Kaisar Dewa

Blood Demon



Blood Demon

0Sebuah tengkorak merah darah – dengan gigi taring seperti tombak dan kobaran api – sedang membakar kedua bola matanya.      3

Jika pemilik tengkorak itu masih hidup, maka seberapa besarnya dia?     

Seperti apa rupanya?     

Zhang Ruochen tidak mengejar tengkorak tersebut. Sebab, ia sendiri juga paham bahwa hal itu hanya akan menghabiskan banyak energinya, apalagi dengan kondisinya yang telah terluka parah.     

Saat itu, sambil memasang ekspresi cemas, maka Lady Saint berkomentar, "Tengkorak itu mungkin milik Blood Demon."     

"Blood Demon?"     

Nama itu tidak terdengar asing. Selain karena King Xianlan sudah berulang kali menyebutkannya, namun Zhang Ruochen juga pernah mendengar nama itu beberapa kali sebelumnya.     

Di sisi lain, tengkorak merah darah itu lama kelamaan bergerak semakin menjauh, dan pergi ke tempat di mana Zhang Ruochen melihat anomali cahaya merah sebelumnya.     

Sementara itu, lingkungan di sekitar mereka kembali berubah menjadi dingin seperti semula.     

Baru ketika itu Zhang Ruochen menyadari jika mayat King Xianlan telah berubah menjadi mayat kering. Rasa-rasanya, semua Chi Darah-nya baru saja dihisap habis.     

Lady Saint melirik mayat kering tersebut, lalu menambahkan, "Seribu tahun yang lalu, Blood Demon merupakan sosok pemimpin di Ras Motian, salah satu ras yang berkompetisi untuk memperebutkan singgasana Immortal Vampir. Dia adalah satu-satunya lawan utama Permaisuri Darah."     

Segala sesuatu yang diucapkan Lady Saint terkait konflik dinasti Immortal Vampir telah membuat Zhang Ruochen seolah ditarik ke masa lampau.     

Delapan ratus tahun silam, ia pernah mendengar dari ayahnya dan Kaisar Darah Qingtian mengenai pertemuan mereka dengan Blood Demon dan dua Raja Darah yang lain ketika mereka masih berusia muda.     

Namun, saat itu ia masih terlampau muda, dan sama sekali tidak ingat dengan detilnya. Selain itu, ia juga tidak pernah melakukan riset khusus mengenai eksistensi Blood Demon.     

Jadi, ia pun berkata, "Delapan ratus tahun silam, dunia sedang dipimpin oleh sembilan kaisar dan tiga permaisuri. Dua belas orang itu adalah orang-orang yang menguasai dunia. Permaisuri Darah mendapatkan ranking tiga dalam hal kemampuan bertarung. Hanya dua kaisar tertua, Kaisar Tao dan Kaisar Wu yang mampu mengalahkan Permaisuri Darah. Kaisar Pedang, Xue Hongchen, mungkin hanya mampu mengimbanginya setelah berusia tua. Jadi, bagaimana mungkin Blood Demon mampu berkompetisi dengan Permaisuri Darah ketika wanita itu telah mencapai puncak kejayaannya?"     

Lady Saint menggelengkan kepalanya, "Ada banyak buku-buku kuno yang menyatakan bahwa Blood Demon selalu lebih kuat daripada Permaisuri Darah. Jadi, bila bukan karena suatu kecelakaan khusus, maka Blood Demon mestinya mampu menjadi Kaisar Immortal Vampir."     

"Bagaimana mungkin?" Zhang Ruochen benar-benar kesulitan untuk mempercayainya.     

Ketika Permaisuri Darah telah berada di puncak kultivasinya, wanita itu pernah mengalahkan Kaisar Ming dan Kaisar Qing yang sedang menggalang kekuatan. Jadi, tampaknya wanita itu juga mampu mengimbangi Kaisar Tao yang sangat kuat.     

"Tapi begitulah faktanya."     

Lady Saint menambahkan, "Blood Demon pernah menjadi sosok jenius di masanya. Kala itu, banyak orang merasa khawatir bahwa dia akan menjadi Lord Pluto yang kedua. Seharusnya kau pernah mendengar tentang "Heavenly Devil Stone Inscription", salah satu di antara Enam Buku Legendaris di Daratan Kunlun, kan?"     

Zhang Ruochen mengangguk dan berkata, "Ada 36 ukiran di dalam "Heavenly Devil Stone Inscription". Legenda menyatakan bahwa buku itu adalah milik salah satu Dewa di era kuno, yang menyimpan teknik pertempuran demonic di dalamnya. Jadi, kalau seseorang mampu menguasainya, maka ia akan menjadi top master di suatu wilayah tertentu."     

Lady Saint langsung menimpalinya, "Dan Blood Demon telah menguasai sembilan ukiran tersebut, bahkan dia juga berhasil menciptakan sembilan teknik bela diri di level Mantra Suci."     

Zhang Ruochen menghirup nafas dalam-dalam, karena lelaki itu kesulitan untuk mempercayainya. "Itu terlalu menggemparkan. Hampir tidak ada yang mampu menguasai dua ukiran, apalagi sembilan."     

Master Muda dari Aula Excellence Pasar Gelap di masa lampau – Kaisar Devil – adalah salah satu jenius seperti Blood Demon. Namun, ia hanya mampu menguasai salah satu ukiran tersebut.     

Karena dengan menguasai salah satu ukiran itu, maka ia dapat mencapai Alam Supreme Saint.     

"Blood Demon ini adalah sosok yang terlampau cerdas di masa mudanya. Jadi, banyak orang yang khawatir terhadapnya, termasuk juga Permaisuri Darah," kata Lady Saint.     

"Kalau dia begitu tangguh, lalu kenapa dia mati? Sebaliknya, Permaisuri Darah malah berhasil menguasai singgasana Immortal Vampir. Kenapa seperti itu?"     

Lady Saint menghela nafasnya. "Aku sendiri tidak yakin mengenai apa yang terjadi di masa itu. Tapi, beberapa rumor menyatakan bahwa Permaisuri Darah telah bekerja sama dengan beberapa pemimpin manusia untuk membunuh Blood Demon, hingga membuatnya gagal mencapai Alam Supreme Saint. Jika tidak, maka Daratan Kunlun pasti sudah lama musnah."     

Zhang Ruochen menjadi semakin kebingungan. Jadi, ia kembali bertanya, "Kalau para pemimpin manusia mampu menghentikan Blood Demon, lalu kenapa mereka juga tidak membunuh Permaisuri Darah? Ini akan membuat kita terhindar dari masalah yang lebih besar."     

"Aku tidak tahu. Lagipula, semua itu hanya rumor. Tidak ada yang tahu seperti apa kebenarannya."     

Setelah itu, Lady Saint kembali menambahkan, "Anggap saja Blood Demon telah mati, tapi kenapa tengkoraknya ada di King Xianlan? Kalau begitu, mungkin dia belum mati, sama sekali belum."     

Zhang Ruochen mendengarkannya baik-baik, sementara tatapan matanya kembali melirik ke arah mayat kering King Xianlan. Seketika itu juga, tiba-tiba perasaan mengerikan terlintas di dalam benaknya.     

Apa Jiwa Suci King Xianlan benar-benar memilih untuk masuk ke dalam tengkorak itu?     

Atau, sebenarnya tengkorak itu yang telah menyerap jiwa sucinya, bersamaan dengan darah di mayatnya?     

Tentu saja, alangkah lebih baik jikalau itu adalah kemungkinan yang pertama.     

Sebab, jika Jiwa Suci King Xianlan yang mengendalikan tengkorak itu, maka itu tidak akan menimbulkan banyak masalah.     

Tapi, jika kemungkinannya mengarah pada dugaan yang kedua, maka itu akan menjadi jauh lebih mengerikan.     

Artinya, Blood Demon tidak benar-benar mati pada masa 1.000 tahun silam. Karena tengkorak kepalanya masih ada, dan selama ini berada di dalam tubuh King Xianlan.     

Terdengar suara ledakan pada jarak ribuan mil jauhnya.     

Setelah terjadinya ledakan tersebut, maka seketika itu pula cahaya merah mulai membumbung di atas langit pada jarak ribuan mil jauhnya.     

Ledakan itu memicu perhatian Zhang Ruochen. Jadi, ia segera melompat ke atas batu-batu dan segera berdiri di atas tebing, sembari mengamati cahaya merah tersebut.     

Itu adalah anomali cahaya merah yang sama. Area di sekitarnya telah berubah warna menjadi merah, hingga memancarkan nuansa yang menyeramkan.     

Setelah itu, ia menyadari bahwa terdapat satu titik yang menyilaukan di atas lembah tersebut.     

Itu adalah...     

Tengkorak itu sedang terbang ke sana.     

Apa tengkorak itu baru saja mengaktifkan anomali cahaya tersebut?     

Anomali cahaya merah masih terus menyala, sementara awan darah yang tebal mulai menyelimuti tengkorak tersebut dan berputar mengelilingi lembah untuk beberapa lama. Setelah itu, semua cahaya itu kembali masuk ke dalam lembah, hingga suasana di sekitarnya kembali berubah menjadi gelap.     

Zhang Ruochen mendeskripsikan apa yang baru saja dilihatnya kepada Lady Saint sesaat setelah ia kembali ke tanah.     

Lady Saint memikirkan hal itu sejenak, namun ekspresi wajahnya terlihat semakin murung. "Kalau dugaanku benar, kurasa Blood Demon baru saja bangkit dari kematian. Mungkin dia bisa merasakan sisa-sisa Chi Darah yang pernah ditinggalkan oleh Permaisuri Darah, hingga dia pun bergegas masuk ke sana."     

"Itu cukup masuk akal," Zhang Ruochen memberinya komentar.     

Lady Saint menghela nafasnya, "Ini telah berada di luar kemampuan kita. Sebaiknya kita tidak usah pergi ke sana. Kalau kita masih memaksakannya, mungkin kita akan mati di dalam sana."     

Zhang Ruochen dan Lady Saint sama sekali bukan tandingan Blood Demon. Jadi, mereka berdua hanya akan menemui ajalnya bila harus meneruskan perjalanan ke sana.     

"Entah itu perkara rahasia di dalam Bottomless Abyss, atau bangkitnya Blood Demon dari kematian, tapi aku akan melaporkan semua ini kepada Permaisuri dan meminta istana kekaisaran untuk segera menyingkirkan semua ancaman ini."     

Lady Saint mendongak dan menatap Zhang Ruochen. "Aku pun akan melaporkan semuanya kepada Permaisuri. Semuanya yang pernah kau lakukan, termasuk bagaimana kau membantai jiwa-jiwa mati yang masuk ke dalam dunia kita dan menggunakan batu rune untuk menyegel pintu masuk Netherworld. Setelah itu, aku sangat yakin bahwa kesalahanmu pasti akan dimaafkan oleh Permaisuri."     

Ekspresi wajah Zhang Ruochen masih mengeras. Saat itu, ia berkata, "Aku tidak melakukannya untuk istana kekaisaran. Aku hanya melakukan apa yang harus kulakukan. Jangan bicara apa-apa tentangku kepadanya. Dia bukan orang yang berhak menilai benar atau tidaknya tindakanku."     

"Zhang Ruochen."     

Lady Saint memanggil namanya. Namun, intonasinya terdengar semakin melembut saat wanita itu menyaksikan ekspresi dinginnya, sebelum akhirnya berkata, "Apa kau ingin terasingkan selamanya? Apa kau ingin hidup dengan menjadi orang lain, yang selalu melarikan diri dan tidak bisa berkumpul bersama dengan keluargamu? Apa ini yang kau inginkan? Sebenarnya kau ini siapa? Lin Yue? Zhang Ruochen? Atau identitasmu yang sekarang di Sekte Dewa Darah? Apa kau tidak ingin hidup sebagai dirimu sendiri?"     

Lelaki itu memaku tatapan matanya di kegelapan, sebelum akhirnya bergumam pada dirinya sendiri. "Aku ingin..."     

Tapi, itu hanya berlaku selama satu detik, sebab setelahnya, Zhang Ruochen kembali menjadi dingin dan tanpa ekspresi apa-apa di wajahnya. Setelah itu, ia menggelengkan kepala dan berkata, "Jangan pernah ikut campur lagi dengan urusan ini!"     

Setelah itu, lelaki itu menjauh darinya.     

Lady Saint merentangkan tangannya – berusaha untuk menarik lelaki itu agar tidak pergi darinya. Namun, wanita itu menemukan bahwa bagian putih pada mata Zhang Ruochen, sedang dipenuhi oleh guratan-guratan otot merah, sebagaimana lelaki itu sedang berpikir keras. Di waktu yang bersamaan, lelaki itu meronta dari genggaman tangannya, dan tanpa disadari, tindakannya itu membuatnya terpelanting jatuh.     

Setelahnya, Lady Saint langsung memuntahkan darah, dengan wajahnya yang pucat seputih kertas. Suara batuk baru saja membuat Zhang Ruochen menyadari sesuatu. Setelah mendengar suara itu, Zhang Ruochen kembali teringat bahwa Lady Saint sedang terluka parah. Jadi, tidak peduli setangguh apapun Kekuatan Batin-nya, namun wanita itu tidak ada bedanya dengan mortal dan sangat lemah.     

"Maafkan aku, aku baru saja..."     

Zhang Ruochen ingin menjelaskan segala sesuatunya kepada Lady Saint – sembari membantunya bangkit berdiri – namun lelaki itu tidak tahu harus memulainya dari mana.     

Lady Saint menggelengkan kepalanya pelan, lalu berkata, "Semua orang punya pilihannya masing-masing. Jadi, kau boleh menolak saranku, tapi aku akan tetap melakukan apa yang kupikir itu benar. Mungkin aku tidak bisa membantumu, tapi aku sama sekali tidak akan pernah menyesal setelah melakukannya."     

Zhang Ruochen terlihat cukup cemas, sebelum akhirnya membalas, "Aku benar-benar khawatir jika kau sampai terseret ke dalam semua teka-teki ini. Pada akhirnya, kau adalah satu-satunya orang yang akan terluka di akhir cerita."     

"Sudah kukatakan ini kepadamu. Aku tidak akan pernah menyesal."     

Lady Saint menatap mata Zhang Ruochen dalam-dalam, sembari menunjukkan betapa gigih dan keras kepalanya wanita tersebut.     

Saat Zhang Ruochen menatap matanya, saat itu ia bisa melihat bahwa tatapan mata semacam ini lebih dari sekedar tatapan pertemanan.     

Entah bagaimana, namun tiba-tiba lelaki itu merasa panik dan langsung memalingkan muka dari tatapan Lady Saint. Setelah itu, ia berkata, "Sebaiknya kita pergi dari sini dan kembali ke atas terlebih dahulu. Perkara sisanya... kita masih bisa membicarakannya lagi nanti!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.