Kaisar Dewa

Bai Su



Bai Su

3Sang nenek tua sedang mengenakan jubah polos, yang senada dengan wajah pucatnya. Kulitnya telah keriput karena digerus oleh waktu, dengan rambutnya yang plontos dan nyaris botak. Yang jelas, hanya tersisa beberapa helai rambut di atas kepalanya.      1

Nenek itu terlihat sangat emosional, sebagaimana ia berusaha melepaskan diri dari gandengan tangan Bai Xuanshuang dan Bai Xuanyu, dan segera berlari menuju ke arah Zhang Ruochen. Kemudian, sambil menggenggam tangan lelaki tersebut, maka tangisan sang nenek pun langsung terpecah. "Pangeranku... Pangeranku... apa ini benar-benar Anda? Anda telah kembali, benarkan, benarkan?"     

Tingkat kultivasi sang nenek benar-benar tinggi, hingga ruangan di sekitarnya seakan memercikkan riak-riak gelombang energi.     

Akibatnya, bila sang nenek sedang berada di tengah jalanan yang sibuk, maka tidak ada satupun yang dapat menyentuh tubuhnya.     

Kedua mata Zhang Ruochen sedang menatap sang nenek tua. Di waktu yang bersamaan, samar-samar Zhang Ruochen bisa merasakan sesuatu yang familier, meski ini adalah pertama kalinya mereka bertemu. Selain itu, Zhang Ruochen juga bisa menilai bahwa air mata itu benar-benar asli.     

Apalagi, bagi orang-orang yang sudah berumur, maka mereka hampir jarang menangis.     

Karena terpengaruh oleh situasi yang emosional semacam itu, maka Zhang Ruochen pun akhirnya tidak tega untuk menyembunyikan identitasnya. Jadi, ia pun bertanya, "Apa kau mengenalku?"     

Sang nenek tua menjawab dengan suara gemetar, "Saya adalah Bai Su, Bai Su! Dulu, Anda pernah memiliki dua orang pelayan wanita, dan saya adalah salah satu di antaranya. Apa Anda masih mengingat saya?"     

Mendengar itu, maka Zhang Ruochen pun langsung tertegun selama beberapa saat. Kemudian, ia menatap sang nenek tua dengan tampang tak percaya. "Kau adalah Bai Su, si Su Kecil dari keluarga Bai? Saat kau datang ke istana, saat itu kau masih berusia sembilan tahun. Suatu malam di musim salju, kau datang ke istana dengan kedua pipi merah akibat kedinginan. Malam itu, sang Elder dari Keluarga Bai datang untuk mengantarkanmu ke Istana Timur, dan sejak saat itu kau menjadi pelayanku. Di masa itu, kau masih setinggi ini. Tapi sekarang, lihatlah! Kau sudah bertumbuh... hingga begitu..."     

Lelaki itu tidak mengucap kata "tua".     

Lagipula, delapan ratus tahun sudah berlalu. Sungguh, itu merupakan sebuah keajaiban tersendiri bila wanita itu masih hidup, sedangkan yang lain tidak mampu bertahan karena digerus oleh waktu.     

Air mata sedang membasahi pipi keriputnya, terutama setelah sang nenek kembali teringat akan masa kecilnya. Dikarenakan hantaman emosi yang bertubi-tubi, maka sang nenek pun segera berlutut. "Pangeranku... Anda benar-benar sang Pangeran Mahkota. Ternyata, saya masih bisa bertemu dengan Anda di detik-detik terakhir... saya sama sekali tidak pernah menyesal... hidup saya benar-benar bermakna!"     

Qin Yutong, Bai Xuanyu dan Bai Xuanshuang sama-sama tertegun setelah melihat Nenek Bai Su berlutut di hadapan Zhang Ruochen. Alhasil, mereka pun segera mengikuti sang nenek dan membungkuk ke arah Zhang Ruochen, "Pangeran Mahkota."     

"Kekaisaran Pusat Suci telah hancur sejak 800 tahun silam. Aku bukan lagi seorang Pangeran Mahkota. Bangkitlah, kalian semua."     

Zhang Ruochen mendesah panjang, sambil merentangkan tangan untuk membantu sang nenek bangkit berdiri.     

"Kerajaan akan selalu ada selama sang Pangeran Mahkota masih hidup."     

Setelah berhasil mengendalikan emosinya, maka Nenek Bai Su pun bertanya, "Pangeranku, apa Anda kembali bersama sang Kaisar?"     

Qin Yutong, Bai Xuanyu dan Bai Xuanshuang masih berlutut di sana. Mata mereka sedang bersinar penuh damba.     

Berita mengenai kembalinya Kaisar Ming telah membuat mereka sangat bersemangat.     

"Tidak. Bahkan aku juga sedang mencarinya."     

Zhang Ruochen memaku tatapan matanya ke arah Nenek Bai Su dan berkata, "Bai Su, aku punya banyak pertanyaan mengenai konflik di masa itu. Bisakah kita bicara empat mata?"     

Nenek Bai Su pun mengangguk.     

Kemudian, mereka pergi menuju ke sebuah residen di belakang Phoenix Dance Palace.     

Qin Yutong, Bai Xuanyu dan Bai Xuanshuang sama-sama menunggu di gerbang luar, sedangkan Zhang Ruochen dan Nenek Bai Su berada di dalam residen tersebut.     

Bai Xuanshuang benar-benar merasa bersemangat. Bahkan, ia sempat berseru, "Ternyata beliau adalah sang Pangeran Mahkota, dan kita adalah orang pertama yang bertemu dengannya. Bagaimana bila... bagaimana bila aku menjadi istri Pangeran Mahkota? Ahh, apa yang harus kulakukan?"     

Bai Xuanyu terlihat jauh lebih tenang daripada saudarinya. Wanita itu menjawab, "Kakak, kau tidak perlu melakukan apa-apa, karena kau tidak mungkin menjadi istri Pangeran Mahkota. Lagipula, Kakak Qin lebih pantas untuk disandingkan dengan Pangeran Mahkota."     

Bai Xuanshuang pun menggertakkan giginya, sambil diam-diam menahan amarahnya sendiri.     

Qin Yutong sedang berdiri di tempat yang agak jauh dari dua bersaudari tersebut, hingga membuatnya terlihat seperti peri di dalam lukisan, dengan kedua mata yang bersinar cerah dan senyuman ramah yang memikat.     

Kemunculan Pangeran Mahkota benar-benar membuat mereka bertiga merasa sangat bersemangat.     

Di residen kultivasi, Nenek Bai Su berjalan ke depan dengan tubuh bungkuknya dan kecepatan yang sangat lambat. Lalu, dengan suara bergetar, maka ia berkata, "Delapan ratus tahun silam, Pangeran Mahkota dibunuh di Istana Timur. Di hari yang sama, Kaisar Ming juga menghilang. Sehingga, istana dan pemerintahan benar-benar berubah menjadi kacau."     

Zhang Ruochen bertanya, "Hari di mana aku dibunuh... apa kau tahu apa yang terjadi?"     

Nenek Bai Su menggelengkan kepalanya dan mendesah. "Saya tidak tahu. Di hari itu, kebetulan saya sedang pulang ke mansion Keluarga Bai. Di sore harinya, saya baru mendengar bahwa Anda telah dibunuh. Ada banyak kisah yang menyertainya, namun tidak ada seorangpun yang mengetahui kebenarannya."     

"Apa yang pernah kau dengar?" tanya Zhang Ruochen.     

Nenek Bai Su menjawab, "Beberapa orang berkata bahwa Putri Klan Merak sedang berada di sana ketika Anda terbunuh. Kemudian, Klan Merak akhirnya mulai menginisiasi pemberontakan, dan ingin menduduki singgasana keluarga Zhang."     

"Rumor lain menyatakan bahwa sosok yang membunuh Anda adalah Putri Chi Yao dari Kekaisaran Pusat Qing."     

"Beberapa orang berkata bahwa pembunuhan itu berkaitan dengan Immortal Vampir, yakni pembalasan dendam yang dilakukan oleh sang Permaisuri Darah."     

Zhang Ruochen sempat merasa tersentak setelah Nenek Bai Su menyebut nama Immortal Vampir. Kemudian, ia bertanya, "Bagaimana mungkin Immortal Vampir terlibat ke dalam pembunuhan itu? Bukankah Permaisuri Darah telah mati di Bottomless Abyss ketika upaya pembunuhan itu dilakukan?"     

"Saya menemukan berita ini beberapa tahun setelahnya. Pada saat itu, sang Lord Keduabelas pernah berkata bahwa Kaisar Ming dan Permaisuri Darah pernah memiliki hubungan yang spesial, hingga sang Kaisar mengurungkan niatnya untuk membunuh Permaisuri di Bottomless Abyss," kata Nenek Bai Su.     

Zhang Ruochen pun mulai menimbang-nimbang dan masih berdiam diri.     

Lelaki itu merasa kebingungan terhadap fakta bahwa Immortal Vampir mungkin berkaitan dengan upaya pembunuhan tersebut.     

Nenek Bai Su kembali menambahkan, "Setelah itu, Kong Shangling memanfaatkan situasi yang terjadi untuk menduduki singgasana, dan membuat seluruh Royal Capital kembali berubah menjadi kacau. Sejak saat itu, saya tidak pernah lagi melangkahkan kaki di dalam Istana."     

"Kemudian, Kekaisaran Pusat Qing menyatakan pemberontakan terbuka kepada pihak istana, hingga kembali terjadi pembantaian di Royal Capital. Beberapa penduduk berhasil selamat, tapi sebagian besar di antara mereka tidak berhasil melakukannya."     

"Keluarga-keluarga yang menolak melayani kekuasaan baru akan langsung dihukum mati. Keluarga Bai pun tidak luput dari pembantaian itu, dengan seluruh wanita di keluarga kami yang disapu bersih."     

"Saya pernah berkultivasi selama lima tahun di sisi Anda, Pangeran. Berbekal obat-obatan yang Anda berikan selama bertahun-tahun itu, maka fisik dan tingkat kultivasi saya menjadi semakin berkembang. Setelah itu, saya dijual kepada seorang Biksu di Phoenix Dance Palace dengan harga yang sangat tinggi. Sejak saat itu, saya berada di sini selama 700 tahun belakangan."     

Nenek Bai Su dan Zhang Ruochen menghabiskan waktu selama enam jam untuk membicarakan banyak hal.     

Semua itu termasuk bagaimana sang nenek bisa bertemu dengan sang Lord Keduabelas, bagaimana wanita itu berhasil menembus Alam Biksu, dan bagaimana ia berhasil menjadi pemimpin di Phoenix Dance Palace...     

Beberapa cerita yang disampaikan oleh sang nenek terdengar sangat pelik dan menyedihkan, hingga membuatnya kembali meneteskan air mata. Sehingga, rasa-rasanya sang nenek seakan kembali ke jati dirinya di masa muda, seorang pelayan wanita yang penakut.     

Meski bersimbah air mata, namun Nenek Bai Su masih sempat tersenyum dan berkata, "Seharusnya saya telah meninggal sejak dua ratus tahun silam. Namun, sang Lord Keduabelas pernah mengirimkan beberapa pil, yang akhirnya berhasil memperpanjang rentang hidup saya. Maka dari itu, saya pun masih hidup hingga hari ini."     

"Meski begitu, pengaruh pil-pil tersebut, pada akhirnya telah menurun sejak beberapa tahun silam. Lalu, bila ditambah dengan faktor-faktor lain, maka usia saya hanya tinggal tiga bulan ke depan. Maka dari itu, setelah kembali bertemu dengan Anda di detik-detik terakhir kehidupan saya, maka itu benar-benar membuat saya tidak pernah menyesali hidup ini."     

Nenek Bai Su tidak menanyakan pengalaman-pengalaman Zhang Ruochen selama 800 tahun belakangan. Sebaliknya, ia bertanya kepadanya, apakah sang Lord Keduabelas perlu diberitahu mengenai pertemuan ini atau tidak.     

Zhang Ruochen langsung menggelengkan kepala dan berkata, "Jangan. Kau harus merahasiakan pertemuan ini untuk sementara waktu. Sebab, semakin banyak yang tahu mengenai hal ini, maka semakin berbahaya pula bagi diriku."     

"Benar, Pangeran. Apalagi, banyak mata-mata di dalam kelompok kita sendiri."     

Nenek Bai Su terlihat sedang mengkhawatirkan rencana Zhang Ruochen setelahnya.     

Jadi, ia pun berkomentar, "Terutama para petinggi di istana kekaisaran. Saya benar-benar tidak bisa membayangkan bila fakta mengenai Anda sampai tersebar luas."     

Lagipula, sebuah rumor akan tetap menjadi rumor. Sehingga, istana kekaisaran tidak akan pernah mengambil tindakan apa-apa, kecuali bila rumor itu telah berubah menjadi fakta.     

Oleh karena itu, meski rumor itu telah viral, namun bila bukti-bukti pendukung masih belum ditemukan – bahwa Zhang Ruochen merupakan sang Pangeran Mahkota – maka orang-orang tidak akan mempercayainya.     

Setidaknya, para pertapa yang berpikir rasional tidak akan memperdulikan rumor tersebut.     

Jadi, rumor tidak akan dijadikan sebagai alasan untuk bertindak, kecuali bila sudah terbukti benar.     

"Jangan katakan ini kepada Lord Keduabelas. Bila waktunya sudah pas, maka aku akan menemuinya," kata Zhang Ruochen.     

Nenek Bai Su bertanya, "Kalau begitu, apa rencana Anda setelah ini?"     

Zhang Ruochen menjawab sambil tersenyum, "Berkultivasi, berkultivasi dan berkultivasi! Semoga aku segera menembus ke Alam Biksu. Sebab, gelar itu tidak ada artinya apa-apa bila aku masih belum menjadi seorang Biksu. Dalam hal ini, aku membutuhkan bantuanmu."     

"Apa itu, Pangeran?"     

Nenek Bai Su membungkuk di hadapan Zhang Ruochen. Wanita itu selalu bersikap sopan kepada lelaki tersebut, baik di jaman dulu maupun sekarang.     

Zhang Ruochen terlihat menimbang-nimbang. Setelah sempat ragu-ragu sejenak, akhirnya ia berkata, "Kau harus mencari tahu mengenai siapa dalang di balik semua rumor ini?"     

"Baik, Pangeran."     

Nenek Bai Su benar-benar memperlakukan perintah itu dengan serius. Bahkan, ia telah bersiap untuk pergi dari sana dan menginvestigasinya secara langsung.     

"Tungguh sebentar," Zhang Ruochen memanggilnya, lalu mengeluarkan buah berry – sekepalan tangan – dari dalam Cincin Ruang.     

"Ini adalah Buah Shenwan. Aku pernah memetiknya di Netherworld. Meski aku tidak tahu umur buah ini, setidaknya itu dapat memperpanjang rentang hidupmu selama beberapa dekade ke depan."     

"Anda sama sekali tidak berubah, Pangeran... Anda selalu membagi harta yang Anda miliki."     

Tanpa perlu merasa sungkan, maka Nenek Bai Su menerima buah itu dengan perasaan riang. Apalagi, wanita itu paham bahwa Zhang Ruochen tidak akan menarik kembali sesuatu yang pernah diberikan.     

Selain itu, ia juga membutuhkan buah tersebut untuk memperpanjang rentang hidupnya.     

Tidak lama setelah sang nenek pergi meninggalkan residen, maka Zhang Ruochen juga keluar dari sana.     

Qin Yutong sedang menunggunya di luar residen. Sementara itu, Bai Xuanyu dan Bai Xuanshuang telah pergi meninggalkan mereka bersama Nenek Bai Su.     

"Pangeran Mahkota."     

Qin Yutong menyambut Zhang Ruochen dengan penghormatan tertentu. Wanita itu terlihat lembut dan anggun.     

"Jangan panggil aku sebagai Pangeran Mahkota. Aku tidak ingin orang lain mengetahui identitasku," kata Zhang Ruochen.     

"Baik."     

Qin Yutong tersenyum ramah, "Nenek juga sempat mengatakan hal yang sama mengenai identitas Anda."     

Zhang Ruochen menatapnya dari sisi samping. "Jendral keempat Pasukan Canglong, Liao Huacheng... apa dia masih berada di Kota 7?"     

"Apa Anda masih ingin membunuhnya?"     

Qin Yutong ingin mengentikan Zhang Ruochen. Apalagi, lelaki itu adalah sang Pangeran Mahkota, dan tidak ada satupun yang mampu mengemban tanggung jawab bila terjadi apa-apa dengan lelaki tersebut.     

Yang jelas, bila hal buruk sampai terjadi, maka wanita itu akan menjadi orang pertama yang disalahkan.     

Akan tetapi, Zhang Ruochen tetap pergi meninggalkan Phoenix Dance Palace.     

Di tempat lain, Qin Yutong mendesah panjang, dan memutuskan untuk mengikutinya. Yang pasti, wanita itu tidak bisa membiarkannya menyelesaikan misi yang berbahaya sendirian.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.