Kaisar Dewa

Pelarian



Pelarian

0Zhang Ruochen segera menenggak Darah Raja Naga dan memurnikannya. Lelaki itu sedang membutuhkan banyak asupan Chi Suci untuk menggantikan energi yang telah digunakan.      1

Setelah menenggak darah tersebut, maka ia merasa seperti terdapat bola api di tubuhnya, yang masuk ke dalam otot-otot dan meridiannya.     

"Lord Chen, berapa lama Anda pulih?" tanya Kelinci Rakus.     

"Bahkan dengan Darah Raja Naga, setidaknya aku masih membutuhkan waktu enam jam lamanya."     

Sebenarnya, itu terlampau beresiko bagi Zhang Ruochen ketika lelaki itu melepaskan Thousand Lines of Destruction. Apalagi, lelaki itu hanya seorang Setengah-Biksu di level pertama.     

Zhang Ruochen tidak dapat berhenti mengamati para prajurit yang sedang bertarung. Sebab, sebagian besar dari mereka tumbang dan tidak pernah bangkit lagi. Yang jelas, terlalu banyak pertumpahan darah di sana.     

Tiba-tiba, sebuah ide melintas di dalam benaknya, hingga ia pun berkata, "Mungkin ada cara lain untuk mengembalikan tenagaku," katanya sambil menyentuh Cincin Ruang dengan jarinya.     

Cincin itu merefleksikan cahaya, dengan pil cemerlang yang tiba-tiba muncul di tangannya.     

Itu adalah Divine Origin Pill yang dia beli dari Ling Feiyu.     

Selama ini, Zhang Ruochen selalu membayangkan bahwa ia akan mengkonsumsi pil tersebut saat kondisinya sedang berada di titik yang paling optimal. Sebab, pil itu bukan hanya dapat meningkatkan kekuatan fisiknya, namun juga bisa membantunya menembus Alam Setengah-Biksu di level kedua. Sehingga, hal itu akan mirip seperti membunuh dua ekor burung dengan satu batu.     

Sebaliknya, sekarang ini bukan waktu yang tepat, kalau menurut apa yang pernah direncanakan sebelumnya.     

Akan tetapi, kedua belah pihak sedang bertarung sengit, hingga sulit mengatakan pihak mana yang akan memenangkan peperangan dalam waktu dekat.     

Maka dari itu, ia harus mengembalikan tenaganya sesegera mungkin dan membantu Keluarga Shi untuk memenangkan peperangan tersebut.     

Dengan bantuan Divine Origin Pill, maka ia bisa menjadi Setengah-Biksu di level kedua, lalu menyerap energi di sekitar untuk mengembalikan tenaganya.     

Selain proses pemulihan, maka kekuatannya juga akan meningkat pesat jikalau ia naik ke level baru.     

Meski hal itu sangat beresiko, namun ia patut mencobanya.     

"Bocah mortal, kau telah menghancurkan rencana Pangeran Kedua. Aku harus menangkapmu dan menukarmu dengan hadiah!"     

Salah satu jendral Immortal Vampir melesat cepat ke arah Zhang Ruochen, dengan pedang tulang di tangannya.     

Sang jendral telah berada di Alam Setengah-Biksu di level ketiga. Yang jelas, ia ingin memanfaatkan situasi ini semaksimal mungkin, mengingat Zhang Ruochen sedang berada di titik terlemah. Maka dari itu, ia harus berhasil menangkapnya kalau ingin mendapatkan hadiah dari para petinggi Vampir.     

Zhang Ruochen mendongakkan kepalanya dan melirik ke arah sang jendral, sebelum akhirnya berkata, "Sembilan Kali-lipat Pisau Petir."     

Terdapat gumpalan energi Kekuatan Batin yang segera berkumpul di tangan kanannya.     

Tepat setelah itu, petir yang intens segera berkumpul dan menyelimuti area sepanjang 100 mil, sebelum akhirnya mulai menyambar tanah.     

Lelaki itu menggerakkan tangannya dan mengirimkan banyak kilatan petir tersebut – yang berbentuk seperti pisau – ke arah jendral Setengah-Biksu. Akibatnya, setiap sambaran petir itu berhasil menghempaskan sang jendral, hingga akhirnya ia terlempar sampai beberapa mil jauhnya.     

Jendral Setengah-Biksu itu mengalami rasa sakit yang luar biasa di kedua tangannya. Sambil memasang ekspresi terkejut, saat itu ia berkata, "Setelah melepaskan Thousand Lines of Destruction, seharusnya energimu telah habis. Bagaimana mungkin kau masih mampu menyerang balik?"     

Zhang Ruochen menarik kembali Kekuatan Batin-nya dan membalas, "Aku bisa mengalahkanmu dengan mudah, meski aku telah kehabisan Chi Suci."     

"Bocah arogan!"     

Setelah itu, sang jendral Setengah-Biksu mulai mengeluarkan suara-suara aneh, seperti hendak mengirimkan pesan kepada para kawan-kawannya.     

Beberapa saat kemudian, dua orang Setengah-Biksu di level kedua datang ke sana, dan setiap mereka sedang membawa beberapa prajurit Immortal Vampir di Alam Fish-dragon. Dalam kurun waktu yang singkat, mereka semua telah mengepung Zhang Ruochen.     

"Bocah mortal, mari kita lihat apa kau masih bisa bersikap arogan," kata sang jendral, disertai dengan suara tawa yang mengerikan.     

Pada saat itu, prajurit mereka sedang menyusun sebuah formasi pertempuran yang tidak lazim untuk mengalahkan Zhang Ruochen.     

"Lord Chen, izinkan saya yang menghadapi mereka."     

Sedari tadi, Kelinci Rakus sudah menanti-nantikan momen ini. Bahkan, tiga Cahaya Setengah-Biksu seakan sedang menari-nari di depan matanya dan menunggu untuk segera diambil.     

Zhang Ruochen menghancurkan ide yang muncul di atas kepala Kelinci Rakus. Setelah itu, ia berkata, "Tugasmu adalah untuk melindungi aku. Nanti, kalau aku sudah pulih, maka kau bisa mendapatkan Cahaya Setengah-Biksu sebanyak-banyaknya."     

Kemudian, lelaki itu melepaskan Monster Kera dari dalam Grafik Kayu Yin Yang dan berkata, "Monster Kera, hancurkan mereka semua."     

Di waktu yang bersamaan, ia mengeluarkan Divine Origin Pill dan mulai berkultivasi dengan menggunakan Kitab Empryan Kaisar Ming.     

Monster Kera telah berada di Alam Setengah-Biksu di level keempat. Jadi, sekarang ini tingginya telah mencapai lebih dari ratusan meter, dengan rambut hitam panjang yang melingkupi tubuhnya, layaknya jaket berduri.     

Ketika sang monster menyentuh tanah, maka seketika itu pula awan hitam segera menyebar ke segala penjuru, hingga menghempaskan debu dan batu-batu di sekitarnya.     

Karena terkena hantaman energi, maka formasi pertempuran yang telah disusun oleh mereka pun menjadi goyah. Selain tiga orang jendral Setengah-Biksu yang masih berada di posisinya, maka para prajurit Immortal Vampir yang lain telah terhempas ke belakang dan berubah menjadi kabut darah.     

"Apa kau minta dijinakkan, binatang?"     

Seketika itu juga, sang Jendral Setengah-Biksu di level ketiga segera melompat ke atas, sambil melepaskan energi pedang berbentuk semi lingkaran berwarna merah, sebagaimana sang jendral hendak menebas Monster Kera dari atas keras-keras.     

Sang jendral sedang menggunakan sebuah senjata saint. Meski begitu, senjata saintnya gagal meninggalkan luka yang dalam pada kulit monster kera, hingga hanya berhasil menembus beberapa inci kulitnya.     

"Bagaimana mungkin pertahanannya begitu kuat?"     

Ekspresi wajah sang jendral langsung berubah. Kemudian, ia menarik pedangnya dan kembali mengalirkan Chi Suci ke dalamnya, guna bersiap untuk melancarkan serangan kedua. Akan tetapi, tangan raksasa Monster Kera telah lebih dulu menghantam tubuhnya.     

Setelah itu, kera tersebut langsung mencengkram tubuh sang jendral dengan tangan besarnya. Di waktu yang bersamaan, terdengar suara bergemeretak khas tulang-tulang yang hancur, seperti terdapat kembang api di tangan Monster Kera.     

Jendral Setengah-Biksu Immortal Vampir baru saja dihancurkan hingga menjadi potongan-potongan daging kecil, dengan kedua matanya yang meledak. Sang Jendral baru saja mati dengan cara yang mengerikan.     

Monster Kera segera mengeluarkan Cahaya Setengah-Biksu dari potongan tubuh yang hancur tersebut dan segera memasukkannya ke dalam mulut.     

Setelah itu, Monster Kera mulai mengamati dua jendral Immortal Vampir lainnya sambil mengeluarkan geraman yang mengerikan.     

Di waktu yang bersamaan, kedua jendral itu langsung merasa tercengang dengan kualitas fisik dan pertahanan monster tersebut. Yang jelas, kekuatan itu berada di atas Setengah-Biksu manusia di level keempat.     

"Ayo pergi."     

Mereka tidak ingin bertarung melawan Monster Kera. Seketika itu juga, mereka segera merentangkan sayap masing-masing dan hendak melarikan diri. Ya, menangkap Zhang Ruochen memang suatu pencapaian yang tinggi, namun mereka tidak perlu mempertaruhkan nyawa hanya untuk ini.     

Di tempat lain, Monster Kera langsung membenamkan lututnya dan melompat cepat demi mendapatkan dua Cahaya Setengah-Biksu.     

Kelinci Rakus ingin meningkatkan kultivasinya, begitupun Monster Kera.     

"Binatang itu mengejar kita."     

Dua jendral Immortal Vampir itu pun segera mengeluarkan dekrit biksu masing-masing dan bergegas pergi ke arah Pangeran Kedua mereka.     

"Pangeran, bocah mortal itu memiliki seekor binatang buas tangguh dan kami tidak mampu menghadapinya," kata salah satu jendral, sambil menahan malu.     

Sementara itu, jendral yang satunya sedang terengah-engah dan tela banjir oleh keringat, namun ia masih sempat menimpali, "Pangeran, apa Anda bisa menangani binatang buas itu?"     

Pangeran Kedua masih terlihat tenang dan rileks, sambil melirik mereka berdua dengan tatapan dingin. "Lihat apa yang kalian lakukan."     

Setelah itu, ia berkata, "Biar aku yang akan menghadapi binatang buasnya. Hancurkan musuh yang lainnya. Pastikan bahwa para tentara Ras Kuno Prison Guardian tidak masuk ke dalam kota."     

Setelah memberikan perintahnya, maka Pangeran Kedua segera terbang ke arah Monster Kera sambil mengepakkan sayapnya.     

Di tempat lain, Monster Kera dapat merasakan bahwa Immortal Vampir yang datang kali ini jauh lebih kuat daripada kedua jendral yang tadi. Maka dari itu, ia segera memukul-mukul dadanya dengan beringas.     

Sebagaimana tubuhnya telah menjadi jauh lebih tinggi, maka Monster Kera itu terlihat seperti gunung hitam yang menjulang tinggi ke langit.     

Setelah itu, ia melancarkan tinju raksasanya ke udara dan mengarahkan serangan tersebut ke arah Pangeran Kedua.     

"Dasar binatang tak tahu diri."     

Pangeran Kedua juga melayangkan tinju ke arah depan.     

Begitu tinju itu dilepaskan, maka seketika itu pula terdapat bayangan pukulan darah raksasa, yang langsung berbenturan dengan tinju Monster Kera.     

Bam.     

Monster Kera dipaksa mundur beberapa langkah karena ledakan energi tersebut, dengan sekujur tubuhnya yang gemetar.     

"Kau mampu bertahan dari seranganku. Itu artinya kau jauh lebih kuat daripada seekor binatang buas level enam."     

Pangeran Kedua kembali mengalirkan Chi Suci-nya, dan langsung melancarkan serangan yang lain.     

Kali ini, serangan yang dilepaskan jauh lebih kuat daripada sebelumnya. Bahkan, tangannya penuh dengan kobaran api, hingga terlihat seperti awan darah ganas, yang menghujam cepat dari kejauhan.     

Zhang Ruochen segera melompat ke atas punggung Kelinci Rakus dan kembali melompat ke pundak kiri Monster Kera. Setelah itu, ia melemparkan sebuah pil berwarna hitam.     

Ketika Pangeran Kedua menyaksikan pil hitam tersebut, maka seketika itu pula ekspresinya langsung berubah. Dalam sekejap, ia kembali menarik tangannya dan melompat mundur sejauh beberapa mil.     

Di waktu yang bersamaan, pil hitam itu langsung meledak, hingga menyemburkan awan Chi iblis kematian, yang membuat permukaan tanah di sekitarnya berubah menjadi hitam.     

"Cepat pergi dari sini," kata Zhang Ruochen kepada Monster Kera.     

"Ya! Kau tidak bisa mengalahkannya. Pangeran Kedua itu terlampau kuat. Meski kita menggalang kekuatan, namun tampaknya kita masih kalah," kata Kelinci Rakus, yang sedang berdiri di pundak kanan Monster Kera.     

Mendengar itu, maka asap putih segera berhembus dari kedua lubang hidung Monster Kera, sebelum akhirnya ia membalikkan tubuh raksasanya. Lalu, dengan langkah-langkah yang besar, maka Monster Kera segera menginjak hutan-hutan yang terdapat di hadapannya.     

Kala itu, Pangeran Kedua mengamati permukaan tanah – yang telah menghitam – dan mulai bertanya-tanya, "Dari mana pria itu mendapatkan Chi iblis kematian? Selain itu, tampaknya dia sama sekali tidak takut dengannya."     

Meskipun Pangeran Kedua takut dengan Chi iblis kematian, namun ia juga paham bahwa ia tidak bisa melepaskan Zhang Ruochen begitu saja.     

Bagaimanapun juga, sekarang ini Zhang Ruochen sedang berada di kondisi yang lemah. Maka dari itu, sekarang adalah waktu yang tepat untuk mencuri Pedang Taotian.     

Pangeran Kedua mengepakkan sayapnya dan segera melesat ke angkasa, berupaya untuk mengejar Zhang Ruochen.     

Zhang Ruochen masih berada di pundak Monster Kera, sambil membagi Kekuatan Batin-nya menjadi dua. Salah satu Kekuatan Batin digunakan untuk memurnikan Divine Origin Pill, sementara yang lain ditinggal di belakang untuk dijadikan sebagai mata. Bagaimanapun juga, tidak ada yang tahu berapa lama Pangeran Kedua sanggup mengejar mereka.     

Pada saat ini, ia telah berhasil memurnikan separuh esensi yang terkandung di dalam pil tersebut, dengan Chi Suci-nya yang sudah terisi sebanyak 50%.     

Sementara itu, Darah Raja Naga sedang membakar Saintly Meridian-nya, hingga terus mengisi tubuhnya dengan Chi Suci dan Chi Darah.     

"Aku harus segera menembus ke Alam Setengah-Biksu di level kedua sebelum Pangeran Kedua benar-benar berhasil mengejarku."     

Zhang Ruochen berteriak kencang, sebagaimana ia sedang merasakan bahwa aliran Chi Suci di dalam tubuhnya telah menjadi semakin intens.     

"Zhang Ruochen, kau adalah sang Penjaga Pedang Taotian, sekaligus juga penerus Biksu Pedang Xuanji. Kenapa kau malah melarikan diri? Kita harus berduel dan mencari tahu siapa yang lebih hebat di antara kita."     

Kata-kata sarkastik Pangeran Kedua diterbangkan oleh angin, sembaril memprovokasi Zhang Ruochen agar mau bertarung melawan dirinya.     

Setelah itu, terdapat pedang darah yang terbang dari langit dan langsung mengarah menuju kaki Monster Kera.     

Zhang Ruochen tidak pernah bertindak impulsif, tapi dia juga paham kalau serangan ini harus dihadapi.     

"Abyss."     

Lelaki itu memanggil Pedang Kuno Abyss dan mulai mengalirkan Kehendak Pedang di dalamnya, supaya pedangnya dapat menghadapi serangan yang datang.     

Tidak berselang lama, kedua pedang saint itu pun mulai berbenturan, hingga sampai mengeluarkan percikan-percikan api.     

Yang jelas, Pedang Darah bukan semacam Senjata Saint Seratus Inskripsi biasa. Sebab, pedang itu jauh lebih kuat, karena pedang itu mampu bertahan dari hantaman Pedang Kuno Abyss.     

Pada akhirnya, pedang itu berhasil menembus kaki kanan Monster Kera. Akibatnya, Monster Kera sempat terhuyung sejenak, dengan luka di kakinya yang menyemburkan darah.     

Setelah beberapa saat, maka Monster Kera benar-benar telah kehilangan keseimbangan diri. Pada akhirnya, tubuh raksasanya pun ambruk, hingga membuat area di depannya – tempatnya terjatuh – langsung rata dengan tanah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.