Kaisar Dewa

Pemakaman Leluhur



Pemakaman Leluhur

3Setelah kembali ke puncak gunung berapi di Pemakaman Pedang, maka Zhang Ruochen segera melangkahkan kakinya ke dalam Formasi Pertempuran dan masuk ke Dunia Lukisan Grafik Kayu Yin Yang.      0

Di dalam sana, Pohon Suci Utama telah menjadi pusat dari dunia tersebut – yang menjulang tinggi hingga menembus langit – sambil terus mengeluarkan Energi Chi tanpa pernah berhenti.     

Zhang Ruochen duduk di bawah Pohon Suci Utama dengan kaki bersila dan mulai mempelajari Prinsip Pedang di dalam gerakan pertama Nine-Life Sword Technique, yakni Splitting Light in Great Void.     

Untuk dapat memecahkan misteri dari teknik pedang ini, maka lelaki itu harus lebih dulu memahaminya prinsipnya.     

Jadi, memahami Prinsip Pedang adalah kunci, baik dalam hal menyerang maupun bertahan, menguasai konsep dan mempraktekkannya, dengan terus menambah pemahaman dan mengurai misteri-misteri yang terkandung di dalamnya. Setelah semua proses dilalui, maka ia dapat menjadi seorang Biksu Pedang yang bebas melakukan apa saja.     

"Ada sembilan gerakan di dalam Nine-Life Sword Technique, dan setiap gerakannya terbagi ke dalam sembilan permainan, dan setiap permainan itu juga menyimpan sembilan perubahan. Setiap perubahan tersusun dari sembilan garis Prinsip Pedang. Jadi, kalau dilihat dari sisi luar, maka teknik itu sepertinya hanya mengandung sembilan gerakan, namun faktanya, terdapat ribuan gerakan yang masih tersimpan di dalamnya."     

Gerakan pertama, "Splitting Light in Great Void", memiliki 81 jenis perubahan, dan terdiri dari 729 lapisan Prinsip Pedang.     

Zoom!     

Segaris cahaya Chi Suci putih tiba-tiba melesat keluar dari tubuh Zhang Ruochen dan berubah menjadi bayangan blur berbentuk manusia.     

Bayangan manusia itu sedang membawa pedang dan memperagakan satu variasi teknik pedang.     

Sesaat setelahnya, bayangan manusia tersebut berubah menjadi kabut berwarna putih, lalu menghilang sepenuhnya.     

Tidak lama kemudian, terdapat cahaya Chi Suci putih lain yang terbagi menjadi dua bayangan manusia, dan mulai memperagakan variasi gerakan pedang yang berbeda.     

…     

Meski begitu, proses memahami gerakan-gerakan pedang tersebut sangat sulit dan tidak berjalan lancar.     

Suatu ketika, Zhang Ruochen harus berhenti untuk memikirkan kembali bagaimana cara yang tepat agar bisa memperagakan teknik pedang tertentu.     

Setelah setengah bulan lamanya, maka Chi Suci – secara konstan – mulai keluar dari tubuh Zhang Ruochen dan berubah menjadi puluhan bayangan manusia. Setiap mereka sedang memperagakan teknik pedang yang berbeda-beda.     

Setelah beberapa bayangan manusia itu menghilang, maka bayangan lain akan langsung terbentuk untuk menggantikannya.     

Situasi yang sama berlangsung selama tiga hari berturut-turut. Pada akhirnya, Zhang Ruochen berhasil menciptakan 81 bayangan manusia sekaligus, yang benar-benar mencengangkan kalau dilihat dari kejauhan.     

Kemudian, Zhang Ruochen mulai membuka matanya dan berkata pada dirinya sendiri, "Temukan metode dasarnya."     

Whistle.     

Ketika Zhang Ruochen bangkit berdiri, saat itu 81 bayangan manusia langsung menghilang dan berubah menjadi 81 garis Chi Suci, sebelum akhirnya masuk ke dalam dahinya dan menyebar sampai ke perut bagian bawahnya.     

Zhang Ruochen merentangkan tangannya, sementara segaris Kehendak Pedang yang kuat mulai terlepas dari sana.     

Saat itu, kembali terdengar suara desingan angin dari arah atas. Di waktu yang bersamaan, 999 daun Pohon Suci Utama mulai menukik turun dan terkondensasi menjadi sebuah pedang daun raksasa, karena semua daun itu sedang dipengaruhi oleh Kehendak Pedang.     

"Splitting Light in Great Void."     

Pedang daun raksasa itu langsung melesat beberapa kilometer jauhnya, dengan suara membelah udara yang mengiris telinga. Tiba-tiba, semua daun yang terkumpul itu langsung meledak dan berhamburan menjadi 999 garis cahaya pedang, lalu melesat ke tanah dengan kecepatan tiga kali lipat daripada sebelumnya.     

Boom.     

Ketika setiap garis cahaya pedang menghujam tanah, maka seketika itu pula permukaan tanah disekitarnya langsung berlubang dengan diameter mencapai 5m.     

Hanya dengan satu kali serangan, maka permukaan tanah itu telah benar-benar rusak.     

Zhang Ruochen sedikit mengernyitkan dahinya. "Masih belum bisa menandingi kekuatan Ling Feiyu."     

Ketika Ling Feiyu memperagakan teknik ini, maka kecepatan daun-daun itu akan menjadi sepuluh kali lipat daripada sebelumnya, sesuatu yang mampu mengancam nyawa seorang Setengah-Biksu di level kesembilan.     

Sebaliknya, Zhang Ruochen hanya mampu mencapai tiga kali lipat kecepatan pada teknik pedang yang sama, sebelum akhirnya serangan itu benar-benar mendarat pada targetnya.     

Meski demikian, Zhang Ruochen tidak merasa berputus asa. Kalau saja teknik pedang di level Mantra Suci dapat dipahami dengan begitu mudah, maka itu tidak akan pernah disebut sebagai Mantra Suci.     

Bahkan, Ling Feiyu membutuhkan waktu selama 3 tahun untuk menguasainya. Sebaliknya, Zhang Ruochen baru saja tahap dasar di balik teknik tersebut. Jadi, secara natural, ia masih belum mampu menandingi wanita tersebut.     

"Sekarang, karena aku sudah berhasil memahami Prinsip Pedang pada gerakan ini, mungkin aku bisa mencoba untuk memecahkannya."     

Dalam dua hari ke depan, Zhang Ruochen telah mencoba berbagai macam metode, namun ia sama sekali tidak mampu memecahkan teknik tersebut dengan tingkat kultivasinya yang sekarang.     

Baginya, Nine-Life Sword Technique masih terlalu kompleks, karena setiap perubahannya mengandung misteri yang dapat menyita seumur hidup seorang pertapa, kalau benar-benar ingin mengurai misteri di baliknya.     

Sekarang ini, Zhang Ruochen hanya berhasil menguasai gerakan dasarnya, namun ia masih kesulitan untuk membedah Nine-Life Sword Technique seluruhnya.     

"Mungkin... aku harus mengunjungi para Leluhur. Lagipula, masing-masing dari mereka adalah seorang Biksu Pedang dengan Tao Pedang yang telah mencapai puncaknya. Jadi, mungkin mereka tahu bagaimana cara membedahnya."     

Berbekal pikiran semacam ini, Zhang Ruochen akhirnya keluar dari Dunia Lukisan dan pergi menuju ke pemakaman garis keturunan Pedang Taotian.     

Pemakaman itu berada di atas gunung salju setinggi 8.000 meter, yang dikelilingi oleh tebing. Terdapat kekuatan transparan yang melingkupi gunung salju tersebut.     

Selain itu, Zhang Ruochen harus mendaki ke atasnya dengan kaki telanjang.     

Zhang Ruochen mulai melangkahkan kakinya di atas tangga batu dan mulai mendaki gunung tersebut. Ketika sudah sampai di tengah perjalanan, saat itu ia melihat sebuah altar bundar setinggi 30 meter.     

Terdapat batu-batu besar yang berada di empat penjuru altar tersebut dan semuanya berjumlah 16.     

Beberapa patung batu itu terlihat tinggi dan gagah, hingga tampak seperti para ksatria penjaga yang sedang marah. Beberapa patung terlihat pendek dan bungkuk, yang terlihat sangat tua. Sementara itu, beberapa yang lain terlihat seperti cendekiawan dan guru-guru di sekolah.     

"Nan Xukong, Sikong Qingyu, Qian Suanzi..."     

16 nama tertulis pada altar tersebut. Beberapa nama itu adalah para Biksu Pedang terkenal pada masa 800 tahun silam.     

Sementara itu, beberapa nama yang lain terdengar asing baginya, karena usia mereka terlampau tua.     

Zhang Ruochen sedang berdiri di bawah kaki altar di tengah-tengah guguran salju. Saat itu, ia bisa mendengar tiupan angin dingin dan suara-suara pedang kuno yang saling bergesekan di gunung salju tersebut.     

"Murid Anda datang kemari untuk mengunjungi para Leluhur."     

Zhang Ruochen mengatupkan kedua tangannya ke arah depan dan memberi penghormatan kepada 16 orang Leluhurnya.     

16 Leluhur itu telah mendedikasikan hidup mereka untuk menjaga Pemakaman Pedang Pluto, bahkan beberapa di antara mereka gugur selama menjalankan tugasnya.     

Yang jelas, kontribusi mereka telah menyelamatkan banyak nyawa. Oleh karena itulah, entah lelaki itu adalah penerus mereka atau tidak, namun Zhang Ruochen benar-benar merasa perlu untuk membungkuk dan tetap menghormati mereka.     

Pada saat ini, altar itu sedikit terguncang, lalu disusul dengan kemunculan bayangan-bayangan hitam, yang beterbangan dari pusat altar dan masuk ke dalam 16 patung batu di sekitarnya.     

Setelah itu, ke-16 patung batu tersebut akhirnya menjadi hidup, sebagaimana 16 orang Biksu Pedang sedang menampakkan diri.     

Patung batu dengan jubah cendekiawan mengangkat tangannya pelan. "Sudah cukup membungkuknya, ayo bangkit!"     

Salah satu patung batu langsung bertanya dengan tidak sabaran, "Zhang Ruochen, apa kau sudah menemukan bagaimana cara mengalahkan sang Penjaga Pedang Zangtian beberapa waktu belakangan ini?"     

Ini adalah patung batu milik jiwa Leluhur yang pernah merasuki tubuh Zhang Ruochen dan membantunya bertempur melawan Ling Feiyu kala itu.     

Zhang Ruochen memikirkannya sejenak, sebelum akhirnya berkata, "Berdasarkan pada Tao Pedang saya, meskipun saya telah mencapai Alam Human Sword, namun Prinsip Pedang saya masih kalah jauh dari sang Penjaga Pedang Zangtian. Selain itu, gerakan pedangnya juga sangat terampil. Sejujurnya, saya masih belum mampu mengikuti pola perubahan cepat pada pergerakan pedangnya."     

Meskipun Zhang Ruochen telah berusaha membedah teknik pedang Ling Feiyu selama dua hari belakangan ini, namun ia hanya berhasil menguasai teknik pedang Ling Feiyu – yang dilepaskan dengan separuh kekuatan, dan bukannya kekuatan penuh.     

Sebab, ketika Ling Feiyu melepaskan serangan penuh, maka Zhang Ruochen juga paham kalau ia tidak akan pernah bisa menangkisnya.     

Patung batu itu mengangguk. "Jarak kemampuan yang terbentang di antara kalian berdua memang tidak bisa ditambal dalam kurun waktu yang singkat. Tapi, kalau kau bekerja keras, maka kau masih bisa mempersempit jarak tersebut dalam waktu singkat."     

Zhang Ruochen cepat-cepat berkata, "Belum lama ini, sebenarnya saya kembali bertarung dengan Penjaga Pedang Zangtian. Namun, saya masih gagal menghalau satu serangannya."     

"Selain itu, baru-baru ini saya juga sedang berusaha membedah teknik pedangnya. Namun, teknik pedangnya terlalu cepat dan kompleks, jadi meskipun saya berhasil memahami Prinsip Pedang-nya, namun saya masih belum mampu menguasai seluruhnya."     

Kata-katanya memicu perhatian 16 Leluhur garis keturunan Pedang Taotian.     

Salah satu Leluhur bahkan terlihat sangat bersemangat, hingga ia segera bertanya, "Apa yang dia gunakan? Cepat tunjukkan kepada kami."     

"Ya."     

Kemudian, Zhang Ruochen segera mengamati salju-salju yang berguguran, lalu mulai menggerakkan kakinya dan mengumpulkan bunga-bunga salju tersebut.     

Lalu, ketika berada di bawah pengaruh Chi Suci, maka bunga-bunga salju itu mulai terkondensasi menjadi sebuah pedang putih, yang melesat menuju ke arah tebing di kejauhan.     

Boom.     

Ketika pedang itu sudah mendekati tebing tersebut, maka seketika itu pula pedang itu langsung terpecah, sementara bunga-bunga salju mulai berhamburan dan menghujani tebing tersebut, yang akhirnya menciptakan banyak lubang di sana.     

Saat menyaksikan teknik pedang tersebut, maka semua leluhur itu langsung terdiam.     

Leluhur dengan jubah cendekiawan berkata, "Ini adalah gerakan pertama dari Nine-Life Sword Technique, Splitting Light in Great Void... tidak, tidak mungkin."     

Zhang Ruochen bertanya, "Kenapa tidak mungkin?"     

"Kau bilang kalau dirimu baru saja bertarung melawan sang Penjaga Pedang Zangtian beberapa waktu belakangan. Lalu, bagaimana mungkin kau berhasil memahami Prinsip Pedang di gerakan pertama itu dalam waktu yang sangat singkat?"     

Tampaknya, leluhur yang lainnya juga menyimpan pertanyaan yang sama dengan leluhur ini. "Splitting Light in Great Void itu cuma mengandung 30% kekuatan. Artinya, kau baru saja menguasai metode dasarnya. Meski begitu, bahkan Kaisar Pedang Xue Hongchen tidak akan mampu menguasainya secepat itu ketika dia masih berusia muda."     

Zhang Ruochen merasa ragu sejenak, sebelum akhirnya berkata, "Sejujurnya, saya memiliki harta karun ruang dan waktu. Jadi, selama saya berlatih di dalamnya, maka saya memiliki sembilan hari waktu tambahan untuk berlatih."     

Lagipula, 16 leluhur itu telah wafat dan hanya meninggalkan 16 jiwa mereka di dunia ini. Maka dari itu, Zhang Ruochen tidak merasa perlu untuk menyembunyikan rahasianya di hadapan mereka.     

"Ah, jadi karena itu."     

16 leluhur tersebut langsung memperlihatkan ekspresi maklum, selain juga menjadi semakin bersemangat terhadap Zhang Ruochen.     

Apalagi, sebuah harta karun ruang dan waktu bisa membantu Zhang Ruochen mengungguli para generasinya, atau bahkan mengungguli pencapaian para elder.     

"Haha! Luar biasa! Jadi, karena ternyata kau memiliki harta karun ruang dan waktu, maka segala sesuatunya hanya tinggal menghitung waktu, sampai kau akhirnya mampu mengungguli sang Penjaga Pedang Zangtian tersebut."     

"Selama kau berhasil melakukannya, maka jangan sampai lupa untuk memberi gadis kecil itu sebuah pelajaran."     

"Kau tidak boleh bersikap keji terhadap wanita. Menurutku, seharusnya kau menikahinya. Sebab, satu-satunya cara untuk menaklukkan wanita adalah dengan memenangkan hatinya," kata serang leluhur dengan tampang rupawan.     

Mendengar itu, sebenarnya tidak terlampau sulit untuk menebak identitas leluhur tersebut – karena leluhur ini pasti merupakan seorang Casanova di masa mudanya.     

Di sisi lain, Zhang Ruochen masih berdiri tegak di sana, dan hanya mendengarkan perdebatan leluhurnya.     

Akan tetapi, kata-kata yang diutarakan oleh beberapa leluhur berhasil membuat bibirnya berkedut-kedut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.