Kaisar Dewa

Tuan Mu Qian



Tuan Mu Qian

2Cahaya petir merah melesat di angkasa. Garis-garis petir itu mulai terkonsolidasi. Akibatnya, lahan hijau di sekitar gunung langsung berubah menjadi debu.      3

Meski dengan Kekuatan Batin Zhang Ruochen, namun ia masih merasa sangat tertekan sekarang ini. Itu terasa seakan langit hendak runtuh.     

Wajahnya benar-benar pucat.     

Crackle, crackle.     

Ribuan garis-garis petir mulai terhubung bersama. Seorang elder bertubuh tinggi dan kurus muncul di tengah-tengah Biksu Chen Yi dan Chen Xi. Rambut elder itu berwarna putih dan memanjang sampai ke lututnya. Ia tampak seperti pria tua ringkih, tapi ia sedang mengenakan jubah emas yang indah.     

Ada banyak titik-titik cahaya di jubahnya. Kalau dilihat dari dekat, titik-titik cahaya itu sebenarnya berputar. Setiap titiknya terlihat seperti sebuah dunia.     

Dia adalah Tuan Mu Qian.     

Biksu Chen Yi dan Chen Xi kembali membungkuk dan berkata bersamaan, "Salam, Master."     

Tuan Mu Qian tampak penuh vitalitas. Ia menggenggam tongkat kristal dan menatap Zhang Ruochen dengan sorot tajam. "Sarira Kaisar Buddha dari masa 800 tahun silam berada di dalam tubuhmu, bukan begitu?"     

Suaranya terdengar datar, tapi setiap kata-katanya menjadi semacam palu yang menghujam diri Zhang Ruochen. Alhasil, setelah pria tua itu menyelesaikan kalimatnya, maka seketika itu pula Zhang Ruochen sudah terdorong 19 langkah. Darah keluar dari sudut bibirnya.     

Tuan Mu Qian adalah pertapa Kekuatan Batin yang sangat tangguh. Bagi dirinya, yang paling menarik dari Zhang Ruochen adalah sarira milik Kaisar Buddha. Kalau ia bisa mendapatkannya, maka Kekuatan Batin-nya akan meningkat pesat.     

Ketika berada di level ini, maka setiap peningkatan kecil akan mendatangkan perubahan yang luar biasa. Sehingga, kemampuannya juga pasti akan berkembang pesat.     

Ekspresi Zhang Ruochen masih terlihat dingin. Ia tidak memperlihatkan ketakutan apa-apa. "Benar. Sarira Buddha memang berada di Cincin Ruang-ku, tapi aku bisa menghancurkan cincin ini hanya dengan menggunakan pikiran. Apa kau masih ingin berjudi denganku? Mari kita lihat, siapa yang lebih cepat?"     

Tuan Mu Qian mengernyitkan dahinya. Pria tua itu sangat percaya diri kalau ia mampu membunuh Zhang Ruochen sebelum lelaki itu sempat menghancurkan Cincin Ruang-nya, namun ia tidak berani mengambil resiko tersebut.     

Bagaimana kalau terjadi kecelakaan?     

Apalagi, sangat sulit untuk menemukan Sarira Buddha.     

"Junior," kata Tuan Mu Qian. "Bagaimana kalau kita bernegosiasi?"     

"Apa itu," kata Zhang Ruochen.     

"Berikan Sarira Buddha dan Putri Huangtian kepadaku, dan aku akan melepaskan dirimu. Bagaimana?" kata Tuan Mu Qian.     

Zhang Ruochen sama sekali tidak puas dengan penawarannya. "Apa kau pikir aku bodoh?" dengusnya. "Kalu aku memberimu Sarira dan Putri Huangtian, memangnya aku masih bisa hidup?"     

Sambil bicara, diam-diam Zhang Ruochen mengaktifkan Chi Suci dan menggerakkannya ke dalam scroll pemberian Elder Taishang. Lelaki itu sudah bersiap untuk mengaktifkannya.     

Di masa silam, Elder Taishang adalah kaisar kesepuluh. Maka dari itu, scroll pemberiannya pasti bukan hal yang sederhana. Mungkin scroll itu dapat membantu Zhang Ruochen melarikan diri.     

Biksu Chen Yi mendengus dingin. "Lancang sekali! Master kami adalah Tuan Mu Qian, sang Elder Berjubah Hijau di Kuil Immortal. Beliau pasti akan memegang kata-katanya. Kalau beliau berkata bahwa dirinya akan melepaskanmu, maka beliau tidak akan pernah menarik kata-katanya."     

Kuil Immortal adalah pusat kekuatan Immortal Vampir. Kuil itu mengendalikan lebih dari 10 ras besar atas nama dewa. Mereka bahkan memilih kandidat untuk dijadikan sebagai ahli waris ras.     

Tentu saja, setelah era Permaisuri Darah di masa 1.000 tahun silam berakhir, maka kekuatan istana kerajaan menjadi semakin kuat. Di waktu yang sama, pengaruh Kuil Immortal menurun drastis. Akan tetapi, kelompok itu masih sangat menakutkan. Elder Berjubah Hijau memiliki derajat yang tinggi di dalam sana.     

Tiba-tiba, Tuan Mu Qian menoleh ke arah barat, dengan bibir yang terangkat naik. "Junior, kau baru saja kehilangan kesempatan terakhirmu untuk menyerang."     

Zhang Ruochen juga merasakan sesuatu. Sehingga, ia menatap ke arah barat.     

Huang Yanchen melesat turun dengan pedang saintnya. Wanita itu tampak seperti dewi pedang.     

"Seharusnya kau tidak datang kemari." Zhang Ruochen menghela nafasnya.     

Sebelum Tuan Mu Qian tiba, Zhang Ruochen sempat mengirimkan pesan kepada Huang Yanchen, dan meminta wanita itu agar tidak menyusulnya dan melarikan diri. Namun, Huang Yanchen malah terus mengikutinya.     

Wanita itu menatapnya dari sisi samping. "Apa kau pikir aku akan pergi meninggalkanmu dan melarikan diri?"     

Zhang Ruochen tersenyum tipis, tapi ia tidak membalas apa-apa.     

Biksu Chen Yi tertawa. "Oh, dia adalah Huang Yanchen, tunangannya Zhang Ruochen dan salah satu di antara sembilan Ahli Waris. Tampaknya, kini kita bisa memaksa Zhang Ruochen untuk menyerah."     

Tepat setelah itu, Biksu Chen Xi merentangkan tangannya ke depan. Pusaran angin mulai terbentuk dari tangannya dan memperangkap Huang Yanchen.     

Biksu Chen Yi mencibir. "Zhang Ruochen, serahkan sarira itu kepada master kami sekarang juga."     

Sorot mata Zhang Ruochen berubah menjadi dingin. "Apa kalian sedang mengancamku? Aku sarankan agar kalian tidak melakukannya. Kalau masih seperti itu, maka kalian akan mati dengan tragis."     

Sambil tersenyum, Biksu Chen Xi berkata jijik. "Apa kau pikir aku tidak sanggup menghancurkan tunanganmu hanya dengan satu jari?"     

Huang Yanchen berdiri di tengah pusaran. Bukannya merasa panik, ia berkata penuh percaya diri, "Apa kau pikir mampu membunuhku?"     

Boom!     

Heir Stamp-nya terbang keluar. Setelah melepaskan Chi Kaisar yang dahsyat, maka stempel itu berubah menjadi awan emas dan menghancurkan pusaran tersebut.     

Setelah berada di Alam Biksu, maka Huang Yanchen bisa mengaktifkan lebih banyak kekuatan Heir Stamp. Meskipun Kekuatan Batin Biksu Chen Xi berada di level 52, tapi ia tidak sanggup memerangkap wanita tersebut.     

"Kabarnya Heir Stamp adalah harta karun terkuat ciptaan Permaisuri Chi Yao. Setiap stempelnya menyimpan kekuatan wanita tersebut. Sekarang, aku sudah benar-benar yakin dengan kabar tersebut. Ternyata kekuatannya lumayan besar."     

Biksu Chen Xi merasa sedikit terkejut. Ia tidak menyangka bahwa seorang Biksu di level rendah dapat terlepas dari perangkapnya.     

"Heir Stamp tidak akan bisa melepaskan kekuatan maksimalnya jika berada di tanganmu, junior. Aku harus membawanya ke Kuil Immortal dan menjadikannya sebagai harta karun."     

"Kau bicara terlalu percaya diri. Apa kau pikir begitu mudah mencuri Heir Stamp?" Huang Yanchen mendengus. Wanita itu sama sekali tidak takut dengan Tuan Mu Qian.     

Secara natural, Tuan Mu Qian merasa geram. Biasanya, bahkan para Biksu Vampir akan membungkuk dan menghormatinya. Hari ini, dua junior muncul berturut-turut dan sama sekali tidak menghormatinya atau merasa takut kepadanya.     

"Tidak mudah?"     

Tuan Mu Qian tersenyum. Ia juga mengangkat jarinya membentuk cakar. Yang jelas, ia akan membuat kedua junior itu tunduk dan meminta ampunan.     

Tepat setelah itu, terdengar suara tua dari balik punggung Zhang Ruochen dan Huang Yanchen. "Tentu saja tidak. Minimal, kau harus melangkahi mayatku lebih dulu."     

"Siapa itu?" Tuan Mu Qian merasa sedikit terkejut. Bagaimana tidak, seseorang bersembunyi di dekat mereka, dan ia sama sekali tidak menyadarinya.     

Bagaimana mungkin itu bisa terjadi?     

Apa pria itu benar-benar mampu terlepas dari pemindaian Kekuatan Batin?     

Seorang elder Sekte Confucius dengan rambut setengah hitam dan setengah putih mulai melangkah keluar. Dia adalah Chu Siyuan, sang Pemimpin Sekte Painting.     

Setelah melihatnya, maka Zhang Ruochen segera menghembuskan nafas panjang. Rupanya pria tua yang suka pamer ini datang ke Negara tiantai.     

Chu Siyuan adalah pria konservatif yang menganggap bahwa Zhang Ruochen telah tersesat, sehingga ia ingin membawanya kembali ke jalan yang benar. Yang jelas, hal ini benar-benar membuat Zhang Ruochen kesal. Akan tetapi, kemampuan sang elder memang sangat kuat. Tidak diragukan lagi kalau dia adalah salah satu figur tangguh di Sekte Confucius dan mungkin dapat mengalahkan Tuan Mu Qian.     

Zhang Ruochen melirik Huang Yanchen, dan menyadari bahwa wanita itu sama sekali tidak terkejut. Rasa-rasanya, wanita itu tahu kalau Chu Siyuan telah berada di dekat sana.     

Karena bisa merasakan tatapan matanya, maka Huang Yanchen segera mengedipkan bulu matanya dan mengirimkan pesan. "Ketika aku membawa dekrit biksu Lady Saint ke Kota Yunzhong, tiba-tiba Pemimpin Sekte Chu berkunjung ke sana. Beliau juga mengetahui permasalahan di pusat Pasar Gelap dan sudah berada di sana sejak lama. Ketika kau bilang kepadaku untuk melarikan diri, maka aku segera mengabarkan hal ini kepadanya dan memintanya datang kemari."     

"Ternyata begitu." Zhang Ruochen mengangguk.     

Chu Siyuan menatap Zhang Ruochen. Sambil mendengus, ia berkata, "Apa yang sedang kau pikirkan? Kalau bukan karena dirimu sedang bertarung melawan Immortal Vampir, maka aku sudah memberimu pelajaran lebih dulu."     

Di Kota Kaisar Ming, Zhang Ruochen pernah mengelabui Chu Siyuan. Sampai sekarang pun, pria itu masih merasa kesal.     

Zhang Ruochen mengangkat bahunya dan tersenyum. "Senior, mari kita hadapi musuh terlebih dulu. Setelahnya, kita bisa bicara mengenai masa lalu, bagaimana?"     

Chu Siyuan menoleh ke arah Tuan Mu Qian dengan sorot jijik di matanya. "Elder Berjubah Hijau di Kuil Immortal, kenapa kau cuma berani mengganggu dua bocah ini? Apa kau punya kemampuan untuk bertarung melawanku?"     

Tuan Mu Qian sudah berhasil menebak identitas Chu Siyuan. Sorot matanya terlihat ketakutan, namun ia mendengus. "Oh, rupanya Biksu Pelukis. Kau memang punya aura yang tangguh."     

Chu Siyuan berkata pelan, "Semalam, aku melihat bintang-bintang dan sudah bisa memprediksi mengenai kedatanganmu di Negara Tiantai. Saat itu, aku hendak mengirim seorang murid untuk menghadapimu, tapi kini dia sedang menangani Pangeran Xia dari Ras Huangtian. Jadi, aku terpaksa harus datang sendiri kemari."     

Zhang Ruochen mengernyitkan dahinya, sambil berpikir bahwa Chu Siyuan sudah bersikap terlalu arogan. Pria itu cuma perlu melesat maju dan bertarung, bukannya membuang-buang waktu dengan banyak bicara seperti ini. Apalagi, setiap kalimatnya selalu terdengar memuji diri sendiri dan merendahkan lawannya. Bagaimana kalau dia kalah nantinya?     

Dia pasti akan sangat malu.     

Tuan Mu Qian pun menjadi semakin geram, dan berpikir kalau Chi Siyuan terlalu arogan dan meremehkannya.     

Yang jelas, Chu Siyuan tidak tahu kalau semua orang di sekitarnya sedang merasa kesal terhadap dirinya. Namun, ia masih kembali melanjutkan kalimatnya. "Sebenarnya, aku sama sekali tidak ingin bertarung melawanmu, tapi memang sudah tidak ada pilihan lain. Sejujurnya, murid-muridku tersebar di seluruh dunia. Paling tidak, ada tiga orang di antara mereka yang mampu bertarung melawanmu. Sayang sekali, dua di antara mereka tidak berada di Negara Tiantai."     

Ketika bicara, bahkan ia sempat mengangkat ketiga jarinya dan memperlihatkannya kepada Tuan Mu Qian. Pria tua itu benar-benar tampak seperti orang penting.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.