Kaisar Dewa

Putra Dewa yang Baru



Putra Dewa yang Baru

0"Gu Lingfeng."     1

"Gu Lingfeng."     

…     

Nama "Gu Linfeng" mulai didengungkan di seantero Sekte Dewa Darah, sebagaimana mereka sedang memanggil Putra Dewa yang baru.     

Akan tetapi, Zhang Ruochen sama sekali tidak merasa bangga. Sebab, masih ada beberapa ujian lagi yang akan menantinya di depan sana.     

Sementara itu, sang Saintess dari Sekte Dewa Darah, Shangguan Xianyan, sedang berada di puncak altar bersamanya.     

Wanita itu memang terlihat seperti peri, dengan pancaran cahaya suci yang spesial. Akibatnya, hanya sepasang matanya saja yang terlihat, dengan daya pikat dan pesona yang tinggi.     

Shangguan Xianyan sedang menatap Zhang Ruochen di sebelahnya, sebelum akhirnya tersenyum kepada lelaki tersebut. "Putra Dewa kita pasti merupakan sosok bertalenta yang langka. Bahkan, Blood Spirit Fae masih belum mampu menghentikanmu."     

"Saya belum menjadi Putra Dewa. Jadi, saya belum pantas mendapatkan pujian dari sang Saintess." Zhang Ruochen menegakkan postur tubuhnya, sembari memasang ekspresi dingin dan arogan.     

Shangguan Xianyan mengatupkan bibirnya pelan, dan lagi-lagi tersenyum kepadanya. "Kau sudah membuktikkan kekuatanmu di hadapan semua murid Sekte Dewa Darah. Jadi, bila beberapa di antara mereka ingin merebut posisimu sebagai Putra Dewa, maka tidak ada satupun yang akan patuh dengannya."     

Zhang Ruochen menatap wajah cantik Shangguan Xianyan lekat-lekat, sebelum akhirnya berkata, "Meski saya berhasil meyakinkan semua murid di Sekte Dewa Darah, apa hal yang sama juga berlaku pada Saintess?"     

Shangguan Xianyan kembali tersenyum dan tidak menjawabnya.     

Pemimpin Istana Nether Heavenly mulai mengingatkan mereka berdua. Jadi, mereka berdua langsung berhenti bicara dan mulai memberi penghormatan kepada para Biksu dari Sekte Dewa Darah yang hadir di sana.     

Di tempat lain, Discipline King Haiming sedang memasang ekspresi dingin, "Sang Leluhur, karena Gu Linfeng telah tampil dengan baik, hingga berhasil lulus dalam dua ronde, bukankah kita harus segera memahkotainya sebagai Putra Dewa dari Sekte Dewa Darah yang baru?"     

"Tunggu."     

Terdengar suara perintah dari arah entah.     

Discipline King Diyuan – salah satu di antara empat orang Discipline King – mulai bangkit berdiri dari kursi duduknya.     

Di waktu yang bersamaan, Chi Suci sedang bergemuruh di sekitar tubuhnya layaknya gumpalan awan berwarna hitam. Setelah itu, ia berkata, "Tampaknya, Gu Linfeng masih belum mengerahkan segenap kekuatannya ketika bertempur melawan Blood Spirit Fae. Jadi, aku ingin mengujinya sendiri, seberapa kuatnya dia."     

Seorang Discipline King ingin menguji kemampuan sosok Setengah-Biksu?     

Hal itu menegaskan bahwa Discipline King Diyuan sama sekali tidak rela jika Gu Linfeng dijadikan sebagai Putra dewa yang baru.     

Tak lama kemudian, seorang Biksu kuat lainnya mulai melayangkan komplain terhadap Zhang Ruochen. Ia berdiri di tengah gumpalan awan emas. Garis-garis Kekuatan Batin tampak memancar dari kedua matanya. Kala itu, ia berkata, "Aku baru saja mendapatkan beberapa informasi mengenai Gu Linfeng. Dia hanya menguasai Kitab Naga Darah, keterampilan olah raga dari kelas superior di Tingkatan Hantu di Aula Naga Darah. Seharusnya, dia tidak setangguh ini."     

Discipline King Diyuan mencibir, "Ras manusia tidak akan mampu menguasai Pukulan Darah Seven-Apertures dan berhasil membuka enam lubang. Bukankah itu terdengar ganjil jika ternyata Gu Linfeng mampu melakukannya?"     

Discipline King Diyuan dan Biksu Hongyuan sama-sama melepaskan kehendak biksu masing-masing untuk memberikan tekanan kepada Zhang Ruochen.     

Di sisi lain, Zhang Ruochen juga paham bahwa orang-orang itu pasti akan curiga dengan identitasnya.     

Yang jelas, tidak mudah baginya untuk menjadi Putra Dewa.     

Namun, ia masih terlihat tenang dan sama sekali tidak panik. Jadi, ia berkata dengan intonasi datar – yang tidak terdengar congkak maupun ramah, "Sebenarnya, apa tujuan Anda, para Elder Biksu? Kenapa kalian berdua tidak mengatakannya secara gamblang?"     

Mendengar itu, diam-diam banyak Biksu lain mulai mengapresiasi sikap tenang Zhang Ruochen.     

Lelaki itu mampu bersikap tenang di hadapan dua orang Biksu. Artinya, sosok semacam itu adalah orang yang tepat untuk mewakili Sekte Dewa Darah di mata dunia, karena tindakannya sama sekali tidak memalukan.     

Kalau lelaki itu tidak layak menduduki posisi Putra Dewa, siapa lagi yang pantas?     

Tentu saja, kecurigaan dua orang Biksu itu sama sekali tidak berdasar pada sesuatu yang kuat. Sebab, semua orang tahu bahwa kekuatan Gu Linfeng memang sangat langka dan luar biasa.     

Sementara itu, Discipline King Haiming tidak mengatakan apa-apa dan ia memilih untuk menjadi penonton di dalam perselisihan tersebut.     

Di sisi lain, ia juga penasaran dengan rahasia Gu Linfeng.     

"Baiklah, aku akan mengatakannya."     

Suara Discipline King Diyuan penuh dengan energi. Setelah itu, ia berkata, "Kau bukan Gu Linfeng yang asli, tapi kau adalah salah satu mata-mata dari Immortal Vampir."     

Zhang Ruochen berkata, "Apa Anda punya bukti yang kuat atas tuduhan tersebut, Discipline King? Jika tidak, maka saya benar-benar kecewa kepada Anda, sebab sosok seperti Anda baru saja menuduh orang lain tanpa dasar yang kuat."     

"Benarkah?"     

Discipline King Diyuan mulai menatapnya tajam dengan kedua mata yang mirip lonceng. Setelah itu, ia berkata, "Jadi, kenapa kau tidak menjelaskannya kepada kami. Bagaimana mungkin seorang pertapa yang hanya menguasai kitab superior dari Tingkatan Hantu mampu mengalahkan Putra Dewa terkuat di sepanjang sejarah Sekte Dewa Darah?"     

Zhang Ruochen terdiam untuk beberapa saat. "Saya tidak mau mengatakannya."     

"Kau tidak mau mengatakannya, atau memang tidak bisa?"     

Discipline King Diyuan mulai mengalirkan Chi Suci dan menciptakan jejak tanda pukulan. Pria itu melayang-layang di atas kepala Zhang Ruochen dan berkata, "Tunjukan dirimu yang sebenarnya, nak. Jika tidak, maka aku akan menghajarmu habis-habisan."     

Zhang Ruochen masih terlihat tenang seperti sebelumnya, karena lelaki itu paham bahwa orang lain pasti akan menjelaskan masalah ini untuk dirinya.     

Di puncak Gunung Qianyuan.     

Elder Taishang – yang tidak pernah bergerak dan selalu duduk bersila di lantai – tiba-tiba mulai membuka matanya dan menatap Altar Dewa Darah.     

Setelah itu, ia menggerakkan bibirnya dan mengirimkan pesan kepada sang Leluhur Sekte Dewa Darah.     

Kemudian, sang Leluhur Sekte Dewa Darah mulai membuka matanya dan menatap Zhang Ruochen di bawahnya. Saat itu, ia merasa sedikit terkejut, dan mulai bergumam kepada dirinya sendiri, "Akhirnya, setelah 1.000 tahun lamanya, ada lagi seseorang yang mampu memahami Blood God Map."     

Setelah itu, sang Leluhur Sekte Dewa Darah langsung berteriak, "Discipline King Diyuan, kau adalah seorang Biksu. Apa seperti itu caramu menekan seorang pertapa muda? Singkirkan tanganmu sekarang juga!"     

Discipline King Diyuan berkata, "Leluhur, dia terlalu kuat untuk dapat dianggap sebagai Gu Linfeng yang asli. Jadi, bagaimana jika ternyata dia adalah mata-mata utusan Immortal Vampir? Bukankah semua pertapa di dunia pasti akan menertawakan kita nantinya, kalau seandainya kita membiarkan mata-mata Vampir menjadi Putra Dewa di Sekte Dewa Darah?"     

"Aku sudah mengetahui rahasianya. Kau tidak perlu khawatir. Bocah itu memiliki keberuntungan yang bagus. Bahkan, mungkin dia mampu mengungguli pencapaianmu di masa depan," kata sang Leluhur dari Sekte Dewa Darah.     

Mendengar itu, Discipline King Diyuan mulai merasa kebingungan, "Apa rahasianya?"     

"Untuk sekarang ini, aku belum bisa mengatakannya kepadamu." Sang Leluhur Sekte Dewa Darah masih terlihat tenang.     

Yang jelas, kali ini, sang Leluhur Sekte Dewa Darah baru saja bicara dengan agak tegas.     

Sekarang, karena sang Leluhur telah mengeluarkan perintah, maka tidak ada seorangpun yang berani meragukan Gu Linfeng.     

Bahkan, Discipline King Diyuan tidak berani melanjutkan pertanyaannya. Akibatnya, ia langsung menarik kembali jejak tanda pukulan dan duduk di tempatnya semula.     

"Apa Gu Linfeng benar-benar punya rahasia besar?"     

Discipline King Haiming tidak tahu kalau hal itu berhubungan dengan Blood God Map. Jadi, pria tua itu berpikir bahwa kesuksesan Gu Linfeng berhubungan dengan Bottomless Abyss.     

"Setelah dia dimahkotai sebagai Putra Dewa, maka aku harus bisa memaksanya untuk mengatakan semua rahasia di Bottomless Abyss," kata Discipline King Haiming kepada dirinya sendiri.     

Setelah upacara pelantikan selesai, Zhang Ruochen akhirnya berkesempatan untuk mengunjungi makam Dewa Darah bersama dengan sang Leluhur.     

Bahkan, sang Leluhur sampai menggunakan metode rahasia tertentu untuk mengeluarkan Blood God Venomous Worm dari dalam tubuhnya, dengan menggunakan kekuatan Dewa Darah.     

Lagipula, siapa yang rela jika sosok Putra Dewa yang terhormat seperti itu ternyata masih dikendalikan oleh seekor Blood God Venomous Worm?     

Setengah bulan kemudian.     

Langit sedang biru-birunya, seakan baru saja dibersihkan oleh sesuatu. Gumpalan-gumpalan awan putih tampak berserakan di langit biru layaknya katun.     

Seekor Elang Petir Sayap Emas – sepanjang lebih dari 70 meter – sedang terbang di angkasa layaknya istana kecil berbentuk kereta kuno, hingga berhasil meninggalkan bayangan raksasa di permukaan tanah.     

Seekor Elang Petir Sayap Emas adalah binatang buas level enam. Elang itu memancarkan Chi binatang buas yang tangguh ketika sedang melintas di atas pegunungan, sampai berhasil membuat para binatang buas dengan level yang lebih rendah lari terbirit-birit.     

Ketika Elang Petir Sayap Emas sedang melintas di atas Sekte Occult Cloud, saat itu para elder sekte tersebut langsung keluar dari kediaman masing-masing. Namun, ketika mereka melihat Elang Petir Sayap Emas itu tidak berhenti di tempatnya, maka seketika itu pula mereka langsung merasa lega.     

Seorang murid muda dari Sekte Occult Cloud mendongak dan menatap langit, sambil berkata dengan intonasi terkejut, "Chi-nya sangat mengerikan! Apa itu adalah binatang buas legendaris, seekor Roc?"     

Salah satu elder di sekte itu berkata, "Itu adalah Elang Petir Sayap Emas dan Kereta Kuno Darah milik Sekte Dewa Darah. Yang jelas, sosok tangguh sedang berada di dalam kereta kuno tersebut. Sosok tangguh semacam itu adalah orang yang mampu menghancurkan seluruh Sekte Occult Cloud hanya dengan satu lambaian tangannya."     

Murid muda itu langsung mengepalkan tangannya erat-erat, sembari memasang ekspresi tegas. "Saya akan bekerja lebih keras, agar suatu hari nanti saya dapat menunggangi seekor Elang Petir Sayap Emas dan membuat orang-orang bangga dengan saya."     

Sementara itu, Zhang Ruochen sedang duduk sendirian di dalam Kereta Kuno Darah tersebut, sembari memurnikan Cermin Kuno Cuprite.     

Cermin Kuno Cuprite hanya sebesar kepalan tangan. Cermin itu terbuat dari permata dan terlihat bening seperti kristal.     

Terdapat beberapa inskripsi misterius pada cermin kuno tersebut. Beberapa inskripsi bahkan terhubung satu sama lain dan terlihat seperti pohon. Sama halnya dengan itu, beberapa inskripsi yang lain mirip seperti binatang buas.     

Zhang Ruochen tidak berhenti bermeditasi, sampai lelaki itu berhasil memurnikan jiwa di dalam Cermin Kuno Cuprite tersebut. Setelah berhasil memurnikannya, maka ia mulai mengelusnya pelan.     

"Life-Death Mirror."     

Setiap Putra Dewa dari Sekte Dewa Darah akan mendapatkan sebuah Senjata Saint Seribu Inskripsi.     

Sementara itu, Life-Death Mirror ini – Senjata Saint Seribu Inskripsi - adalah hadiah yang diberikan oleh sang Leluhur kepada Zhang Ruochen.     

Dikatakan bahwa Life-Death Mirror diproduksi untuk meniru konsep Blood Sea Demonic Mirror – salah satu senjata andalan Immortal Vampir.     

"Bahkan, produksi senjata palsu masih berada di level Senjata Saint Seribu Inskripsi. Jika demikian, seberapa kuatnya Blood Sea Demonic Mirror?" kata Zhang Ruochen pada dirinya sendiri.     

Setelah Blood Sea Demonic Mirror dan Permaisuri Darah terjatuh ke dalam Bottomless Abyss, apa mereka benar-benar telah menghilang dari Daratan Kunlun sejak saat itu?     

Tiba-tiba, anomali cahaya merah yang pernah dilihat oleh Zhang Ruochen di Lapisan Pertama Bottomless Abyss kembali muncul di dalam benaknya.     

Apa cahaya merah itu ada hubungannya dengan Blood Sea Demonic Mirror atau bahkan sang Permaisuri Darah itu sendiri?     

Selama setengah bulan belakangan, Zhang Ruochen tinggal di pusat Sekte Dewa Darah dan telah mempelajari banyak hal.     

Dikatakan bahwa pihak istana kekaisaran dan Menteri Peperangan pernah mengirimkan 10 orang Biksu untuk membobol Istana Nether Heavenly dan masuk ke dalam Bottomless Abyss.     

Akan tetapi, tidak ada satupun di antara mereka yang berhasil keluar dengan selamat dari Bottomless Abyss, dan menghilang begitu saja layaknya batu-batu kerikil.     

Kabar lainnya, Lady Saint telah kembali dengan selamat menuju Pusat Kota Kekaisaran dan telah melaporkan segala sesuatunya terkait dengan penemuannya di Bottomless Abyss.     

Akan tetapi, Zhang Ruochen sempat bertanya-tanya kenapa Chi Yao tidak segera menangani semua ini, mengingat situasi yang terjadi sekarang ini cukup pelik.     

Apa karena sang Permaisuri tidak menganggapnya sebagai ancaman yang serius? Atau... wanita itu benar-benar tidak lagi mampu bertempur seperti yang diceritakan rumor?     

Zhang Ruochen menggelengkan kepalanya pelan, lalu memutuskan untuk tidak lagi memusingkan perkara Bottomless Abyss dan Chi Yao. Kemudian, ia membuka tirai kereta kunonya dan melihat ke sisi luar, "Sebentar lagi, kita akan tiba di pusat Pasar Gelap Negara Tiantai?"     

Zhang Ruochen pergi meninggalkan Sekte Dewa Darah untuk mengunjungi Royal Capital. Lelaki itu akan berkunjung ke makam ibunya dan menemui Kong Lanyou.     

Tentu saja, sebelum melakukan itu, maka ia harus pergi ke pusat Pasar Gelap di Negara Tiantai terlebih dahulu, karena ia ingin membeli jiwa gajah suci.     

Sebab, setelah ia berhasil mendapatkan jiwa gajah suci, maka ia dapat menguasai Gerakan Kesepuluh di Pukulan Naga dan Gajah Prajna.     

Setelah berhasil memurnikan jiwa gajah, maka lelaki itu punya kesempatan untuk membuka lubang ketujuh di tangannya dan kembali meningkatkan kualitas fisiknya.     

Yang jelas, semua itu adalah sesuatu yang esensial sebelum menembus ke Alam Biksu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.