Kaisar Dewa

Berlatih di Dunia Mortal



Berlatih di Dunia Mortal

2Ruang makan itu sedang diselimuti oleh keheningan yang canggung.     3

Setelah beberapa lama, Kong Lanyou pun akhirnya menghentikan senyumannya, dan mulai bertanya lembut, "Aku masih ingat, dia adalah tunanganmu. Benarkan?"     

"Itu adalah privasi saya."     

Zhang Ruochen masih terlihat tenang dan santai.     

Kong Lanyou mengangguk. "Karena kau tidak mau membicarakannya, maka aku tidak akan memaksamu. Tapi, ini adalah pertanyaan terakhir: jika kau benar-benar orang yang sama seperti pria pada masa 800 tahun silam, lalu kenapa kau tidak mengadakan ritual doa di makan tanteku setelah kau tiba di Wilayah Pusat?"     

Zhang Ruochen merasa seperti baru saja mendapatkan pukulan telak. Jadi, tanpa disadari lelaki itu mulai mengepalkan tangannya erat-erat.     

Sebenarnya, Zhang Ruochen ingin mengadakan ritual doa untuk mendiang ibunya – sang Ratu – di Pemakaman Istana sejak lama, tapi hal-hal yang terjadi di Pemakaman Pedang Pluto membuatnya tidak sempat.     

Perlahan-lahan, Kong Lanyou bangkit berdiri, sambil memamerkan bentuk tubuhnya yang sempurna. Saat itu, rambut putihnya terlihat seperti air terjun yang indah, yang juga tergerai pelan karena tiupan angin.     

Kemudian, ia mengambil satu langkah dan pergi keluar ruangan.     

"Tidak masalah bila kau masih ingin terus bersembunyi seperti itu. Aku pun tidak akan memaksamu untuk mengakuinya. Tapi, ada satu hal yang perlu kusampaikan kepadamu. Aku akan pergi ke makam tante, lalu membersihkan makamnya, dan berjaga di sana selama tiga bulan. Kalau kau benar-benar dia, dan kau tidak muncul di tempat itu selama tiga bulan mendatang, maka aku akan menganggapnya sebagai orang yang telah mati, meski dia masih hidup sekalipun."     

Setelah mengatakan kalimat terakhirnya, saat itu Kong Lanyou telah menghilang dari ruang makan tersebut.     

Zhang Ruochen benar-benar paham bahwa Kong Lanyou sedang berniat untuk menyudutkannya, dan menggunakan mendiang ibunya agar ia mengakui identitasnya.     

"Ternyata dia sangat agresif."     

Zhang Ruochen mengernyitkan dahi, lalu mulai menutup kedua matanya. Pada akhirnya, tergambar senyuman di wajahnya.     

Bagaimanapun juga, Zhang Ruochen pasti akan datang ke makam ibunya. Karena sekarang lelaki itu sudah tidak bisa melarikan diri lagi, maka ia pun akan segera menghadapi kenyataan tersebut.     

Setelah sarapan, Zhang Ruochen bertemu dengan Master Yintuolo dan berbincang mengenai sang Naga Emas. Lalu, setelah mendengar bahwa jiwa sang Naga Emas telah menghilang, saat itu Master Yintuolo langsung menghela nafas panjang.     

Mereka berdua sedang menapaki jalanan batu di Kuil Sikong Zen, dan tanpa disadari, mereka pun tiba di bawah kaki patung batu Kaisar Buddha.     

Master Yintuolo sedang mengatupkan kedua tangannya di depan dada, lalu membungkuk dengan penuh hormat kepada patung batu Kaisar Buddha. Setelah itu, sang biksu tua berkata, "Tuan Zhang. Sebenarnya, saya ingin meminta bantuan Anda."     

Zhang Ruochen sedikit membungkukkan badannya ke arah patung batu Kaisar Buddha. Setelah itu, ia berkata, "Sebenarnya, saya juga ingin meminta bantuan Anda."     

Master Yintuolo memperlihatkan senyuman tipis. "Saya hampir tidak punya rasa takut terhadap apapun di dunia ini, kecuali dua; 'sebab' dan 'akibat'. Sekarang ini, karena kita sedang saling membutuhkan, maka 'sebab' dan 'akibat' itu pun mestinya harus dihadapi."     

Zhang Ruochen berkata, "Apa yang Anda butuhkan, Master? Tolong beritahu saya."     

Master Yintuolo berkata, "Saya telah bertarung bersama dan beriringan dengan Elder Biksu dari Sacred Central Crypt di Pemakaman Pedang Pluto. Meski kami berhasil mengalahkan Kaisar Darah Qingtian, tapi saya pun akhirnya harus terlibat ke dalam urusan duniawi. Maka dari itu, lokasi Kuil Sikong Zen sudah tidak lagi aman."     

"Mulai sekarang, saya dan Kuil Sikong Zen pasti akan terlibat ke dalam peperangan di masa yang pelik ini. Jadi, kami tidak akan pernah punya kesempatan untuk mengasingkan diri lagi."     

"Selama ini, saya pernah mengangkat tiga orang murid. Yang nomor tiga masih terlampau muda, tapi dua orang sisanya sudah sedikit matang. Lalu, mengingat situasi pelik ini pasti akan terus berlangsung, maka saya merasa bahwa mereka berdua harus belajar di dunia luar."     

"Sebab, saya merasa tidak tenang kalau harus meninggalkan mereka berdua di Kuil Sikong Zen dan membiarkan mereka berlatih sendiri-sendiri. Jadi, jika Tuan Zhang bisa membawa mereka berdua, maka saya akan menjadi jauh lebih tenang."     

Mendengar itu, maka Zhang Ruochen merasa sedikit terkejut, "Anda meminta saya untuk membawa Sikong One dan Sikong Two agar mereka dapat berlatih di dunia mortal, benar begitu, Master?"     

Master Yintuolo mengangguk, "Mengasingkan diri adalah salah satu cara latihan. Selain itu, menjalani kehidupan di dunia mortal juga merupakan cara berlatih lainnya. Jadi, hanya dengan mengalami dan mempelajari ilusi-ilusi di dunia mortal, maka mereka berdua akan mampu mengembangkan Hati Buddha masing-masing dan terus berprogres."     

Sikong Two adalah sosok biksu yang jujur, namun tidak pandai bicara. Meski begitu, ia masih sedikit lebih baik daripada Sikong One yang lebih atraktif.     

Kala itu, Zhang Ruochen masih belum menyetujuinya.     

Namun, setelah ia memikirkannya selama beberapa saat, maka ia pun akhirnya berkata, "Baiklah, saya berjanji kepada Anda untuk membawa mereka berdua berlatih di dunia mortal.. Jadi, bolehkah saya mengutarakan permintaan saya, Master?"     

"Silahkan."     

Zhang Ruochen segera mengeluarkan Pedang Taotian dan memegangnya dengan dua tangan. "Umat manusia telah mengumpulkan segenap kekuatan mereka masing-masing demi mengalahkan Pluto dan menyegelnya di lantai ke-15 Underground Spirit Prison selama 10.000 tahun terakhir. Lalu, agar bisa membuka segel di lantai ke-15, maka itu membutuhkan enam kunci. Dan setiap kuncinya adalah sebuah Pedang Saint."     

"Baru-baru ini, Kaisar Darah Qingtian telah berhasil menguasai 5 Pedang Saint. Namun, pedang yang terakhir – Pedang Taotian – masih berada di tangan saya."     

"Meski Kaisar Darah Qingtian telah berhasil dipaksa mundur, namun dia pasti akan kembali lagi. Selain itu, terdapat banyak figur tangguh Immortal Vampir yang pasti akan mencari saya dan berusaha untuk merampas Pedang Taotian ini dalam beberapa hari mendatang."     

"Sementara itu, berdasarkan pada tingkat kultivasi saya yang sekarang, maka saya masih kurang percaya diri untuk melindungi Pedang Taotian. Jadi, saya harap Master bersedia untuk menyimpannya selama beberapa saat. Nanti, setelah saya menjadi seorang Biksu, maka saya akan kembali mengambilnya."     

Master Yintuolo pasti pernah mendengar sesuatu terkait Pluto dan rahasia-rahasia di balik enam Pedang Saint tersebut. Maka dari itu, Zhang Ruochen tidak perlu menyembunyikan apa-apa darinya.     

"Amitabha!"     

Master Yintuolo menatap Pedang Taotian tersebut, lalu mulai menghela nafasnya, "Saya tahu bahwa saya pasti akan terseret ke dalam pusaran badai sesaat setelah saya memilih untuk terlibat ke dalam urusan duniawi. Tapi, saya tidak menyangka bahwa ternyata badai itu akan datang secepat ini."     

Yang jelas, Master Yintuolo benar-benar paham mengenai kehebatan Pedang Taotian. Dalam kata lain, kini Pedang Taotian telah menjadi faktor kunci di dalam kelangsungan hidup Daratan Kunlun.     

Maka dari itu, siapapun yang membawa pedang tersebut, maka ia harus pasti akan berhadapan dengan banyak bencana yang tak habis-habis.     

"Ya sudahlah kalau begitu. Mungkin segala sesuatunya memang telah ditakdirkan, tepat setelah Tuan Zhang menginjakkan kaki di Kuil Sikong Zen."     

Master Yintuolo mengambil pegangan Pedang Taotian, lalu menyimpannya di balik lengan baju. "Saya tidak bisa lagi menetap di Kuil Sikong Zen. Jadi, kalau Tuan Zhang ingin mengambil pedangnya kembali, maka Anda bisa menemui saya di Sekte Brahma di Wilayah Barat."     

Master Yintuolo mengeluarkan sebuah bola Buddhist yang terbuat dari kayu hijau, lalu mulai meletakkannya di genggaman tangan Zhang Ruochen. Setelah itu, ia menambahkan, "Bola Buddha memiliki kekuatan spesial, sehingga Anda dapat menyembunyikan pancaran Chi Suci. Jadi, Anda bisa menyembunyikan diri dari Octagon Mirror milik Menteri Peperangan, dan penglihatan para Sage Metafisika Immortal Vampir. Selain itu, saat Anda mengunjungi Sekte Brahma di kemudian hari, maka Anda bisa bertemu dengan saya dan menggunakan bola Buddhist ini sebagai token."     

Yang jelas, Bola Buddhist itu berarti besar bagi Zhang Ruochen.     

Setelah itu, Master Yintuolo memanggil Sikong One dan Sikong Two, lalu berkata kepada mereka berdua agar selalu patuh terhadap instruksi Zhang Ruochen setelah mereka masuk ke dalam dunia mortal.     

Setelah itu, Master Yintuolo membawa Sikong Kecil bersamanya, dan mereka berdua pun pergi menuju ke Wilayah Barat.     

Kala itu, Sikong Two terlihat sangat sentimental setelah melepas kepergian masternya. Biksu hitam itu sedang berlutut di luar Kuil Sikong Zen dalam durasi waktu yang sangat lama, sebelum akhirnya ia kembali bangkit berdiri dengan air mata yang telah membanjiri pipi.     

Sebaliknya, Sikong One malah terlihat semakin bersemangat. Pria itu kembali ke dalam Kuil dan mulai mengemas barang-barangnya. Ia mengemas barang-barangnya sampai masuk ke dalam 10 tas, namun ia masih gagal mengemas semua kebutuhannya.     

Melihat itu, maka Zhang Ruochen menjadi penasaran, dan ia pun bertanya, "Apa saja yang sedang kau kemas?"     

Sikong One tertawa dengan cara yang misterius, lalu membuka beberapa tas tersebut. Di dalam sana, terdapat dua buah tulang-belulang merah darah.     

Dua tulang itu terlihat bening seperti kristal, seakan mirip seperti batu rubi. Terdapat cincin cahaya suci pada permukaan kedua tulang tersebut.     

"Tulang Biksu," kata Zhang Ruochen.     

Sikong One berkata, "Ya! Setelah Elder Biksu dari Sacred Central Crypt berhasil membunuh dua orang Biksu Immortal Vampir kemarin, maka dua tulang biksunya sempat berceceran. Sebelum-sebelumnya, ada seorang pengunjung yang pernah berkata kepada saya bahwa Tulang Biksu dapat dijual dengan harga yang sangat tinggi di Pasar Gelap. Maka dari itu, semalam saya mendatangi kolam darah mereka dan menggali tulang biksu ini."     

Setelah itu, Sikong One membuka tas yang lain dan memperlihatkan isinya kepada Zhang Ruochen. Beberapa tas itu dipenuhi oleh Senjata Suci Bela Diri dan senjata-senjata saint – yang selama ini dikumpulkan olehnya. Beberapa tas lagi berisi obat-obatan dan buah-buahan suci.     

Setiap benda yang dikemas itu setidaknya dapat dijual dengan harga yang cukup mahal.     

Zhang Ruochen mengambil sebuah kerambit hijau dengan panjang lebih dari 20 meter. Kerambit itu memiliki 19 tingkatan dan diselimuti oleh inskripsi-inskripsi naga yang tebal.     

Itu adalah senjata saint milik Jendral Darah Kongyi, Kerambit Blue Dragon.     

"Kuat sekali Chi Naga di dalamnya!"     

Sambil menggenggam kerambit itu di tangannya, maka seketika itu pula Zhang Ruochen bisa mendengar suara auman naga dari dalamnya.     

"Jiwa naga yang kuat pasti telah disegel di dalam senjata ini. Bahkan, naga itu mungkin telah mencapai level Biksu."     

Kalau lelaki itu ingin menguasai Gerakan Kesepuluh dari Pukulan Naga dan Gajah Prajna, maka ia harus memurnikan jiwa naga dan jiwa gajah. Sekarang ini, karena jiwa naga tersebut berada tepat di hadapannya, maka ia tidak akan pernah menyia-nyiakannya.     

Karena Sikong One hendak menjualnya, maka Zhang Ruochen ingin membeli senjata itu darinya.     

"Katakan berapa harganya. Sebab, kerambit naga ini sangat penting untukku. Jadi, aku ingin membelinya," kata Zhang Ruochen.     

Sikong One menyembunyikan wajah bersemangatnya. "Anda memperlakukan saya seperti seorang penjual. Tolong jangan seperti itu, Anda boleh mengambil apa saja yang Anda butuhkan. Tapi tentu saja... jangan banyak-banyak."     

Zhang Ruochen tersenyum, lalu mulai mengamati 10 tas yang tergeletak di tanah. Kemudian, ia memikirkannya sejenak, lalu mengeluarkan sebuah Gelang Ruang, dan memberikannya kepada Sikong One. "Aku punya sesuatu, yang mungkin bisa berguna untukmu."     

Setelah itu, Zhang Ruochen memberitahu Sikong One terkait cara kerja Gelang Ruang tersebut.     

"Sebelumnya, saya khawatir kalau harus membawa terlalu banyak barang. Jadi, saya tidak menyangka kalau ternyata Tuan Zhang memiliki harta karun yang magis seperti ini. Amitabha! Terima kasih banyak!"     

Sikong One langsung merasa kegirangan sesaat setelah menemukan fungsi Gelang Ruang tersebut. Setelah itu, ia kembali memasukkan 10 tas raksasa lain – yang diambil dari sudut Kuil Sikong Zen. Seperti yang sudah-sudah, maka setiap tas itu juga menyimpan banyak harta karun.     

Setelah berkemas, maka Zhang Ruochen, Sikong One dan Sikong Two pergi menuju ke dunia mortal.     

Sebenarnya, Zhang Ruochen berencana untuk pergi ke Pemakaman Pedang Pluto dan mencari Ling Feiyu, sambil mengamati keadaan para Ras Kuno Prison Guardian.     

Akan tetapi, setelah memikirkannya dua kali, maka Zhang Ruochen segera menggelengkan kepalanya.     

Sebab, meski Kaisar Darah Qingtian telah berhasil dipaksa mundur, namun sang kaisar pasti telah mengutus beberapa figur tangguh untuk mengawasi Pemakaman Pedang Pluto.     

Selain itu, meski para Immortal Vampir tidak tahu jika Zhang Ruochen telah memberikan Pedang Taotian kepada Master Yintuolo, namun mereka pasti masih akan terus mencarinya.     

Maka dari itu, kalau Zhang Ruochen sampai pergi ke Pemakaman Pedang Pluto, maka para Vampir pasti dapat dengan mudah menemukannya.     

Lagipula, sekarang ini adalah waktu yang tepat baginya untuk menghilang, dan menjauh dari kejaran Immortal Vampir maupun Menteri Peperangan.     

"Jadi, kita akan pergi kemana, Tuan Zhang?" tanya Sikong Two kepadanya.     

Zhang Ruochen menjawab, "Ke Pasar Gelap."     

Mendengar itu, maka kedua mata Sikong One langsung bersinar cerah. Di waktu yang bersamaan, diam-diam ia merasa bersyukur kepada Tuan Zhang. "Ternyata Tuan Zhang adalah orang yang sangat pengertian!"     

Pria itu meyakini bahwa Zhang Ruochen memilih Pasar Gelap sebagai tujuan pertama mereka karena lelaki itu sedang mempertimbangkan urusannya. Tapi sebenarnya, Zhang Ruochen juga ingin pergi ke sana.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.