Kaisar Dewa

Puncak Tertinggi Sembilan Pedang



Puncak Tertinggi Sembilan Pedang

3Selama beberapa bulan terakhir, Zhang Ruochen sedang menggila dan memasuki mode latihan yang intens. Meski begitu, selama tiga hari sekali, maka ia akan keluar dari proses pengasingan dan kembali menantang Ling Feiyu.      0

Hari ini adalah hari pertempuran mereka untuk yang ke-12 kalinya.     

Terdapat pusaran pedang Chi chaotic yang bergemuruh di atas hutan bambu, hingga menciptakan suara gesekan angin.     

Di tengah pusaran pedang Chi tersebut, di sana terdapat bayangan pemuda yang sedang bertarung menggunakan pedang melawan sebuah bayangan wanita.     

"Gold Morning Sun."     

Ling Feiyu sedang membawa pedang panjang dan menyuntikkan Chi Suci ke dalamnya. Setelah itu, pedang tersebut diarahkan ke langit, hingga membuat pilar cahaya emas tampak membumbung tinggi.     

Aliran Chi Suci masih terus mengitari pedang panjang tersebut, sebelum akhirnya ditebaskan ke arah Zhang Ruochen.     

Di tempat lain, Zhang Ruochen masih berdiri tegak dan malah melesat maju. Di waktu yang bersamaan, ia menudingkan jarinya dan bergumam, "Tiga Pedang."     

Dalam satu bulan belakangan, Tao Pedang Zhang Ruochen telah meningkat pesat di bawah bimbingan Ling Feiyu dan ke-16 leluhur Biksu Pedang-nya. Jadi, sekarang ini, ia mampu melepaskan Tiga Pedang sampai pada level tertinggi.     

Boom.     

Dua garis kekuatan Prinsip Pedang saling tumpang tindih satu sama lain, dengan ribuan pedang Chi yang langsung menghilang dalam hitungan detik.     

Di antara mereka, terdapat pedang Chi sepanjang satu meter yang menembus pertahanan Pedang Kuno Abyss dan mengenai dada kanan Zhang Ruochen dengan suara "bang".     

Pedang Chi itu menembus Shooting Star Invisible Cloak dan mengenai dadanya dengan getaran yang hebat.     

Tepat setelah itu, rasa sakit yang tajam mulai menjalar dari dadanya, hingga membuatnya kesulitan bernafas.     

Zhang Ruochen terhempas ke belakang, lalu terjatuh ke tanah dan tidak lagi mampu melanjutkan pertarungan.     

"Lagi-lagi enam gerakan, itu... nyaris..."     

Zhang Ruochen terlihat pucat. Kemudian, ia mengalirkan Chi Suci ke dalam dadanya dan mengobati luka-lukanya untuk sementara waktu.     

Terdapat cahaya yang mengeluarkan suara membelah angin, sebelum akhirnya Ling Feiyu mendarat di langit dan berdiri di atas kabut suci berwarna ungu. Hal itu memperlihatkan siluet wanita yang cantik.     

"Hanya dalam beberapa bulan belakangan, tapi kau telah berkembang dengan pesat, dari yang semula sama sekali tidak mampu bertahan dari satu serangan, tapi sekarang kau sudah bisa bertahan dari lima atau enam gerakan. Itu adalah pencapaian yang besar. Kau benar-benar mengejutkanku," kata Ling Feiyu.     

Tidak ada yang aneh kalau Ling Feiyu memuji Zhang Ruochen seperti itu. Apalagi, wanita itu telah menyaksikan sendiri setiap perubahan yang dialami oleh Zhang Ruochen selama beberapa bulan terakhir.     

Terlebih lagi, setiap tiga hari sekali, Zhang Ruochen selalu menciptakan progres yang pesat.     

Kalau Zhang Ruochen terus berprogres dengan kecepatan yang sama seperti itu, maka diam-diam Ling Feiyu juga khawatir jikalau suatu hari nanti, lelaki itu akan mampu mengunggulinya.     

Meski begitu, pencapaian yang berhasil diraih selama ini, masih sama sekali tidak ada apa-apanya di hadapan wanita tersebut.     

Sebab, ketika berada di tingkatan alam yang sama, Ling Feiyu mampu mengalahkan seorang Biksu Pedang dalam 16 gerakan.     

Dalam kata lain, seandainya Zhang Ruochen dapat menangkal 16 gerakan Ling Feiyu, maka pemahaman Prinsip Pedang-nya pasti mampu disejajarkan dengan beberapa Biksu Pedang.     

Jadi, hal itu juga menegaskan bahwa sebagai seorang Setengah-Biksu di level pertama, maka kemampuan Zhang Ruochen untuk dapat bertahan dari lima atau enam serangan Ling Feiyu masih merupakan pencapaian yang baik.     

Zhang Ruochen kembali menyarungkan Pedang Kuno Abyss dan mulai menatap Ling Feiyu dengan bangga. "Sebelum saya menembus Alam Biksu, maka saya pasti akan mengungguli Tao Pedang Anda."     

Ling Feiyu memperlihatkan ekspresi datar. "Aku telah berkultivasi selama 300 tahun. Apa kau benar-benar bisa mengungguliku hanya dengan modal bicara? Sejujurnya, kau mampu bertahan dari seranganku adalah karena kau menguasai kekuatan Ruang dan Waktu."     

"Kau masih berada jauh dari pemahaman Prinsip Pedang sejati. Jangan menjadi besar kepala hanya gara-gara berhasil mendapatkan pencapaian sederhana."     

"Sebab, meski kau telah menguasai Tiga Pedang sampai pada level tertinggi. Tapi, apa kau tahu aku sudah berada di level mana?"     

Setelah seorang ahli pedang berhasil menguasai Tujuh Pedang sampai pada level tertinggi, maka seketika itu pula ia akan menjadi seorang Biksu Pedang.     

800 tahun silam, Xue Hongchen yang legendaris telah mencapai Sepuluh Pedang sampai pada level tertinggi, hingga akhirnya ia disebut sebagai Kaisar Pedang.     

Sementara itu, Ling Feiyu merupakan jenius terbaik di Daratan Kunlun pada masa 300 tahun silam. Meskipun hanya sedikit orang yang berbicara mengenai Prinsip Pedang-nya, tapi sebenarnya wanita itu selalu berfokus kepada Tao Pedang, hingga membuat pencapaiannya berada di level tinggi.     

Secara natural, Zhang Ruochen merasa penasaran terhadap level Tao Pedang-nya.     

Ling Feiyu menatap Zhang Ruochen, namun ia menemukan bahwa lelaki itu tidak ingin menanyakannya, jadi ia sendiri yang langsung mengutarakannya, "Tiga hari yang lalu, aku baru saja memahami level terakhir di Sembilan Pedang. Jadi, dalam waktu dekat, mungkin aku bisa menguasai Sembilan Pedang sampai pada tingkatan tertinggi."     

Sebenarnya, wanita itu masih menyembunyikan satu fakta lain.     

Sebab, pemahamannya terkait level Sembilan Pedang berhubungan erat dengan Zhang Ruochen.     

Diam-diam Zhang Ruochen sedang mempelajari Prinsip Pedang-nya. Di waktu yang bersamaan, diam-diam wanita itu juga sedang mempelajari kekuatan ruang dan waktunya.     

Lalu, berbekal pemahaman ruang dan waktu tersebut, dan ketika ia membubuhkannya ke dalam Prinsip Pedang, maka wanita itu akhirnya mampu menguasai level terakhir Sembilan Pedang.     

Pamer. Hal ini benar-benar memalukan kalau harus dipamerkan.     

Sebab, kalau itu adalah Biksu Pedang lain, maka ia tidak akan pernah mau mengatakan pencapaiannya tersebut di hadapan seorang Setengah-Biksu level rendah.     

Meski begitu, Zhang Ruochen sama sekali tidak terkejut terhadap pencapaian yang berhasil diraih Ling Feiyu.     

Sombong, bertempramen buruk, arogan, kasar, bersikap semena-mena, dan juga pandai berpura-pura. Wanita itu memiliki semua keburukan seorang wanita.     

Namun, di waktu yang bersamaan, wanita itu benar-benar cantik, dengan penampilan yang cemerlang dan sempurna, serta talenta dan kultivasi yang tinggi di dalam Prinsip Pedang-nya. Yang jelas, ia memiliki semua keindahan wanita.     

Meskipun Huang Yanchen juga memiliki kelemahannya sendiri, namun ia masih tahu terhadap batasannya, dan tidak terlalu congkak maupun arogan seperti Ling Feiyu.     

Maka dari itu, sangat sulit untuk membayangkan kepribadian Ling Feiyu ketika ia masih berusia muda. Sebenarnya, wanita ini adalah jenis orang yang seperti apa?     

Hanya para master pedang sejati yang dapat memahami misteri Wordless Sword Manual. Semakin sering mereka membacanya, maka mereka akan menemukan semakin banyak misteri, hingga membuat mereka semakin kesulitan untuk meningkatkan level.     

Tapi, hanya dalam kurun waktu 300 tahun, namun Ling Feiyu sudah berhasil menguasai Sembilan Pedang sampai pada level tertinggi. Setidaknya, talenta semacam itu dapat disejajarkan dengan sang Kaisar Pedang atau bahkan juga sang Permaisuri.     

Ling Feiyu sendiri paham kalau Zhang Ruochen sedang merasa tercengang, hingga ia pun memperlihatkan ekspresi menimbang-nimbang. Namun, tidak lama kemudian, wanita itu tersenyum di balik penutup kepalanya.     

Setelah itu, ia berubah menjadi segaris cahaya ungu dan menghilang di balik hutan bambu.     

"Dasar wanita arogan! Kalau suatu hari nanti aku berhasil mengalahkannya, apa dia benar-benar rela menerimanya?"     

Pikiran aneh itu tiba-tiba melintas di dalam benak Zhang Ruochen.     

Namun, pikiran itu hanya melintas sekejap. Apalagi, jarak kemampuan di antara dirinya dan Ling Feiyu masih terlampau jauh. Maka dari itu, kalau ia ingin mengalahkannya dalam periode singkat, sebenarnya itu adalah pemikiran yang ngawur.     

Zhang Ruochen duduk di hutan bambu dengan kaki bersila. Pada saat ini, ia kembali mengatur pernafasannya dan mulai menyembuhkan luka-luka di dadanya.     

Progres latihan yang berhasil dicapai dalam beberapa bulan belakangan memang sangat besar. Sebab, ia bukan hanya mampu menguasai Tiga Pedang sampai level tertinggi, melainkan juga sanggup mempelajari semua gerakan Nine-Life Sword Technique.     

Meskipun ia belum mampu memperagakannya dengan kekuatan penuh, namun ia sudah bisa menggerakkannya dengan lebih leluasa.     

Selain itu, ia telah mempelajari True-Thunder Fire Sword Technique dan level kedua Teknik Pedang Waktu, "Delapan Skala Perubahan", dan melatihnya dengan kecepatan tinggi.     

Sekarang ini, Zhang Ruochen sedang mengobati luka-lukanya, sembari membayangkan duel melawan Ling Feiyu, lalu mencatat kesalahan-kesalahan yang dibuatnya.     

"Kalau aku kembali bertemu dengan lawan seperti Feng Qin, seharusnya aku telah mampu mengalahkannya dengan mudah. Jadi, kalau tingkatan alamku sudah stabil, maka sebaiknya aku segera menelan Saint Origin Pill dan berusaha menembus Alam Setengah-Biksu di level kedua."     

Seorang Setengah-Biksu pasti akan meningkat pesat setelah mereka berhasil naik level. Secara natural, Zhang Ruochen juga pasti akan mendapatkan kekuatan tambahan yang lebih besar.     

…     

Setelah langit berubah gelap, di sana bulan purnama sedang menggantung di antara gugusan awan. Sinar bulan itu menembus Formasi Pertempuran di atas Pemakaman Pedang Pluto, hingga menerangi dunia di sekitarnya dengan cahaya yang misterius.     

Wang Jie sedang berdiri di sudut Pemakaman Pedang dan menatap bulan yang menggantung di atas kepalanya. Saat itu, wajahnya terlihat lebih agresif, sebelum akhirnya berkata, "Malam ini adalah waktu yang tepat. Kita harus bisa membuat Ling Feiyu dan Zhang Ruochen membayar dengan harga mahal."     

Seorang elder berambut putih sedang berdiri di samping Wang Jie.     

Sang elder terlihat kurus dan tubuhnya penuh dengan keriput. Namun, sepasang matanya – yang ditutupi oleh rambut putih – kental dengan aura membunuh.     

Pria ini bernama Wang Jinsuo, seorang Elder dari Keluarga Wang. Biasanya, Wang Jie memanggilnya sebagai paman ke tujuhbelas – berdasarkan pada posisinya di dalam keluarga.     

Wang Jinsuo memiliki suara serak dan merdu, sebagaimana ia berkata, "Siapapun bisa menilai kalau Zhang Ruochen adalah mata-mata Immortal Vampir. Namun, Ling Feiyu masih melakukan segala cara untuk melindunginya dan malah menjebloskan Xiang Zhengfeng ke dalam Underground Spirit Prison. Jadi, sebenarnya siapa yang membuat keputusan di Pemakaman Pedang Pluto, dia atau Pemimpin Klan?"     

Wang Jie mengepalkan tangannya erat-erat, lalu menggigit dan menggertakkan giginya, sambil merasa geram. "Ling Feiyu memang brengsek... dia telah melukai ayahku dan membuatnya menderita 30 cambukan naga di hadapan orang-orang kita. Jadi, tidak peduli apapun yang terjadi, aku harus membalaskan dendamnya."     

"Dengan kekuatanmu yang sekarang, kau bahkan belum mampu mengalahkan Zhang Ruochen, apalagi Ling Feiyu," Wang Jinsuo berkata dengan suara pelan.     

Wang Jie menahan kemarahannya sendiri dan mulai berpikir keras di dalam benaknya. Kemudian, ia segera menyeringai dengan penuh percaya diri. "Maka dari itu, aku harus menyelamatkan Xiang Zhenfeng. Sebab, musuh dia adalah lawan kita. Jadi, aku bisa meminjam kekuatannya untuk menyingkirkan Zhang Ruochen."     

Namun, Wang Jinsuo segera menggelengkan kepalanya. "Zhang Ruochen mendapatkan dukungan dan dilindungi oleh Ling Feiyu. Meskipun kau melepaskan Xiang Zhengfeng, namun kau tidak akan bisa melakukan apa-apa kepada Zhang Ruochen."     

"Tentunya, aku punya rencana lain untuk menangani pelacur itu, Ling Feiyu. Paman ke tujuhbelas, apa kau tidak menyadari kalau malam ini adalah malam bulan purnama?"     

Wang Jie menuding bulan di atas kepalanya, sambil menegaskan bahwa ini adalah saat yang tepat.     

Wang Jinsuo menyipitkan matanya dan langsung tertawa. "Aku mengerti. Master muda ternyata benar-benar pandai. Aku mengagumimu. Sebab, pria itu pasti akan menjadi monster yang haus darah selama bulan purnama. Jadi, kalau kita melepaskannya... haha..."     

Terdapat intensitas pembunuhan yang kental di kedua mata Wang Jie, sebelum akhirnya ia mengeluarkan tawa yang suram.     

Setelah itu, Wang Jie dan Wang Jinsuo berjalan menuju ke Pemakaman Pedang, sambil berubah menjadi dua bayangan hitam dan bergegas masuk ke dalam Underground Spirit Prison.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.