Kaisar Dewa

Pedang Saint Wujian



Pedang Saint Wujian

2Ling Feiyu merasa sedikit terkejut dengan kata-katanya. Sebab, wanita itu sama sekali tidak menyangka kalau Zhang Ruochen ternyata rela menjual darah dewanya dalam waktu singkat.      0

Tapi secara natural, itu adalah kabar baik untuknya.     

"Kau ingin menukarnya dengan apa? Batu Suci? Dekrit Biksu? Pil Suci? Atau Biksu Pelindung?"     

Sebagai seorang Permaisuri Kerajaan di salah satu istana Sekte Setan dan telah berkultivasi selama 300 tahun, maka Ling Feiyu telah mengumpulkan berbagai macam sumber daya dan kekayaan, yang sama sekali tidak akan mampu ditandingi oleh para Biksu lainnya.     

Di matanya, sekarang ini Zhang Ruochen adalah musuh semua orang dan sedang mendapatkan perlawanan dari segala sisi. Yang jelas, lelaki itu pasti membutuhkan Biksu Pelindung agar dapat membantunya melindungi diri. Maka dari itu, Ling Feiyu membuka penawaran untuknya.     

Yang pasti, selama Zhang Ruochen bersedia menjual darah dewanya kepada wanita tersebut, maka Ling Feiyu sama sekali tidak kesulitan untuk menemukan Biksu Pelindung, apalagi dengan derajatnya yang tinggi.     

"Kenapa saya harus menukar darah dewa dengan sesuatu yang bisa dibeli atau ditukarkan kepada orang lain?"     

Zhang Ruochen menggelengkan kepalanya dan berkata, "Saya ingin agar sang Biksu Pedang berlatih teknik pedang bersama saya. Jadi, bagaimana kalau sepuluh tetes darah dewa untuk satu kali pertempuran?"     

Mendengar itu, Ling Feiyu sendiri juga paham kalau Zhang Ruochen diam-diam ingin mempelajari Prinsip Pedang-nya.     

Bagaimanapun juga, itu merupakan cara terbaik untuk memahami prinsip pedang.     

Selain itu, diam-diam Zhang Ruochen juga bisa mendapatkan prinsip pedangnya Ling Feiyu, asalkan lelaki itu cukup bijak.     

Perlu diketahui, meskipun ia adalah seorang murid Biksu Pedang, namun sang murid hampir jarang mendapatkan kesempatan untuk berlatih pedang bersama masternya. Maka dari itu, bertarung melawan seorang Biksu Pedang merupakan suatu pengalaman yang langka.     

"Sepuluh tetes darah dewa untuk satu pertempuran. Baiklah kalau begitu."     

Ling Feiyu mengangguk pelan, sambil menambahkan, "Tapi camkan ini baik-baik. Aku tidak akan mengajarimu apa-apa selama berada di pertempuran. Faktanya, aku tidak akan segan-segan mengerahkan segenap kekuatan untuk bertempur melawanmu dengan tanpa kenal ampun."     

Sebenarnya, itu merupakan suatu kehormatan besar bagi seorang Setengah-Biksu pemula ketika sang Biksu Pedang bersedia untuk berlatih pedang bersamanya.     

Maka dari itu, Zhang Ruochen merasa sedikit bersemangat, lalu berkata, "Ya, ya. Bertarung dengan segenap kemampuan bukan ide yang buruk."     

Meski begitu, Ling Feiyu merasa kesal dengan kepercayaan diri Zhang Ruochen, hingga ia pun berkata, "Meskipun aku menurunkan tingkat kultivasiku sampai berada di levelmu, namun berapa banyak serangan yang mampu kau terima?"     

"Sejujurnya, terakhir kalian kita bertarung di Pemakaman Pedang, saat itu aku belum menggunakan separuh kekuatanku. Kalau aku harus bertempur dengan kekuatan penuh, kurasa kau sama sekali tidak akan mampu bertahan dari satu serangan."     

Di sisi lain, Zhang Ruochen juga benar-benar paham terhadap jarak kemampuan yang membentang di antara dirinya dan Ling Feiyu. Maka dari itu, akhirnya ia bicara blak-blakan, "Hanya satu kali serangan dari sang Biksu Pedang, maka itu telah cukup untuk dijadikan pelajaran seumur hidup."     

Prinsip Ruang dan Prinsip Waktu adalah sesuatu yang sangat abstrak, hingga Zhang Ruochen mungkin bisa saja tersesat di tengah distorsi ruang dan waktu yang tidak pasti tersebut.     

Maka dari itu, ia memutuskan untuk berfokus kepada Prinsip Pedang di Alam Setengah-Biksu.     

Setelah ia menjadi seorang Biksu dan memiliki Kekuatan Batin yang lebih tinggi, maka ia masih punya waktu untuk memahami Prinsip Ruang dan Waktu.     

Tentu saja, Pola Ruang dan Teknik Pedang Waktu yang dikuasai oleh lelaki tersebut telah menjadi bekal yang baik untuk masa depannya.     

Maka dari itu, Ling Feiyu pun akhirnya setuju untuk berlatih pedang bersama Zhang Ruochen.     

Pertama-tama, wanita itu pasti mendapatkan darah dewa.     

Bagaimanapun juga, darah dewa memiliki nilai yang terlalu tinggi, hingga sangat sulit untuk ditemukan di pasaran. Setidaknya, satu tetes darah dewa masih merupakan sesuatu yang sangat bernilai bagi sang Biksu Pedang.     

Kedua, Ling Feiyu masih mengingat Teknik Pedang Waktu yang pernah dimainkan oleh Zhang Ruochen ketika mereka berduel di Pemakaman Pedang.     

Diam-diam, Zhang Ruochen ingin belajar darinya, begitupun juga dengan wanita tersebut.     

Kalau wanita itu bisa memahami sesuatu dari Teknik Pedang Waktu, maka Tao Pedang-nya pasti akan meningkat pesat.     

Maka dari itu, sebenarnya mereka berdua sama-sama bisa saling menguntungkan.     

Secara natural, Zhang Ruochen tidak ingin bertarung langsung melawan Ling Feiyu. Apalagi, belum lama ini mereka baru saja bertarung. Yang jelas, kalau pertarungan itu masih dipaksakan, maka hasilnya tidak akan berbeda jauh dari yang sebelumnya.     

Maka dari itu, Zhang Ruochen berencana untuk pergi ke Pemakaman Pedang terlebih dahulu, lalu meningkatkan kultivasi dan Tao Pedang-nya.     

Setelah berhasil mendapatkan beberapa progress pada latihannya, maka ia pasti akan mencari wanita tersebut.     

Ling Feiyu bisa menilai kalau Zhang Ruochen berencana untuk pergi ke Pemakaman Pedang, jadi ia pun berkata, "Beberapa waktu yang lalu, aku pernah membawa Xiang Zhengfeng menuju ke Pemakaman Pedang dan membiarkan para Leluhur Pedang Zhutian untuk mengidentifikasi pria tersebut. Hasilnya, jiwa Pedang Zhutian juga tidak mendeteksi keterlibatannya dengan Immortal Vampir."     

Mendengar itu, maka Zhang Ruochen langsung menjadi kebingungan. "Bagaimana mungkin? Apa Xiang Zhengfeng sudah lebih dulu berhubungan dengan para Immortal Vampir sebelum dia mendapatkan Pedang Zhutian?"     

Murid keempat Biksu Pedang Xuanji – Feng Han – tiba-tiba muncul di dalam benak Zhang Ruochen.     

Bukankah pria itu juga merupakan mata-mata yang dikirimkan oleh Immortal Vampir untuk berada di sisi Biksu Pedang Xuanji sedari muda? Jadi, ketika Pedang Taotian diberikan kepada Feng Han, maka jiwa pedangnya juga sama sekali tidak akan bisa mendeteksi hubungannya dengan Immortal Vampir.     

"Tapi kalau harus dibandingkan, maka aku lebih percaya kepadamu. Maka dari itu, aku telah menggunakan kebijakanku sebagai seorang Penjaga Pedang untuk menjebloskan Xiang Zhengfeng ke dalam Underground Spirit Prison."     

Zhang Ruochen tidak bertanya kenapa Ling Feiyu mempercayainya. Sebaliknya, ia hanya mengamati wanita tersebut dengan ekspresi menimbang-nimbang. Setelah itu, ia pergi meninggalkan gua dan bergegas menuju ke Pemakaman Pedang.     

Yang jelas, Ling Feiyu selalu bisa menemukan cara-cara khusus untuk menangani masalah ini, cara-cara yang tidak diketahui oleh Zhang Ruochen.     

Maka dari itu, Zhang Ruochen tidak terlalu terkejut jikalau Ling Feiyu telah menjebloskan Xiang Zhengfeng ke dalam Underground Spirit Prison.     

Ling Feiyu tidak ikut pergi ke Pemakaman Pedang. Wanita itu hanya membawa Pedang Taotian dan menjaganya untuk sementara waktu.     

Setelah masuk ke dalam Pemakaman Pedang, maka Zhang Ruochen tidak segera bertemu dengan para Leluhur Pedang Taotian, namun ia segera pergi menuju ke puncak gunung berapi.     

Kemudian, ia melepaskan Blackie dan menyuruhnya untuk memasang Formasi Invisibility di sekitar kawah.     

Setelah formasi tersebut terpasang dengan baik, maka Zhang Ruochen segera masuk ke dalam Grafik Kayu Yin Yang. Setelah itu, ia pergi menuju ke Pohon Suci Utama dan mengeluarkan Pedang Kuno Abyss dari sarungnya.     

"Abyss."     

Zhang Ruochen memanggil namanya.     

Terdapat bayangan manusia setinggi 4 inci – dengan sepasang sayap hitam – yang tiba-tiba muncul dari bilah pedang hitam tersebut. Pria itu cukup tampan dan 70% hampir mirip seperti Zhang Ruochen.     

Jiwa pedang berkata, "Aku tahu kau punya banyak pertanyaan, tapi aku minta maaf, aku tidak bisa memberimu jawaban."     

"Kenapa?" tanya Zhang Ruochen.     

Jiwa pedang berkata, "Tidak lama setelah kau meregang nyawa, maka tubuh Pedang Kuno Abyss juga dibelah menjadi dua. Setelah itu, aku masuk ke dalam mode hibernasi, sampai hari di mana kau kembali membangkitkanku."     

Zhang Ruochen mengernyitkan dahinya, "Apa Chi Yao menggunakan Pedang Darah untuk membelahmu?"     

Jiwa pedang itu menggelengkan kepalanya dan berkata ironis, "Cintaku kepada Pedang Darah hampir sama seperti yang kau rasakan kepada Chi Yao. Bahkan, cinta pedang jauh lebih tulus daripada cinta manusia. Chi Yao bisa membunuhmu, tapi Pedang Darah sama sekali tidak bisa menyakitiku."     

Zhang Ruochen menggelengkan kepala. "Kalau begitu, apa masih ada senjata pertempuran lain yang mampu membelahmu?"     

"Tentu saja. Pedang Saint Wujian mampu melakukannya."     

"Pedang Saint Wujian yang legendaris itu muncul di Daratan Kunlun?" Zhang Ruochen benar-benar merasa tercengang, padahal ia sudah bersiap untuk mendengar berita yang mengejutkan.     

Jiwa pedang itu berkata, "Ya."     

Pedang Saint Wujian adalah salah satu di antara Sepuluh Senjata Dewa Kuno yang katanya ditempa menggunakan material ruang original.     

Bahkan, kalau orang biasa mengayunkan Pedang Saint Wujian, dan meski tanpa menyuntikkan Chi Suci ke dalamnya, namun pedang itu masih mampu membelah ruang.     

Apa yang disebut sebagai "Wujian" adalah tidak ada yang namanya batasan ruang.     

Sementara itu, legenda mengenai eksistensi Sepuluh Pedang Dewa Kuno sudah berlangsung sangat lama. Bahkan di Abad Pertengahan sekalipun, rumor yang beredar tentangnya juga tidak banyak. Jadi, bagaimana mungkin Pedang Saint Wujian tiba-tiba muncul pada masa 800 tahun silam dan membelah Pedang Kuno Abyss?"     

Zhang Ruochen bertanya, "Siapa tuannya Pedang Saint Wujian?"     

Jiwa pedang menggelengkan kepalanya. "Pedang itu tiba-tiba terbang dari ujung horizon. Saat itu, aku juga hendak melarikan diri, tapi benar-benar tidak sempat. Setelah tubuh pedang terbelah, maka aku langsung masuk ke dalam mode hibernasi dan tidak sadarkan diri selama 800 tahun belakangan."     

Setelah itu, Zhang Ruochen kembali menyarungkan pedangnya, sambil merasa kecewa. Sebab, bukannya mendapatkan informasi yang berguna, namun ia malah menjadi semakin kebingungan.     

Zhang Ruochen mengeluarkan Withered Pill dan bersiap untuk mengobati dirinya sendiri.     

Hanya dalam kurun waktu satu malam, maka Zhang Ruochen telah benar-benar pulih.     

Zhang Ruochen tidak segera berlatih gerakan kedua Pedang Waktu. Sebaliknya, pertama-tama ia mulai memurnikan darah dewa. Yang jelas, ia ingin naik tingkat menuju ke puncak Alam Setengah-Biksu di level pertama.     

Bagaimanapun juga, Zhang Ruochen benar-benar paham kalau sosok tangguh semacam Feng Qin ternyata adalah jenis pertapa yang sangat sulit untuk ditangani, karena lelaki itu masih memiliki keterbatasan kultivasi,     

Jadi, kalau Zhang Ruochen telah berada di puncak Alam Setengah-Biksu di level pertama, mungkin ia tidak perlu bersusah payah jikalau harus berhadapan dengan Feng Qin. Paling tidak, ia tidak perlu menderita luka yang terlalu parah.     

Selama satu bulan belakangan, Zhang Ruochen telah melatih Pukulan Naga dan Gajah Prajna, Tiga Pedang, dan memurnikan darah dewa.     

Dengan melatih teknik pukulan dan Tiga Pedang, maka ia dapat menyerap darah dewa itu dengan lebih cepat.     

Satu bulan berlalu.     

Zhang Ruochen sedang duduk di bawah Pohon Suci Utama dengan kaki bersila. Lelaki itu sedang diselimuti oleh awan Chi Suci, layaknya sedang berdiri di tengah situasi chaos. Hal itu terjadi karena terdapat banyak cahaya pedang Chi yang sedang mengelilingi tubuhnya.     

Sekarang ini, tingkat kultivasinya telah berada di puncak Alam Setengah-Biksu di level pertama, dan lelaki itu baru saja meningkatkan kekuatan sebesar 70% daripada kekuatannya yang sebelumnya.     

Selain itu, Tao Pedang-nya juga telah meningkat, sebagaimana lelaki tersebut telah berhasil menguasai level keempat dari Tiga Pedang.     

Karena sekarang kekuatan Zhang Ruochen telah berkembang pesat, maka ia pun menjadi sangat percaya diri – bahwa dirinya mampu mengalahkan Feng Qin tanpa perlu melepaskan Thousand Lines of Destruction.     

Selain itu, ia juga masih kesulitan untuk menembus ke alam lain, meskipun ia telah berada di puncak Alam Setengah-Biksu level pertama.     

Maka dari itu, Zhang Ruochen pun memutuskan untuk menghentikan latihannya dan keluar dari Dunia Lukisan. Kemudian, lelaki itu kembali muncul di kawah gunung berapi Pemakaman Pedang.     

Satu bulan di dalam Dunia Lukisan sama halnya seperti tiga hari di dunia luar.     

Selama tiga hari belakangan, Blackie selalu berjaga di luar sana.     

Tentu saja, kucing itu sedang sibuk menata seluruh formasi pertempuran di sekitar gunung berapi tersebut; Formasi Tipe Bertahan, Formasi Tipe Menyerang, Formasi Fantasi, Formasi Invisibility, dan sebagainya. Kalau diperhatikan dengan lebih seksama, maka seseorang akan menemukan bahwa di sana terdapat formasi bertahan dengan sembilan lapisan.     

Zhang Ruochen bertanya, "Blackie, apa rencanamu selanjutnya?"     

"Selama beberapa hari belakangan, Pemakaman Pedang Pluto telah menjadi sangat kacau. Jadi, aku harus mempersiapkannya baik-baik dan membangun benteng pertahanan, sehingga kita sama-sama bisa menyerang maupun bertahan. Sebab, seandainya para Vampir benar-benar datang kemari, maka kita bisa menggunakan benteng ini untuk mundur dan bersembunyi."     

Blackie tidak menghentikan gerakan cakarnya – karena ia sedang memasang formasi taktis – sambil bertanya, "Bagaimana denganmu? Apa kau hendak menyapa para leluhur Pedang Taotian?"     

Zhang Ruochen memikirkannya sejenak, sebelum akhirnya berkata, "Tidak perlu tergesa-gesa. Sebab, aku masih perlu membuat beberapa progress terhadap tingkat kultivasi dan pemahaman Prinsip Pedang. Jadi, kurasa aku akan bertarung melawan Ling Feiyu. Aku bertanya-tanya... seberapa besarnya kekuatan wanita itu kalau dia sampai melepaskan segenap kekuatannya?'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.