Kaisar Dewa

Membuka Segel Ketiga



Membuka Segel Ketiga

1Setelah berhasil membunuh Jendral Saint Yan Xu dan ketujuh orang elder di Paviliun Pearl Light, maka Zhang Ruochen telah membuktikan kemampuannya. Lelaki itu mampu mengimbangi sosok Setengah-Biksu di level kesembilan.      3

Akan tetapi, semua orang masih merasa yakin bahwa lelaki itu tidak akan mampu mengalahkan Ouyang Huan.     

Sebab, level kesembilan masih dibedakan menjadi tiga tingkatan; tingkatan awal, menengah dan puncak. Sementara itu, Jendral Saint Yan Xu masih berada di tingkatan awal.     

Sebaliknya, Ouyang Huan mampu membunuh Setengah-Biksu di level kesembilan, meski ia masih berada di level keenam. Sekarang ini, pria itu sudah berada di level kesembilan. Jadi, pria itu mampu membunuh seorang pertapa di puncak level kesembilan hanya dengan menggunakan satu jari.     

Di kejauhan, Jendral Saint Gui Gu berpikir bahwa Zhang Ruochen sedang bertindak bodoh. Oleh karena itu, sambil menyeringai, maka ia berkata, "Benar-benar arogan. Sosok Setengah-Biksu level rendah baru saja berkata bahwa dia akan mematahkan kaki seorang Ahli Waris. Apa masih ada yang lebih konyol daripada pernyataan ini?"     

Zhang Ruochen memang sengaja menyembunyikan auranya. Jadi, hanya orang-orang yang berada di level Ling Feiyu, yang mampu memindai tingkat kultivasinya. Oleh karena itu, Gui Gu berpikir bahwa Zhang Ruochen masih merupakan sosok Setengah-Biksu di level rendah.     

Apalagi, lelaki itu baru saja mencapai Alam Setengah-Biksu beberapa bulan yang lalu. Kecuali dia mendapatkan kesempatan besar (mengalami petualangan tertentu), jika tidak, mungkin lelaki itu akan kesulitan untuk menembus ke tingkatan menengah.     

"Zhang Ruochen hanya sedang berpura-pura. Dia cuma ingin menakuti para pertapa dari Sekte Setan, lalu melarikan diri."     

Kong Hongbi berpikir bahwa ia telah berhasil memindai kekuatan Zhang Ruochen. Saat itu, kedua matanya sedang terpaku ke arah Beauty Shi. Sekarang ini, pria itu menjadi semakin yakin bahwa wanita itu bukanlah orang biasa. Wanita itu tidak sesederhana penampilannya.     

Kalau dibutuhkan, bahkan Kong Hongbi sudah bersiap untuk melancarkan serangan dan mencuri Beauty Shi darinya.     

Beberapa pertapa dari Sekte Setan sedang berdiri di sisi jalanan. Sementara itu, beberapa yang lain juga sedang berada di atap-atap bangunan atau bersembunyi di balik kegelapan. Sekarang ini, mereka semua sedang tertawa geli, karena mereka sedang menertawakan Zhang Ruochen dan menganggapnya tak tahu diri.     

Boom.     

Sambil mendengus dingin, Zhang Ruochen melangkah maju. Dalam setiap langkahnya, lelaki itu selalu berhasil menciptakan keretakan pada permukaan tanah. Retakan itu mengeluarkan suara-suara dan terus memanjang di sekitarnya, hingga mirip seperti jaring laba-laba. Di waktu yang bersamaan, inskripsi-inskripsi Buddhist dan kata-kata Sanskerta mulai bermunculan dari dadanya, hingga membentuk lautan mantra.     

Alunan-alunan mantra Buddhist mulai terdengar di seluruh penjuru. Rasa-rasanya, itu mirip seperti ribuan biksu yang sedang melantunkan doa.     

Sekarang ini, Zhang Ruochen sedang membuka segel ketiga Sarira. Chi Buddhist yang melimpah seakan sedang berbondong-bondong masuk ke dalam tubuhnya. Setelah berhasil membuka segel ketiga Sarira, maka kemampuannya akan setara dengan seorang Biksu dalam dua jam mendatang.     

Whoosh.     

Inskripsi-inskripsi emas sedang mengitari tubuh Zhang Ruochen. Kemudian, semua inskripsi itu bertransformasi menjadi sosok Buddha emas setinggi 100 meter. Bayangan itu terlihat agung dan memancarkan cahaya brilian. Riak-riak Chi Buddhist segera menyebar ke segala penjuru. Bayangan itu berdiri tegak dan menciptakan kontras yang tajam dengan Chi Ghost berwarna merah di Paviliun Pearl Light.     

"Bagaimana mungkin? Kenapa aura Zhang Ruochen kian lama menjadi semakin kuat, bahkan nyaris mencapai Alam Biksu. Sial, aura itu masih terus meningkat."     

"Apa dia pernah dirasuki oleh Biksu Buddha?"     

"Tidak heran kenapa dia berani menyerang Sekte Setan. Ternyata, dia masih punya kartu andalan lain."     

Para pertapa dari Sekte Setan segera menggunakan teknik bergerak masing-masing untuk melarikan diri dari sana.     

Hanya Ouyang Huan yang melesat maju. Sambil membawa tombak berwarna putih, pria itu menghunuskannya lurus ke arah depan. Ouyang Huan juga tahu bahwa Zhang Ruochen memiliki harta karun Buddha yang dapat meningkatkan kekuatannya untuk sementara waktu.     

Sekarang ini, kekuatan Zhang Ruochen masih belum terkumpul penuh. Jadi, sekarang ini adalah waktu yang paling tepat bagi Ouyang Huan untuk menyerangnya. Sebab, ketika lelaki itu berhasil mengumpulkan segenap kekuatannya, maka tidak ada satupun – yang hadir di tempat ini – sanggup menghentikannya.     

Terdapat kobaran api pada ujung tombaknya. Itu terlihat seperti awan merah dengan ekor cahaya yang panjang di belakangnya. Akibatnya, pergerakan tombak itu langsung membuat tanah di bawahnya meleleh dan berubah menjadi lautan lava.     

Boom.     

Tombak putih itu berhasil menembus lapisan-lapisan cahaya Buddhist. Berbekal daya ledak yang besar, maka tombak itu terus bergerak menuju ke jantung Zhang Ruochen. Akan tetapi, ketika tombak itu berhasil mendarat di dada Zhang Ruochen, maka seketika itu pula terdengar suara gesekan logam yang melengking. Suara itu mirip seperti palu yang dihantamkan pada lonceng perunggu.     

Zhang Ruochen mundur sejauh ratusan kaki, sebelum akhirnya mampu menyeimbangkan diri sendiri. Lubang sepanjang ratusan kaki terbentuk akibat gesekan kaki Zhang Ruochen.     

Lelaki itu sama sekali tidak terluka. Hanya ada goresan putih biasa pada bagian dadanya. Namun, sekarang ini, sekujur tubuhnya telah berubah menjadi berwarna emas, seakan lelaki itu benar-benar terbuat dari emas. Ada ribuan inskripsi Buddhist yang bermunculan di kulitnya.     

"Fisik Emas Immortal?" Ouyang Huan bergidik ngeri.     

Serangan yang dilancarkan sebelumnya, merupakan serangan yang mampu menembus tubuh sosok Biksu di level rendah. Akan tetapi, Zhang Ruochen sama sekali tidak mengalami luka. Jadi, bagaimana mungkin hal itu tidak mengejutkan pria tersebut?     

Lotus-lotus hitam sedang bermunculan di bawah kaki Ouyang Huan. Sambil melepaskan kecepatan maksimalnya, maka ia menggenggam tombak putihnya dan kembali menyerang Zhang Ruochen.     

Poof, poof.     

Kobaran api sedang memancar dari tombaknya. Kobaran api itu mirip seperti binatang buas mengerikan – yang sedang bergerak menuju ke Zhang Ruochen.     

Zhang Ruochen merentangkan tangan dan menangkap tombak tersebut. Lalu, tangan yang lain digunakan untuk menerjang lawan dari bawah tombaknya.     

Tanpa perlu mengurangi kecepatan, tangan emas itu segera menghantam dada Ouyang Huan keras-keras, layaknya lima buah gunung jari. Seketika itu juga, Ouyang Huan langsung memuntahkan darah dan terjungkal ke tanah.     

Boom.     

Seketika itu juga, permukaan tanahnya langsung hancur, hingga membentuk sebuah lubang raksasa. Ouyang Huan sedang tergeletak di dalamnya dengan dadanya yang cekung. Lebih dari separuh tulang di tubuhnya telah remuk. Akibatnya, organ-organ dalamnya juga mengalami cedera.     

Yang jelas, hal itu telah menunjukkan betapa mengerikannya serangan Zhang Ruochen.     

"Gila."     

Tanpa ragu, Kong Hongbi dan Jendral Saint Gui Gu segera berpaling dari sana. Mereka melarikan diri dengan kecepatan tertinggi. Sebab, sekarang ini, kemampuan bertempur Zhang Ruochen terlampau mengerikan. Lelaki itu berhasil mengalahkan Ouyang Huan hanya dalam satu kali serangan.     

Memangnya siapa yang mampu bertempur melawannya?     

Para pertapa di seluruh Pasar Gelap pun juga sedang merasa terkejut, hingga mereka tak mampu berkata apa-apa.     

Sang lord Paviliun Pearl Light berjalan dari balik kegelapan. "Zhang Ruochen," katanya dingin. "Jika kau berani melukai sang Putra Suci, maka tidak ada seorangpun di Daratan Kunlun yang mampu menyelamatkanmu."     

Sebelum-sebelumnya, pria itu telah dilukai oleh Ghost King Bloodmoon. Lalu, setelah menelan Withered Pil, maka tenaganya pun kembali pulih sebesar 50 persen.     

Pria itu memancarkan aura khas seorang Biksu. Jadi, itu membuatnya mirip seperti sosok inkarnasi langit, yang selalu memandang rendah orang-orang.     

Bagi para pertapa biasa, maka semua Biksu adalah sosok yang tangguh. Bagi mereka, seorang Biksu dan Dewa tidak ada bedanya.     

Zhang Ruochen menimpali ucapannya dengan berdiam diri. Lelaki itu menggelengkan kepalanya dana sama sekali tidak peduli dengan ancaman sang lord paviliun.     

Bahkan, lelaki itu sama sekali tidak takut dengan Permaisuri dan istana kekaisaran. Jadi, kanapa ia harus takut terhadap Sekte Setan Penyembah Bulan?     

Sang lord Paviliun Pearl Light menambahkan, "Kau menggunakan jimat khusus untuk meningkatkan kekuatanmu hingga berada di Alam Biksu. Tapi, kau bukanlah seorang Biksu yang sesungguhnya. Jadi, kau sama sekali tidak paham mengenai misteri-misteri Alam Biksu, hingga membuat kemampuanmu menjadi sangat terbatas. Maka dari itu, kau pasti akan mati bila berhadapan dengan seorang Biksu yang sesungguhnya."     

"Apa kau sedang bicara mengenai dirimu sendiri?" tanya Zhang Ruochen.     

Sang lord Paviliun terkekeh. "Mungkin aku sedang terluka, tapi aku tidak kesulitan untuk mengalahkanmu."     

"Kalau begitu, kenapa kau masih banyak bicara?"     

Zhang Ruochen menebaskan pedangnya. Terdapat pilar pedang Chi hitam yang menghubungkan langit dan bumi, sebelum akhirnya terbang ke arah sang lord Paviliun.     

Sang lord Paviliun tidak sadar bahwa ia sedang meremehkan Zhang Ruochen, sampai lelaki itu menyerang dengan menggunakan pedangnya. Ternyata, kemampuan bertempur lelaki ini jauh lebih kuat daripada yang pernah dibayangkan sebelumnya.     

Sang lord Paviliun tidak berani menyerang lawannya secara langsung. Pria itu menggunakan teknik bergerak dan melesat ke sisi samping.     

Kaboom.     

Retakan tercipta di atas permukaan tanah. Retakan-retakan itu terus memanjang dan melebar sampai 100 mil jauhnya. Jika dilihat dari langit, maka seseorang bisa melihat bahwa serangan Zhang Ruochen telah membelah Pasar Gelap menjadi dua bagian. Pada bagian tengahnya, di sana terdapat sebuah lubang yang menganga lebar.     

Sang lord Paviliun sedang melayang-layang di udara. Pria itu mengeluarkan senjata saint berbentuk menara. Senjata ini disebut sebagai Thousand Lock Tower. Dengan 893 inskripsi di dalamnya, maka senjata ini hampir mencapai level Senjata Saint Seribu Inskripsi.     

Menara berukuran sekepalan tangan itu perlahan-lahan terbang ke langit. Senjata itu berputar-putar di atas sana, hingga mencapai ketinggian ratusan kaki. Senjata itu memancarkan aura yang cukup mengintimidasi, layaknya sebuah gunung hitam yang melayang di angkasa.     

Setelah berputar-putar, maka menara itu langsung melepaskan angin dan sambaran-sambaran petir.     

Selain Zhang Ruochen dan Beauty Shi, maka semua pertapa yang berada di daratan telah melarikan diri.     

Pertempuran skala Biksu selalu mampu menghancurkan segala sesuatunya. Seorang pertapa biasa pun pasti akan mati setelah terkena gelombang serangan mereka, meski telah berada di jarak ratusan kilometer jauhnya.     

"Bunuh."     

Sang lord Paviliun sedang mengendalikan Thousand Lock Tower-nya untuk menyudutkan Zhang Ruochen dan Beauty Shi. Ini adalah serangan yang dilancarkan oleh sosok Biksu. Yang jelas, serangan semacam ini mampu menghancurkan bumi dan membumihanguskan sebuah kota. Terlebih lagi, formasi pertahanan kota biasanya tidak akan mampu menghentikan serangan ini.     

Zhang Ruochen menggenggam pedang dengan kedua tangan dan perlahan-lahan mengangkat tangannya.     

Banyak inskripsi-inskripsi Buddha yang mulai beterbangan. Semua inskripsi itu menjadi satu dengan Pedang Kuno Abyss. Jiwa pedang terbangunkan dan inskripsi-inskripsi di dalam pedangnya pun mulai bermunculan. Lama kelamaan, kekuatan yang sedang terbentuk itu menjadi semakin mengerikan.     

Whoosh—     

Pedang Chi melesat dan membelah Thousand Lock Tower.     

"Thousand Line of Destruction. Apa senjatamu adalah Senjata Saint Seribu Inskripsi?" ekspresi wajah sang lord tampak terkejut. Pria itu cepat-cepat menghancurkan formasi pertahanan dan menciptakan sebuah tameng cahaya.     

Pedang Kuno Abyss menukik turun dan menembus tameng cahaya tersebut, sebelum akhirnya mengarah menuju kepala sang lord Paviliun.     

Tepat di waktu itu, sebuah stempel permata tiba-tiba terbang dari sisi samping. Stempel itu mengenai Pedang Kuno Abyss dan menghempaskannya. Alhasil, serangan itu berhasil menyelamatkan nyawa sang lord paviliun.     

Zhang Ruochen melirik ke sisi samping. Lelaki itu melihat Ouyang Huan sedang berdiri di tengah jalanan. Jari-jarinya sedang mengendalikan stempel permata itu dan membuatnya kembali menyerang Zhang Ruochen.     

Stempel permata itu disebut sebagai Heir Stamp.     

Permaisuri Chi Yao memberikan benda itu kepada sembilan Ahli Waris sebagai bekal perjalanan mereka masing-masing. Stempel itu melambangkan derajat mereka dan menyimpan kekuatan saintly milik sang Permaisuri. Sembilan Ahli Waris itu dapat menggunakan senjata ini untuk melawan para Biksu di seluruh penjuru dunia.     

Ouyang Huan sedang terluka parah, dengan tubuhnya yang terus mengucurkan darah. Meski begitu, keinginannya untuk mengendalikan Heir Stamp seakan tidak tergoyahkan. Pria itu mengaktifkan Chi – dengan energi yang mirip seperti milik kaisar – hingga memancarkan cahaya berwarna emas.     

Heir Stamp itu terlihat seperti sebuah kota kecil. Senjata itu akan digunakan untuk membunuh Zhang Ruochen dan Beauty Shi.     

Boom.     

Ketika Heir Stamp itu menyentuh tanah, maka seluruh area di sekitarnya pun langsung bergetar hebat.     

Formasi pertahanan di sekitar sana juga terpengaruh. Bahkan, bisa dibilang bahwa semua formasi pertahanan itu akan segera hancur. Tapi untungnya, formasi itu masih mampu bertahan dan belum hancur. Jika tidak, maka banyak pertapa di level rendah yang akan meregang nyawa.     

"Akankah Zhang Ruochen dan Beauty Shi terbunuh oleh Heir Stamp tersebut?"     

Serangan itu mengandung kekuatan Permaisuri. Jadi, kekuatan semacam itu mestinya mampu membunuh seorang Biksu. Maka dari itu, banyak orang yang menduga bahwa Zhang Ruochen dan Beauty Shi pasti akan meregang nyawa.     

Perlahan-lahan, para pertapa dari Sekte Setan dapat melihat bahwa Zhang Ruochen masih berdiri di bawah Heir Stamp tersebut.     

Zhang Ruochen sedang memancarkan cahaya berwarna emas. Lelaki itu sedang mengangkat salah satu tangannya untuk menopang Stempel Ahli Waris – sebesar kota kecil. Akibatnya, stempel itu tidak benar-benar menghujam tanah.     

Meski begitu, segaris darah tampak mengalir dari sudut bibirnya. Yang jelas, lelaki itu baru saja mengalami luka-luka. Bagaimanapun juga, menahan Heir Stamp dengan cara semacam itu bukanlah tugas yang mudah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.