Kaisar Dewa

Kerusuhan



Kerusuhan

2Zhang Ruochen berjalan pelan ke arah Shangguan Xianyan.      1

"Putra Dewa."     

Salah satu di antara enam Elder – Elder Yuanzhou – bangkit berdiri dan memanggil Zhang Ruochen.     

Elder Yuanzhou adalah salah satu elder dari Klan Shangguan. Namanya adalah Shangguan Zhou. Pria itu punya derajat yang tinggi, baik di Sekte Dewa Darah maupun di Klan Shangguan.     

Rupanya, Elder Yuanzhou sedang merasa khawatir kalau Zhang Ruochen akan membunuh Shangguan Xianyan, sehingga ia menghentikan pria tersebut. Apalagi, Shangguan Xianyan adalah salah satu jenius dari Klan Shangguan. Sehingga, Elder Yuanzhou tidak akan pernah membiarkannya terbunuh.     

Shangguan Xianyan pun sontak merasa lega. Sekarang, karena Elder Yuanzhou sudah membantunya, maka terdapat kemungkinan kalau Zhang Ruochen tidak akan membunuh dirinya. Baru saat itu ia menyadari kalau pakaiannya sudah benar-benar basah.     

Zhang Ruochen berhenti berjalan dan bertanya, "Apa kau perlu sesuatu, Elder Biksu?"     

Elder Yuanzhou sedang mengenakan jubah biru. Saat itu, ia berkata, "Putra Dewa, kau telah berhasil mengidentifikasi salah satu Immortal Vampir di dalam sekte kita. Jadi, kau sudah memberikan kontribusi yang besar. Kurasa kau pantas mendapatkan hadiah."     

Apa pria tua itu sedang berusaha menghiburnya?     

Zhang Ruochen segera menepis pikiran itu.     

Lelaki itu hanyalah pertapa Setengah-Biksu tanpa latar belakang yang kuat. Elder Yuanzhou adalah sang Elder Biksu dan pejabat di Klan Shangguan. Oleh karena itu, mustahil kalau ia sampai harus berbasa-basi di hadapan Zhang Ruochen.     

Zhang Ruochen memutar bola matanya dan berkata, "Aku masih bersalah di mata semua orang. Kenapa aku malah mendapatkan hadiah?"     

Elder Yuanzhou tersenyum. "Kau adalah seorang Putra Dewa. Artinya, kau boleh membunuh siapapun, yang penting bukan Biksu. Jadi, tidak masalah kalau Wei Longxing mati. Semua itu bukan salahmu."     

Zhang Ruochen berkata, "Rupanya kau adalah pria yang masuk akal, Elder Yuanzhou."     

Elder Yuanzhou lantas berkata, "Setelah leluhur kita menghilang, maka sekte ini sudah tidak punya pemimpin. Sementara itu, seluruh Daratan Kunlun sedang berada dalam kondisi chaos. Kehancuran itu sudah semakin dekat. Sekte kita tidak akan bisa bertahan tanpa seorang pemimpin, dan kali ini, kami membutuhkan seseorang untuk menduduki posisi Leluhur, dengan memimpin ratusan ribu pengikut melewati berbagai macam kesulitan."     

"Putra Dewa, kau sangat cerdas dan punya potensi besar. Selain itu, kau masih sangat muda, tapi kau sudah berhasil membunuh Biksu. Kalau dibandingkan dengan para pertapa lain di dunia ini, maka kau adalah pertapa kelas pertama. Kurasa kita perlu mengadakan upacara penyerahan mahkota sekarang juga, dan mengundang para Biksu di seluruh dunia untuk melihatmu naik tahta menjadi Leluhur baru Sekte Dewa Darah."     

Semua orang di Istana Dewa Guiyuan mulai merasa bersemangat.     

Upacara pemberian mahkota leluhur adalah perhelatan yang akan menarik mata dunia.     

Kalau pertapa lain yang menyarankannya, maka ia tidak akan menanggapinya dengan serius. Namun, saran itu datang dari salah satu di antara enam Elder Biksu – Elder Yuanzhou – sehingga saran bermakna cukup penting.     

Harapan para Discipline King dan pemimpin istana seakan langsung pupus.     

Zhang Ruochen juga merasa terkejut setelah mendengar Elder Yuanzhou berkata demikian.     

Lelaki itu paham bahwa ada banyak pejabat Sekte Dewa Darah yang ingin menduduki posisi Leluhur. Kalau ia menerima posisi itu, mungkin ia akan dibunuh oleh yang lainnya, bahkan sebelum sempat naik ke singgasana.     

"Apa dia ingin membunuhku dengan menjadikanku sebagai leluhur?"     

Zhang Ruochen tidak bisa menemukan alasan Elder Yuanzhou. Setelah memikirkannya selama beberapa saat, ia pun akhirnya berkata, "Diperlukan waktu bertahun-tahun sampai aku berhasil mencapai level Leluhur kita. Lagipula, Leluhur kita hanya pergi selama beberapa hari, dan beliau mungkin akan pulang kapan saja. Jadi, sebaiknya kita tidak perlu tergesa-gesa."     

Ketika Elder Yuanzhou hendak mengatakan sesuatu, Zhang Ruochen telah lebih dulu menambahkan, "Selain itu, seorang Putra Dewa hanya bisa menjadi Leluhur ketika dia sudah menembus Alam Biksu. Aku masih menembus ujian pertama. Bahkan aku tidak tahu apakah nanti sanggup menembus ujian kedua dan ketiga atau tidak."     

Discipline King Haiming membatin, sambil duduk di kursinya, "Bocah ini masih punya kebijaksanaan dalam menilai kekuatannya. Kalau begitu, maka dia masih belum perlu disingkirkan."     

Elder Yuanzhou terlihat sedikit kesal, dan ia menoleh ke arah Elder Yuan Xing.     

Elder Yuanxing menggelengkan kepalanya, lalu bangkit berdiri dan berkata, "Semenjak Putra Dewa masih belum siap menduduki singgasana Leluhur, maka kita akan menunggunya. Akan tetapi, kita tidak bisa menunggu terlalu lama. Segala sesuatunya telah berubah drastis akhir-akhir ini, dan banyak perang tragis yang terjadi di berbagai area. Beberapa klan kuno yang punya warisan langka telah disingkirkan. Banyak bahaya sedang bergerak ke arah Sekte Dewa Darah, sehingga posisi pemimpin tidak boleh dibiarkan kosong untuk waktu yang lama."     

"Kalau leluhur kita masih belum kembali setelah Putra Dewa menembus Alam Biksu, maka kita akan mengadakan upacara mahkota, dan menyerahkan gelar Leluhur kepada Putra Dewa. Apa ada yang keberatan?"     

Elder Yuanzhou dan Elder Yuanxing berkata bersamaan, yang mewakili keputusan Paviliun Elder. Walaupun beberapa orang sedang mengincar posisi leluhur, tapi mereka hanya bisa menyimpannya rapat-rapat.     

Selain itu, Gu Linfeng masih harus menjadi Biksu terlebih dahulu sebelum naik ke singgasana. Jadi, dalam waktu dekat, ia tidak akan menjadi leluhur.     

"Tidak masalah," kata Discipline King Haiming.     

Setelah itu, semua Biksu dan Setengah-Biksu akhirnya setuju dengan keputusan tersebut. Tidak ada satu pertapa pun yang keberatan atasnya.     

Pertemuan para elder itu masih terus berlanjut, di mana mereka sedang membahas situasi terkini di luar sana.     

Salah satu Taigu baru saja menembus Alam Supreme Saint di Wilayah Savage Barren. Langit di bagian timur telah dipenuhi cahaya ungu, dan memanjang hingga Negara Tiantai di Wilayah Pusat. Hampir semua Biksu manusia dapat merasakannya.     

Sosok Taigu itu sedang berperang besar-besaran melawan puluhan ribu ras binatang lain, karena ia berusaha mempersatukan mereka semua di Wilayah Savage Barren.     

Sekarang ini, ada banyak pertumpahan darah di seantero Wilayah Savage Barren. Pegunungan-pegunungan di sekitarnya mulai berubah menjadi merah.     

"Salah satu Taigu berhasil menembus Alam Supreme Saint?"     

Zhang Ruochen merasa terkejut setelah mendengar berita menggemparkan tersebut.     

Hukum langit dan bumi di era yang sekarang sangat berbeda dengan di era Taigu. Setelah Abad Pertengahan, maka hampir tidak ada satupun Taigu yang berhasil menembus Alami Supreme Saint.     

Kaisar Ming pernah berkata kepada Zhang Ruochen bahwa ketika salah satu Taigu berhasil menembus Alam Supreme Saint, maka dia akan mampu mengaktifkan garis keturunan Taigu di dalam tubuhnya. Setelah itu, ia akan menjadi makhluk hidup yang paling kuat di Daratan Kunlun. Bahkan, mungkin dia bisa menjadi Dewa.     

Bagi manusia, ketika salah satu Taigu berhasil menjadi Supreme Saint, maka itu artinya bencana akan segera tiba.     

Sekarang ini, Taigu itu masih bertempur di Wilayah Savage Barren. Dia belum memasuki wilayah Kekaisaran Pusat Pertama. Akan tetapi, ketika semua binatang buas telah bersatu, maka target mereka selanjutnya adalah ras manusia.     

Sementara itu, ada isu besar lain yang juga dibahas dalam pertemuan tersebut, mengenai Permaisuri Chi Yao.     

"Semenjak Permaisuri meninggalkan ibu kota, sejak saat itu pula beliau tidak pernah terlihat lagi. Para Beast King dan Kaisar Darah yang sempat melarikan diri, kini kembali masuk ke Daratan Kunlun. Seseorang pernah berujar bahwa sang Permaisuri telah terbunuh oleh Hukum Langit karena tingkat kultivasinya yang terlampau tinggi."     

"Jiwa-jiwa mati dan pasukan ghost di wilayah timur sudah semakin brutal. Mereka mendirikan kota ghost di Belantara God Failing, dan disebut sebagai Kota Yi. Dikatakan bahwa tidak ada satu makhluk hidup pun yang berada di jarak ratusan ribu mil persegi di sekitar Kota Yi. Semua kota dan desa-desa di sekitarnya telah musnah."     

"Menteri Peperangan, East Region Saint Mansion, Bank Pasar Bela Diri, mereka semua sudah mengirimkan pasukan masing-masing untuk menyerang Kota Yi, namun mereka masih belum berhasil. Sebaliknya, mereka malah menderita kerugian besar."     

…     

Setelah itu, mereka bicara mengenai kondisi di wilayah selatan dan utara.     

Sekte Death Zen kembali berulah, dan berhasil menduduki salah satu klan kelas pertama di wilayah selatan, yang punya banyak warisan kuno. Kemudian, sekte itu mendirikan altar-altar dan mulai menyebarkan doktrin. Mereka merekrut banyak murid untuk membangkang pemerintahan. Mereka sudah berhasil menaklukkan sembilan mansion dan ratusan county.     

Elder Sekte Death Zen menobatkan dirinya sendiri sebagai 'Hukum Suci Buddha', dengan 18 mahkota Lohan dan 72 Boddhisatva. Mereka sedang bertarung melawan Sekte Seribu Buddha demi menentukan siapa yang lebih baik. Sang Elder ingin menduduki Kekaisaran Pusat Pertama dan mengendalikan seluruh dunia.     

Namun, peristiwa yang paling kacau terjadi di utara.     

Dikatakan bahwa Immortal Vampir sudah berhasil menaklukkan separuh wilayahnya. Jutaan manusia telah menjadi makanan mereka.     

Pasukan pemerintah sedang berkumpul di wilayah utara, dan mereka sedang bertarung melawan Immortal Vampir sampai mati.     

Dikatakan juga bahwa beberapa kota penting, gunung-gunung spiritual, dan tanah-tanah suci di wilayah utara telah penuh dengan darah. Ada banyak Biksu yang terbunuh setiap harinya, dan gunungan mayat prajurit biasa selalu diangkut kembali menuju ke wilayah pusat.     

Sembilan negara di wilayah pusat – dengan titik tengahnya di Kekaisaran Pusat Pertama – sekaligus menjadi tempat berkumpulnya banyak orang, akhirnya menjadi gelisah.     

Pasukan ghost di Kota Yi, Sekte Death Zen dan Immortal Vampir sudah mengerahkan banyak pasukan mereka menuju ke wilayah tengah, dan bersiap-siap untuk menciptakan kehancuran.     

Selain itu, semua klan di wilayah tengah juga sama-sama berambisi besar dan ingin mendapatkan keuntungan dari situasi yang kacau ini. Ada banyak di antara mereka yang malah bekerja sama dengan Sekte Death Zen dan Immortal Vampir, agar mereka bisa mendapat keuntungan.     

Wilayah tengah yang seharusnya damai, kini mulai berubah menjadi kacau.     

Zhang Ruochen tidak menyangka bila situasi di Daratan Kunlun akan menjadi kacau seperti ini, atau para kelompok manusia yang bekerja sama dengan Immortal Vampir. Apa mereka tidak tahu kalau keputusan itu hanya akan membawa mereka pada kehancuran?     

"Apa Chi Yao benar-benar cukup tangguh untuk menstabilkan seluruh Daratan Kunlun?" Zhang Ruochen bergumam pada dirinya sendiri.     

Ketika Chi Yao masih berada di ibu kota, maka kota itu menjadi makmur, dengan seni bela diri yang semakin bertumbuh-kembang. Seluruh kerajaan menjadi aman, sehingga populasi manusia di Daratan Kunlun semakin bertambah.     

Akan tetapi, tepat setelah Chi Yao menghilang, maka Daratan Kunlun langsung berubah menjadi kacau. Tidak terhitung jumlah manusia yang sudah meregang nyawa, dengan banyak di antara mereka yang menjadi gelandangan dan tawanan.     

Zhang Ruochen bertanya, "Apa perang di wilayah utara benar-benar tragis, bahkan pasukan pemerintah sampai tidak mampu menanggulanginya?"     

"Kekaisaran Pusat Pertama sangat perkasa. Menteri Peperangan telah mampu mengendalikan semua Dunia Primitif dan negara-negara. Jadi, mustahil kalau mereka gagal menghentikan serangan Immortal Vampir."     

Sosok Setengah-Biksu yang baru saja pulang dari wilayah utara langsung mendesah dan berkata, "Pasukan pemerintah telah bekerja sama dengan Menteri Peperangan, Earth God Temple, dan Sekte Confucius – yang seharusnya tidak tertandingi – tapi mereka masih dihancurkan dan sama sekali tidak sanggup membendung Immortal Vampir. Ketika aku kembali pulang, aku melihat mayat-mayat berserakan di segala tempat dan terus mendengar suara-suara kesakitan."     

"Dikatakan bahwa Biksu Immortal Vampir sedang mematai-matai pasukan, dan membuat semangat para pasukan menjadi labil, sehingga memberikan celah pada Immortal Vampir untuk menghancurkan mereka."     

Zhang Ruochen menghirup nafas dalam-dalam.     

Sebagai Pangeran Mahkota Pusat Kekaisaran Suci, maka seharusnya ia merasa gembira, namun Zhang Ruochen sama sekali tidak merasa gembira. Sebaliknya, ia sedang khawatir.     

"Aku harus mempublikasikan Buku Rahasia Vampir sesegera mungkin, tapi dengan apa aku melakukannya? Lalu, siapa yang bisa kupercaya?"     

Sorot mata Zhang Ruochen tampak bercahaya. Kemudian, ia teringat dengan satu sosok yang mungkin akan menjadi pilihan terbaik untuk mengumumkan buku tersebut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.