Tapi aku tidak punya pilihan lain. Aku harus tinggal di sini. Kalau Sekte Dewa Darah benar-benar telah dikendalikan oleh Immortal Vampir, maka Negara Tiantai pasti akan menjadi kacau. Akibatnya, seluruh Wilayah Pusat pasti akan terkena dampaknya."     

"Di waktu itu, ayahku pernah memimpin para pahlawan manusia dan berhasil mengusir Immortal Vampir dari Daratan Kunlun. Sekarang ini, ayahku sudah tidak ada di sini, tapi para Immortal Vampir telah kembali. Jadi, aku harus melakukan sesuatu, tidak peduli apapun yang terjadi. Meski aku tidak mampu membunuh mereka semua, setidaknya aku masih harus merontokkan gigi mereka."     

Huang Yanchen mengerucutkan bibirnya. "Karena kau sudah membuat keputusan, maka aku akan melakukan yang terbaik untuk membantumu."     

"Apa kau sudah menjenguk Qing Mo?" tanya Zhang Ruochen.     

Huang Yanchen mengangguk. "Aku mendapatkan pesan singkat dari Qing Mo. Mereka ingin kembali ke Daratan Kunlun."     

Zhang Ruochen menepuk pundak Huang Yanchen. Kemudian, ia berkata sambil tersenyum, "Berkultivasi-lah di Dunia Lukisan. Cobalah untuk menembus tahapan ketiga."     

"Aku pasti akan berjuang keras untuk menembus Alam Biksu dan membantumu membunuh mata-mata tersebut. Aku tidak bisa membiarkan mereka menimbulkan kekacauan di Wilayah Pusat."     

Setelah Huang Yanchen pergi untuk berkultivasi, maka Zhang Ruochen mulai mendekati Pohon Suci Utama. Setelah duduk di bawahnya, maka ia mengeluarkan Kitab Misteri Ruang dan Waktu. Lelaki itu membaca halaman di mana terdapat catatan mengenai Teknik Pedang Dua Belas Jam.     

12 figur kecil sedang digambar dengan posisi melingkar pada secarik kertas perak.     

Setiap dua jam adalah shichen. Setiap hari memiliki 12 shichen; Zi, Chou, Yin, Mao, Chen, Si, Wu, Wei, Shen, You, Xin, dan Hai. Setiap shichen itu mengandung teknik pedang masing-masing.     

Ketika Teknik Pedang Waktu mencapai level ketiga, maka tekniknya akan menjadi semakin menakjubkan. Teknik itu membutuhkan Kekuatan Batin yang tinggi, lalu pemahaman yang mumpuni, sekaligus kekuatan ingin yang cukup, karena semua itu diperlukan untuk memahami setiap detil perubahan teknik pedang.     

Zhang Ruochen menyuntikkan secercah Kekuatan Batin-nya ke dalam gambar tersebut.     

Whoosh—     

Seketika itu juga, 12 figur itu seakan tampak hidup. Mereka berdiri di atas kertas dan mulai melatih teknik pedang, layaknya para penari berbakat.     

Ketika ia bertempur melawan duplikat jiwa suci Leluhur Sekte Dewa Darah, saat itu Zhang Ruochen telah memahami beberapa fakta mengenai Teknik Pedang Dua Belas Jam. Lalu, ketika ia kembali mengulas pemahaman terkait teknik tersebut, maka ia dapat dengan cepat memahaminya.     

"Pedang Zi."     

Lelaki itu menutup matanya. Setelah merasuk ke dalam proses pemahamannya, maka ia mulai melancarkan gerakan pertama dari teknik pedang tersebut.     

Perlahan-lahan, alur waktu dalam radius 10 mil di sekitar Zhang Ruochen mulai terdistorsi. Langit tiba-tiba berubah menjadi gelap, dengan angin dingin yang bertiup kencang, seakan masuk ke dalam zona zi.     

"Pedang Chou."     

Pedang itu meliuk dan jangkauannya menjadi semakin luas. Kemanapun pedang itu melintas, maka waktu di sekitarnya akan dipercepat atau diperlambat, hingga sulit diprediksi. Dari kejauhan, dunia di bawah Pohon Suci Utama langsung berubah drastis. Kadangkala itu terlihat gelap seperti malam, dan kadang juga tampak seperti siang, dengan ribuan pilar cahaya yang saling terhubung satu sama lain. Bahkan seorang Biksu tidak akan berani mendekati wilayah pedang semacam ini.     

Setelah melepaskan Teknik Pedang Dua Belas Jam sebanyak tiga kali berturut-turut, maka Zhang Ruochen merasa seolah dirinya telah berlatih selama tiga hari. Lelaki itu telah menghabiskan sebagian besar Chi Suci-nya, dengan tubuh yang bersimbah keringat.     

"Teknik ini menghabiskan banyak Chi Suci," pikirnya. Setiap gerakannya sama seperti mantra suci.     

Teknik Pedang Waktu terlalu canggih. Zhang Ruochen hanya mampu memahami permukaan teknik pedangnya. Lelaki itu masih sangat jauh dan belum mampu memahaminya.     

"Seharusnya aku pernah mempelajari ini di kehidupan ketiga Peta Tujuh Kehidupan dan Tujuh Kematian. Kalau aku bisa menggabungkan ingatan dengan kehidupan ketiga dengan Saintly Way, maka pemahamanku terkait Teknik Pedang Dua Belas Jam akan bertambah."     

Tanpa berlama-lama, Zhang Ruochen langsung mencobanya. Lelaki itu melepaskan segel ingatan di kehidupan ketiga. Seketika itu juga, ingatan dan pemahaman langsung menerjang kepalanya seperti ombak.     

Di kehidupan ketiga, Zhang Ruochen sedang bermusuhan dengan Ling Feiyu.     

Demi memahami Saintly Way, maka Zhang Ruochen menghabiskan hidupnya untuk berkultivasi. Sehingga, lelaki itu menjadi sosok yang paling tangguh di suatu kerajaan dan mempunyai reputasi yang mumpuni. Ada banyak kultivator yang hormat dan segan kepada dirinya.     

Sementara itu, Ling Feiyu adalah seorang pembunuh papan atas Demonic Way. Tujuan utama hidupnya adalah untuk membunuh Zhang Ruochen. Sayangnya, wanita itu tidak pernah berhasil dan selalu berhasil dikalahkan.     

Rivalitas mereka berlangsung selama 100 tahun. Ada banyak hal yang sudah terjadi. Beberapa di antaranya bahkan sempat membuat Zhang Ruochen terkesima saat proses pemahaman ingatan tersebut.     

"Sungguh luar biasa. Semua itu terasa seperti nyata. Aku bertanya-tanya apa yang terjadi di empat kehidupan yang selanjutnya." Zhang Ruochen tersenyum.     

Karena alasan tertentu, maka Zhang Ruochen sudah menganggap Ling Feiyu sebagai teman dekatnya. Wanita itu pernah mengajarkan teknik pedang kepada dirinya, sedangkan Zhang Ruochen juga pernah mengajarkan sesuatu kepadanya. Wanita itu pernah menyelamatkan nyawanya, demikian pula dengan apa yang pernah dilakukan Zhang Ruochen kepadanya.     

Mereka berdua pernah melalui bahaya bersama, bahkan juga pernah bermusuhan. Hubungan semacam ini hanya bisa dibangun lewat pengalaman dan waktu. Hubungan itu benar-benar sangat dalam.     

Pada saat ini, Zhang Ruochen benar-benar ingin membawa satu tong wine dan diam-diam mendaki ke atas platform tertinggi Sekte Setan. Kemudian, ia ingin menghabiskan waktu untuk minum-minum bersamanya di bawah cahaya bintang dan bulan sabit, sambil mendiskusikan hal-hal yang terjadi pada kehidupan ketiga. Yang jelas, ada terlalu banyak hal yang ingin lelaki itu bicarakan kepadanya.     

Ia bertanya-tanya setinggi apa Biksuni Pertama dari Sekte Setan Penyembah Bulan dalam memandang hubungan seperti ini.     

"Apa dia juga menganggapku sebagai teman dekat?" Zhang Ruochen tersenyum.     

Pada akhirnya, ia tidak mengkombinasikan ingatan di empat kehidupan selanjutnya. Sebab, ingatan di dalam kehidupan ketiga sudah cukup untuk sementara waktu.     

Lelaki itu hanya bisa memahami kehidupan keempat setelah dirinya menjadi Biksu Kekuatan Batin.     

Setelah mengkombinasikan ingatan dan pemahamannya terhadap Saintly Way di kehidupan ketiga, maka teknik tinju, teknik pukulan, teknik pedang, dan Kekuatan Batin-nya sama-sama meningkat pesat.     

Baik Pukulan Darah Seven-Aperture maupun Pukulan Naga dan Gajah Prajna sama-sama telah mencapai level tinggi. Keduanya dapat melepaskan kekuatan yang lebih besar.     

Untuk teknik pedang, maka ia sudah berada di level keempat Enam Pedang. Tentu saja, masih terdapat jarak yang sangat lebar sampai benar-benar memahaminya.     

Kekuatan Batin-nya juga meningkat, namun belum mencapai level 50. Lelaki itu masih belum menjadi Biksu.     

Ingatan dan pemahaman di kehidupan ketiga tidak menimbulkan peningkatan dramatis seperti di kehidupan pertama dan kedua. Memang, peningkatan dalam teknik bela diri kian menurun seiring dengan berlanjutnya kehidupan.     

Meski begitu, Zhang Ruochen tidak merasa kecewa. Apalagi, Teknik Pedang Dua Belas Jam-nya telah mengalami perkembangan pesat. Sekarang ini, teknik itu telah menjadi kartu andalan paling penting baginya. Kalau ia menggunakannya, maka ia bisa mengancam nyawa para Biksu di level menengah.     

Setelah memperdalam pemahamannya terkait Saintly Way, maka itu akan membuatnya mudah dalam menjalani ujian pertama.     

"Sekarang, aku sudah yakin untuk menembus ujian pertama."     

Zhang Ruochen telah bersiap menembus ujian dan mencapai tahapan pertama menjelang Alam Biksu.     

Namun, Blackie cepat-cepat bergegas ke sana, bahkan hampir membuat Zhang Ruochen terdorong mundur. "Berhasil! Aku berhasil menciptakan sebuah Rune Repression Blood di level Biksu. Haha!"     

"Kau berhasil membuatnya?"     

Zhang Ruochen langsung menjadi ceria. Ia mengambil rune itu di tangan Blackie. Setelah mengamatinya, maka ia menyadari bahwa itu memang asli.     

"Bagus. Dengan Blood Repression Rune, bahkan aku akan sanggup menekan para Biksu Immortal Vampir." Zhang Ruochen langsung menyimpan rune-nya dan bertanya, "Apa kau bisa membuatnya lagi."     

"Aku sudah sangat kesulitan membuat satu. Apa kau pikir itu mudah?" Blackie memutar bola matanya.     

"Kau menggunakan 2.000 tetes darah dewa hanya untuk menciptakan satu Blood Repression Rune di level Biksu?" Setelah menghapuskan senyuman di wajahnya, maka hatinya kembali terasa dingin. "Rupanya kau tidak lebih baik dariku dalam hal pembuatan rune! Kalau aku tahu akan seperti ini, maka aku lebih memilih pergi ke Ras Kuno Prison Guardian dan meminta para master rune dari Keluarga Shi untuk membantuku."     

"Master rune itu tidak akan lebih hebat daripada diriku," Blackie memandang bawah. "Karena aku sudah mampu memproduksi satu, maka produksi selanjutnya pasti akan lebih mudah. Bagaimana jika kau memberiku 2.000 tetes darah dewa? Setidaknya aku bisa membuatkan dua rune untukmu."     

Satu rune memang terlampau sedikit. Kalau ia bertemu dengan Biksu Immortal Vampir yang tangguh, maka Zhang Ruochen mungkin tidak akan bisa bertahan darinya. Oleh karena itu, dengan dua rune tambahan, maka segalanya akan lebih mudah.     

Lelaki itu akan pergi ke Ras Kuno Prison Guardian setelah menyelesaikan krisis Immortal Vampir ini.     

Zhang Ruochen menghela nafasnya. Kemudian, ia mengeluarkan 2.000 tetes darah dewa dan memberinya kepada Blackie untuk digunakan sebagai kelinci percobaan.     

Sebelum lelaki itu sempat menembus ujian pertama, saat itu ia lebih dulu menerima pesan dari Zhao Shiqi.     

"Leluhur baru saja menghilang, dan seluruh sekte telah berubah menjadi kacau. Hari ini, para elder sedang mengadakan sebuah pertemuan untuk memilih Leluhur sekte yang baru. Semua Biksu dan Setengah-Biksu akan berpartisipasi ke dalamnya. Putra Dewa, kalau Anda menerima pesan ini, tolong segera kembali ke Sekte Dewa Darah, agar pihak asing itu tidak menduduki singgasana."     

Ketika mendengar informasi itu, maka Zhang Ruochen langsung paham betapa pentingnya kabar tersebut. Tanpa ragu-ragu, ia segera menunggangi seekor Beast King dan bergegas menuju ke Sekte Dewa Darah.     

"Semenjak para Biksu dan Setengah-Biksu sedang berada di dalam sebuah pertemuan, maka aku bisa menggunakan kesempatan ini untuk mencoba teknik-teknik di dalam Buku Immortal Vampir. Aku akan memeriksa ada berapa banyak mata-mata di dalam sekte."     

Beast King yang ditungganginya adalah Three-headed Flood Dragon King. Blackie telah menjinakkannya dan memasang inskripsi di tubuhnya.     

Binatang buas ini sudah berada di tahapan kedua menjelang Alam Biksu, sekaligus masuk ke dalam peringkat Di Luar Ranking Setengah-Biksu. Tingginya mencapai 600 meter dan memancarkan cahaya biru dingin.     

Binatang ini terbang di atas wilayah Sekte Dewa Darah, hingga menimbulkan kegaduhan tersendiri. Beberapa murid sekte sempat mengira bahwa itu adalah serangan musuh, sehingga mereka ingin mengaktifkan formasi bertahan.     

"Jangan lakukan itu. Coba lihat di atas punggung Three-headed Flood Dragon King. Bukankah itu... Putra Dewa?"     

"Bukankah Saintess pernah berkata bahwa mungkin Putra Dewa telah wafat di Dunia Primitif Blue Dragon. Bagaimana mungkin beliau bisa kembali?"     

"Putra Dewa benar-benar kembali! Beliau kembali dan sedang menunggangi seekor flood dragon! Binatang itu kuat sekali!"     

…     

Gu Linfeng pernah memperlihatkan talentanya yang menakjubkan ketika ia sedang memperebutkan posisi Putra Dewa. Sehingga, ia masih cukup populer di kalangan murid Sekte Dewa Darah. Ada banyak murid muda yang menganggapnya sebagai idola. Di waktu yang sama, murid-murid perempuan juga menganggapnya sebagai pria idaman. Putra Dewa masih disukai banyak murid.     

Kembalinya Gu Linfeng telah menimbulkan kegaduhan tersendiri. Tentu saja, beberapa kultivator di dalam sekte juga merasa terkejut. Sehingga, mereka cepat-cepat menyebarkan informasi itu ke seluruh penjuru sekte.     

Beberapa saat kemudian, orang-orang penting dari Sekte Dewa Darah telah mendapatkan informasi mengenai kembalinya Gu Linfeng.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.