Kaisar Dewa

Sang Master



Sang Master

0Huang Yanchen cepat-cepat pergi dari kerumunan dan berhenti di depan sebuah mansion di tengah Kota Shentai. Setelah itu, ia pun masuk ke dalam gerbangnya.      2

Mansion itu terlihat luas.     

Di depan gerbangnya, di sana terdapat beberapa binatang buas. Mereka adalah Thunderbolt Lion yang memiliki bulu-bulu berwarna emas.     

Dua Thunderbolt Lion itu ditemani oleh enam penjaga berarmor, yang sedang berbaris rapi dan terus mengawasi sekitar. Sementara itu, aura yang dipancarkan oleh mereka benar-benar kuat, dimana itu berarti bahwa mereka adalah para pertapa tangguh.     

"Salam, Lord Yanchen."     

Yang jelas, para penjaga di sana tahu siapa wanita tersebut, hingga mereka langsung membungkuk bersamaan.     

Dua dari mereka maju untuk membuka gerbang.     

"Siapapun yang bisa tinggal di tengah Kota Shentai pasti adalah sosok yang tangguh."     

Zhang Ruochen mengamati enam penjaga itu dari kejauhan, dan menemukan bahwa armor mereka adalah Senjata Suci Bela Diri kelas sepuluh, dimana armor-armor tersebut ternyata adalah milik Aula Penegak Hukum dari Bank Pasar Bela Diri.     

Selain itu, mereka semua adalah para pertapa dari Alam Fish-dragon, para top master yang telah diseleksi dengan ketat oleh Aula Penegak Hukum.     

"Dengan para pertapa dari Alam Fish-dragon sebagai penjaga mansion tersebut, maka bisa dipastikan bahwa pemilik mansion ini pasti seorang Setengah-Biksu, atau bahkan seorang Biksu."     

Seketika itu juga, ujung bibir Zhang Ruochen tampak tersungging, sebagaimana ia mulai menebak siapa pemilik mansion tersebut.     

Kemudian, ia keluar dari persembunyiannya dan berjalan ke arah gerbang depan.     

"ROAR!"     

Thunderbolt Lion itu membuka matanya dan memandang Zhang Ruochen dengan tatapan tajam.     

Seketika itu juga, Chi Emas langsung memancar dari tubuh-tubuh mereka hingga menciptakan gelombang.     

Enam penjaga itu juga mengamati langkah Zhang Ruochen. Mereka semua mengenalinya sebagai salah seorang murid Biksu dari Sekte Yin Yang berdasarkan pada jubah yang dikenakannya. Pada akhirnya, mereka pun cepat-cepat berteriak kepada dua Thunderbolt Lion supaya mereka berdua diam.     

Apalagi, mereka sedang berada di wilayah kekuasaan Sekte Yin Yang. Maka dari itu, mereka harus bersikap sopan dengan murid-murid Biksu dari sekte tersebut.     

Dari enam penjaga tersebut, yang terkuat terlihat berusia 40 tahunan, dimana ukuran kedua telinganya sebesar kipas daun. Lalu, sambil membawa tombak di tangannya, saat itu ia mulai mengambil dua langkah maju dan mengatupkan kedua tangannya ke arah depan. "Bolehkah aku tahu siapa namamu?"     

Zhang Ruochen tersenyum tipis dan langsung memperlihatkan token Sekte-nya. "Aku adalah Lin Yue dari Sekte Yin Yang. Aku datang kemari untuk mengunjungi Leluhur Biksu Pedang Xuanji."     

Mendengar namanya, maka keenam penjaga itu pun langsung merasa sedikit terkejut.     

Lagipula, Lin Yue adalah seorang penakluk dari Sekte Yin Yang, dan salah satu sosok yang paling berpengaruh di dalam Konferensi Teknik Pedang. Maka dari itu, ia bukan orang yang bisa diremehkan.     

"Oh! Ternyata Anda adalah seorang jenius pedang dari Sekte Yin Yang."     

Mereka pun mulai memandangnya dengan hormat.     

Saat itu, sang pertapa yang paling kuat terlihat seperti dilema. "Meskipun Biksu Pedang Xuanji tinggal di dalam mansion ini, namun beliau juga jarang berada di rumah. Bahkan, kami semua jarang bertemu dengannya. Kami sendiri tidak tahu apakah beliau sedang berada di dalam rumah atau tidak."     

Yang jelas, mereka berpikir bahwa Lin Yue masih terlampau muda untuk bertemu dengan Biksu Pedang Xuanji, meskipun lelaki tersebut sangat dikagumi oleh para generasi muda lainnya.     

"Ternyata Master benar-benar berada di dalam mansion ini."     

Seketika itu juga, Zhang Ruochen langsung merasa gembira. "Kau bisa mengatakan kepada beliau bahwa aku sudah berada di sini. Seandainya Biksu Pedang menolak kedatanganku, maka aku akan langsung pergi dari sini."     

Enam penjaga itu pun hanya bisa merasa tercengang, sementara Feng Han mulai berjalan keluar ke arah pintu gerbang.     

Feng Han sendiri adalah murid keempat dari Biksu Pedang Xuanji. Pria itu tinggi dan kurus, sementara usianya terlihat sekitar 25 tahunan. Akan tetapi, pria itu tampak pucat dan terlihat sakit-sakitan.     

"Swoosh!"     

Ketika melihat Feng Han berjalan keluar, maka enam penjaga itu langsung berlutut untuk memberinya hormat. Di waktu yang bersamaan, mereka berkata, "Salam, Setengah-Biksu Feng Han."     

Zhang Ruochen sudah pernah mendengar nama "Feng Han" sebelumnya, namun ini adalah pertama kalinya ia bertemu dengannya secara langsung. Saat itu, ia pun mulai membatin, "Ternyata dia adalah kakak saudara keempat, Feng Han. Kakak saudara ketiga pernah berkata kepadaku bahwa dia adalah sosok yang berbakat dalam hal Tao pedang, bahkan yang terbaik di antara kakak-kakak seperguruan yang lain."     

Entah kenapa, Zhang Ruochen samar-samar dapat merasakan bahwa Feng Han adalah sosok yang berbahaya. Sebab, pria itu terlihat familier, namun di waktu yang bersamaan, ua juga terlihat asing.     

Ketika diperbandingkan dengan ketiga kakak-kakak saudaranya yang lain - Biksu Qing Xiao, Zhu Hongtao, dan Wan Ke - maka kakak saudara keempat ini sepertinya memiliki aura tersembunyi, yang lebih mengarah pada kemurungan dan kejahatan.     

Sambil memasang ekspresi khas orang yang sakit-sakitan, saat itu Feng Han mengangkat salah satu tangannya, dan menyuruh mereka semua untuk bangkit berdiri.     

"Uhuk."     

Pria itu terbatuk sejenak, dan berkata dengan suara seraknya, "Lin Yue, Master sudah tahu kalau kau telah tiba di gerbang luar untuk datang mengunjunginya, dan beliau sendiri yang memintaku untuk menjemputmu. Silahkan!"     

Zhang Ruochen pun langsung memberi hormat kepada Feng Han, sebelum akhirnya pergi mengikuti pria tersebut masuk ke dalam mansion.     

Mansion itu berlokasi di tanah seluas 10 hektar, tidak besar maupun kecil.     

Selain itu, mansion tersebut cukup tenang dan damai, sebab hanya terdapat beberapa orang di dalamnya.     

Di tengah mansion tersebut, di sana terdapat kolam teratai yang diselimuti oleh kabut tebal. Biksu Pedang Xuanji sedang duduk di tengah kolam, sambil membawa tongkat bambu untuk memancing.     

"Saya sudah membawa Lin Yue. Master, apa ada hal lain yang harus saya lakukan?" Feng Han bertanya sambil membungkuk.     

Biksu Pedang Xuanji tersenyum dan hanya melambaikan tangannya. "Feng Han, kau boleh pergi. Aku ingin bicara empat mata dengan Lin Yue."     

Seketika itu juga, Feng Han langsung merasa terkejut. Setelahnya, ia mulai menatap Lin Yue dengan tampang kebingungan.     

Sebab, pria itu bertanya-tanya mengapa Master-nya sampai mau menerima seorang pertapa dari Alam Fish-dragon secara langsung.     

Pada akhirnya, Feng Han hanya menggelengkan kepala, lalu mulai beranjak pergi dari sana.     

Zhang Ruochen hanya bisa menahan kegembiraannya sendiri di dalam hati. Lalu, sesaat setelah Feng Han sudah tidak terlihat lagi, maka seketika itu pula ia langsung memberi salam kepada Masternya.     

Untuk menguji tingkat pengolahan lelaki tersebut, maka Biksu Pedang Xuanji langsung mengangkat tongkat bambunya. Di waktu yang bersamaan, senar pancing tersebut tampak keluar dari permukaan air. Kala itu, senar pancing tersebut berubah menjadi sebuah cahaya perak yang melesat menuju ke leher Zhang Ruochen.     

Melihat itu, maka Zhang Ruochen langsung merasa tersentak, hingga ia cepat-cepat melepaskan Divine Bodyshield-nya dan mengalirkan Chi Suci di sekujur tubuhnya untuk mengirimkan satu serangan balik.     

"Swish, swish!"     

Senar pancing itu sangat lembut, namun benar-benar sudah diselimuti oleh Chi Suci. Alhasil, senar pancing itu pun berubah menjadi sangat tajam, dan terlihat seperti sembilan gelombang pedang Chi yang terlepas secara berurutan.     

Senar pancing itu mengarah menuju ke Zhang Ruochen, dan mulai menyerang kaki, tangan, pinggul, dan beberapa bagian tubuh lainnya.     

Bagi seorang Biksu Pedang, maka segala sesuatunya – bahkan rumput atau kayu sekalipun – adalah sesuatu yang bisa dimainkan, sekaligus juga dijadikan sebagai senjata.     

Berdasarkan pada tingkat pengolahannya saat ini, maka Biksu Pedang Xuanji sudah mampu membelah sebuah kota hanya dengan menggunakan sehelai daun. Tentu saja, hal itu hanya bisa terjadi kalau ia melepaskan semua kekuatannya.     

Saat ini, ia sedang menggunakan senar pancing sebagai sebuah pedang. Teknik pedang ini benar-benar sangat mendalam, sampai-sampai Zhang Ruochen merasa kewalahan.     

Zhang Ruochen berusaha untuk melangkah mundur, namun ia menemukan bahwa dirinya sudah terikat oleh senar pancing tersebut, hingga ia tidak lagi bisa melarikan diri.     

Kala itu, Biksu Pedang Xuanji menyaksikan Zhang Ruochen sudah benar-benar terikat, sebelum akhirnya tersenyum tipis. "Pedang bisa menjadi sesuatu yang keras maupun lembut. Hanya ketika sebuah pedang memiliki dua sifat tersebut, maka teknik pedangmu tidak akan bisa ditandingi."     

Biksu Pedang Xuanji mengatakan esensi dari Dua Pedang, yakni untuk mengkombinasikan "kekerasan" dengan "kelembutan" agar menjadi satu kesatuan, dan bukannya hanya melepaskan gerakan pedang biasa.     

Saat itu, Zhang Ruochen hanya tersenyum. Setelahnya, ia mengangkat tangan, dan tiba-tiba pedang berukuran satu meter mulai muncul di kedua tangannya. Di waktu yang bersamaan, ia pun berteriak, "Dua Pedang."     

Dua pedang itu bergerak di udara untuk menciptakan lingkaran pedang Chi, yang sampai memanjang ke arah depan. Setelah itu, ada ratusan garis-garis pedang Chi yang mulai berputar, hingga membentuk sebuah pusaran berwarna hitam-putih, sambil mengelilingi senar pancing tersebut.     

"Break!"     

Zhang Ruochen menyerang ke atas dan menghantam senar pancing tersebut. Pada akhirnya, hal itu menciptakan suara berdenting.     

Senar pancing itu pun terlepas dari targetnya dan langsung hancur begitu saja.     

Di waktu yang bersamaan, lelaki itu melesat maju dan telah terbebas dari senar pancing tersebut. Detik setelahnya, ia sudah berada di hadapan Biksu Pedang Xuanji.     

Pedang di kedua tangan Zhang Ruochen langsung berubah menjadi Chi Suci dan menghilang.     

Tepat pada saat itu, ia langsung berlutut satu kaki dan berkata, "Salam, Master."     

Biksu Pedang Xuanji menyipitkan matanya dan sedikit mengangguk. "Bagus. Bagus sekali. Kau sudah berhasil mencapai alam kedua dari Dua Pedang. Ruochen, kau benar-benar mampu menghidupi harapanku."     

Seorang pertapa dari Alam Fish-dragon yang punya potensi untuk menjadi Biksu Pedang adalah sosok yang mampu menguasai level kesepuluh – tingkatan Puncak dari Satu Pedang.     

Ternyata, Zhang Ruochen bahkan lebih brilian daripada orang-orang lain. Maka dari itu, bagaimana mungkin Biksu Pedang Xuanji tidak merasa gembira ketika menyaksikan muridnya berkembang sepesat ini?     

Biksu Pedang Xuanji terkekeh bahagia, sambil merentangkan satu tangannya ke udara. Saat itu, tubuh Zhang Ruochen tiba-tiba dibangkitkan oleh sebuah kekuatan yang tak terlihat.     

Zhang Ruochen bertanya, "Saya punya pertanyaan. Master, bagaimana Anda bisa mengenali saya?"     

Biksu Pedang Xuanji menatapnya. "Kau masih perlu melatih 36 Perubahan Bentuk-mu lebih jauh lagi. Sebab, mungkin saja kau dapat mengelabui orang lain, tapi bukan aku."     

Zhang Ruochen tersenyum. Setelah itu, ia pun merasa malu, sebab ia seperti sedang memainkan trik kecil di hadapan ahlinya.     

Lagipula, teknik bela diri itu ia peroleh dari ajaran Master-nya. Maka dari itu, tidak ada orang lain yang bisa menemukan kelemahannya, kecuali Masternya sendiri.     

Biksu Pedang Xuanji bangkit berdiri dan mulai melipat tangannya di belakang pinggul. "Dengan talentamu yang seperti ini, mungkin kau akan dikenali oleh para pertapa tangguh di dalam Konferensi Teknik Pedang nantinya. Dalam beberapa hari ke depan, tetaplah berada di sini, dan aku akan membantu memurnikan 36 Perubahan Bentuk-mu sampai pada Alam Kesempurnaan."     

"Anda juga tahu bahwa saya ikut berpartisipasi ke dalam Konferensi Teknik Pedang?" tanya Zhang Ruochen.     

Biksu Pedang Xuanji membalas dengan kedua matanya yang terbuka lebar, "Berdasarkan pada tingkat pengolahan Tao pedangmu, maka kau sama sekali tidak sulit untuk masuk ke dalam top tiga besar. Jika kau sampai kehilangan kesempatan yang menakjubkan ini saat berkompetisi dengan para master pedang tangguh dari seluruh dunia, maka aku benar-benar akan merasa marah."     

"Aku adalah seorang Biksu Pedang. Tentu saja, aku sama sekali tidak ingin kehilangan muka. Jika kau bisa mendapatkan posisi yang tinggi di dalam konferensi, maka hal itu pasti akan membuatku merasa percaya diri. Hal itu akan membantu Ketenangan Hati-ku, dan bisa meningkatkan kesempatanku untuk menang melawan Biksu Pedang Nine Serenity, setidaknya sebesar 10 persen."     

Biksu Pedang Xuanji dan Biksu Pedang Nine Serenity memiliki tingkat pengolahan yang setara. Maka dari itu, sulit untuk membedakan mana yang lebih tangguh di antara mereka berdua.     

Akan tetapi, Ketenangan Hati mereka menjelang pertarungan akan memiliki pengaruh yang besar terhadap penampilan mereka.     

Semakin baik Ketenangan Hati mereka, maka semakin tinggi pula kesempatan mereka untuk memenangkan pertarungan.     

Saat kembali teringat tentang pertempuran hidup dan mati tersebut, maka seketika itu pula Zhang Ruochen langsung merasa khawatir. "Master, Anda sudah melakukan banyak hal untuk saya. Jadi, Anda tidak perlu mempertaruhkan nyawa dan bertarung melawan Biksu Pedang Nine Serenity. Bagaimana jika terjadi sesuatu...?"     

Biksu Pedang Xuanji menghentikannya dengan cara melambaikan tangan. Pada saat itu, pria tua tersebut terlihat sangat tenang. "Sebenarnya, ketika aku mengirimkan surat tantangan kepada Biksu Pedang Nine Serenity, maka itu tidak sepenuhnya karena dirimu."     

"Bagaimanapun juga, tingkat pengolahanku sedang berada di titik tertinggi. Sementara itu, hanya terus berlatih sudah tidak bisa lagi membuatku menembus ke alam baru."     

"Hanya ketika aku berada di pertempuran hidup dan mati dengan lawan yang setara, maka hal itu pasti akan membuatku mampu melepaskan segenap potensi yang kumiliki. Sehingga, aku pun bisa menembus ke alam yang baru."     

"Nine Serenity mungkin juga sedang berada di situasi yang sama sepertiku. Maka dari itu, dia juga menggunakan pertempuran ini sebagai cara untuk menembus hambatannya sendiri. Seharusnya itu sudah bisa menjelaskan sesuatu, mengapa akhirnya Nine Serenity mau menerima tantanganku, meskipun dia bukanlah orang yang membunuhmu."     

"Bagi dirinya, maka ini adalah sebuah kesempatan yang langka."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.