Kaisar Dewa

Sembilan Dewi Empryan



Sembilan Dewi Empryan

0Melihat itu, Zhang Ruochen pun akhirnya tidak berani menerobos masuk. Sehingga, ia segera berpaling dan hendak pergi, namun tiba-tiba ia melihat cahaya putih yang melintas di atas kepalanya. Setelah itu, cahaya putih tersebut berhenti di gerbang gunung.     
0

Cahaya putih itu memancarkan Aura Chi Suci yang tangguh. Sebagaimana cahaya itu mulai turun ke bawah, maka seketika itu pula dua orang pertapa tua di Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon, sama-sama langsung berlutut di tanah.     

Dua orang pertapa tua itu segera bersujud dan berkata bersamaan, "Hormat kami kepada para Leluhur."     

Cahaya suci itu perlahan-lahan menghilang, sebelum akhirnya menampakkan lima orang figur manusia.     

Hanya Setengah-Biksu yang bisa naik ke Istana Supreme Pure. Oleh karena itulah, lima orang tersebut pasti merupakan para Leluhur di Sekte Yin Yang.     

Pada saat ini, Zhang Ruochen takut kalau identitasnya sampai terbongkar, hingga ia pun akhirnya menjadi sangat waspada. Saat itu, ia menurunkan kepalanya dan mundur ke sisi jalanan.     

Kemudian, ia mengangkat sedikit pandangan matanya, dan mendongak.     

Lalu, ia melihat kalau empat orang dari kelima figur itu sedang mengenakan jubah Taoist berwarna ungu. Sementara itu, Chi Suci sedang memancar dari tubuh mereka masing-masing. Bahkan, seorang pertapa biasa tidak akan berani menatap mereka secara langsung.     

Selain empat figur tersebut, salah satunya di antara mereka seorang wanita muda – berjubah putih – sedang berdiri di depan dan memimpin kelompok tersebut.     

Wanita berjubah putih itu masih sangat muda. Dengan rambut hitam dan tubuh yang ramping, maka ia punya kecantikan yang tak tertandingi, dengan penampilannya yang transenden. Pada saat ini, wanita itu tampak seperti seorang peri yang sedang menapakkan kakinya di atas air.     

Sebab, tubuhnya memancarkan Aura Suci yang menyilaukan, yang penuh dengan kecemerlangan. Meskipun Zhang Ruochen tidak mampu menyaksikan wajahnya dengan jelas, namun ia masih sangat yakin kalau wanita tersebut benar-benar cantik.     

Empat orang Setengah-Biksu dari Sekte Yin Yang sepertinya sudah menganggap wanita tersebut sebagai masternya, hingga mereka sampai harus berdiri di belakangnya.     

Salah satu dari keempat figur tersebut, seorang elder tua berjubah ungu, sedang berdiri di sudut yang paling kanan. Kala itu, ia merentangkan tangan dan mempersilahkannya. "Nona, silahkan lewat sini."     

Wanita berjubah putih itu langsung mengangguk dan mengambil satu langkah ke arah depan.     

Akan tetapi, tiba-tiba ia langsung menghentikan langkah kakinya, seperti ketika baru saja menyadari sesuatu. Setelah itu, ia membalikkan badan dan menatap Zhang Ruochen – yang berada di sisi jalan, sebelum akhirnya tersenyum samar. "Sekte Yin Yang memang penuh dengan para ksatria bertalenta."     

Wanita berjubah putih itu hanya sekilas melirik ke arah Zhang Ruochen, namun kedua matanya terlihat bercahaya. Bahkan, Zhang Ruochen merasa kalau tubuhnya sendiri menjadi telanjang ketika berada di hadapan wanita tersebut.     

Selain itu, ia merasa seperti semua rahasianya sudah diketahui oleh wanita berjubah putih tersebut.     

Empat orang figur berjubah ungu – semuanya melihat Zhang Ruochen dan memperlihatkan tampang terkejut.     

Ketika mereka baru saja mendaki tempat tersebut, saat itu Aura Suci yang memancar dari tubuh mereka sangat kuat, hingga sanggup membuat dua orang penjaga gerbang berlutut – yang notabene adalah para pertapa di Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon.     

Namun, murid muda ini masih mampu berdiri di hadapan mereka.     

Bagaimanapun juga, hanya ada sedikit murid yang mampu bertahan dari Aura Suci Setengah-Biksu.     

Yang jelas, murid muda ini tidaklah sederhana.     

Mereka semua sedang melirik ke arah Zhang Ruochen, sebelum akhirnya dalam gerbang gunung bersama-sama, dan langsung menghilang di balik kabut Gunung Dewa Kuno.     

"Siapa sebenarnya wanita tersebut? Mengapa dia sampai begitu disegani?"     

Zhang Ruochen menghela nafas panjang – karena merasa lega – tepat ketika mereka pergi dari sana. Kala itu, jantungnya berdegup-degup kencang, dimana sekujur tubuhnya juga penuh dengan keringat dingin.     

Dua orang penjaga gerbang itu bangkit berdiri dan sama-sama menghela nafas panjang.     

Yang jelas, sedari tadi mereka berdua sedang berada di bawah tekanan yang besar, dan baru sekarang ini bisa merasa lega.     

Dua orang pertapa yang penasaran itu sedang mengamati Zhang Ruochen di kejauhan. Bagaimanapun juga, seorang murid inti biasa tidak akan sanggup bertahan dari Aura Suci para Leluhur Setengah-Biksu – hal itu cukup menakjubkan.     

Zhang Ruochen berjalan mendekat dan bertanya, "Para senior, bukankah kalian berkata kalau tidak ada seorangpun yang diperkenankan masuk ke dalam Gunung Dewa Kuno hari ini? Lalu, siapa wanita berjubah putih tersebut? Mengapa beliau diperbolehkan masuk?"     

Dua orang pertapa itu juga tahu kalau Zhang Ruochen cukup luar biasa, hingga mereka berdua pun mengubah perilakunya menjadi lebih baik.     

Pertapa tua yang berada di sebelah kiri berkata, "Apa kau tidak mengenal beliau? Beliau adalah sosok yang paling diandalkan di antara Sembilan Dewi Empryan, sang Lady Saint. Beliau bekerja untuk melayani sang Permaisuri."     

Pria tua yang lainnya juga ikut bicara. "Beliau merupakan seorang Biksu. Seorang Biksu Kekuatan Batin."     

Ada berkata kalau Permaisuri Chi Yao mempunyai sembilan wanita yang berada di sekelilinginya, dan mereka semua dikenal sebagai "Sembilan Dewi Empryan".     

Sementara itu, tanggung jawab Lady Saint sendiri mencakup seisi dunia. Bahkan, "Berita Lima Wilayah"– yang merekam segala peristiwa penting di seantero Daratan Kunlun – adalah berasal dari kompilasi berita yang berhasil dikumpulkan oleh wanita tersebut.     

Alhasil, wanita itu pun mengetahui setiap rahasia-rahasia yang tersimpan di dalam Perguruan, keluarga besar, maupun Sekolah-sekolah yang terdapat di Daratan Kunlun.     

Zhang Ruochen sedang menatap ke arah kepergian mereka di Gunung Dewa Kuno. Kala itu, ia bergumam pada dirinya sendiri, "Jadi, ternyata beliau adalah Lady Saint."     

Pada mulanya, Zhang Ruochen berniat untuk menguak kebenaran yang terjadi pada masa 800 silam dengan bertanya pada wanita tersebut.     

Akan tetapi, ia tidak menyangka kalau wanita tersebut, ternyata berada di bawah kendali Chi Yao.     

Sekarang, Zhang Ruochen pun akhirnya bisa menilai kalau Lady Saint adalah sosok yang berbahaya. Yang jelas, ia tidak akan pernah memprovokasinya, apalagi ketika ia belum mencapai Alam Biksu.     

Kemudian, Zhang Ruochen bertanya pada dua orang pertapa yang sedang berjaga, terkait bagaimana cara agar bisa masuk ke dalam Gunung Dewa Kuno.     

Dua orang pertapa itu mengatakan kepadanya; bahwa hanya para murid Biksu yang dapat masuk ke dalam Gunung Dewa Kuno, dan hanya bisa masuk di hari pertama pada setiap bulannya.     

Meskipun Zhang Ruochen sudah berhasil mencapai Alam Fish-dragon, namun ia masih belum berpartisipasi dalam upacara penobatan. Alhasil, ia belum resmi menjadi seorang murid Biksu.     

Kemudian, setelah ia kembali lagi ke Gunung Suci Zixia, maka seketika itu pula Zhang Ruochen kembali berubah wujud seperti semula. Setelah itu, ia masuk ke dalam Dunia Lukisan dan mengeluarkan dua buah Kristal Suci, sambil mencubitnya di tangan dan mengaktifkan keterampilan olah raga di dalam tubuhnya.     

Berdasarkan pada tingkat pengolahannya yang sekarang, maka Chi Suci di dalam tubuhnya hanya mampu digunakan untuk proses penyamaran selama satu hari.     

Setelah satu hari – dan setelah mengalami begitu banyak peristiwa tak terduga – maka Chi Suci di dalam tubuhnya pun hampir terkuras habis.     

Kala itu, ia membutuhkan waktu dua jam, sebelum Chi Suci di dalam tubuhnya akhirnya terisi kembali.     

"Jika aku mampu menembus Perubahan Kelima dari Alam Fish-dragon, maka aku bisa membuka Holy Meridian yang kedua. Setelah itu, aku akan mampu melakukan penyamaran selama lima hari lamanya."     

Saat itu, ia hanya punya satu tujuan di pikirannya; yakni meningkatkan level kultivasinya.     

Kemudian, ia mengeluarkan Source of Spiritual Fire, salah satu dari Harta Karun Fisik Lima elemen. Setelah itu, ia menggenggamnya dengan kedua tangan dan berusaha menyerap harta karun tersebut, sambil memurnikan esensi yang terkandung di dalamnya.     

Memurnikan Source of Spiritual Fire bukan hanya mampu membuat kualitas fisiknya naik level menjadi Harta Karun Fisik Four Spirit, melainkan juga meningkatkan pengolahannya dengan sangat cepat.     

Setelah berlatih selama satu bulan berturut-turut di dalam Dunia Lukisan, maka seketika itu pula tubuh Zhang Ruochen mulai mencapai titik jenuh. Alhasil, ia tidak mampu lagi menyerap Source of Spiritual Fire lebih banyak ke dalam tubuhnya.     

Akan tetapi, tingkat kualitas fisiknya juga sedikit berkembang. Meski demikian, ia masih berada sangat jauh dari Harta Karun Fisik Four Spirit.     

Tentu saja, melalui proses latihan yang kontinyu selama satu bulan penuh, maka tingkat pengolahan Zhang Ruochen juga berkembang pesat. Bahkan, itu setara dengan proses latihan yang dijalani oleh para pertapa lain selama satu tahun berturut-turut.     

Di sisi lain, pemahaman Zhang Ruochen atas Tao pedang juga berkembang sampai batas tertentu.     

Tidak lama lagi, maka ia akan berhasil mencapai level kelima di Satu Pedang.     

"Hari ini adalah hari upacara penobatan. Setelah menghadiri upacara, maka aku akan berusaha untuk menembus ke level lima."     

Zhang Ruochen berjalan keluar dari Dunia Lukisan, dan sekali lagi, kembali berada di sebuah halaman kecil di Gunung Suci Zixia.     

Seketika itu juga, ia langsung mencium aroma anyir khas darah.     

"Apa yang terjadi?"     

Zhang Ruochen melepaskan Kekuatan Batin-nya dan perlahan-lahan berjalan keluar dari ruangannya, sambil merasa waspada. Tidak lama setelah itu, ia menemukan mayat berdarah yang tergeletak di atas rerumputan yang berada di halaman.     

Itu adalah... mayat Zhao Yibing.     

Blackie melompat turun dari bilik rumah dan pergi keluar. "Pertapa tua ini mengendap-endap masuk ke halaman dan berkata kalau dia ingin membunuhmu. Jadi aku sudah tidak bisa menahan diri lagi, dan langsung membunuhnya. Kuharap semoga ini tidak akan menimbulkan masalah?"     

Zhang Ruochen memandang mayat itu dan menghela nafas. "Sebenarnya ini sama sekali tidak perlu."     

Zhao Yibing sudah diperintahkan untuk bekerja di bawah tambang oleh Setengah-Biksu Zixia. Akan tetapi, ia masih merasa tidak terima dengan hal tersebut. Jadi, ia ingin membunuh Zhang Ruochen sebelum pergi, dan melampiaskan kebenciannya.     

Namun, keberuntungan pria tua itu benar-benar buruk, karena ia bertemu dengan Blackie.     

Seorang Elder berjubah cyan baru saja mati karena dicakar oleh seekor kucing gendut. Yang jelas, harga diri Zhao Yibing pasti sangat terluka pada momen-momen menjelang kematiannya.     

"Itu tidak akan menimbulkan masalah, kan?" tanya Blackie.     

Zhang Ruochen menggelengkan kepalanya dan berkata, "Karena dia sudah mati, lalu apa lagi yang bisa dilakukan? Cepat bawa mayatnya ke dalam Dunia Lukisan dan kuburkan di dalam sana."     

Di dalam Sekte Yin Yang, upacara penobatan biasanya digelar setiap satu bulan sekali.     

Upacara itu sendiri digelar di dalam ashram di Istana Supreme Pure.     

Dalam satu hari setiap bulannya, akan ada begitu banyak master yang berkumpul di ashram Istana Supreme Pure. Semua murid inti yang berasal dari 3 istana dan 72 yard pun diperbolehkan untuk menonton. Jika mereka cukup beruntung, maka mereka bisa menarik perhatian seorang Leluhur Setengah-Biksu.     

Pada akhirnya, seorang murid Biksu muncul dari Gunung Suci Zixia. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, maka Setengah-Biksu Zixia menganggap upacara tersebut sebagai sesuatu yang penting. Jadi, ia pun sampai harus keluar dari proses pengasingan dan mengantar Zhang Ruochen – secara pribadi – menuju ke Istana Supreme Pure.     

Identitas Setengah-Biksu Zixia sendiri cukup spesial, hingga ia tidak ingin memperlihatkan wajahnya. Jadi, setelah mengantar Zhang Ruochen menuju ke dalam ashram, maka ia langsung berubah menjadi segaris cahaya suci dan terbang menuju ke Istana Supreme Pure – supaya ia bisa berkumpul dengan para Setengah-Biksu yang lain.     

Sepagi tadi, Zhang Ruochen sudah mandi dan membakar dupa. Bahkan, ia juga sudah mengenakan sebuah jubah berwarna cyan – yang biasanya dikenakan oleh seorang murid Biksu.     

"Ini hanyalah sebuah upacara penobatan yang diselenggarakan tiap satu bulan sekali, namun mengapa begitu banyak orang yang berkumpul di sini?"     

Zhang Ruochen menyapukan pandangan matanya ke sekeliling ashram, dan menemukan bahwa di sana ada begitu banyak orang yang sedang berkumpul. Selain para murid asing, maka di sana juga ada begitu banyak murid inti yang hadir.     

"Yue, tidakkah kau tahu kalau seorang wanita cantik akan berpartisipasi dalam upacara penobatan bulan ini? Selain itu, kita juga bisa menyaksikan kontes yang sengit. Hal-hal yang seperti ini tidak selalu terjadi setiap bulannya. Maka dari itu, kami datang kemari untuk menyaksikannya."     

Terdengar suara tawa – yang cabul – dari belakang Zhang Ruochen.     

Saat ia berbicara, maka orang itu juga merentangkan tangannya dan meletakkannya di pundak Zhang Ruochen. Sementara itu, tangan yang lain sedang digunakan untuk menyisir kumisnya yang berada di atas bibir, yang mana hal itu benar-benar terlihat cabul.     

Yue?     

Zhang Ruochen akhirnya tersadar. Sebab, orang itu sedang berbicara dengan dirinya.     

Alhasil, ia pun segera membalikkan badan dan menatapnya.     

Pria itu terlihat berusia 30 tahunan. Ia memiliki hidung mancung dan perawakan yang tegak. Bahkan, hidungnya juga terlihat sedikit melengkung seperti paruh elang.     

Di sisi lain, saat itu Zhang Ruochen terlihat santai, sebagaimana ia juga melempar pertanyaan, "Siapa kau?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.