Kaisar Dewa

Bunuh!



Bunuh!

0"Rupanya kau memang sedang cari mati."      0

Tuan Mu Qian gemetar hebat karena merasa dihina-hina. Ia mengangkat tongkat kristalnya, dan tiba-tiba, ribuan sambaran petir mulai terlepas dan membentuk hujan petir.     

Yang jelas, Tuan Mu Qian punya pencapaian besar dalam hal Kekuatan Batin dan berhasil mengungguli Biksu Tianluo.     

Terdapat Energi Chi yang menyebar di langit dan bumi. Semuanya berubah menjadi sambaran petir, seakan udara di sekitarnya sudah dihisap kering.     

"Kuat, kuat sekali..."     

Zhang Ruochen sudah menjadi Biksu Kekuatan Batin, tapi ia masih merasa kalau benaknya sedikit terguncang. Lelaki itu merasa pusing, seakan tengkorak kepalanya remuk.     

Chu Siyuan menggetarkan cambuknya. Pria tua itu masih terlihat santai, sambil berjalan di atas sambaran petir dan mendekati Tuan Mu Qian.     

Ketika pria tua itu berjalan turun, maka ia segera menghancurkan wilayah Kekuatan Batin Tuan Mu Qian. Alhasil, tekanan yang melanda Huang Yanchen dan Zhang Ruochen pun sirna seketika.     

Chu Siyuan menatap ke arah depan.     

Hua.     

Sebuah scroll biru muncul di depannya dan segera terbuka, sambil memperlihatkan lukisan gunung dan sungai. Seketika itu juga, sebuah hutan belantara segera muncul ke permukaan.     

Sambaran petir dan lukisan itu saling berbenturan, dan keduanya sama-sama menghilang.     

Semua Chi destruktif-nya telah sirna.     

Tuan Mu Qian menyadari bahwa Chu Siyuan memang cukup tangguh. Dia bukanlah orang yang arogan tanpa isi.     

Heng!     

Chu Siyuan menggerakkan jari-jarinya, sedangkan scrollnya mulai menerjang Tuan Mu Qian.     

Bahkan Zhang Ruochen, Huang Yanchen, Biksu Chen Yi dan Chen Xi sama-sama merasa tertekan oleh gunung tersebut, apalagi Tuan Mu Qian – yang berdiri tepat di tengah-tengah scrollnya.     

"Pergi sekarang juga."     

Mereka berempat bergegas mundur dan pergi di kejauhan.     

Detik berikutnya, terdengar suara ledakan yang mengguncang bumi di belakang sana.     

Tanah di bawahnya ambles, dengan ruang di sekitarnya yang mengalami kehancuran. Akibatnya, mereka terperangkap ke dalam dunia chaotic, sedangkan pancaran energi itu nyaris membuat tubuh mereka hancur berkeping-keping.     

Zhang Ruochen menggenggam Putri Huangtian dengan satu tangan dan Huang Yanchen di tangan yang lain, sambil melarikan diri dengan menggunakan Ruang Pergerakan Besar.     

Mereka baru sedikit melambat setelah berada di jarak ratusan mil jauhnya.     

Lambat laun, mereka berhenti dan menoleh ke belakang.     

Chi Chi.     

Langit dan bumi di belakang mereka sudah benar-benar hancur. Debu-debu tebal sedang beterbangan, dengan sambaran petir yang memenuhi udara. Kalau para Biksu masuk ke dalam medan pertempuran tersebut, maka mereka akan langsung mati.     

"Elder Chu sangat tangguh! Apa Kekuatan Batin-nya sudah berada di level Saint King?" Zhang Ruochen terengah-engah.     

"Kekuatan Batin Master Chu memang tak tertandingi. Kau tidak perlu mengkhawatirkan beliau."     

Kemudian, Huang Yanchen menatap Putri Huangtian dan berkata, "Ayo kita bunuh dia terlebih dahulu."     

Segaris cahaya pedang muncul di tangan Huang Yanchen, dengan ujung pedangnya yang mengarah pada kepala Putri Huangtian.     

Putri Huangtian terlihat aneh. Ia merentangkan jarinya untuk menangkap pedang saint tersebut.     

Kemudian, dua jejak Chi Darah memancar dari jari-jarinya dan segera melingkupi pedang saint.     

"Mundur."     

Di saat-saat terakhir, Putri Huangtian menggenggam pedang saint di tangan Huang Yanchen dan menebaskannya ke arah wanita tersebut.     

Semua yang dilakukan terjadi dalam waktu yang sangat singkat.     

Zhang Ruochen dan Huang Yanchen sama sekali tidak mengira kalau Putri Huangtian akan sangat kuat seperti ini, bahkan jauh lebih kuat daripada Huang Yanchen.     

"Sekarang aku paham!"     

Zhang Ruochen kembali mengingat pil pemberian Biksu Tianluo, dan rupanya itu adalah pil penyembuhan.     

Rasa-rasanya, pil itu lebih dari sekedar menyembuhkan.     

Kalau tidak, Putri Huangtian tidak akan menjadi seberingas ini.     

Putri Huangtian sagnat cepat, tapi Zhang Ruochen masih jauh lebih cepat. Lelaki itu mengayunkan Pedang Kuno Abyss dan menangkis pedang saintnya.     

Putri Huangtian terhempas lebih dari 100 kaki, dengan pedang saint di tangannya yang bergetar hebat. Wanita itu tampak terkejut dan berkata, "Pantas saja kau sudah memurnikan tubuhmu. Walaupun aku telah menelan Pil Kaisar Darah – yang membuat kekuatanku meningkat 10 kali lipat dalam durasi dua jam – tapi kau masih sanggup mengungguliku."     

"Ternyata Pil Kaisar Darah."     

Sebelum ia menyelesaikan kalimatnya, Zhang Ruochen sudah lebih dulu berubah menjadi Human Sword dan menyatu dengan pedang, lalu menerjang wanita tersebut bagaikan pilar cahaya hitam.     

Putri Huangtian paham kalau pencapaian Zhang Ruochen dalam teknik pedang sangat tinggi, hingga ia mengerahkan segenap kekuatan untuk menangkalnya.     

Peng Peng.     

Mereka berdua bergerak sangat cepat, dan bertarung sampai ratusan mil jauhnya, hingga menghancurkan enam gunung. Beberapa gunung terbelah menjadi dua dan membentuk lembah panjang.     

Pertempuran di antara dua Biksu selalu mengguncang bumi. Jadi, cukup normal bila para Setengah-Biksu akan meregang nyawa kalau mendekat ke sana.     

Pu Chi.     

Putri Huangtian gagal menangkis teknik pedang Zhang Ruochen. Wanita itu sudah terluka dimana-mana, baik wajah, leher, dan tangannya. Bahkan, ada lubang berdarah di perutnya.     

Zhang Ruochen sama sekali tidak terluka. Lelaki itu masih terlihat bersih dan rapi, sedangkan energi yang terlepas darinya juga menjadi semakin beringas.     

Putri Huangtian benar-benar takut dengan Zhang Ruochen. Wanita itu berhenti menangkisnya dan malah melarikan diri.     

"Enam Pedang."     

Zhang Ruochen menggenggam Pedang Kuno Abyss di tangannya dan melepaskan cahaya pedang.     

Enam Pedang terlepas, dan menukik turun dari empat penjuru.     

Teknik pedang itu muncul di enam penjuru, yang sulit ditemukan aslinya.     

Hua.     

Zhang Ruochen mengayunkan pedangnya, sedangkan cahaya pedang – yang semula sebesar 10 kaki – kini mulai menjadi satu titik.     

Pupil mata Putri Huangtian terus berkontraksi. Ketika wanita itu berhasil melihat ujung pedang Zhang Ruochen, saat itu Pedang Kuno Abyss-nya sudah mengarah menuju dahi.     

"Hentikan."     

Biksu Chen Yi dan Chen Xi sama-sama melepaskan Kekuatan Batin, lalu melingkupi diri mereka dengan bayangan naga api dan angin. Mereka bergegas ke arah Zhang Ruochen dan berusaha menghentikannya.     

Zhang Ruochen tampak serius dan berkata, "Kalian sudah terlambat!"     

Pedang Kuno Abyss menusuk kepala Putri Huangtian.     

Setelah itu, Zhang Ruochen menggerakkan lengannya dan menciptakan pusaran Chi destruktif.     

Peng! Kepala Putri Huangtian langsung meledak, dan menjadi mayat tanpa kepala.     

Di waktu yang sama, serangan terakhir Putri Huangtian berhasil menembus pertahanan Zhang Ruochen, yakni berada di pundak kiri dan membuat separuh tubuhnya mati rasa. Lelaki itu terhempas sejauh puluhan langkah, sambil berlutut di tanah.     

Pundak kiri Zhang Ruochen robek, dengan darah yang keluar dari sana.     

"Untungnya, pondasi fisikku sudah sangat kuat. Kalau tidak, maka aku tidak akan mampu bertahan dari serangan itu." pikir Zhang Ruochen.     

Bahkan seorang Biksu di level atas mungkin akan terbunuh kalau ia berusaha membunuh Putri Huangtian.     

Ketika Biksu Chen Yi dan Chen Xi tiba di sana, saat itu tubuh Putri Huangtian sudah lebih dulu terjatuh ke tanah, dan vitalitasnya sudah menghilang.     

"Zhang Ruochen, kau sudah membuat kesalahan fatal!" Biksu Chen Yi berteriak marah, sampai wajahnya berkedut-kedut.     

Zhang Ruochen masih bersikap tenang. Ia berkata, "Benarkah? Aku cuma membunuh seorang putri mahkota. Padahal, aku juga pernah membunuh Pangeran Mahkota dari Ras Qingtian sebelumnya di Dunia Primitif Blue Dragon. Tapi mereka tidak melakukan apa-apa kepadaku."     

"Itu terjadi karena mereka belum memutuskan untuk menyerangmu. Tapi, saat kematian Putri Mahkota terdengar oleh mereka, maka seketika itu pula kau akan menjadi musuh bebuyutan Immortal Vampir," kata Biksu Chen Yi.     

Biksu Chen Yi berjalan mendekati mayat Putri Huangtian dengan perasaan menyesal, dan berharap dapat menghidupkannya kembali.     

"Bunga Suci Karnivora."     

Batang-batang pohon muncul dari punggung Zhang Ruochen, lalu melesat ke arah mayat Putri Huangtian, bahkan sebelum Biksu Chen Yi sempat mendekatinya.     

Batang-batang pohon itu menusuk tubuhnya, dan mulai menyerap darah dan esensi pada mayat tersebut.     

Biksu Chen Xi gagal mendapatkan tubuhnya. Wanita itu menjadi geram, dan ia berkata, "Mari kita tekan Zhang Ruochen dan Huang Yanchen bersama-sama. Kita hanya bisa mengganti kecerobohan kita dengan membawa darah mereka ke rumah."     

Kematian Putri Huangtian adalah pukulan telak bagi Ras Huangtian. Kalau mereka gagal menangkap pembunuhnya, maka Biksu Chen Yi dan Chen Xi akan dihadapkan dengan konsekuensi besar sesampainya di rumah.     

"Light of stars and fires."     

Biksu Chen Yi mengangkat tongkatnya dan menyuntikkan Kekuatan Batin ke dalamnya, hingga membentuk bola cahaya merah yang mengerikan.     

"God of Wind and Rain."     

Biksu Chen Xi menggerakkan jari-jarinya. Seketika itu juga, hujan turun disertai hembusan angin dalam radius 300 mil di sekitarnya. Angin itu terkondensasi menjadi raksasa transparan setinggi 30 kaki. Raksasa itu sedang menebaskan pedangnya ke arah Zhang Ruochen.     

Kekuatan Batin Biksu Chen Yi dan Chen Xi sudah mencapai level 52, dan jauh lebih unggul daripada Biksu Tianluo. Ketika mereka mengerahkan segenap kekuatannya, maka mereka akan jauh lebih tangguh daripada Zhang Ruochen dan Huang Yanchen.     

Yang jelas, mereka tidak berada di level yang sama.     

Biksu Chen Yi jauh lebih kuat, karena Kekuatan Batin-nya telah berada di puncak level 52, hingga mampu mengimbangi Biksu Bela Diri di Level Heaven Pass.     

Huang Yanchen mengeluarkan Heir Stamp-nya, sambil menggenggamnya di tangan dan berkata, "Bantu aku, kakak Chen."     

Zhang Ruochen sudah mengeluarkan dua Blood Repression Rune di level Biksu, namun ia kembali menyimpannya setelah melihat betapa percaya dirinya Huang Yanchen.     

Zhang Ruochen berjalan ke arah Huang Yanchen dan mendorong tangannya ke depan.     

Lelaki itu menyuntikkan Chi Suci-nya ke dalam Heir Stamp.     

Huang Yanchen pernah berkata bahwa wanita itu dapat melepaskan kekuatan Heir Stamp ketika ia sudah berada di Alam Biksu.     

Lelaki itu penasaran dengan seberapa kuatnya Heir Stamp tersebut, yang merupakan senjata paling tangguh buatan Chi Yao.     

Hong Long.     

Heir Stamp itu berputar cepat dan menjadi semakin besar. Cahaya emas memancar darinya dan berubah menjadi awan emas yang semakin menyebar luas.     

Dalam sekejap, kekuatan yang memancar dari awan emas itu berhasil menghancurkan raksasa transparan setinggi lebih dari 30 kaki.     

Biksu Chen Xi tidak sanggup bertahan dari kekuatan Heir Stamp. Peng! Tubuhnya meledak, hingga berubah menjadi kabut darah.     

"Bagaimana mungkin..."     

Biksu Chen Yi pun menjadi sangat ketakutan. Ia memegang bola cahaya merah di ujung tongkatnya, lalu mulai memobilisasi Kekuatan Batin dan menciptakan seekor naga api dari sana. Kemudian, ia berdiri di punggung naga api dan berusaha melarikan diri.     

Energi yang memancar dari Heir Stamp itu sama seperti Permaisuri yang tidak tertandingi.     

Jadi, ia pun terpaksa harus melarikan diri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.