Kaisar Dewa

Wakil Pemimpin Istana



Wakil Pemimpin Istana

1Enam gunung spiritual berada di enam penjuru Istana Secret Dragon. Mereka tampak seperti enam buah pilar penghubung langit, hingga sampai menembus awan dengan momentum yang dahsyat.     
1

Sebuah cambuk hitam sedang melayang di antara enam gunung di kegelapan, yang memancarkan cahaya hitam, dan telah melingkupi Istana Secret Dragon sepenuhnya.     

Para pertapa lain di Sekte Dewa Darah sama sekali tidak tahu apa yang sedang terjadi di Istana Secret Dragon.     

"Yang Mulia, dia adalah wakil pemimpin istana, Liao Teng, dari Istana Disorder Heavenly. Baru-baru ini dia telah menjadi Biksu level menengah. Yang jelas, dia jauh lebih tangguh daripada Biksu Hong Yuan," Zhao Shiqi mengatakan informasi itu kepada Zhang Ruochen dengan menggunakan Kekuatan Batin.     

Liao Teng rupanya cukup sensitif untuk merasakan riak-riak Kekuatan Batin di dekatnya. Setelah itu, ia menoleh ke arah Zhao Shiqi dan langsung mendengus ke arahnya.     

Chi.     

Zhao Shiqi ketahuan dan membuatnya langsung keluar dari balik menara. Kelima organ tubuhnya langsung berdarah, dan pria tua itu tersungkur ke tanah. Ia sudah sangat terluka dan tidak mampu lagi bangkit berdiri.     

Dengusan Liao Teng mengandung kekuatan saintly, sehingga membuat Zhao Shiqi tidak mampu bertahan dari serangan tersebut.     

Para pertapa yang belum mencapai Alam Biksu akan menjadi seperti semut di hadapan Biksu level menengah. Bahkan kata-kata random dari Liao Teng juga mampu membunuh sosok di tahapan menjelang Alam Biksu.     

Tentu saja, selalu ada pengecualian untuk hal tersebut.     

Selama itu, Zhang Ruochen masih duduk di kursi batu, bahkan lelaki itu terlihat cukup damai.     

Liao Teng pun merasa tersentak di dalam hatinya. "Sosok di tahapan menjelang Alam Biksu rupanya mampu bertahan dari kehendak biksuku. Tidak heran kenapa dia mampu membunuh Biksu Hong Yuan. Akan tetapi, ketika berada di hadapanku, kau tak ubahnya seperti bayi yang baru mulai belajar berjalan."     

"Benarkah?"     

Zhang Ruochen sedang mengelus gelas di atas meja batu dengan senyuman di wajahnya. Lelaki itu benar-benar sangat rileks.     

Diam-diam, Qing Mo bertanya kepada Zhang Ruochen, apa dia harus menyerang Liao Teng atau tidak.     

Zhang Ruochen berkata kepada wanita itu agar tidak melakukan aapa-apa, karena ia ingin menguji kekuatan Liao Teng terlebih dahulu.     

Liao Teng baru saja berada di level menengah, dan Zhang Ruochen baru saja menembus tahapan pertama menjelang Alam Biksu.     

Zhang Ruochen penasaran apakah dirinya sudah mampu berhadapan melawan Biksu di level menengah atau belum.     

Liao Teng sedang mencari-cari Holy Source. Pria itu menduga bahwa Gu Linfeng masih punya sumber daya langka lainnya. Kalau ia berhasil membunuhnya, maka ia bisa mendapatkan harta yang melimpah.     

"Matilah kau."     

Liao Teng menggerak-gerakkan jarinya dengan cara yang elegan. Pria itu menggunakan kekuatan biksu untuk menciptakan daun merah darah, dan menyerang Gu Linfeng.     

Daun itu berputar cepat bagaikan sinar cahaya dengan suara bergemeretak.     

Zhang Ruochen menyuntikkan kekuatannya ke dalam jari. Gelas di hadapannya pun langsung pecah dan membumbung seperti meteor.     

Salah satu pecahan gelas itu mengenai daun merah darah. Keduanya sama-sama terlempar di waktu bersamaan.     

Akan tetapi, pecahan lain masih terbang ke arah Liao Teng.     

Liao Teng merasa sedikit terkejut, karena semula ia berpikir bahwa dirinya mampu membunuh Gu Linfeng dengan sehelai daun. Akan tetapi, tampaknya ia sudah meremehkan lawannya.     

Liao Teng membuka tangannya dan menampar ke bawah, hingga berhasil menghancurkan pecahan-pecahan gelas tersebut.     

Lambat laun, tangan itu menjadi semakin besar. Ukuran tangan itu sampai sepanjang ribuan kaki, dengan jari-jarinya yang renggang. Rasa-rasanya, tangan semacam itu mampu menghancurkan seluruh Istana Secret Dragon.     

Zhang Ruochen terbang ke atas, sambil mengangkat tangan kirinya. Bayangan naga darah melesat keluar dari tangannya, sambil mengeluarkan suara auman.     

Kedua tangan itu berbenturan di satu titik, dan tampak imbang untuk sementara waktu.     

Zhang Ruochen dapat merasakan energi dahsyat yang masuk ke tangan kirinya. Lelaki itu merasa seakan langit dan bumi sama-sama sedang menekan tubuhnya, dan membuatnya ingin tersungkur.     

Liao Teng mencibirnya, "Kau berani bertarung melawanku? Apa kau sedang bunuh diri?"     

Zhang Ruochen memobilisasi Chi Suci dan menyuntikkannya ke dalam Seven Kill Boxing Glove, sambil melepaskan Thousand Lines of Destruction dengan segenap kekuatannya. 132 lubang di tubuhnya tampak bersinar sekaligus, hingga menciptakan gambaran astral misterius.     

Energi pukulan Zhang Ruochen membuncah dan berhasil menghancurkan tangan raksasa – sepanjang lebih dari seribu kaki – dengan serangannya yang masih melesat maju menuju Liao Teng.     

Liao Teng merasa aneh dengan hal tersebut, namun ia masih bergerak cukup gesit. Pria itu melesat maju dan langsung berbenturan dengan serangan Zhang Ruochen.     

Ketika itu, Zhang Ruochen tidak mampu bertahan darinya, walaupun ia sudah melepaskan Thousand Lines of Destruction. Akibatnya, lelaki itu terhempas dan membentur dinding batu di salah satu gunung spiritual.     

Permukaan gunung spiritual itu sangat keras, bahkan jauh lebih keras daripada gunung-gunung lainnya. Jadi, bukannya hancur seperti gunung lain, karena hanya sebagian kecil dari bebatuan di sekitarnya yang berguguran.     

"Lagi."     

Zhang Ruochen sama sekali tidak terluka. Lelaki itu melesat keluar dari gunung, sambil melepaskan puluhan bayangan pukulan dan kembali menyerang Liao Teng.     

Peng Peng.     

Dua bayangan manusia itu saling berbenturan satu sama lain.     

Lambat laun, Zhang Ruochen akhirnya gagal bertahan dari serangan Liao Teng. Lelaki itu terhempas dan tenggelam di area taman, bahkan sampai menghancurkan lantai yang terbuat dari permata. Separuh tubuhnya tenggelam di bawah tanah.     

Di taman itu, terdapat retakan yang menyebar ke segala penjuru. Bahkan, formasi pertahanan di tempat itu juga hancur.     

Meskipun Gu Linfeng masih belum kalah, namun Ji Shui sudah bergidik ngeri melihat kemampuan pria tersebut. "Bajingan ini ternyata sangat kuat! Dia baru saja menembus tahapan pertama menjelang Alam Biksu, namun dia sudah mampu bertarung melawan Biksu di level menengah."     

Akan tetapi, tidak peduli seberapa tangguh pria tersebut, namun jarak kekuatan di antara mereka masih terpaut sangat lebar. Sehingga, Gu Linfeng tidak mungkin selamat malam ini.     

Liao Teng mulai mendarat, namun ia masih melayang beberapa kaki di atas tanah. Ia menatap ke bawah, bagaikan dewa yang sedang menatap hambanya. Kemudian, ia berkata, "Tidak heran kalau kau mampu membunuh Biksu Hong Yuan, rupanya kau sudah memurnikan tubuhmu sampai sedemikian rupa. Bahkan aku sampai perlu menghabiskan beberapa energi hanya demi membunuhmu."     

Zhang Ruochen melingkupi tubuhnya dengan Chi Suci. Kemudian, ia terbang dan mulai membersihkan debu-debu di lengan bajunya. Setelah itu, ia berkata, "Aku tidak pernah membayangkan bahwa Biksu di level menengah akan menjadi setangguh ini. Demi melawanmu, mungkin aku harus mengerahkan segenap kekuatanku."     

"Apa? Kau belum mengerahkan segenap kekuatanmu?"     

Liao Teng sama sekali tidak percaya kalau Gu Linfeng masih punya kartu andalan lain. Pria itu meyakini bahwa Gu Linfeng hanya sedang membual.     

Zhang Ruochen mulai mengelus Cincin Ruang di jarinya. Seketika itu juga, Pedang Kuno Abyss muncul di tangannya, dan tiba-tiba, lelaki itu langsung berubah menjadi sangat agresif dan dingin.     

Hua!     

Pedang itu bercahaya, dan lelaki itu langsung melepaskan teknik pedang di level pedang. Ia menebaskan pedangnya ke arah Liao Teng seperti sambaran petir, dan berhasil memotong rambutnya.     

Liao Teng sangat terkejut karena ia sama sekali tidak menduga kalau Gu Linfeng ternyata adalah seorang master pedang. Kalau ia tidak merespon serangan itu tepat waktu, mungkin ia sudah terluka.     

Zhang Ruochen melepaskan True-Thunder Fire Sword Technique. Seketika itu juga, Chi Suci dan Energi Chi di sekitarnya langsung berkumpul dan membentuk sambaran-sambaran petir, yang akhirnya terhubung dengan teknik pedangnya.     

Liao Teng tidak kenal dengan Pedang Kuno Abyss, namun instingnya mengatakan bahwa pedang itu teramat berbahaya. Alhasil, ia tidak berani menangkis pedang lawannya dengan menggunakan tangan kosong. Akibatnya, ia terus dipaksa menghindar.     

Liao Teng telah berhasil menghindari serangan pedang puluhan kali. Setiap kalinya, ia selalu merasa malu, karena harus menghindar dari serangan pertapa di Alam Setengah-Biksu, padahal dirinya adalah seorang Biksu di level menengah.     

"Blood Trial Finger."     

Liao Teng menggunakan jari tengannya – yang terbuat dari besi – dan digunakan untuk menepis sisi Pedang Kuno Abyss, hingga ia berhasil menghempaskan Zhang Ruochen.     

Setelah itu, Liao Teng mulai mengalirkan segenap Chi Suci di dalam tubuhnya dan menciptakan awan merah darah raksasa, bahkan sampai mengguncang keenam gunung spiritual di dekatnya.     

Pada saat ini, kekuatan Liao Teng terus meningkat, hingga mencapai level yang benar-benar baru.     

"Gu Linfeng, kau benar-benar mampu memaksaku mengerahkan segenap kekuatan. Kalau begini, kau bisa mati dengan kebanggaan tersendiri."     

Liao Teng memutar tangannya – yang membuat awan merah darah itu bergemuruh. Dua ledakan kekuatan biksu mulai bersilangan – membentuk bayangan tombak panjang – dan melesat ke arah dada Zhang Ruochen.     

Serangan dari sosok Biksu di level menengah – dengan kekuatan penuh – benar-benar tak terbendung.     

Zhang Ruochen pun menjadi sangat waspada karenanya. Maka dari itu, ia juga mengerahkan segenap kekuatannya. Lelaki itu mengaktifkan Ten Saint Blood Armor demi melindungi sekujur tubuhnya, hingga akhirnya berhasil menciptakan 10 bayangan Biksu yang melingkupi dirinya, dari 10 arah yang berbeda-beda.     

Pedang Zhang Ruochen memang cukup mengerikan, hingga berhasil membelah bayangan tombak itu menjadi dua, dan malah mengenai kepala Liao Teng.     

Pu Chi.     

Liao Teng gagal menghindar dari serangan tersebut. Kuka sepanjang 20 kaki muncul di bagian bahu kanan sampai ke bagian perut sebelah kiri – yang berhasil memotong rusuknya – dan nyaris membelah tubuhnya menjadi dua.     

Liao Teng mengeluarkan suara teriakan memilukan, seraya menukik dari langit dengan sangat cepat. Setelah itu, ia mengeluarkan satu botol berisi darah saintly dan langsung menenggaknya.     

Akibatnya, luka-luka yang dialaminya langsung sembuh sempurna, tepat setelah menenggak darah saintly tersebut.     

"Kau bukan Gu Linfeng. Sebenarnya siapa dirimu?"     

Liao Teng merasa marah. Pedang yang berada di tangan Gu Linfeng sungguh mengerikan. Pedang itu sangat kuat, seakan sanggup membelah langit dan bumi. Untungnya, terdapat kekuatan misterius di Istana Secret Dragon yang masih melindungi dirinya, sehingga ia belum terbunuh.     

"Tunggu... Pedang itu..."     

Ji Shui merasa bahwa pedang yang sedang digenggam oleh Gu Linfeng cukup familier baginya. Seketika itu juga, sosok pria tangguh dan tampan segera muncul di dalam benaknya.     

Belum lama ini, di Kota Yingsha Dunia Primitif Blue Dragon, saat itu Ji Shui dan para pertapa manusia lainnya sedang kelelahan, dan mereka semua berpikir bahwa mereka pasti akan mati.     

Akan tetapi, seorang pemuda tiba-tiba muncul dan langsung membalikkan keadaan perang sendirian. Pria itu telah menyelamatkan banyak elit manusia di kota tersebut – setelah bertempur melawan lebih dari 10 Beast King – bagaikan seorang Dewa Perang. Di waktu itu, bahkan sosok semacam Ji Shui – yang hatinya dingin dan sekeras batu – masih merasa terenyuh, hingga jantungnya berdegup kencang. Wanita itu benar-benar mengagumi pria tersebut.     

Akan tetapi, Ji Shui paham bahwa pria itu adalah Kaisar muda yang memang dilahirkan untuk menjadi sosok legendaris di antara umat manusia. Di mata wanita tersebut, pria itu benar-benar misterius.     

Apalagi, Ji Shui adalah seorang wanita. Jadi, tidak diragukan lagi kalau wanita itu memang mengagumi sang Keturunan Ruang dan Waktu seperti Zhang Ruochen.     

 Jika demikian, bagaimana ceritanya pedang sang Keturunan Ruang dan Waktu – Zhang Ruochen – bisa jatuh ke tangan Gu Linfeng?     

Semakin Ji Shui mengamati pria tersebut, maka semakin kebingungan pula dirinya. Pada saat ini, Gu Linfeng benar-benar mirip seperti sosok pria yang dikaguminya. Namun, bukan penampilannya yang mirip seperti pria idolanya, melainkan kharisma, aura, kepercayaan diri dan wibawanya, yang seakan-akan mirip seperti sosok Biksu Pedang muda tak tertandingi.     

"Apa mungkin... tidak mungkin... itu mustahil..."     

Sebuah asumsi muncul di benak Ji Shui. Namun, wanita itu masih ragu-ragu dengan dugaannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.