Kaisar Dewa

Empat Surat Telah Dikirimkan



Empat Surat Telah Dikirimkan

1Mereka membutuhkan waktu selama lima hari untuk kembali ke daratan. Ketika menyaksikan gunung bersalju, matahari yang bersinar brilian, dan sumber air yang membeku di bawah gunung, maka segala sesuatunya kembali terasa menakjubkan, apalagi mereka baru saja mengalami situasi hidup dan mati.      2

Di waktu yang bersamaan, Lady Saint telah pulih dari luka-lukanya. Sehingga, kulitnya tampak disinari oleh kabut tipis, hingga membuatnya kembali tampil cantik seperti biasanya.     

Wanita itu sedang berada di bawah kaki gunung dan hendak mengucapkan salam perpisahan kepada Zhang Ruochen.     

"Sebelum pergi, sebaiknya kau membantuku dulu!"     

Zhang Ruochen mengeluarkan kotak es yang diperolehnya dari mayat Mei Lanzhu dan memberikan kotaknya kepada wanita tersebut, sembari berkata, "Kotak ini disegel oleh inskripsi-inskripsi yang rumit. Aku tidak bisa membukanya dengan Kekuatan Batin-ku."     

Lady Saint mengambil kotak itu dan mengamatinya selama beberapa saat.     

Kemudian, ia memutar kotak tersebut.     

Seketika itu juga, lapisan inskripsi pada permukaan kotak tak ubahnya sama seperti gelas yang rapuh dan langsung menghilang begitu saja.     

Melihat itu, maka Zhang Ruochen benar-benar merasa terkesan.     

Yang jelas, Kekuatan Batin-nya berada jauh dibawah Lady Saint. Setelah itu, diam-diam ia berjanji kepada dirinya sendiri untuk semakin giat dalam melatih Kekuatan Batin-nya.     

Sebab, untuk mampu mengendalikan kekuatan ruang dan waktu, maka ia juga membutuhkan Kekuatan Batin yang tinggi.     

Selain itu, demi menyempurnakan keterampilannya pada teknik Delapan Skala Perubahan, maka ia harus mengembangkan Kekuatan Batin-nya.     

Lady Saint mengembalikan kotaknya kepada Zhang Ruochen. Saat itu, kedua matanya berkedip-kedip, karena sedang merasa ragu dan ingin mengatakan sesuatu.     

Wanita itu sedang memilah dan menyunting kata-katanya sendiri, sambil menerka-nerka apa saja yang tidak ingin didengar oleh oleh Zhang Ruochen.     

"Kuharap kita bisa bertemu kembali."     

Pada akhirnya, hanya itu yang keluar dari mulut wanita tersebut. Setelahnya, ia berpaling dan mengambil satu langkah ke depan. Sebelum kakinya sempat menyentuh tanah, saat itu ia sudah berada pada jarak bermil-mil jauhnya, hingga Zhang Ruochen hanya dapat menyaksikan bayangan blur wanita tersebut.     

Lama kelamaan, bayangan blur itu menghilang, sebagaimana Lady Saint baru saja menginjakkan langkah keduanya.     

Zhang Ruochen menghembuskan nafas lega, dan mulai mengamati kotak es tersebut.     

Tanpa segel yang menyertainya, maka kotak itu pun menjadi semakin dingin daripada sebelumnya.     

Saat ia membuka penutupnya, maka seketika itu pula ia menemukan pil transparan di dalamnya – yang diselimuti oleh empat cincin cahaya suci – dengan aroma khas obat.     

Aroma itu menguar di udara dan menawarkan sensasi vitalitas tertentu, sehingga membuat orang yang menghirupnya akan merasa fresh dan berenergi.     

"Divine Origin Pill kelas empat."     

Zhang Ruochen merasa sangat terkejut.     

Lelaki itu sama sekali tidak pernah membayangkan bahwa di dalam kotaknya, ternyata menyimpan sesuatu yang didamba-dambakan – Divine Origin Pill.     

Sungguh kebetulan yang baik.     

"Mei Lanzhu adalah Setengah-Biksu di level ketiga. Jadi, dia pasti akan membawa pil ini sebagai persiapannya untuk menembus ke alam keempat."     

Zhang Ruochen menutup kotak tersebut, sambil menyeringai – entah kepada siapa. Yang jelas, lelaki itu merasa gembira setelah mendapatkan pil tersebut. Sebab, artinya lelaki itu akan segera menembus Alam Setengah-Biksu di level keempat.     

Sementara itu, terdapat scroll yang mendekat kepada Zhang Ruochen dari kejauhan, yang berada di balik awan dan sedang meliuk-liuk melewati kontur pegunungan.     

Tidak lama setelah itu, Blackie melompat dari balik scroll dan berdiri di samping Zhang Ruochen. Kemudian, kucing itu segera mengitari tubuhnya sambil membelalakkan kedua mata bulatnya. Di waktu yang bersamaan, rasa penasaran dan tak habis pikir sama-sama sedang memenuhi isi kepalanya. "Zhang Ruochen, ternyata kau berhasil keluar dari Bottomless Abyss? Ini berarti bahwa Lapisan Pertama itu benar-benar nyata! Apa yang kau temukan di sana? Apa di sana ada senjata saint kuno?"     

"Tidak ada apa-apa di sana."     

Zhang Ruochen malas menjawab pertanyaan kucing tersebut. Sebaliknya, ia segera merentangkan tangannya dan meminta sesuatu, "Surat-suratku, kembalikan."     

Blackie menundukkan kepalanya dan berkata pelan, "Kupikir... kau tidak akan pernah kembali hidup-hidup. Jadi, aku telah memberikan surat-surat itu kepada Murong Yue pada hari kedua sejak kepergianmu. Aku memintanya untuk mengirimkan surat-surat itu melalui jaringan Pasar Gelap."     

Zhang Ruochen langsung mengernyitkan dahinya. Semarah dan sekesal apapun Zhang Ruochen kepada Blackie, namun ia masih berhasil meredam amarahnya sendiri dan berkata, "Katakan kepadanya untuk mengirimkan seseorang supaya surat itu batal dikirimkan. Sekarang!"     

Blackie benar-benar tidak masuk akal.     

Apa yang ditulis di dalam keempat surat itu mewakili isi hati Zhang Ruochen. Di dalamnya, ada terlalu banyak rahasia.     

Jika lelaki itu mati di dalam Bottomless Abyss, maka ia tidak akan keberatan jikalau rahasianya diketahui oleh orang banyak.     

Tapi, lelaki itu berhasil kembali dari sana hidup-hidup.     

"Kuharap Blackie tidak terlambat mengejarnya."     

Zhang Ruochen menghembuskan nafas panjang, sembari mengamati bayangan hitam Blackie yang menghilang di ujung horizon.     

Lelaki itu tidak khawatir bila orang-orang dari Pasar Gelap sampai membaca isinya. Sebab, Murong Yue adalah orang yang memerintahkan mereka untuk mengirim surat tersebut.     

Sebaliknya, lelaki itu khawatir kalau sampai surat itu telah dibaca oleh Chi Yao.     

Sebab, Pasar Gelap memiliki jaringan khusus yang telah tersebar di seluruh penjuru dunia, dan tidak ada apapun yang tidak mampu mereka kirimkan. Selain itu, mereka pasti memiliki cara-cara khusus untuk mengirimkan surat itu kepada Chi Yao.     

Sebagaimana misal, mereka bisa mengirimkan surat itu kepada Chi Yao dengan agenda informasi militer rahasia.     

Dengan cara itu, maka surat tersebut pasti akan lolos dari pemeriksaan keamanan istana.     

Saat itu, Zhang Ruochen juga mengirimkan pesan kepada Lady Saint – yang baru saja pergi – dengan menggunakan gelombang suara. Lelaki itu meminta agar wanita tersebut untuk mengamankan suratnya.     

Seandainya surat itu memang telah dikirimkan ke Istana Ziwei, maka Lady Saint bisa mengambil surat itu terlebih dahulu agar tidak sampai jatuh ke tangan Chi Yao.     

Lagipula, Lady Saint berhutang banyak hal kepada Zhang Ruochen, jadi wanita itu tidak akan pernah menolak permintaannya.     

Faktanya, ia lebih penasaran terhadap alasan kenapa Zhang Ruochen sampai menulis surat untuk Permaisuri.     

Apa isinya?     

Sembari berjalan di atas lapisan salju, saat itu Zhang Ruochen bergumam pada dirinya sendiri, "Di antara empat orang yang tertera di dalam surat, maka Royal Capital adalah tempat yang paling dekat. Jadi, Kong Lanyou pasti sudah mendapatkan suratnya."     

Karena Negara Tiantai dan Royal Capital hanya dihubungkan oleh satu lubang cacing biasa, maka bisa dipastikan bahwa wanita itu telah menerima suratnya, sekaligus juga menegaskan bahwa pergerakan Pasar Gelap memang sangat cepat dan efisien.     

Zhang Ruochen sendiri tidak mengatakan di mana dirinya berada, karena lelaki itu hanya menjelaskan tentang pengalaman-pengalaman di masa muda mereka.     

Jadi, kalau sampai Kong Lanyou benar-benar telah menerima suratnya, maka wanita itu hanya mengetahui bahwa lelaki itu masih hidup.     

"Lagipula, cepat atau lambat dia pasti akan segera tahu. Kalau begitu, apa yang harus dikhawatirkan?"     

Zhang Ruochen menggelengkan kepalanya.     

Pada akhirnya, ia pun harus mengunjungi makam ibunya di Royal Capital. Maka dari itu, sebelum ia datang ke sana, alangkah lebih baik kalau wanita itu telah lebih dulu mendengar tentang dirinya yang masih hidup.     

Sekarang, karena Lady Saint sudah tidak berada di dalam bahaya, maka prioritas utamanya adalah untuk memurnikan Blood God Venomous Worm.     

Meski ia mampu bertahan dari Cacing Darah itu di dalam tubuhnya, tapi fakta bahwa cacing itu juga menyerap kekuatannya telah menjadi ancaman tersendiri.     

Sebab, hanya beberapa hari berselang, namun Cacing Darah itu sudah menjadi jauh lebih kuat daripada sebelumnya, hingga hampir mendekati Alam Setengah-Biksu di level keenam.     

Semakin tangguh cacing tersebut, maka semakin besar pula ancamannya kepada Zhang Ruochen.     

Beberapa hari yang lalu, ia pernah bertanya kepada Lady Saint.     

Apalagi, wanita itu dikenal sebagai sosok yang "tahu banyak hal" di Daratan Kunlun.     

Namun, gelar itu sebenarnya sedikit berlebihan.     

Meski begitu, pengetahuannya terkait Blood God Venomous Worm masih melampaui Zhang Ruochen. Wanita itu berkata kepadanya, "Venomous Worm adalah cacing yang pernah hidup di mayat Dewa Darah. Jadi, kalau kau bisa menemukan mayat Dewa Darah, maka cacing itu akan pergi dari inangnya dan berubah wujud menjadi cacing biasa."     

Ketika wanita itu disodori pertanyaan ini, sejak saat itu ia selalu penasaran dan terus bertanya-tanya tentang apa yang akan dilakukan oleh lelaki tersebut. Tentu saja, Zhang Ruochen tidak mengatakan apa-apa kepadanya.     

"Di mana mereka menyimpan mayat Dewa Darah? Sebaiknya aku tidak pergi meninggalkan Sekte Dewa Darah. Setidaknya bukan sekarang."     

Zhang Ruochen pergi menuju ke Cangtian Canyon dan kembali ke Istana Nether Heavenly.     

Namun, ketika ia baru saja mencapai gerbangnya, saat itu ia sudah disambut oleh suara terompet yang panjang.     

Terompet itu masih terus mendengung selama beberapa menit, hingga membuat permukaan tanah disekitarnya sampai terguncang.     

Tidak lama setelah itu, satu persatu pasukan penunggang binatang buas segera keluar dari canyon tersebut, dan mengepung Zhang Ruochen di tengah-tengahnya.     

Pasukan itu berjumlah 200 orang. Zhang Ruochen bisa menilai bahwa mereka semua sedang menatapnya lekat-lekat, dan berniat untuk melumpuhkannya.     

Di belakang pasukan tersebut, terdapat pasukan lain yang terus mendekat ke sana.     

"Gu Linfeng telah mangkir dari misi selama beberapa hari belakangan. Tidak kusangka ternyata dia berhasil kembali hidup-hidup. Benar-benar sulit dipercaya."     

"Kenapa dia berhasil selamat tapi yang lain tidak? Kita harus mengintrogasinya terkait kematian Putra Dewa!"     

"Banner King Wuliang juga telah menghilang selama beberapa hari belakangan. Aku bertanya-tanya apa dia masih hidup atau tidak."     

…     

Selama beberapa hari belakangan, Istana Nether Heavenly telah kehilangan lima Banner Lord-nya, bahkan Putra Dewa dari Sekte Dewa Darah juga ditemukan meregang nyawa.     

Selain itu, terdapat dua orang lagi yang menghilang. Banner King Zhao Wuliang, dan satu lagi Banner Lord yang baru saja dilantik – Gu Linfeng.     

Peristiwa beruntun ini berhasil menggegerkan Istana Nether Heavenly, bersamaan dengan investigasi yang dilakukan oleh Sekte Dewa Darah. Bahkan, sang Leluhur Sekte merasa sangat geram, hingga sampai mengeluarkan perintah untuk menginvestigasi ini sampai ke akar-akarnya.     

Zhang Ruochen sama sekali tidak panik. Lelaki itu sudah memikirkan semua ini, tepat setelah ia memutuskan untuk kembali ke Istana Nether Heavenly.     

Di tengah kerumunan, sang Saintess dari Sekte Dewa Darah adalah satu-satunya orang yang membelanya. Wanita itu sedang diselimuti oleh cahaya suci. Namun, cahaya suci yang memancar kali ini sedikit berbeda – sebab itu terlihat lebih murni dan memikat. Cahaya itu bukan sesuatu yang biasanya dipancarkan oleh sang Saintess.     

Kedua matanya menatap Zhang Ruochen sambil tersenyum. Senyuman itu benar-benar misterius, yang seakan mampu merenggut hati jutaan pria lainnya.     

Kemudian, Zhang Ruochen memalingkan muka dan menatap Zhao Shiqi, salah satu Banner Lord.     

Pria itu sedang melewati lorong yang dibentuk oleh para pasukan penunggang binatang buas, sembari mendekati Zhang Ruochen dengan tampang dingin. "Ikat Gu Linfeng! Wakil Pemimpin Istana ingin mengintrogasinya!" perintahnya.     

Dua prajurit segera melangkah maju dan mengikat Zhang Ruochen dengan rantai.     

Saat itu, Zhang Ruochen sama sekali tidak melawan, atau berkomentar apa-apa.     

Lagipula, kematian Putra Dewa adalah perkara yang serius. Jadi, semua orang yang pernah berhubungan dengan Putra Dewa pasti akan dicurigai. Selain itu, Zhang Ruochen juga telah memperhitungkan bahwa nantinya ia pasti akan ditangkap.     

Jadi, kalau ia melawan, maka lelaki itu bisa saja langsung dibunuh di tempat. Istana Nether Heavenly juga dapat menyalahkannya atas pembunuhan Mei Lanzhu. Setelah itu, tidak akan ada bukti ataupun kesaksian lain jikalau ia mati terbunuh.     

Pada dasarnya, fakta bahwa Zhao Shiqi masih hidup telah mengindikasikan bahwa lelaki itu tidak perlu khawatir mengenai apapun. Jadi, apa yang harus dilakukannya hanya tetap bersikap waspada.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.