Kaisar Dewa

Ketiganya Terluka



Ketiganya Terluka

3Kedua mata Wei Longxing bersinar emas, sebagaimana ia sedang mengamati Putra Dewa Yuan Hong. "Eramu sudah berakhir, sementara aku akan menciptakan era baru."      1

"Benarkah? Kalau begitu, tunjukkan kemampuanmu." Putra Dewa Yuan Hong terlihat sangat tenang. Kemudian, sambil merentangkan tangannya, maka ia berseru, "Ayo, tulang-tulang."     

Ayo, tulang-tulang.     

Ayo, tulang-tulang...     

Suara itu menyebar sampai ke lantai kesembilan altar. Tidak lama kemudian, tulang Setengah-Biksu di level kesembilan mulai keluar dari tumpukan tulang-belulang dan menjadi satu dengan bayangannya.     

Wei Longxing dan Putra Dewa Yuan Hong sama-sama merupakan para figur tangguh, jadi pertempuran mereka pasti akan menjadi sesuatu yang sangat intens. Meski pertempuran mereka berdua sampai berhasil mengguncang langit, namun masih belum ada pemenang pada pertempuran tersebut.     

"Ketika Putra Dewa Yuan Hong masih hidup, saat itu dia sangat kuat. Bahkan, kemampuannya berada di atas rata-rata Putra Dewa yang lain."     

"Jika Wei Longxing mampu bertarung melawan Putra Dewa Yuan Hong di tingkatan alam yang sama, maka itu menegaskan bahwa kemampuannya benar-benar mengerikan."     

…     

Semua orang yang mampu menjadi Putra Dewa di Sekte Dewa Darah adalah sosok bertalenta yang dilahirkan setiap puluhan ribu tahun sekali. Bahkan, para Putra Dewa dengan kemampuan rata-rata masih dilahirkan setiap seribu tahun sekali. Yang jelas, mereka selalu menjadi sosok kebanggaan di eranya masing-masing.     

Putra Dewa Yuan Hong adalah salah satu di antara para Putra Dewa terkuat. Secara natural, hal ini membuatnya semakin mengerikan.     

Kandidat Putra Dewa yang lain juga mulai beranjak ke ujian yang kedua.     

Selain Wei Longxing, Hai Lingyin, Sun Dadi, dan Huo Xin, maka para kandidat lain telah pesimis dengan apa yang masing-masing mereka perjuangkan. Oleh karena itu, mereka tidak menantang Putra Dewa yang lebih kuat. Sebaliknya, mereka memilih yang paling lemah.     

Selama mereka mampu mengalahkan Putra Dewa di tingkatan alam yang sama, maka hal ini akan membuktikan kemampuan mereka masing-masing. Di masa depan, maka derajat mereka di dalam sekte akan meningkat. Mereka bisa mendapatkan lebih banyak sumber daya.     

Ekspresi Bai Yu berubah menjadi licik dan dingin. "Gu Linfeng, Wei Longxing, Hai Lingyin, Sun Dadi, dan Huo Xin, mereka pasti akan menantang Putra Dewa yang lebih kuat demi memenangkan kompetisi ini," pikirnya. "Meski begitu, mereka masih bisa saja gagal di dalam pertempuran tersebut. Jika hal itu terjadi, maka aku masih punya kesempatan untuk menjadi Putra Dewa yang baru."     

Oleh karena itu, ia memilih Putra Dewa yang lebih lemah dan menantangnya. Akan tetapi, Bai Yu langsung dihempaskan oleh lawannya setelah menerima lima serangan. Akibatnya, darah mengalir keluar dari mulutnya, hingga hampir separuh tulang-tulangnya remuk. Bahkan, kemampuan lawannya ini ternyata mampu mengungguli Bai Yu, meski sedang berada di tingkatan alam yang sama.     

Terdapat sembilan kandidat di lantai pertama Altar Dewa Darah. Mereka semua gagal menjalani ujian yang kedua. Di antara mereka, bahkan kandidat yang paling kuat hanya mampu bertahan dari 17 kali serangan. Yang paling lemah di antara mereka langsung terbunuh oleh bayangan Putra Dewa tersebut.     

Ya.     

Langsung terbunuh.     

Kematian dan luka-luka memang kerap terjadi di antara kompetisi memperebutkan Putra Dewa. Hal itu tidak dapat dihindari lagi. Para kandidat yang tidak sempat menyerah akan langsung dibunuh oleh bayangan Putra Dewa tersebut, hingga akhirnya menjadi bagian dari Altar Dewa Darah.     

Tentu saja, kemungkinan jatuhnya korban itu sangat kecil. Apalagi, hanya para petarung kelas tinggi yang dapat menjadi kandidat Putra Dewa dan bertahan di atas altar. Jadi, sebenarnya tidak terlampau sulit untuk menangkis satu atau dua serangan bayangan tersebut.     

Kecuali mereka belum paham dengan kekuatannya sendiri, jika tidak, maka nyawa mereka tidak akan terlalu terancam.     

"Putra Dewa terlampau kuat. Bahkan, yang paling lemah sekalipun berada jauh di atas kemampuanku." Bai Yu tergeletak di tanah dan merasa sangat sedih. Meski begitu, dikalahkan oleh salah satu Putra Dewa bukanlah sesuatu yang memalukan.     

Ketika menyaksikan sembilan kandidat lain yang satu persatu mulai tumbang di atas sana, maka para penonton menjadi semakin paham betapa kuatnya Wei Longxing.     

"Wei Longxing dan Putra Dewa Yuan Hong telah menukar serangan sebanyak 300 kali dan mereka masih kesulitan menentukan pemenangnya. Jika Bai Yu atau Yan Kongming yang berada di posisi tersebut, mungkin Putra Dewa Yuan Hong telah membunuh mereka berdua dalam satu kali serangan."     

"Gu Linfeng memang mampu mendaki ke lantai keenam, tapi kemampuan bertarungnya masih berada jauh di bawah Paman Senior Wei," kata salah seorang Keponakan Junior Wei Longxing dengan intonasi jijik.     

Seseorang harus memiliki potensi dan kemampuan bertarung yang tinggi agar bisa menduduki posisi Putra Dewa. Jika potensi seseorang sangat kuat, tapi kemampuan bertempurnya sangat lemah, maka orang itu mungkin akan dikalahkan.     

Yang jelas, Wei Longxing ingin mengalahkan Gu Linfeng dalam hal kemampuan bertempur, sehingga itu akan semakin meningkatkan potensi kemenangannya.     

Selain itu, Wei Longxing, Hai Lingyin, Huo Xin, dan Sun Dadi akhirnya sama-sama mulai beranjak di ujian kedua.     

Sama halnya seperti Wei Longxin, Hai Lingyin juga memilih Putra Dewa dengan kemampuan di atas rata-rata. Bayangan itu memiliki kemampuan yang sama dengan Putra Dewa Yuan Hong. Hai Lingyin terpaksa melakukan hal tersebut. Sebab, Wei Longxing baru saja memberinya tekanan yang sangat besar.     

Sebaliknya, Huo Xin adalah sosok yang masih terlampau muda dan cenderung konservatif. Jadi, ia memilih Putra Dewa yang lebih lemah. Di tempat lain, Sun Dadi masih terlihat kebingungan. Sun Dadi masih mengamati delapan Putra Dewa yang sedang melayang-layang di angkasa. Ia ingin menantang yang lebih kuat, sekaligus juga yang lebih lemah.     

"Mana yang harus kupilih? Dia? Tidak... bagaimana kalau dia? Tidak, tidak..." Sun Dadi masih sangat kebingungan, sambil menggerak-gerakkan tangan berbulunya.     

"Kau ingin memilih atau tidak?" teriak salah satu bayangan Putra Dewa yang tidak sabaran.     

Karena mereka semua adalah bayangan jiwa, maka emosi dan pikirannya juga masih tertinggal di sana. Yang jelas, sekarang ini delapan bayangan itu sedang merasa kesal.     

Sambil menggertakkan giginya, akhirnya Sun Dadi membulatkan keputusannya. Lalu, sambil menunjuk salah satu bayangan Putra Dewa yang tidak sabaran, saat itu ia berkata, "Kau!"     

Itu adalah sosok yang paling kuat di antara delapan bayangan Putra Dewa yang tersisa. Selain itu, kemampuannya juga berada di atas rata-rata Putra Dewa lainnya. Bahkan, ia tidak lebih lemah daripada Putra Dewa Yuan Hong.     

Wei Longxing, Hai Lingyin, Huo Xin, dan Sun Dadi sedang menjalani ujian kedua mereka masing-masing secara bersamaan. Hal yang paling mengejutkan, mereka masih terus bertempur melawan bayangan-bayangan Putra Dewa tersebut. Meski telah menukar 100 kali gerakan, namun pemenangnya masih belum bisa diresmikan.     

Jika ada perbedaan yang cukup besar pada kemampuan bertarung, maka hasilnya pasti akan langsung ditentukan hanya dalam beberapa gerakan. Akan tetapi, situasi yang sedang berjalan sekarang ini, telah menegaskan bahwa kemampuan mereka memang seimbang.     

"Mereka berempat memang sangat kuat. Kalau mereka dilahirkan di era yang berbeda-beda, maka setiap mereka bisa menjadi Putra Dewa."     

"Mereka berempat muncul di era yang sama. Apa itu merupakan pertanda bahwa Sekte Dewa Darah baru saja berhasil melahirkan empat orang jenius di level Dewa sekaligus?"     

"Tidak sepenuhnya benar. Lagipula, kalau mereka berhasil menjadi Putra Dewa, maka mereka akan mendapatkan lebih banyak sumber daya. Meski sekarang ini belum ada perbedaan yang kentara di antara mereka, namun sang Putra Dewa terpilih masih dapat berkembang lebih jauh lagi di kemudian hari."     

…     

Semua pertapa di Sekte Dewa Darah menjadi semakin bersemangat. Sebab, mereka percaya bahwa tidak lama lagi, sekte mereka pasti akan memasuki era emas. Setelah itu, mereka pasti mampu melampaui Sekte Bulan Penyembah Setan dan menjadi sekte nomor satu di antara ketujuh sekte kuno.     

Setelah menukar lebih dari 500 gerakan, maka yang paling muda – Huo Xin – akhirnya berhasil mengalahkan lawannya, sekaligus menjadi orang pertama yang berhasil lulus di ujian yang kedua.     

Terdengar suara sorak-sorai di bawah Altar Dewa Darah. Semua orang sedang memberikan selamat kepada Huo Xin. Mereka semua tahu bahwa derajat Huo Xin di antara generasi muda, hanya berada di bawah Putra Dewa dan Saintess.     

Jika kandidat yang lain gagal lulus dalam ujian keduanya, maka Huo Xin akan diangkat menjadi Putra Dewa dari Sekte Dewa Darah.     

Secara natural, Huo Xin merasa sangat senang. Bahkan, darahnya sampai mendidih. Lalu, sambil mendongakkan kepalanya, maka ia mulai menatap lantai kelima altar, sembari mengamati pertempuran Wei Longxing, Hai Lingyin dan Sun Dadi lekat-lekat.     

Setelah menukar 1.000 serangan, akhirnya Wei Longxin dikalahkan oleh Putra Dewa Yuan Hong. Jadi, Wei Longxing gagal di dalam ujian keduanya. Meski begitu, tidak ada satupun yang berani meremehkannya. Sebab, jika pria itu mampu bertahan dari 1.000 gerakan, artinya ia berada di level yang sama dengan Putra Dewa Yuan Hong. Kalau penampilannya sedikit lebih baik, mungkin pria itu mampu mengalahkan lawannya.     

Sun Dadi sedang bertempur melawan musuhnya selama empat jam, sampai mereka berdua menukar lebih dari ribuan gerakan. Pada akhirnya, Sun Dadi kalah karena sempat membuat kesalahan kecil.     

Pemuda monyet itu menghembuskan nafas panjang. Sambil merasa menyesal, maka ia mulai memainkan ekspresi wajahnya dan melayangkan komplain kepada dirinya sendiri, "Mestinya aku menantang Putra Dewa yang lebih lemah. Mestinya aku tidak bertindak impulsif! Impulsif adalah iblis."     

"Sekte Dewa Darah telah berdiri sejak Abad Pertengahan dan mampu memproduksi banyak Putra Dewa di sepanjang perjalanannya. Setiap mereka adalah para jenius yang langka. Sun Dadi dan Wei Longxing sama-sama menantang para Putra Dewa yang jauh lebih kuat. Jadi, meski mereka kalah, namun mereka telah membuktikan kemampuan mereka masing-masing."     

"80.000 tahun yang lalu, ketika Putra Dewa Yuan Hong masih hidup, saat itu beliau menjadi salah satu Biksu yang masuk ke dalam top 10 besar. Wei Longxing mampu menukar 1.000 gerakan saat melawannya. Kalau dia panjang umur, maka namanya akan semakin terkenal di dunia ini."     

…     

Kekalahan Wei Longxing dan Sun Dadi membuat banyak orang merasa sedih.     

Di tempat lain, Hai Lingyin masih bertarung melawan musuhnya selama enam jam, namun hasilnya masih belum diketahui. Jadi, pada akhirnya, hasil pertempuran mereka dianggap imbang. Sebab, aturan di dalam kompetisi Putra Dewa telah menyebutkan bahwa ketika para kandidat telah bertarung selama enam jam dan tanpa menghasilkan satupun pemenang, maka hasil pertempuran akan dihitung imbang.     

Hai Lingyin telah ditempa oleh pahitnya kehidupan selama beberapa dekade belakangan, dan selama itu pula ia selalu menghadapi kebuntuan pada kultivasinya. Maka dari itu, ia tidak terlalu keberatan dengan hasil imbang tersebut, dan bisa segera menenangkan dirinya.     

Sekarang ini, Huo Xin adalah orang yang paling berbahagia. Hanya pemuda itu yang lulus di ujian kedua. Jadi, jika Gu Linfeng sampai gagal di dalam ujian kedua, maka Huo Xin pasti akan menjadi Putra Dewa yang selanjutnya.     

"Huo Xin benar-benar beruntung."     

"Mereka bertiga adalah para figur tangguh dan saling berkompetisi sengit, namun ketiganya sama-sama terluka dan membuat Huo Xin mendapatkan keuntungan."     

…     

Semua pertapa yang hadir sedang berpikir bahwa – seandainya mereka bertiga menantang para Putra Dewa yang lebih lemah – mungkin mereka dapat memenangkan pertempuran tersebut.     

Sehingga, Huo Xin tidak akan bisa berbuat apa-apa. Tapi faktanya, Sun Dadi, Hai Lingyin dan We Longxing akhirnya sama-sama harus didiskualifikasi. Sebaliknya, Huo Xin – yang sebelumnya memiliki kesempatan menang yang cukup tipis – kini kembali diuntungkan.     

"Jangan lupa," seseorang mengingatkan. "Gu Linfeng masih belum memulai ujiannya."     

Kalau Huo Xin yang menjadi Putra Dewa, maka ia tidak akan terlalu terkenal. Selain itu, ada banyak orang yang tidak akan puas dengan hasil tersebut. Yang jelas, jika Gu Linfeng yang berhasil menjadi Putra Dewa, maka itu akan lebih mudah diterima.     

Wei Longxing, Hai Lingyin dan Sun Dadi juga sama-sama terpikirkan tentang ini. Jadi, kalau dibandingkan, maka mereka lebih setuju bila Gu Linfeng yang menjadi Putra Dewa.     

Sun Dadi sedang duduk bersila di lantai untuk memulihkan diri sendiri. "Sekarang ini, Kakak Gu sedang berada di atas angin," pikirnya. "Kalau dia mampu mengalahkan salah satu Putra Dewa yang lebih lemah, maka dia akan dinobatkan sebagai Putra Dewa yang baru. Jadi, mestinya dia tidak perlu repot-repot menantang Putra Dewa yang lebih kuat dan membawa dirinya ke dalam masalah, bukan begitu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.