Kaisar Dewa

Murid Tertua Kaisar Buddha



Murid Tertua Kaisar Buddha

0Creak.     3

Gerbang Kuil Sikong Zen perlahan-lahan terbuka.     

Seorang biksu tua dengan jubah monastik berwarna abu-abu, yang usianya tinggal selangkah lagi menuju makam, tiba-tiba keluar dari balik gerbang tersebut.     

Sikong One yang gemuk dan bocah kecil di kisaran usia 3 atau 4 tahun, mengikuti biksu tua itu dari belakang, sebelum akhirnya mereka berhenti di depan gerbang Kuil Sikong Zen.     

"Master."     

Sikong Two bergegas mendekati sang biksu tua, lalu membungkuk sambil mengatupkan kedua tangannya. Setelah itu, ia segera memeluk tangan kanan sang biksu tua dan membantunya berjalan.     

Zhang Ruochen mengamati biksu tua ini, dan ia langsung menyadari sesuatu. Orang ini hanyalah seorang biksu tua biasa, namun menyimpan banyak misteri.     

Keriput telah menyelimuti wajah, leher, dan tangan sang biksu tua. Sungguh, orang ini benar-benar sangat tua.     

Selain itu, bukannya memancarkan Chi Suci atau Chi Buddha, biksu tua ini malah memancarkan aura yang antik dan sangat kuno, hingga membuatnya terlihat seperti fosil bertubuh manusia – yang sepertinya baru saja digali keluar dari makamnya sendiri – seakan tidak lagi punya vitalitas.     

Sang biksu tua menatap Biksu Earth Blood dan berkata sambil tersengal-sengal. "Aku punya beberapa keterikatan dengan Zhang Ruochen. Jadi, aku tidak akan tinggal diam dan cuma mengamati kalian membawanya pergi dari sini."     

Kata-kata yang tenang itu mengandung tekanan yang besar.     

Akibatnya, Chi darah yang menyembur keluar dari tanah menjadi jauh lebih tebal.     

Biksu Earth Blood sedang berdiri di tengah Chi Darah tersebut, lalu berkata dengan intonasi menyeramkan, "Biksu, ternyata kau punya nyali dan berani menentang Immortal Vampir. Jadi, bisakah kau menyebutkan namamu?"     

Biksu tua berkata, "Aku sudah memilih untuk tinggal di tempat ini demi mengasingkan diri, supaya aku terbebas dari masa lalu dan lebih terfokus dalam memahami nilai-nilai Buddha. Jadi, karena namaku adalah bagian dari masa lalu, maka aku sudah melupakannya."     

"Kalau begitu, aku akan membuatmu kembali mengingat masa lalu."     

Suara Biksu Earth Blood terdengar sedikit bergetar.     

Splash.     

Inskripsi-inskripsi darah mulai mengalir kencang, hingga berubah menjadi lengan raksasa sepanjang ratusan meter dan tampak seperti puncak gunung, dengan aroma anyir yang khas darah.     

Lengan darah itu menerjang turun, sementara telapak tangannya tepat berada di atas kepala sang biksu tua.     

Serangan acak itu berhasil mengguncang tanah di sekitarnya. Guncangan yang seakan mampu membuat para pertapa biasa merasa perlu untuk segera tiarap.     

Namun, sang biksu tua hanya mendongak dan mengamatinya.     

Lalu, dengan menggunakan kekuatan misterius, tiba-tiba lengan darah itu langsung terpecah dengan suara "boom". Setelahnya, lengan itu pun berubah menjadi hujan darah.     

Terdengar teriakan memilukan dari sang Biksu Earth Blood, seakan ia baru saja mendapatkan luka parah. Setelah itu, Chi Darah yang keluar dari tubuhnya menjadi semakin melemah.     

"Siapa kau?"     

Meski terluka, namun suara Biksu Earth Blood masih terdengar lugas dan berwibawa.     

Akan tetapi, Zhang Ruochen dapat mendengar ketakutan di dalam nada bicaranya.     

Bagaimanapun juga, mengalahkan seorang Biksu bukanlah pencapaian yang tinggi. Sebab, masih ada yang jauh lebih luar biasa daripada itu, yakni berhasil membuatnya ketakutan.     

Biksu tua masih terlihat tenang dan damai, sebelum akhirnya bicara pelan, "Aku tidak ingin membunuh orang lain, jadi aku akan membiarkanmu hidup. Tapi, seorang tamu di Kuil Sikong Zen kita telah menjadi sangat geram. Jadi, kalau sampai dia keluar untuk menghadapi kalian, aku khawatir kalau kalian semua akan mati di tempat ini. Jadi, sebaiknya kalian segera pergi dari sini dan sudahi semua kerusuhan ini."     

Biksu Earth Blood terdiam untuk waktu yang lama, lalu mulai membatin, "Apa mungkin masih ada sosok yang lebih tangguh di dalam Kuil Sikong Zen?"     

Terdengar hembusan nafas berat dari balik awan darah. "Benarkah? Sebagai seorang raja, maka aku menolak percaya terkait hal tersebut. Kalau dia memang tangguh, kenapa tidak segera keluar dan menghadapi kami?"     

Biksu tua itu langsung menghembuskan nafasnya pelan, sambil menggelengkan kepala.     

Di waktu yang bersamaan, awan darah itu langsung terpecah, lalu terbentuklah altar yang terbuat dari tulang setinggi 300 meter.     

Enambelas tulang naga menopang altar tersebut, hingga tampak seperti 16 pilar tebal.     

Terdapat jutaan tulang-belulang manusia yang berserakan di sisinya. Bahkan, Zhang Ruochen sempat menemukan tulang-tulang milik para Biksu – yang ditandai dengan pancaran cahaya pada tulang-belulang tersebut.     

Ini adalah pemandangan yang sangat mengerikan, seperti ketika menyaksikan kelahiran dewa atau iblis. Saat menyaksikan ini, bahkan seorang Biksu pun pasti akan menjadi gemetar ketakutan.     

Seorang pria tinggi – sekitar 7 meter – sedang berdiri di bawah kaki altar dengan membawa sebuah bendera pertempuran. Pria itu sedang mengenakan Hundred Saint Blood Armor. Di waktu yang bersamaan, satu tangannya sedang berada di belakang pinggul, sambil memancarkan Chi penakluk – yang seakan hendak meremehkan seisi dunia.     

Hundred Saint Blood Armor merupakan harta karun supreme milik Immortal Vampir. Kalau sosok tangguh mengenakan armor tersebut, maka mereka bisa melepaskan kekuatan seratus orang Biksu dan menyapu bersih segala rintangan yang menghadang.     

Biksu Heaven Blood dan Biksu Earth Blood sama-sama terbang ke arah altar, lalu membungkuk kepada pria tersebut. Setelah itu, mereka berdua berdiri di belakangnya.     

Zhang Ruochen mengamati White Bone Altar di hadapannya.     

Perlahan-lahan, Zhang Ruochen merasa kesulitan untuk bernafas, sekujur tubuhnya gemetar, sementara kedua matanya penuh dengan darah. Semua ini mirip seperti World of Asura.     

Chi yang dipancarkan oleh pria tinggi itu sangat kuat, hingga mampu mempengaruhi mental Zhang Ruochen.     

Bukan hanya Zhang Ruochen, tapi Sikong One, Sikong Two, dan Sikong Kecil. Mata mereka semua menjadi semerah darah dan memancarkan Chi agresif, seakan mereka semua hendak berubah menjadi monster yang haus darah.     

Lalu, untuk Zhao Yue dan Pu Yuelin dari Menteri Peperangan, maka mereka berdua sudah tergeletak di tanah, dengan darah yang keluar dari mulut, hidung, mata dan telinga masing-masing.     

Biksu tua mengamati mereka semua, dan menemukan bahwa kondisi Zhang Ruochen masih lebih baik daripada ketiga muridnya – yang akhirnya juga tumbang.     

Fizz.     

Lalu, ketika biksu tua itu menggerakkan bibirnya, maka seketika itu pula karakter-karakter Sanskerta emas mulai bermunculan. Setelah itu, karakter-karakter tersebut berubah menjadi bola bundar, yang melingkupi tubuh Zhang Ruochen, Sikong One, Sikong Two, dan Sikong Kecil.     

Setelahnya, mereka berempat ditarik kembali ke realitas. Kecuali Zhang Ruochen, maka tiga orang sisanya langsung terengah-engah, sambil terduduk di tanah dengan tubuh yang telah banjir oleh keringat.     

"Oh Tuhan! Apa dia adalah... Kaisar Darah Qingtian? Tidak, tidak mungkin, dia baru saja memanggil dirinya sebagai raja. Seharusnya dia bukan Kaisar Darah Qingtian," batin Zhang Ruochen.     

Benar-benar sulit dipercaya kalau ternyata masih ada sosok mengerikan lain di ras Immortal Vampir – selain sang Kaisar Darah Qingtian sendiri.     

Di puncak White Bone Altar, di sana pria tinggi itu sedang mengamati sang biksu tua. Setelah beberapa lama, maka ia pun tertawa. "Aku sudah menemukan identitasmu."     

Biksu tua itu sama sekali tidak terpengaruh dengan kata-katanya, karena ia hanya mengatupkan kedua tangannya ke arah depan dan berkata pelan, "Amitabha."     

"800 tahun silam, murid tertua Kaisar Buddha – salah satu di antara Sembilan Kaisar – pernah menobatkan Yintuolo sebagai seorang Buddhist. Sebelum Yintuolo berguru kepada Kaisar Buddha, saat itu dia adalah keturunan Keluarga Sikong, Sikong Yibai. Jadi, kalau dugaanku benar, kurasa kau adalah Yintuolo." Kata pria tinggi itu dengan percaya diri.     

Mendengar itu, Zhang Ruochen segera menatap sang biksu tua, sambil merasa terkejut dan terkesiap.     

Murid tertua sang Kaisar Buddha dari masa 800 tahun silam?     

Sikong One, Sikong Two dan Sikong Kecil sama-sama merasa tercengang dan mulai mengamati sang biksu tua. Pada saat ini, mereka benar-benar kesulitan untuk percaya bahwa masternya telah setua itu.     

Bagaimana bisa dia berumur panjang seperti itu?     

Namun, sang biksu tua hanya tersenyum tipis. "Masa lalu terasa seperti mimpi. Masa sekarang adalah cahaya. Masa depan tersembunyi di balik awan. Jadi, karena segala sesuatu hanya seperti mimpi dan ilusi. Apa masih penting identitas diri?"     

Biksu tua menjawab pria tinggi di atas altar, sekaligus memberi penjelasan kepada ketiga muridnya.     

Sekarang ini, karena pria tinggi itu telah mengetahui identitas asli sang biksu tua, maka ia langsung memasang ekspresi serius. "Apa Master Yintuolo berada di sini karena ingin bersembunyi dari Permaisuri Chi Yao? Sebenarnya, para Immortal Vampir ingin menyelamatkan Pluto untuk menghadapi Permaisuri Chi Yao. Jadi, tampaknya kita memiliki musuh yang sama."     

"Kalau Master rela bekerja sama dengan Immortal Vampir, maka aku, sebagai seorang raja, bisa meminta kepada Kaisar Darah untuk mengangkat Anda sebagai Biksu Master Istana Immortal Vampir. Bagaimana menurutmu, Master?"     

Biksu tua itu menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku tidak ada urusannya dengan dunia manusia. Aku sudah mengabdikan diriku sendiri kepada Buddha dan hanya ingin mengasingkan diri. Jadi, aku sama sekali tidak tertarik dengan urusan duniawi."     

Pria tinggi itu berkata dingin, seperti baru saja kehilangan kesabarannya, "Tapi kau telah terlibat ke dalam urusan duniawi ketika kau memilih untuk melindungi Zhang Ruochen. Sejujurnya, tidak ada yang bisa mencegah Pluto untuk kembali lagi ke dunia ini. Sama sekali tidak ada yang bisa menghentikannya. Bahkan, meski Kaisar Buddha masih hidup sekalipun, namun dia pasti akan terbunuh kalau berniat menghentikannya."     

Creak.     

Gerbang Kuil Sikong Zen kembali terbuka.     

"Berani-beraninya kau! Apa kau pikir Immortal Vampir bisa seenaknya sendiri dan melanggar semua aturan, dengan Kaisar Darah Qingtian-mu yang kau bangga-banggakan?"     

Tangan yang membuka gerbang itu terlihat putih dan mulus, seputih permata, dan mulus sempurna.     

Tangan itu terlihat lembut, memikat dan dinamis, hingga pantas disebut sebagai pemilik tangan tercantik di dunia.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.