Kaisar Dewa

Keturunan Kaisar Pedang, Xue Wuye



Keturunan Kaisar Pedang, Xue Wuye

1Di perjalanan, Mu Lingxi mengatakan kepada Zhang Ruochen bahwa Biksu Pedang Xuanji telah menjadikan Huang Yanchen sebagai seorang murid pasca kematiannya.      2

Zhang Ruochen benar-benar paham bahwa sang Master sedang berencana untuk melindungi Huang Yanchen atas nama Zhang Ruochen.     

Sebagai salah seorang murid Biksu Pedang, meskipun para anggota East Region Saint Mansion tidak setuju dengan identitasnya sebagai salah satu Ahli Waris keluarga, namun tidak ada seorangpun yang berani mengusiknya.     

Yang jelas, Zhang Ruochen selalu merasa bersyukur terhadap kebaikan-kebaikan yang pernah diberikan oleh Masternya.     

"Yanchen akan datang ke Sekte Yin Yang, begitupun dengan Master." Pikir Zhang Ruochen.     

Zhang Ruochen sendiri benar-benar ingin bertemu dengan Masternya. Semenjak Masternya sudah begitu banyak membantunya, dan sebagai seorang murid, lalu bagaimana mungkin Zhang Ruochen tidak ingin menemuinya?     

Sementara itu, area luar dari Sekte Yin Yang bukan hanya sebuah tempat dimana para murid asing berlatih, melainkan juga tempat dimana 10 kota berlokasi.     

Kota-kota itu berarti bahwa tempat tersebut digunakan untuk zona perbatasan dan/atau zona perdagangan.     

Di antara 10 kota itu, terdapat lima kota yang memiliki sejarah panjang dan dibangun pada area yang sangat luas, dimana area-area tersebut memiliki Energi Chi yang melimpah. Kemakmuran di kota-kota ini setara dengan Kota Yunwu. Selain itu, Sekte Yin Yang sendiri juga telah mengirimkan begitu banyak ksatria untuk mengosongkan tempat-tempat ini.     

Konferensi Teknik Pedang akan diselenggarakan dua bulan lagi. Alhasil, lima kota itu pasti akan menjadi padat. Yang jelas, jalanan kota-kota tersebut pasti akan penuh dengan para pertapa yang berasal dari kelompok-kelompok besar.     

Meskipun itu adalah Konferensi Teknik Pedang, dan selain para pertapa Tao pedang, namun masih ada begitu banyak pertapa lain yang ingin berpartisipasi ke dalamnya.     

Semua pertapa itu sedang berada di Kota Shentai.     

Semua praktisi pedang akan diundang ke dalam Konferensi Teknik Pedang, termasuk Bank Pasar Bela Diri, Pasar Gelap, Sekte Sesat, istana kekaisaran, dan lain-lain. Ada begitu banyak kebencian dan dendam yang terjadi di antara para kelompok besar ini. Maka dari itu, Sekte Yin Yang telah mengirimkan seorang Biksu untuk menjaga lima kota tersebut, guna berjaga-jaga jikalau ada kerusuhan.     

"Saudari Chen dan para jenius muda dari East Region Mansion berada di Lanyu Courier Station."     

Tiba-tiba, Mu Lingxi berhenti dan berkata, "Aku... aku tidak akan pergi bersamamu..."     

"SWOOSH!"     

Tubuh Mu Lingxi berubah menjadi sebuah bayangan, dimana ia langsung melesat cepat menuju ke arah lembah, lalu menghilang begitu saja.     

"Lanyu Courier Station."     

Zhang Ruochen melangkah maju dan menoleh ke arah Courier Station yang berada di sisi kiri jalan. Kemudian, ia berhenti sejenak, dan hanya berdiam diri di sana.     

"Kakak saudara, kakak saudara, apa kau mau mencoba secangkir teh? Aku baru saja memetik Fogged Mountain-peak Tea dari atas gunung. Bagaimana kalau mencobanya secangkir?"     

Seorang murid inti berjubah biru sedang berada di dalam kedai teh di pinggir jalanan, sambil menatap Zhang Ruochen dan tersenyum.     

Zhang Ruochen berjalan mendekat dan duduk di samping meja. Setelah itu, ia berkata, "Apa kau yang membuka kedai ini?"     

Murid inti itu terlihat berusia 27 tahun dengan kulit hitam. Tingkat pengolahannya berada di Tingkatan Menengah dari Alam Surga.     

Saat itu, ia sedang meracik teh untuk Zhang Ruochen dan berkata sambil tersenyum, "Kakak saudara, kau adalah seorang murid Biksu. Bagimu, Konferensi Teknik Pedang hanyalah sebagai perhelatan untuk berkumpulnya para figur tangguh. Tapi bagiku, seorang murid inti biasa ini, yang tidak bisa berpartisipasi di dalamnya, maka Konferensi ini adalah kesempatan yang baik dalam mendapatkan beberapa Kristal Suci."     

Zhang Ruochen sedang mengenakan jubah berwarna hijau. Yang jelas, itu menandakan bahwa ia merupakan seorang murid Biksu dari Sekte Yin Yang.     

Murid inti itu benar-benar hormat kepada Zhang Ruochen dan tidak berani bersikap sembrono di hadapannya.     

"Ada yang bilang bahwa Fogged Mountain-peak Tea dapat meningkatkan Kekuatan Batin seseorang. Ini adalah sebuah teh yang langka. Berapa harganya?" tanya Zhang Ruochen.     

"Aku tidak bisa menerima uang dari kakak saudara," jawab murid inti tersebut sambil tertawa.     

Zhang Ruochen tersenyum dan memberinya beberapa Kristal Suci berkualitas tinggi.     

Setelah itu, ia kembali meminum tehnya dan mengamati Lanyu Post yang berada di seberang jalan.     

Lanyu Post adalah suatu tempat yang luas dan mewah. Di sana, ada begitu banyak pertapa yang keluar-masuk sepanjang waktu. Di antara mereka, beberapa darinya adalah murid-murid Biksu dari kelompok-kelompok tangguh di WIlayah Timur.     

"Rumble!"     

Permukaan tanah di jalanan itu sedikit terguncang.     

Pada saat ini, terdapat bola api yang sedang bergerak dari ujung jalan, yang mana itu memancarkan hawa panas ke segala penjuru.     

"GAAA!"     

Di tengah bola api tersebut, di sana terdapat Blood-gold Crow berukuran 10 meter, yang sedang menarik sebuah kereta kuno sebesar istana. Kereta kuno itu berhenti di depan Lanyu Post.     

Blood-gold Crow itu adalah seekor burung buas kelas rendah level enam, yang mana binatang itu mampu melepaskan kekuatan yang setara dengan seorang Setengah-Biksu level pertama. Ketika burung itu berhenti di luar Lanyu Post, maka aura yang dipancarkan telah berhasil menakuti para pertapa di sekitar sana.     

Zhang Ruochen sendiri juga merasa terkejut. Saat itu, ia memaku pandangan matanya kepada kereta kuno, dan bertanya, "Menjadikan Blood-crow Gold sebagai tunggangannya? Siapa kira-kira yang naik di atasnya?"     

Di kedai teh itu, sang murid inti mulai terlihat gemetar. Di waktu yang bersamaan, ia menahan nafasnya sendiri, sebelum akhirnya berkata dengan suara pelan, "Kakak saudara, biar kuberitahu sesuatu. Orang yang berada di atas kereta kuno adalah figur besar."     

"Apa dia juga akan berpartisipasi di dalam Konferensi Teknik Pedang?" tanya Zhang Ruochen.     

"Ya."     

Murid inti itu mengangguk cepat dan langsung menambahkan, "Selain itu, dia juga digadang-gadang akan menempati urutan pertama di dalam Konferensi Teknik Pedang. Sebab, tidak ada seorangpun yang mampu menandinginya."     

Zhang Ruochen tersenyum dan berkata, "Belum tentu benar. Sebab, masih ada beberapa ksatria bertalenta lain dan para jenius di Daratan Kunlun. Bagaimana bisa kau berkata bahwa dia yang akan menempati urutan nomor satu?"     

"Aku tidak akan berani menyebut sosok lainnya sebagai nomor satu, kecuali hanya dia. Sebab, dia adalah sang Gubernur Muda dari Kota Fragrance, sekaligus juga keturunannya Kaisar Pedang, Xue Wuye." Kata murid inti tersebut.     

"Ternyata dia." Gumam Zhang Ruochen.     

Kota Fragrance adalah salah satu dari empat Tanah Suci bagi Tao pedang di Daratan Kunlun.     

Delapan ratus tahun silam, sang gubernur Kota Fragrance adalah Xue Hongchen, dan ia dikenal sebagai "Kaisar Pedang" karena teknik pedangnya yang tak tertandingi.     

Delapan ratus tahun kemudian, Gubernur Muda Kota Fragrance, Xue Wuye, muncul ke permukaan dengan talenta yang hampir setara dengan Kaisar Pedang. Saat ini, Xue Wuye dianggap sebagai Jenius Tao pedang pertama di Daratan Kunlun setelah 500 tahun belakangan.     

Zhang Ruochen sama sekali tidak menyangka bahwa dirinya akan bertemu dengan pria tersebut sebelum Konferensi Teknik Pedang dimulai.     

Yang jelas, ia punya beberapa pertanyaan mengenai Xue Wuye, dimana ia merasa penasaran terhadap apakah pria tersebut lebih kuat daripada Kaisar Pedang di masa mudanya atau tidak.     

Tiba-tiba, kedua mata Zhang Ruochen beralih menuju ke gerbang Lanyu Post.     

Huang Yanchen sedang melangkah keluar dari Post tersebut. Sambil mengenakan jubah berwarna kuning cerah, maka ia menunjukkan leher putihnya yang ramping, bersamaan dengan rambut panjangnya yang berwarna biru. Selain itu, wanita tersebut juga memancarkan aura dingin, dimana kecantikannya mirip seperti gunung es.     

Seketika itu juga, kedua mata Zhang Ruochen langsung berbinar, sesaat setelah ia menyaksikan kehadiran Huang Yanchen. Yang jelas, wanita itu terlihat semakin kurus dalam beberapa bulan belakangan.     

"Yanchen..." gumamnya pelan, sambil menahan pahit di dalam hatinya.     

Seandainya bukan karena surat penangkapan dari sang Permaisuri Chi Yao, maka kemungkinan besar ia sudah menikah dengan Huang Yanchen. Sialnya, mengapa harus ada begitu banyak cobaan dan rintangan?     

Saat itu, ada seorang gadis cantik berpakaian putih yang sedang turun dari kereta Blood-gold Crow.     

Dengan rambutnya yang diikat bundar dan pedang di punggungnya, maka gadis itu terlihat cantik, dan berusia sekitar enam belas tahunan.     

Gadis berpakaian putih itu berhenti di hadapan Huang Yanchen, lalu membungkuk ke arahnya, dan berkata, "Yanchen, Gubernur Muda-ku ingin mengundangmu untuk berkunjung ke Kota Shentai."     

Huang Yanchen melirik gadis tersebut dan berkata, "Aku tidak tertarik."     

Setelah itu, ia pergi menuju jalanan, dengan kedua tangannya yang berada di belakang pinggul, sambil bersikap acuh tak acuh.     

"SWOSH!"     

Gadis berpakaian putih itu memiliki tingkat pengolahan yang tinggi, hingga ia hanya butuh satu langkah, sebelum akhirnya kembali berada di hadapan Huang Yanchen. Setelah itu, sang gadis berkata, "Gubernur Muda kami mengundangmu dengan hormat. Jika kau terus menerus menolaknya, kurasa sang Gubernur Muda akan patah hati."     

Terdapat tatapan dingin yang dipancarkan oleh kedua mata biru Huang Yanchen. Di waktu yang bersamaan, wanita itu menjawab, "Katakan kepadanya; jika dia terus menerus mengusikku, jangan salahkan aku kalau sampai aku bertingkah dengan lebih tidak sopan."     

Di dalam kedai teh.     

Murid inti berkata, "Kakak saudara, kurang tampan apa sang Gubernur Muda dari Kota Fragrance! Dengan talenta, latar belakang, dan ketampanannya, bahkan gadis yang paling arogan dan angkuh sekalipun pasti tidak akan mampu bertahan dari pesonanya."     

"Akan tetapi, dia selalu ditolak oleh gadis yang sama sampai tiga kali berturut-turut. Aku tidak tahu mengapa gadis bernama Yanchen itu sampai mampu menolaknya."     

"Selain itu, ada begitu banyak gadis-gadis cantik di sekitar Xue Wuye. Lalu kenapa dia selalu mengejar wanita tersebut? Ini aneh, sangat aneh."     

Tidak jauh dari sana, terdapat tatapan dingin di wajah sang gadis, sebagaimana ia berkata, "Tidak ada gadis manapun yang akan menolak Gubernur Muda sampai tiga kali. Huang Yanchen, tolong jangan permalukan dirimu sendiri."     

"SWOOSH!"     

Gadis itu mengapit kedua jarinya untuk melepaskan sebuah keterampilan pedang. Setelah itu, pedang di punggungnya langsung terlepas dari sarungnya, hingga menciptakan lintasan cahaya pedang, dan mengarah menuju ke Huang Yanchen.     

Tidak diragukan lagi bahwa Xue Wuye adalah sosok yang tangguh. Sebab, salah satu dari pelayan wanitanya adalah seorang top master, dimana gadis tersebut nyatanya telah berhasil menembus Alam Hati yang Terhubung dengan Pedang.     

"Tidak kusangka, ternyata masih ada orang lain dari Kota Fragrance yang akan bersikap seperti ini."     

Huang Yanchen masih bersikap tenang, namun kedua matanya benar-benar dingin. Saat itu, wanita tersebut juga sedang mengapit jarinya dan melepaskan sebuah keterampilan pedang, hingga membuat Pedang Suci-nya menjadi hidup.     

Di waktu yang bersamaan, Chi Suci dalam jumlah besar mulai keluar dari tengah alisnya dan mengalir di sekitar tubuh rampingnya, sebelum akhirnya menciptakan pelindung Chi Suci.     

"Hentikan."     

Terdengar suara penuh daya pikat dari seorang pemuda di dalam kereta, "Ningxin, siapa yang menyuruhmu bersikap tidak sopan kepada Yanchen? Cepat minta maaf sekarang juga."     

"Gubernur Muda..."     

Gadis berpakaian putih itu menatap Huang Yanchen dingin, dan masih merasa enggan untuk meminta maaf.     

"Jika kau menolak perintahku, sebaiknya kau tidak usah ikut denganku lagi," Suara yang dingin itu kembali terdengar.     

Gadis berpakaian putih pun langsung terlihat bimbang sesaat setelah ia menyadari bahwa sang Gubernur Muda-nya benar-benar marah. Maka dari itu, ia cepat-cepat membungkuk kepada Huang Yanchen dan berkata, "Saya minta maaf. Seharusnya saya tidak mengusik Anda. Tolong maafkan saya."     

"Hum!"     

Huang Yanchen mendengus dan kembali menyimpan pedangnya. Setelah itu, ia berpaling dan langsung pergi dari sana, sebelum akhirnya mulai menghilang di balik kerumunan.     

Di dalam kereta, seorang pemuda tampan sedang duduk di atas karpet kulit rubah berwarna putih, sambil membawa gelas berisi wine.     

Di sisi kiri dan kanannya, di sana terdapat empat orang wanita cantik. Mereka semua sudah berada di Alam Fish-dragon. Selain itu, dua dari mereka bahkan sudah berada di Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon.     

Gadis berpakaian putih itu bernama Ningxin. Gadis itu hanya bisa berdiri di sudut yang paling kiri dari barisan wanita-wanita tersebut.     

Di sisi kiri, seorang pelayan wanita pedang duduk berdekatan dengan Xue Wuye sambil membawa kipas permata di tangannya, sebelum akhirnya berkata, "Gubernur Muda, mengapa Anda sampai mau ditolak berkali-kali, apa Anda benar-benar menginginkan murid Biksu Pedang Xuanji?"     

Xue Wuye membalasnya dengan senyuman tipis, "Dia bukan hanya murid Leluhur Xuanji, tapi dia juga punya identitas lain. Omong-omong.. apa kau sedang merasa cemburu kepadanya?"     

"Kau harus ingat baik-baik bahwa aku tidak suka gadis-gadis yang cemburuan. Jika ada salah satu dari kalian yang tidak senang dengan gadisku yang lain, maka sebaiknya kalian segera pergi dari sini, sebelum nantii patah hati."     

Xue Wuye mulai mengamati delapan pelayan wanita pedangnya, dan menemukan bahwa mereka semua masih berada di situ, dimana mereka sama sekali tidak berniat untuk pergi.     

Seketika itu juga, ia menghela nafasnya karena merasa kecewa.     

Kemudian, Blood-gold Crow itu pun langsung menarik keretanya dan pergi dari Lanyu Post.     

"Saudari junior seperguruan, teh ini nikmat."     

Zhang Ruochen bangkit berdiri, lalu keluar dari kedai teh, dan berusaha untuk mengejar Huang Yanchen.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.