Kaisar Dewa

Wei Longxing



Wei Longxing

1"Kakak, tolong bimbing aku agar mampu memahami Blood God Map. Aku juga ingin membentuk Blood Spiritual Meridian. Nanti, kalau aku berhasil menjadi seorang Biksu yang dimurnikan, maka aku tidak akan pernah melupakan jasa-jasamu."      0

Sebelum Zhang Ruochen sempat memahami kegunaan Blood Spiritual Meridian, saat itu terdapat cahaya merah yang melesat ke arahnya. Itu adalah pemuda monyet yang sedang berlari ke arahnya sambil membuka tangannya.     

"Apa yang kau lakukan?"     

Zhang Ruochen menghindar ke sisi samping.     

Pemuda monyet itu tersungkur dengan perutnya yang membentur tanah, lalu tergelincir beberapa meter di kejauhan. Kemudian, ia kembali melompat dan bangkit berdiri, sambil merasa malu terhadap apa yang baru saja dilakukan.     

Setelah menata sikapnya baik-baik, maka ia mulai memperkenalkan diri. "Namaku adalah Sun Dadi. Aku baru saja bergabung dengan Sekte Dewa Darah setengah tahun yang lalu, dan aku ingin belajar darimu mengenai metode khusus untuk memahami Blood God Map."     

Pada saat itu, Ji Shui dan sang Elder sama-sama berjalan mendekat ke sana.     

Baru saat itu Zhang Ruochen menyadari bahwa dirinya adalah satu-satunya orang di Sekte Dewa Darah yang mampu membaca Blood God Map.     

Jadi, lelaki itu telah menjadi sosok kedua yang menggemparkan Sekte Dewa Darah.     

Namun, ia ingin merahasiakan Jejak Mata Dewa-nya. Maka dari itu, ia berkata, "Aku tidak bisa membantumu. Aku hanya kebetulan memahami Blood God Map."     

Yang jelas, Sun Dadi tidak puas dengan jawabannya, dan ia terus menatap Zhang Ruochen lekat-lekat.     

Sang Elder berkata, "Seribu tahun silam, sosok legendaris itu juga mengatakan hal yang sama. Tidak ada seorangpun yang bisa mengajari orang lain untuk memahami Blood God Map. Segala sesuatunya terjadi karena kebetulan." Ketika mendengar kata-kata ini, maka Sun Dadi pun langsung menyerah dan mulai menghembuskan nafas panjang.     

Zhang Ruochen menyadari bahwa sang elder itu ternyata masih hidup, hingga ia segera membungkuk kepadanya.     

Sang elder mengangguk kepadanya, lalu bertanya, "Siapa mastermu?"     

"Master saya adalah Discipline King Haiming." Balas Zhang Ruochen.     

Mendengar itu, ekspresi wajah sang elder langsung berubah. Setelah itu, ia bertanya, "Talentamu sangat luar biasa dan pencapaianmu di masa depan akan sangat menjanjikan. Tapi, sebelum kau berhasil menjadi Biksu yang dimurnikan, sebaiknya kau tidak mengatakan kepada siapapun bahwa kau telah berhasil membentuk Blood Spiritual Meridian. Jika tidak, maka kau akan berada di dalam masalah dan nyawamu bisa terancam."     

Kemudian, sang Elder langsung memaku tatapan matanya ke arah Ji Shui dan Sun Dadi.     

Di waktu yang bersamaan, mereka berdua langsung merasa sangat tertekan, seakan bahu mereka baru saja dipaku oleh sesuatu. Tatapan mata itu sangat intens. Rasa-rasanya, kalau sang elder sampai mengedipkan matanya, maka mereka berdua pasti akan langsung hancur menjadi debu.     

Jadi, mereka berdua pun langsung berlutut dengan satu kaki. "Kami tidak akan pernah membongkar rahasia ini kepada siapapun," mereka berdua berkata bersamaan.     

Hal ini membuat Zhang Ruochen merasa terkejut. Sebab, ia tidak pernah menyangka bahwa ternyata sosok penjaga Blood God Map memiliki tingkat kultivasi yang mengerikan seperti itu.     

Ji Shui dan Sun Dadi sama-sama merupakan para Setengah-Biksu di level tinggi, namun mereka berdua masih tidak mampu bertahan dari satu tatapan mata.     

Jadi, saat menyaksikan bahwa ternyata ada sosok mengerikan semacam ini di dalam sekte, maka tidak heran jika Sekte Dewa Darah mampu mengimbangi Sekte Taiji dan istana kekaisaran di Negara Tiantai. Ternyata benar, mereka adalah satu satu di antara tujuh sekte kuno yang paling berpengaruh.     

Sang elder tidak berencana membunuh mereka berdua. Sebab, tatapan mata itu hanya berlaku sebagai ancaman.     

Setelah itu, sang elder kembali duduk dan berubah menjadi patung batu – tanpa tanda-tanda kehidupan.     

Mereka bertiga pergi dari sana dan segera turun dari gunung. Namun, peristiwa barusan masih terngiang-ngiang di dalam benak Sun Dadi. Sehingga, ia pun mulai berkomentar, "Tingkat kultivasi pria tua itu sangat mengerikan. Tatapan matanya membuatku merasa sangat kecil."     

Ji Shui masih diam saja. Tapi tiba-tiba, wanita itu menghentikan langkah kakinya dan menatap Sun Dadi. Kemudian, ia bertanya, "Setengah tahun lalu, sang Pemimpin Istana Earth Heavenly pernah bepergian ke Laut Timur dan kembali membawa seorang pemuda. Apa kau adalah pemuda itu?"     

"Hehe."     

Sun Dadi tersenyum malu-malu dan tidak mengelak pertanyaan tersebut. Ji Shui kembali berkomentar. "Menurut Istana Heaven Heavenly, seharusnya kau punya kesempatan sebesar 50% untuk menjadi Putra Dewa. Jadi, tingkat kesuksesanmu berada di urutan ketiga, tepat di bawah Hai Lingyin dan Wei Longxin." Zhang Ruochen juga menghentikan langkahnya, sambil menatap Sun Dadi dengan sedikit terkejut.     

Lelaki itu selalu menganggap bahwa Sun Dadi terlalu kekanak-kanakan sebagai sosok Setengah-Biksu. Sebab, tindakannya tidak mencerminkan perilaku yang biasa dilakukan oleh seorang pemimpin.     

"Apa gunanya 50% kesempatan? Aku tidak ada apa-apanya kalau harus dibandingkan dengan Kakak Gu. Saat berita tentang 10 Blood Spiritual Meridian itu tersebar luas, maka dia akan langsung dijadikan sebagai Putra Dewa, tanpa perlu berkompetisi," kata Sun Dadi.     

"Ya, kau boleh mencobanya," Ji Shui menjawab dengan intonasi sarkastik.     

Tiba-tiba, Sun Dadi langsung menutup mulutnya dan bergidik ngeri. Setelahnya, ia melirik ke arah puncak gunung, sebelum akhirnya menempelkan satu jari di depan mulut sebagai pertanda untuk diam, dan berbisik kepada mereka berdua, "Aku hanya bercanda! Jangan terlalu dianggap serius."     

Sun Dadi percaya bahwa Zhang Ruochen pasti mampu mengungguli sosok legendaris dari masa 1.000 tahun silam. Maka dari itu, ia memanggil Zhang Ruochen sebagai kakak saudara.     

Mereka bertiga kembali meneruskan perjalanannya dan turun dari gunung tersebut.     

Sun Dadi adalah orang yang suka bicara, jadi ia tidak pernah berhenti bicara. Pemuda itu menambahkan, "Pria tua yang berada di puncak gunung pasti merupakan salah satu elder dengan derajat yang tinggi di Sekte Dewa Darah. Tapi kenapa dia tidak ingin melaporkan itu kepada sang Leluhur dan membiarkan Kakak Gu menjadi Putra Dewa? Semenjak dia telah mengetahui talenta Kakak Gu..."     

Ji Shui dan Zhang Ruochen sama-sama terdiam.     

Kemudian, ia berkata, "Apa mungkin elder itu memang tidak mendukung Kakak Gu untuk menjadi Putra Dewa? Sebab, hal itu dapat memicu kecemburuan dari sekte kuno lain?"     

Tiba-tiba, Zhang Ruochen berhenti dan menatap sebuah danau yang berada tidak jauh dari mereka bertiga.     

Seseorang sedang berbincang di pinggir danau tersebut.     

Danau Purple Green berada di sisi bukit Gunung Qianyuan. Airnya sangat jernih seperti kristal dan penuh dengan Chi Suci, hingga membuatnya menjadi tempat yang sempurna untuk berkultivasi.     

Sang Saintess dari Sekte Dewa Darah sedang berjalan-jalan dengan beberapa kandidat lain, sembari mendiskusikan hal-hal terkini yang baru saja terjadi di Daratan Kunlun.     

Sosok yang berdiri di samping Saintess adalah pria dengan armor saint lima warna.     

Pria itu setinggi dua meter, dengan dada yang bidang dan terlihat sangat cocok saat mengenakan armor. Selain itu, ia juga memancarkan aura Dewa Perang, hingga membuatnya mencolok di antara para kandidat lain.     

Pria ini adalah sosok bertalenta yang sudah lama populer di Sekte Dewa Darah – Wei Longxing – yang baru saja pulang dari Medan Pertempuran Dunia Primitif.     

Menurut Istana Heaven Heavenly, maka Wei Longxing memiliki 60% kesempatan untuk berhasil menjadi Putra Dewa, tepat di bawah Hai Lingyin.     

Armor saint dengan lima warna, dipadukan dengan cahaya suci yang terpancar pada tubuh Saintess, keduanya membuat semua orang mulai memaku tatapan mata masing-masing kepada mereka berdua.     

"Sebelum aku pergi ke Medan Pertempuran Dunia Primitif, saat itu aku mendengar kabar bahwa Dunia Primitif Blue Dragon akan hancur dalam beberapa bulan mendatang. Jika demikian, maka perebutan lahan akan terjadi di antara para keluarga kuno dengan tujuh sekte kuno," kata Wei Longxing.     

Berita ini mengejutkan para kandidat yang lain.     

Dunia Primitif Blue Dragon adalah Dunia Primitif yang sangat besar. Bahkan, ukurannya berada tepat di bawah Daratan Kunlun. Dunia itu sudah ada sejak ratusan abad yang lalu dan telah melahirkan banyak makhluk hidup tangguh.     

Beberapa di antara mereka sangat berpengaruh di Daratan Kunlun.     

Namun, Dunia Primitif yang dulunya sempat berjaya, kini telah tumbang.     

"Apa karena itu sang Leluhur ingin segera memilih Putra Dewa yang baru?" tanya salah satu kandidat.     

Wei Longxing mengangguk dan menimpali, "Baru-baru ini, tujuh sekte telah mempersiapkan Putra Dewa dan Saintess masing-masing. Mereka yang berada di Ranking Setengah-Biksu juga akan segera menampakkan diri."     

Sang Saintess menatap pria itu dengan kedua matanya yang berbinar cerah, sebelum akhirnya berkata, "Kakak Wei, menurutku tingkat kultivasimu bisa masuk ke dalam Ranking Setengah-Biksu."     

Wei Longxing membalas dengan kedua mata yang berbinar cerah, yang penuh dengan kebanggaan dan rasa percaya diri. "Aku hanya satu langkah lagi sebelum menembus ke Alam Biksu. Jadi, tidak terlalu penting apakah aku masuk ke dalam Ranking Setengah-Biksu atau tidak."     

Semakin ia berpura-pura tak peduli, maka semakin besar pula keinginannya untuk masuk ke dalam daftar tersebut.     

Sebab, ketika berhasil masuk ke dalam Ranking Setengah-Biksu, maka itu merupakan impian bagi semua Setengah-Biksu.     

Salah satu kandidat – Bai Yu – yang sedang mengikuti mereka dari belakang, mulai berkata sarkastik, "Menurutku, sembilan Ahli Waris sudah dipersiapkan dengan baik. Jadi, mereka akan menempati sembilan posisi di Ranking Setengah-Biksu. Jadi, kau pikir siapa dirimu, masih ingin masuk ke dalam Ranking Setengah-Biksu?"     

Wei Longxing menghadap ke samping dan meliriknya, lalu menimpali, "Bagaimana mungkin sosok lemah bisa bicara tentang Ranking Setengah-Biksu?"     

"Siapa yang lemah?"     

Sedari awal, Bai Yu memang sudah tidak senang terhadap Wei Longxing. Sebab, sang Saintess selalu bicara kepadanya setiap waktu.     

Wanita itu bersikap seakan tidak ada kandidat lain, selain hanya Wei Longxing.     

Wei Longxing menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kau adalah sosok yang lemah. Dan, kau masih berani bicara kepadaku?"     

Bai Yu memaku tatapan matanya ke arah Saintess, dan menemukan bahwa wanita itu sedang tersenyum menyeringai.     

Bai Yu sudah tidak bisa mentolerir semua ini.     

Jadi, ia segera menggerakkan tangannya untuk menciptakan keterampilan pedang, yang berubah menjadi pilar cahaya pedang dan melesat ke arah Wei Longxing.     

Melihat itu, Wei Longxing sama sekali tidak bergerak dan tetap berdiri di tempatnya.     

Namun, pedang Chi Bai Yu segera menghilang setelah berhasil menyentuh tubuh Wei Longxing.     

"Bagaimana mungkin?"     

Ekspresi wajahnya langsung berubah.     

Lagipula, Bai Yu adalah sosok Setengah-Biksu di level ketiga. Setidaknya, lawannya masih harus membutuhkan sedikit tenaga untuk bertahan dari serangannya. Tapi, Wei Longxing sama sekali tidak bergerak sedikitpun.     

Melihat itu, maka para kandidat yang lain pun merasa tertegun.     

"Meski Wei Longxing hanya berdiam diri di sana, namun Bai Yu tidak akan mampu mengalahkannya. Ternyata benar, tingkat kultivasi Wei Longxing tidak lebih lemah daripada mereka yang berada di Ranking Setengah-Biksu," kata salah satu kandidat.     

"Kenapa kau tidak bisa menerima fakta bahwa kau memang lemah?" kata Wei Longxing.     

Terdapat bayangan hitam yang terlepas dari tubuhnya dan langsung terbang ke arah Bai Yu. Saat bayangan hitam itu mengayunkan pukulannya pelan, saat itu Bai Yu sudah terlempar ke dalam danau, hingga menciptakan semburan air yang besar.     

Bayangan itu segera kembali ke tubuhnya.     

Pria itu sama sekali tidak bergerak. Sehingga, para kandidat lain pun merasa terintimidasi dengan kekuatannya.     

Zhang Ruochen, Sun Dadi dan Ji Shui mengamati semua itu dari kejauhan.     

Saat itu, Sun Dadi menahan nafasnya, "Wei Longxing adalah sosok petarung hebat yang langka. Aku berani bertaruh bahwa dia akan berhasil menembus Alam Biksu sebelum berusia 100 tahun."     

"Tapi untungnya, penilaian juri di dalam kompetisi Putra Dewa mendatang bukan tentang kemampuan bertempur, melainkan bicara tentang talenta dan potensi. Sebab, kalau sampai penilaian itu hanya berkutat pada kemampuan bertempur, maka tidak ada seorangpun yang sanggup mengalahkan Wei Longxing," Ji Shui berkomentar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.