Kaisar Dewa

Mengambil Inisiatif



Mengambil Inisiatif

0Baik Lapisan Kedua maupun Chi Darah yang pernah ditinggalkan oleh Permaisuri Darah, keduanya sama-sama meninggalkan kesan mengerikan, sekaligus juga mengusik rasa penasaran.     
0

Lady Saint sendiri bukan tipikal sosok cendekia konservatif yang suka bermain aman. Faktanya, ia selalu penasaran terhadap hal-hal baru dan haus akan pengetahuan.     

Jadi, ketika tempat itu semakin berbahaya, maka seketika itu pula jiwa petualangannya akan semakin tergugah, seakan wanita itu ingin segera menaklukkan dan mengeksplorasinya.     

Zhang Ruochen bisa melihat sinar ketertarikan di mata Lady Saint, hingga ia pun bertanya, "Apa kau ingin pergi ke tempat di mana cahaya merah darah itu terlihat sebelumnya?"     

"Ya." Lady Saint mengangguk pelan dan berkata, "Aku punya firasat bahwa tempat itu ada hubungannya dengan kemunculan para binatang buas darah."     

Lady Saint bukan sosok mortal biasa. Wanita ini adalah sang Sage Metafisika.     

Jadi, firasat yang diperoleh oleh sosok Sage Metafisika sangat berbeda dengan firasat para mortal biasanya. Bahkan, kadangkala, orang-orang semacam ini mampu melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang biasa – suatu kemampuan yang dapat menembus ruang dan waktu.     

Tentu saja, kekuatan yang dimiliki oleh para sage itu masih sangat terbatas. Lebih seringnya, kebanyakan di antara mereka hanya mampu memperoleh gambaran kecilnya. Jadi, kalau harus diperbandingkan, maka sang Keturunan Ruang dan Waktu masih jauh lebih baik dalam menerka-nerka sesuatu yang masih terhalangi oleh konsep ruang dan waktu.     

Itu juga menjadi penegasan bahwa insting Zhang Ruochen masih relatif lebih akurat.     

Sebagaimana misal, lelaki itu pernah mendapatkan firasat bahwa Lady Saint akan bertemu dengan bahaya ketika wanita itu hendak mengunjungi Klan Shangguan. Dan ternyata benar, Lady Saint sendiri juga hampir mati setelah pergi ke sana.     

Selain itu, firasatnya juga mengatakan bahwa Lady Saint mungkin belum mati. Sehingga, ia memilih untuk menyusup ke dalam Sekte Dewa Darah untuk menginvestigasinya.     

Sekali lagi, firasatnya itu terbukti benar.     

Insting-insting semacam ini dapat dijadikan sebagai gambaran masa depan, sebagaimana lelaki itu mampu melihat sesuatu yang masih tertutupi oleh konsep ruang dan waktu dengan menggunakan Kekuatan Batin-nya.     

Akan tetapi, ia tidak mampu mendapatkan gambaran utuhnya perihal sesuatu yang akan terjadi di masa depan. Hal itu dikarenakan Kekuatan Batin-nya yang masih terlampau lemah, karena pemahaman ruang dan waktunya yang juga masih berada di level rendah.     

Pada akhirnya, gambaran-gambaran terkait peristiwa masa depan itu tercampur menjadi satu dengan alam bawah sadarnya. Akibatnya, lelaki itu tidak sadar kalau dirinya punya kemampuan semacam ini, dan hanya sering menyebutnya sebagai insting.     

Selama ini, firasat semacam itu hanya sering terjadi secara kebetulan. Lelaki itu sama sekali tidak bisa mengaturnya dengan bebas.     

Jadi, mungkin nanti setelah Kekuatan Batin-nya telah menjadi jauh lebih kuat, ditunjang dengan pemahamannya terhadap prinsip ruang dan waktu yang semakin berkembang, maka kemampuannya dalam melihat masa depan bisa menjadi semakin tajam.     

Para Sage Metafisika juga memiliki kemampuan untuk memprediksi masa depan. Hal yang sama juga berlaku pada mereka. Sebab, semakin tinggi Kekuatan Batin-nya, maka semakin akurat pula prediksi tersebut.     

Meski begitu, tentu saja, setiap orang memiliki batasan mereka masing-masing.     

Lady Saint misalnya. Seandainya ia mampu meramal nasib baik atau nasib buruknya orang lain, lalu kenapa dia tidak mampu meramal nasibnya sendiri?     

Apapun itu, yang jelas, masih terdapat banyak faktor yang tidak menentu di masa depan. Sehingga, akan menjadi jauh lebih bijak saat seseorang memilih untuk terus berkembang dan memperkuat kemampuan diri sendiri, daripada harus mengandalkan prediksi masa depan yang sangat tidak menentu.     

Zhang Ruochen mengangguk, sebelum akhirnya bertanya, "Apa Kekuatan Batin-mu sudah pulih?"     

"Kurasa sudah pulih sampai sebesar 30%!" balas Lady Saint.     

Meski wanita itu hanya berhasil memulihkan satu pertiga kekuatannya, namun ia masih sama hebatnya seperti pertapa yang baru saja menembus ke Alam Biksu.     

Benar, jangan pernah meremehkan kemampuan Lady Saint.     

Zhang Ruochen sedang menatap kegelapan yang tak bertepi, sebelum akhirnya berkata, "Sebelum kita memeriksa tempat ini, sebaiknya kita mengalahkan musuh terlebih dahulu. Kalau aku bisa mendengar suara auman binatang buas itu, maka King Xianlan pasti juga segera tiba di tempat ini."     

Kedua mata Lady Saint mulai berbinar, sebagaimana ia sedang mengedipkan bulu matanya. "Daripada menunggu mereka, kenapa kita tidak bergerak terlebih dahulu. Tempat ini memiliki energi yang unik, yang dapat menekan tingkat kultivasi seseorang. Sebaliknya, kualitas fisikmu tidak terpengaruh oleh lingkungan ini, sehingga kau akan berada di posisi yang lebih unggul saat berhadapan dengan King Xianlan."     

"Selain itu, aku juga punya trik khusus yang mungkin dapat berguna."     

Zhang Ruochen menoleh ke sisi samping dan bertanya, "Trik apa?"     

"Aku bisa memainkan sitar untukmu."     

Lady Saint tersenyum tipis dan merentangkan tangannya, sambil memamerkan kulitnya yang putih mulus. Sesuatu sedang bersinar di sela-sela jarinya.     

Itu adalah miniatur sitar permata. Meski ukurannya sangat kecil, namun setiap helai senarnya telah pasang dengan baik.     

Setelah beberapa saat, sitar itu menjadi jauh lebih besar daripada ukuran yang biasanya, hingga wanita itu harus memegangnya dengan kedua tangan.     

Bentuk sitar yang ramping dengan lubang-lubang yang cantik di sudutnya telah membuatnya mirip seperti phoenix. Yang jelas, pembuatnya pasti merupakan sosok yang luar biasa. Selain itu, bahan-bahan yang digunakan untuk membuat sitar juga tidak biasa. Yang pasti, lelaki itu bisa menilai bahwa sitar ini bukan sejenis alat musik biasa.     

Zhang Ruochen juga paham bahwa setiap senar pada sitar tersebut, tidak hanya diperuntukkan sebagai kebutuhan seni.     

Di antara empat sekte Confucianism, maka pemimpin sekte mereka – Sekte Sitar – bahkan juga memiliki sekolah musik. Jadi, ketika sitar itu dimainkan, maka penggunanya dapat membunuh seseorang, menjinakkan binatang buas, atau bahkan mengubah prinsip-prinsip langit dan bumi di sekitarnya.     

Seorang pemain sitar yang telah mencapai Alam Biksu mampu bertahan dari serangan ribuan tentara hanya dengan memainkan alat musik tersebut.     

Jadi, ketika berada di tempat gelap – yang penuh dengan bahaya tak terduga-duga – maka segala sesuatunya akan jauh lebih menyenangkan bila lelaki tersebut dikawani oleh wanita cantik yang memainkan sitar.     

Meski demikian, Zhang Ruochen tidak akan terlena oleh sesuatu yang menyenangkan seperti itu, apalagi ketika bahaya sedang mengintai di mana-mana.     

Maka dari itu, mereka berdua akhirnya memasang perangkap untuk memancing King Xianlan. Kalau mereka ingin berhasil melakukannya, maka mereka harus mempersiapkannya baik-baik.     

Pada situasi semacam ini, melancarkan serangan dadakan adalah pilihan yang paling bijak, selain juga lebih menghemat waktu.     

Auman binatang buas darah yang sebelumnya memang telah berhasil menarik perhatian King Xianlan dan Pangeran Kedua.     

Namun, bukannya segera bergegas ke sana, King Xianlan masih memilih untuk berdiam diri. Selama itu, ia selalu bersikap waspada.     

Vampir itu pernah memata-matai Ras Kuno Prison Guardian selama satu abad lamanya dan sama sekali tidak pernah ketahuan. Hal ini jelas, itu telah membuktikan betapa telitinya vampir tersebut.     

"Jika aku bisa mendengar auman itu, maka hal yang sama juga berlaku pada Zhang Ruochen dan Lady Saint. Bisa jadi mereka berdua sudah lebih dulu pergi ke sana sebelum kita," kata King Xianlan.     

"Bukankah itu lebih baik kalau mereka melakukannya? Dengan begitu, bukankah kita akan menjadi lebih mudah untuk menemukan mereka?" kata Pangeran Kedua. Saat itu, ujung bibirnya tampak tersungging puas.     

"Kita harus bersikap waspada. Jangan pernah meremehkan Zhang Ruochen dan Lady Saint. Sebab, jika Lady Saint sudah pulih, mungkin aku tidak akan mampu mengalahkannya."     

King Xianlan terlihat khawatir. Vampir itu sama sekali tidak ingin kehilangan fokusnya.     

"Ya, Lady Saint memang sangat kuat. Tapi, saat dia melarikan diri, selama itu dia sedang terluka parah. Lagipula, hanya satu hari berselang sejak peristiwa itu. Jadi, bagaimana mungkin dia bisa pulih secepat itu?" balas Pangeran Kedua.     

"Faktanya, sekarang adalah waktu yang paling tepat untuk mengejar mereka. Sebab, kalau kita menunggu terlalu lama dan Lady Saint telah berhasil memulihkan diri, maka kita sama sekali tidak akan punya kesempatan."     

King Xianlan pun akhirnya setuju. Lagipula, apa yang dikatakan Pangeran Kedua memang sangat masuk akal.     

Jadi, ia pun segera mempercepat langkahnya dan bergegas menuju ke sumber suara auman.     

Ketika mereka sudah berada semakin dekat dengan tempat tersebut, maka seketika itu pula mereka dapat merasakan udara di sekitarnya yang menjadi semakin dingin. Terdapat tebing setinggi ribuan meter yang menghalangi perjalanan mereka. Selain itu, permukaan tebing itu sangat halus, seperti telah dihaluskan oleh sesuatu.     

"Ada jejak-jejak mortal di sini."     

King Xianlan berhenti sejenak dan menatap bawah. Ada jejak kaki yang ditinggalkan oleh dua orang, yang membuatnya tidak sulit untuk menebak bahwa itu adalah milik Zhang Ruochen dan Lady Siant.     

Pangeran Kedua terlihat senang dan berseru kencang. "Bagus sekali! Mari kita ikuti jejaknya. Ayah pasti akan senang kalau aku berhasil membawa mereka berdua."     

Pangeran Kedua sedang mengalami tekanan karena gelarnya sebagai Pangeran Kerajaan. Jadi, ia sudah tidak sabar lagi untuk memenangkan hati ayahnya – Kaisar Darah Qingtian – demi menyelamatkan kedudukannya.     

Di sisi lain, King Xianlan masih merasa ragu-ragu. Sebab, sang Raja seperti baru saja merasakan sesuatu, hingga membuatnya terus mengamati jejak-jejak kaki tersebut.     

Instingnya mengatakan bahwa akan ada serangan fatal yang datang dari sisi kanan. Ternyata benar, area di sisi kanannya mulai mengalami keretakan seperti gelas yang hendak pecah dan terus menjangkau ke tempat di mana mereka berada.     

Area di sekitarnya itu sebentar lagi akan terpecah. Selain itu, tidak ada kekuatan apapun yang bisa menghentikan retakan ruang tersebut.     

"Ini adalah perangkap!"     

Sebagai respon atas hal tersebut, maka King Xianlan segera melayangkan pukulan ke arah Pangeran Kedua, hingga mendorongnya masuk ke dalam pecahan ruang tersebut.     

Dorongan yang dilakukan itu juga membuat King Xianlan terhempas ke sisi kiri, sehingga ia berhasil menghindari ruang yang retak tersebut.     

Akan tetapi, Pangeran Kedua baru saja terlempar masuk ke dalam ruang hampa tersebut, dan langsung digiling hancur di dalamnya.     

Pada akhirnya, tidak ada apa-apa yang tersisa dari Pangeran Kedua.     

Sebenarnya, Pangeran Kedua masih sempat menggunakan jimat pertahanan untuk menyelamatkan diri, namun itu hanya mampu bertahan selama satu detik, sebelum akhirnya vampir itu benar-benar musnah.     

King Xianlan menghirup nafas dalam-dalam dan mengaum kencang, "Zhang Ruochen, keluarlah!"     

Suara Zhang Ruochen terdengar dari balik kegelapan. "Taktik yang sangat baik untuk menyelamatkan diri! Aku sudah memasang perangkap ini dengan segenap upayaku, tapi ternyata kau masih berhasil menghindarinya dengan sangat mudah."     

King Xianlan bisa menilai kata-kata sarkastik yang dilontarkan oleh lelaki tersebut.     

Meski demikian, ia tidak terlalu peduli dengan tindakan yang baru saja dilakukan. "Kau adalah orang yang membunuh Pangeran Kedua. Aku tidak ada urusannya dengan ini."     

"Baiklah, terserah kau saja."     

Di balik kegelapan, saat ini Zhang Ruochen terus mengubah lokasinya dengan menggunakan Ruang Pergerakan dan mengenakan Shooting Star Invisible Cloak.     

Gerakannya yang konstan itu membuat King Xianlan kesulitan untuk memindai lokasi pastinya.     

Jadi, karena ia tidak mampu menemukan Zhang Ruochen, maka ia pun segera mencari lokasi Lady Saint.     

Bagaimanapun juga, Lady Saint pasti sedang berada di dekat Zhang Ruochen.     

Benar saja, King Xianlan mampu menemukan wanita itu – yang sedang duduk pada jarak ratusan mil jauhnya.     

Wanita itu sedang memangku sitar, dan terlihat sangat tenang, sembari diselimuti oleh kabut tipis.     

"Kalau aku menyerang dia, maka Zhang Ruochen pasti akan segera menampakkan diri," batin King Xianlan.     

Tiga buah pedang saint tiba-tiba keluar dari tengah dahi King Xianlan.     

Setiap pedangnya memancarkan cahaya brilian.     

Dua pedang itu sedang terbang ke arah Lady Saint dengan kecepatan tertingginya.     

Namun, Lady Saint tampaknya sama sekali tidak peduli dengan serangan tersebut. Sebaliknya, ia mulai memainkan sitar dan menggerakkan jari-jarinya dengan elegan.     

Sesuatu tiba-tiba keluar dari sitar tersebut; suara shriek – suara yang terdengar sampai mengiris telinga – yang juga diikuti dengan percikan-percikan api.     

Percikan-percikan api segera berubah menjadi bola api dan langsung menerjang ke arah pedang lawannya.     

Bola api itu mengaum dan berputar-putar, sebelum akhirnya berubah lagi menjadi seekor phoenix. Setelah itu, sang phoenix sempat terbang ke belakang sejenak untuk mengambil ancang-ancang, sebelum akhirnya menerjang cepat ke arah dua pedang tersebut.     

Boom!     

Phoenix itu berubah menjadi kembang api.     

Meski demikian, ledakan itu masih kurang mengerikan daripada yang seharusnya.     

Sebab, seandainya wanita itu memainkan sitarnya di atas permukaan tanah – tanpa sama sekali mendapatkan tekanan dari lingkungan di sekitarnya – maka seketika itu pula ledakan sitarnya akan mampu menyapu bersih area seluas ratusan mil.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.