Kaisar Dewa

Raja Biksu



Raja Biksu

0Ada lebih dari puluhan Biksu di Lembah Mo You, termasuk para pribumi yang selamat dari Dunia Primitif Blue Dragon dan murid-murid Madam Leluhur.      0

Akan tetapi, karena diserang oleh Peta Tujuh Kehidupan dan Tujuh Kematian beserta dengan Stempel Administratif, maka puluhan Biksu dan banyak Setengah-Biksu lainnya sontak berubah menjadi abu. Tidak ada satupun di antara mereka yang berhasil selamat.     

Ini terlampau tragis!     

Biasanya, kematian seorang Biksu akan menjadi sebuah peristiwa besar. Ada banyak kultivator yang akan menyayangkan peristiwa tersebut. Akan tetapi, puluhan Biksu baru saja mati di pusat Pasar Gelap dan Sekte Dewa Darah. Jadi, siapapun bisa membayangkan betapa intens pertempuran yang terjadi di tempat itu Bahkan, pertempuran semacam itu dapat mengguncang seluruh dunia, dengan pengaruh beruntun yang sukar diprediksi.     

Lagipula, setiap Biksu selalu punya kelompok yang kuat di belakangnya. Jadi, kematian seorang Biksu pasti akan mempengaruhi stabilitas kelompok tersebut.     

Pertempuran ini telah membuat para Biksu dari Sekte Dewa Darah memahami sosok Gu Linfeng dari sudut pandang baru. Ternyata, Putra Dewa ini rupanya sangat berani dan gigih. Dia berani terlibat ke dalam pertempuran di antara Biksu Pelukis dan Madam Leluhur, bahkan sempat berperan besar di saat-saat kritis.     

Jadi, siapa yang masih berani berkata kalau Gu Linfeng adalah seorang junior penakut?     

Siapa yang masih berani bilang kalau dia tidak memenuhi syarat untuk menjadi Leluhur selanjutnya?     

Salah satu Biksu yang pernah membenci Gu Linfeng, kini mulia berkomentar, "Mungkin... Gu Linfeng memang benar-benar membawa harapan bagi Sekte Dewa Darah. Di masa depan, mungkin sekte kita akan kembali berjaya."     

"Apa Madam Leluhur benar-benar sudah terbunuh?"     

"Seharusnya dia sudah terbunuh. Tidak peduli seberapa tinggi tingkat kultivasinya, tapi dia tidak akan bisa bertahan dari serangan dua senjata tersebut."     

Beberapa Biksu mulai menatap lubang di permukaan tanah. Meski begitu, mereka sama sekali tidak menurunkan tingkat kewaspadaan masing-masing, karena mereka juga masih yakin bahwa Madam Leluhur tidak akan mudah dibunuh begitu saja.     

Lan Caiye dan Yao Sheng dari Istana Nether Heavenly sama-sama sedang mengamati Lembah Mo You yang rata dengan tanah dan terbakar oleh darah saintly. Mereka juga berpikir bahwa Madam Leluhur sudah mati.     

"Cepat pergi. Kita tidak bisa berada di sini lagi."     

Lan Caiye dan Yao Sheng tidak ingin berada di sana terlalu lama. Mereka berdua sama-sama menggunakan teknik bergerak, lalu melesat pergi bagaikan meteor di dua arah yang berbeda-beda.     

Chu Siyuan masih melayang di udara. Ketika merasakan bahwa Lan Caiye dan Yao Sheng hendak melarikan diri, maka seketika itu pula sorot matanya langsung berubah menjadi murung. Kemudian, ia mengangkat tangan kanannya.     

Chi Suci-nya mulai mengalir ke dalam Peta Tujuh Kehidupan dan Tujuh Kematian. Scroll itu sudah terbuka sepenuhnya, dan memancarkan cahaya tujuh warna. Di waktu yang sama, tujuh dunia itu kembali muncul. Mereka berbaris dan melayang-layang di udara. Setelah itu, mereka terbang dan mulai mengejar Lan Caiye.     

"Tidak, aku sudah berkultivasi selama 300 tahun. Aku tidak ingin mati hari ini..."     

Lan Caiye menggertakkan giginya. Mutiara naga dan air sontak terlepas dari tangannya dan melesat di udara.     

Dua mutiara naga itu berwarna biru dan merah, yang mewakili hawa dingin dan panas. Mereka berputar cepat dan membentuk lingkaran sirkulasi sepanjang 30 mil. Setelah itu, lingkaran tersebut mulai menyerap seluruh Energi Chi di sekitarnya.     

Akan tetapi, semua itu tidak ada apa-apanya di hadapan Peta Tujuh Kehidupan dan Tujuh Kematian. Peta itu menerjang turun dan langsung menghancurkan lingkaran sirkulasinya.     

Thud, thud.     

Setelahnya, terdengar dua surara "boom".     

Dua mutiara naga tak ubahnya sama seperti Senjata Saint Seribu Inskripsi. Namun, keduanya telah meledak dan berubah menjadi bubuk. Hawa panas dan dinginnya terlepas, hingga mengubah daratan sepanjang 100 mil menjadi lautan api, sementara 100 mil sisanya menjadi es.     

Lan Caiye baru saja menggunakan God-connecting Technique untuk melepaskan 10 kali lipat kekuatannya. Ia mendorong tangannya ke depan untuk bertahan dari serangan tersebut, tapi itu hanya berakhir singkat.     

Detik berikutnya, celah-celah kecil mulai bermunculan di tubuhnya, layaknya barang pecah belah.     

Boom.     

Baik tubuh dan jiwa sucinya sama-sama meledak.     

Seorang Biksu di Heaven Pass lainnya baru saja meregang nyawa. Semua kultivator dari Sekte Dewa Darah merasa terperangah. Mereka benar-benar tidak mampu membayangkan betapa mengerikannya kekuatan Chu Siyuan.     

"Chu Tua itu tidak mungkin berada di Alam Biksu. Dia pasti sudah menjadi Saint King Kekuatan Batin."     

Apalagi, para Saint King akan menjadi raja di Daratan Kunlun. Mereka bisa hidup sampai 1.000 tahun. Bahkan para Biksu akan kesulitan untuk menemukan jejak-jejak mereka.     

Bahkan Biksu Pedang Xuanji, Jiuyou, dan Zangyue – tiga Biksu Pedang dari Wilayah Timur – masih berada di Alam Biksu. Namun, mereka sudah menjadi sosok yang paling tangguh di Wilayah Timur, tanpa menghitung sosok-sosok lain yang masih bersembunyi.     

Pada mulanya, Zhang Ruochen mengira kalau Chu Siyuan hanya berada di Alam Biksu level delapan, sama seperti ketiga Biksu Pedang. Tapi sekarang, rasa-rasanya pria tua itu berada di level yang lebih tinggi.     

Tentu saja, ada kemungkinan kalau dia belum mencapai Alam Saint King, tapi dia sudah mampu melepaskan kekuatan penuh Peta Tujuh Kehidupan dan Tujuh Kematian.     

Yang pasti, perbedaan kultivasi di antara mereka sangat lebar. Zhang Ruochen sama sekali tidak bisa memindai kekuatan Chu Siyuan dan Madam Leluhur. Lelaki itu hanya bisa menebak-nebak.     

Di tempat lain, Pemimpin dan Wakil Pemimpin Istana Earth Heavenly mulai mengejar Yao Sheng. Mereka menghilang di ujung horizon.     

"Apa sudah berakhir?"     

Elder Yuan Zhou menghembuskan nafas lega. Kemudian, ia duduk di sana sambil terengah-engah. Setelah menelan pil penyembuhan, maka ia mulai mengalirkan Chi Suci untuk memurnikan pilnya     

Tiba-tiba, ia mengernyitkan dahi. Ia kembali membuka mata dan berujar, "Tidak."     

Bukan cuma dirinya yang merasakan bahaya. Semua Biksu yang hadir di sana juga merasakan gelombang energi mengerikan yang membumbung dari dalam tanah. Bahkan, para Biksu sampai ketakutan dengan kekuatan semacam itu. Kekuatannya jauh lebih kuat daripada pertempuran di antara Chu Siyuan dan Madam Leluhur.     

Kaboom.     

Lava merah menyembur keluar dari balik tanah, diiringi dengan asap hitam dan percikan-percikan api. Pemandangan itu seperti gunung berapi tidur, yang tiba-tiba kembali bangun.     

Zhang Ruochen menahan nafasnya. Lelaki itu diserang oleh gelombang Chi yang kuat, hingga membuatnya terhempas dengan sendirinya.     

"Apa dia... masih belum mati?"     

Ketika terhempas, Zhang Ruochen sempat membuka Mata Langit dan menatap ke arah semburan lava. Saat itu, ia melihat seorang wanita cantik berjubah merah sedang berdiri di puncak gunung berapi, tepat di jantung debu dan petir.     

Wanita itu punya empat pasang sayap bulu merah, dan benar-benar tidak mirip dengan sayap daging milik para Immortal Vampir. Rambut hitamnya kini sepanjang ribuan kaki. Rambut itu melayang di angkasa, dan setiap helainya memancarkan cahaya saintly.     

Satu helai rambutnya terbang menuju gunung terdekat. Seketika itu juga, puncak gunungnya langsung terbelah, diiringi dengan suara "boom".     

Wanita itu belum mati. Kini, dia menjadi semakin mengerikan.     

Zhang Ruochen dapat melihat sosoknya dengan jelas. Wanita itu sama cantiknya seperti bidadari, dan juga iblis. Dia adalah Qiu Yichi, sang Madam Leluhur.     

Semua Biksu dari Sekte Dewa Darah mulai menahan nafas masing-masing.     

Selanjutnya, mereka merasakan energi dingin yang mencekik. Bagaikan sedang tertimpa gunung es, maka mereka pun mulai menggigil. Tanpa disadari, tangan dan kaki mereka sama-sama gemetar.     

Chu Siyuan masih mengenggam Peta Tujuh Kehidupan dan Tujuh Kematiannya. Sekujur tubuhnya kembali menjadi tegang dengan nafas tertahan. "Sebenarnya kau sudah sampai di level mana?"     

Madam Leluhur berdiri di udara dan berjalan keluar dari asap hitam. Ribuan sambaran petir tampak menyelimuti tubuhnya. "Jika kalian semua tidak memaksaku," katanya dingin, "Maka aku tidak akan berhasil menembus alam secepat ini."     

Pada saat itu, Zhang Ruochen akhirnya menyadari sesuatu. Baru saja, Madam Leluhur baru saja menembus belenggu dan berada di Alam Saint King.     

Kini, wanita itu telah menjadi raja di antara para Biksu.     

Setelah dilukai oleh Peta Tujuh Kehidupan dan Tujuh Kematian beserta Stempel Administrasi, maka Madam Leluhur punya mengalami banyak luka-luka. Beberapa di antaranya adalah luka-luka fatal. Tapi sekarang, semua luka itu telah sembuh.     

Aura yang dipancarkan olehnya pun menjadi semakin menguat.     

Chu Siyuan paham bahwa dia bukan tandingannya. Jadi, ia menoleh ke arah Zhang Ruochen, seakan sedang bertanya apakah lelaki itu masih punya Blood Repression Runes lainnya atau tidak.     

Mereka hanya punya kesempatan bila menggunakan rune tersebut.     

Namun, Zhang Ruochen malah tersenyum geitr, lalu menggelengkan kepalanya.     

Seketika itu juga, ekspresi Chu Siyuan bahkan menjadi jauh lebih getir daripada Zhang Ruochen, tapi ia cepat-cepat mengembalikan ketenangannya.     

Kemudian, energi Kekuatan Batin yang dahsyat mulai menyembur dari tubuh Chu Siyuan dan merasuk ke dalam scroll-nya.     

"Aku akan menghentikannya. Yue Shuzi, bawa bocah ini pergi dari sini seceapatnya. Kalian harus pergi sejauh mungkin."     

Ekspresi Chu Siyuan benar-benar tegas. Setelah mengeluarkan perintah, maka ia langsung melesat maju dan mengambil inisiatif untuk menyerang Madam Leluhur.     

Para Biksu dari Sekte Dewa Darah juga paham bahwa Chu Siyuan telah bersiap untuk mempertaruhkan nyawanya dan bertempur dengan Madam Leluhur agar mereka semua dapat melarikan diri.     

Whoosh, whoosh.     

Silih berganti, terdengar suara-suara lesatan angin. Semua kultivator sedang menggunakan teknik bergerak masing-masing dan melesat dengan kecepatan penuh ke segala penjuru.     

Dengan cara ini, maka tidak peduli seberapa tangguhnya Madam Leluhur, tapi wanita itu tidak akan bisa membunuh mereka semua.     

Madam Leluhur menatap Chu Siyuan di hadapannya. Ujung bibirnya tersungging dan memamerkan senyum aktraktif. "Sekarang ini, aku sudah menjadi raja di antara para Biksu. Memangnya apa yang bisa kau lakukan terhadapku?"     

Wanita itu merentangkan jari mungilnya ke arah depan. Itu cuma sebuah jari, tapi mengandung kekuatan yang dahsyat.     

"Tujuh Kehidupan dan Tujuh Kematian, Seven World."     

Chu Siyuan memuntahkan darahnya ke arah Peta Tujuh Kehidupan dan Tujuh Kematian. Setelah itu, tujuh dunianya kembali muncul. Mereka pun menjadi lebih solid dan kuat, sambil memancarkan cahaya merah darah.     

Akan tetapi, serangan jari Madam Leluhur dapat menembus serangan itu dengan mudah, hingga akhirnya mengenai dada Chu Siyuan.     

Poof, poof.     

Mesipun tubuh Chu Siyuan sedang diselimuti oleh Peta Tujuh Kehidupan dan Tujuh Kematian, tapi dadanya masih tertembus. Pria tua itu terpental. Darah menyembur keluar dari tubuhnya dan membuatnya scrollnya berwarna merah.     

Melihat itu, maka Yue Shuzi langsung membelalakkan matanya lebar-lebar. Api amarah memancar darinya, namun ia masih bisa mengendalikan dirinya sendiri. Setelah itu, ia bergegas ke sisi Zhang Ruochen dan menarik pundak kirinya. "Kau harus pergi bersamaku."     

"Tunggu."     

Zhang Ruochen mengeluarkan scroll yang sudah lusuh. Sambil menggenggamnya, maka ia mulai mengaktifkan Chi Suci dan menyuntikkannya. Scroll itu bagaikan secarik kertas biasa. Jadi, siapapun akan khawatir bila tak sengaja merobeknya.     

"Apa yang sedang kau lakukan? Apa kau masih belum paham juga kalau Masterku bisa mati kapanpun, hanya demi membantu kita melarikan diri?"     

Yue Shuzi benar-benar frustasi. Sehingga, ia mulai mengacuhkan Zhang Ruochen dan bersiap menariknya secara paksa.     

Whoosh!     

Tepat setelah itu, berkas-berkas cahaya merah memancar dari scroll rune di tangan Zhang Ruochen. Berkas-berkas cahaya itu memang mirip seperti api, tapi sebenarnya itu adalah percikan-percikan darah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.