Kaisar Dewa

Kekuatan Invisible Cloak



Kekuatan Invisible Cloak

1Ada puluhan Ksatria Jahat yang sebelumnya hendak berencana untuk menyusun formasi Serangan Gabungan, namun Mu Lingxi sudah lebih dulu menghancurkan mereka sebelum formasi itu sempat tersusun sempurna.     2

Mereka tidak pernah membayangkan jika sang Biksuni Sesat akan menjadi begitu mengerikan. Sebab, wanita itu hampir membunuh 20 orang master dari Alam Fish-dragon hanya dengan menjentikkan jarinya. Itu benar-benar berbeda dari kekuatan yang ditunjukkan terakhir kalinya.     

"Aku sengaja membiarkan kalian menang terakhir kalinya. Apa kalian yakin Pasar Gelap sehebat itu?" Mu Lingxi memutar bola matanya, sambil terlihat angkuh.     

"Cepat! Mundur! Jangan biarkan Astral Wind Breaking Needle mengenai kalian!... Ah..."     

Di dalam hutan gelap, di sana terdapat teriakan lain yang bisa didengar. Seorang pertapa lain dari Alam Fish-dragon baru saja terkena duri tersebut.     

Sekarang ini, sang Biksuni Sesat tampak seperti seekor ratu lebah. Sebab, siapapun yang terkena durinya pasti akan meregang nyawa.     

Semua pertapa jahat pun mundur ke belakang sambil merasa panik. Mereka berusaha menghindari wanita tersebut, seperti ketika mereka sedang bertemu dengan seekor ular atau kalajengking.     

Ice Demon memandang dari kejauhan, sambil merasa marah.     

Semua pertapa yang berada di bawahnya merupakan mereka yang sudah mencapai Alam Fish-dragon. Setiap mereka merupakan master jahat yang sanggup bertarung melawan beberapa ksatria. Maka dari itu, kehilangan mereka adalah sama seperti sedang kehilangan harta yang melimpah.     

Apa yang membuatnya kesal – bahwa hanya sekitar 10 tarikan nafas – maka wanita itu sudah berhasil membunuh hampir 20 orang pertapa jahat dari Alam Fish-dragon. Yang jelas, itu adalah kerugian yang besar.     

Ice Demon pun berkata marah, "Yang Mulia Biksuni memang sangat pandai menyembunyikan kekuatannya sendiri. Saya tidak menyangka bila kekuatan Anda ternyata setinggi itu. Saya meremehkan Anda sebelumnya."     

"Knife-like Piercing Wind."     

Ice Demon pun mulai menyuntikkan Kekuatan Batin-nya ke dalam tongkat kayu.     

Setelah itu, terdapat fluktuasi energi yang besar dan terlepas dari tongkatnya. Energi itu membentuk sebuah pusaran berukuran 30 meter yang dingin, dimana mampu membuat rumput dan pepohonan disekitarnya berubah menjadi bubuk halus.     

Bahkan Mu Lingxi sendiri juga merasakan tekanan yang besar. Lalu, ia cepat-cepat melepaskan Vigorous Chi-nya dan melompat ke atas – guna menghindari pusaran dingin tersebut – sambil melangkah mundur dengan cepat.     

"SWOOSH!"     

Terdapat titik cahaya putih yang keluar dari pupil mata kiri Mu Lingxi. Kemudian, titik cahaya itu berubah menjadi sebuah Pedang Suci yang mendarat di tangannya. Lalu, wanita itu mulai mengayunkan pedangnya dan membelah pusaran dingin tersebut.     

"Cloud-splitting Movement!"     

Pedang Chi yang tajam akhirnya membentuk sebuah lengkungan cahaya, yang berhasil digunakan untuk merobek pusaran tersebut. Serangan itu akhirnya mengarah menuju ke Ice Demon.     

Meski demikian, Ice Demon hanya tersenyum dingin. Di waktu yang bersamaan, ia mulai memutar tongkat kayu yang berada di tangannya. Seketika itu juga, ia berhasil menciptakan sebuah pedang putih yang dingin. Lalu, ia menggunakan pedang itu untuk membelah ke arah depan dan menghancurkan pedang Chi tersebut.     

"Yang Mulia Biksuni, Anda meremehkan kemampuan seorang Master Kekuatan Batin level 44. Tingkat pengolahan Anda masih terlampau rendah untuk bertarung melawan saya. Apa Anda tidak berpikir jika diri Anda sudah bertindak terlampau arogan?"     

Ice Demon tertawa dengan suara seraknya, sementara ia juga mulai mengangkat tongkat kayu dengan kedua tangannya. Di waktu yang bersamaan, pusaran udara dingin itu pun akhirnya semakin membesar, dan langsung melingkupi area beberapa kilometer di sekitar. Jadi, baik tanah, batu-batu besar, dan pepohonan yang ada di sana, maka mereka semua mulai terbang ke udara. Yang jelas, pemandangan seperti ini adalah seperti sedang menyaksikan datangnya hari kiamat.     

Di dalam pusaran udara dingin tersebut, di sana terdapat pedang es yang mulai bermunculan satu demi satu. Semua pedang itu terus berputar, hingga menciptakan suara pusaran yang berisik.     

Daya ledak mengerikan yang bisa diciptakan oleh seorang Master Kekuatan Batin level 44 pun akhirnya mulai dilepaskan.     

Kala itu, pada saat Ice Demon hendak melepaskan mantranya, namun seketika itu pula ia merasakan sesuatu yang ganjil.     

Di udara, di sana ada garis-garis petir berwarna ungu yang mulai bermunculan. Petir itu tiba-tiba muncul di belakang kepala Ice Demon, lalu membentuk suatu inskripsi-inskripsi aneh, sebelum akhirnya menghujam cepat ke arah iblis tua.     

Tanpa tedeng aling-aling, Ice Demon pun akhirnya langsung terkena sambaran petir, hingga mantra yang sebelumnya hendak dilepaskan, akhirnya berubah menjadi senjata makan tuan.     

"BOOM!"     

Tidak terhitung jumlah pedang es yang kehilangan kendali dan mulai berputar-putar di udara, sebelum akhirnya menyerang tubuh Ice Demon itu sendiri.     

Pusaran udara dingin raksasa itu – akhirnya tumbang dalam sekejap – sebagaimana kekuatan yang terkandung di dalamnya juga langsung sirna.     

Setelah mengalami senjata makan tuan, maka Ice Demon pun mulai menggerutu lemah. Ekspresi wajahnya sudah berubah menjadi pucat, hingga tubuhnya mulai terhuyung-huyung, persis seperti ketika ia sedang kehilangan kendali sewaktu berada di atas permukaan tanah.     

Di sisi lain, Zhang Ruochen sedang mengenakan Shooting Star Invisible Cloak. Ia berdiri di belakang leher Ice Demon, dan merasa sedikit terkejut, karena ternyata tidak berhasil membunuh iblis tersebut meski sudah melancarkan serangan dadakan.     

Tampaknya, Ice Demon baru saja menggunakan sebuah jimat harta karun.     

"Wrath of Thunder God!"     

Sambil mengendalikan kembali rasa terkejutnya, maka seketika itu pula ia melepaskan mantra level dua.     

Di antara puluhan garis-garis petir itu, di sana mulai terbentuk satu sosok Dewa Petir – yang ganas – dan berukuran tinggi 10 meter. Dewa itu sedang membawa palu petirnya. Lalu, dengan suara "bang" yang hampir bisa memecahkan gendang telinga, maka seketika itu pula palu tersebut mulai dihantamkan ke arah kepala Ice Demon.     

"BANG!"     

Kala itu, ada sebuah jimat yang sedang tergantung di leher Ice Demon. Salah satu dari kristalnya pun meledak, hingga memancarkan cahaya hijau berbentuk lingkaran, yang kemudian menyelimuti tubuhnya.     

Dewa Petir itu memang baru saja menghantamnya dengan palu petir, namun serangan itu akhirnya harus terbentur dengan cahaya berwarna hijau. Alhasil, terdapat riak-riak energi yang terlepas dari dinding cahaya tersebut.     

Meskipun serangan itu masih terhalang oleh sesuatu, namun Ice Demon juga masih terluka oleh palu petir tersebut. Jadi, ia langsung memuntahkan darah, dan mulai terjun bebas dari udara.     

Setelahnya, terdengar suara berdentum pada jarak 15 kilometer jauhnya. Saat itu, Ice Demon baru saja terhempas ke arah tanah dan berhasil menciptakan sebuah kawah raksasa.     

Ice Demon terbatuk dan kembali memuntahkan darah. Kemudian, terdapat ekspresi dingin yang memancar dari kedua matanya. Lalu, ia kembali melompat dari kawah dan melayang di udara – dengan ketinggian sekitar tiga kaki. Kemudian, sambil mengamati sekitarnya, maka ia langsung berteriak. "Siapa itu? Siapa yang berani menyergapku?"     

"Ch-ch!"     

Setelah selesai mengomel, maka saat itu Chi dingin mulai memancar dari tongkat kayu tersebut. Kemudian, Chi tersebut berhasil mengubah area dalam radius 10 kilometer di sekitarnya menjadi seperti dataran es. Akibatnya, baik bunga, rumput, pohon, ikan, serangga, burung dan binatang-binatang buas yang lainnya, mereka semua telah sama-sama berubah menjadi patung es.     

Tanpa peringatan apa-apa, terdengar suara berisik dari sisi atas Ice Demon. Di sana, terdapat bola lingkaran petir yang sudah terbentuk.     

Ice Demon sendiri adalah seorang iblis tua yang sudah berkultivasi selama satu abad. Jadi, setelah dua kali menerima serangan dadakan, maka sekarang ini ia menjadi lebih waspada.     

Ice Demon segera tersadar ketika Zhang Ruochen membentuk bola lingkaran petir itu untuk melepaskan serangan yang ketiga kalinya. Sehingga, ia mulai mengangkat tongkat kayunya dan mendorong ke atas, sambil menciptakan duri es sepanjang tiga meter.     

Meskipun itu hanya Seni Magis Level Satu dengan seri es, namun mantra itu sedang dilepaskan oleh seorang Master Kekuatan Batin level 44. Yang jelas, daya ledak yang terkandung di dalam serangan tersebut masih terbilang cukup mengerikan.     

Bahkan seorang superior di Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon – yang telah menguasai Glazed Treasured Body – masih akan menderita luka-luka parah, apalagi setelah terkena serangan duri es tersebut. Bagaimanapun juga, Glazed Treasured Body masih belum mampu menandingi kekuatan itu.     

Di tempat lain, Zhang Ruochen sendiri tidak menduga jikalau akhirnya sang Ice Demon menjadi waspada. Maka dari itu, ia segera menggunakan teknik bergerak dan melesat ke sisi samping.     

"SWOOSH!"     

Duri es itu tampak seperti tombak permata yang panjang. Tombak itu hampir mengenai pinggul Zhang Ruochen, sebagaimana serangan itu sedang mengarah ke atas, namun akhirnya hanya menerjang awan.     

Shooting Star Invisible Cloak sendiri memiliki kekuatan yang besar. Sebab, harta karun itu bisa terlepas dari Mata Langit ataupun kelima indera seorang Master Kekuatan Batin. Akan tetapi, penggunanya masih bisa dideteksi ketika ia menyentuh sesuatu atau sedang menggunakan teknik bela diri dan Kekuatan Batin.     

Oleh karena itulah, Zhang Ruochen hanya punya satu kesempatan untuk menyergap seorang master tangguh seperti itu, sementara ia sedang mengenakan Shooting Star Invisible Cloak.     

Jika serangannya sampai gagal, maka lawannya bisa menemukan keberadaannya dari Tenaga Chi atau fluktuasi mantra yang dilepaskan. Yang jelas, hal tersebut tidak akan menyediakan ruang baginya untuk kembali bersembunyi.     

Inilah yang sedang dilakukan oleh Ice Demon.     

Meskipun ia tidak bisa melihat Zhang Ruochen, namun ia bisa merasakan fluktuasi mantranya dan guncangan Energi Chi dari langit dan bumi. Jadi, ia kembali mengayunkan tongkat kayunya, dan mulai menyerang menggunakan Seni Magis Level Dua, yakni Frost Storm.     

Badai Es itu pun akhirnya terkondensasi. Ketika Chi Es itu sampai menyentuh tubuh seorang pertapa, maka siapapun yang berada di bawah Perubahan Ketujuh dari Alam Fish-dragon pasti akan membeku dan berubah menjadi patung es.     

Ketika ia menciptakan badai tersebut, bahkan seorang pertapa di atas Perubahan Ketujuh dari Alam Fish-dragon juga masih akan mengalami bahaya yang besar.     

Semenjak ia sudah terdeteksi, maka Zhang Ruochen pun akhirnya keluar dari persembunyiannya.     

Kala itu, sosoknya muncul di udara, sambil berubah menjadi benda cair – yang berbentuk manusia. Setelahnya, ia berubah menjadi segaris cahaya. Dalam sekejap, ia melesat ke arah Ice Demon dan menyerang alisnya dengan menggunakan Seni Magis Level Satu – Jari Angin dan Petir.     

Sebagian besar Master Kekuatan Batin level 44 akan bertarung menggunakan Seni Magis Level Satu atau Level Dua. Meskipun itu hanyalah jenis mantra-mantra dasar, namun mantra-mantra tersebut bisa dilepaskan dengan sangat cepat, dimana itu sangat cocok untuk pertempuran jarak dekat.     

Sebab, bila tanpa mendapatkan perlindungan dari para ksatria lain, maka seorang Master Kekuatan Batin sepertinya akan terbunuh, sebelum ia sempat melepaskan mantra Seni Magis Level Tiga atau bahkan Level Empat.     

Sebagaimana ia sedang menyaksikan Zhang Ruochen mulai mendekat dengan sangat cepat, maka seketika itu pula kedua pupil mata Ice Demon semakin membesar.     

Gerakan Zhang Ruochen sangat cepat, itu tampak seperti segaris cahaya. Di sisi lain, Ice Demon sendiri tidak lagi sempat bersembunyi. Jadi, keningnya pun terkena serangan Jari Angin dan Petir.     

"POW!"     

Terdapat jimat harta karun lain – di leher Ice Demon – yang memancarkan cahaya.     

Di waktu yang bersamaan, tubuhnya terhempas ke belakang. Sekali lagi, ia kembali tersungkur ke tanah.     

Kecepatan serangan Zhang Ruochen adalah berkat Shooting Star Invisible Cloak.     

Sebab, harta karun ini tidak hanya bisa membuatnya menghilang, namun juga meningkatkan kecepatannya sampai dua kali lipat. Maka dari itu, tidak heran mengapa akhirnya benda itu disebut sebagai "shooting star."     

Meningkatkan kecepatan seseorang sampai dua kali lipat sepertinya bukan sesuatu yang besar, namun faktanya hal itu sangat berpengaruh signifikan.     

Sebab, ketika dua orang master sedang bertarung sengit satu sama lain, bahkan meningkatnya kecepatan sebesar 10%,maka itu sudah bisa dijadikan pertimbangan dalam menilai siapa yang akan menjadi pemenang dalam pertempuran tersebut.     

Apalagi ketika meningkat sampai dua kali lipat, maka ia pun sanggup membunuh lawannya tanpa kesulitan yang berarti.     

Seorang pertapa di Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon adalah dua kali lipat lebih cepat daripada mereka yang berada di Perubahan Pertama dari Alam Fish-dragon, dan itu benar-benar merupakan perbedaan yang sangat besar.     

Sekarang ini, kekuatan Zhang Ruochen sudah cukup mampu digunakan untuk bertarung melawan seorang pertapa di Perubahan Kesembilan dari Alam Fish-dragon. Dengan Shooting Star Invisible Cloak, maka sepertinya ia sudah menjadi salah seorang pertapa paling cepat di Alam Fish-dragon.     

"Aku terkejut saat kau mampu melepaskan tiga serangan yang mematikan."     

Zhang Ruochen memaku pandangan matanya ke arah jimat harta karun yang terletak di leher Ice Demon. Kemudian, ia menemukan bahwa tiga kristal yang berada di sana sudah menghilang, dan hanya tersisa dua lainnya.     

Kristal itu pasti adalah jimat harta karun pertahanan milik Ice Demon.     

Di tempat lain, Mu Lingxi sudah berhasil menyingkirkan para pertapa jahat yang lainnya. Saat itu, ia mulai bergerak mendekat, dengan ujung kakinya yang menghentak di udara. Kala itu, terdapat riak-riak Tenaga Chi yang muncul di bawah kakinya. Layaknya seekor burung walet, maka ia pun langsung mendarat di atas puncak pohon maple – yang berada di sisi kiri Ice Demon.     

Dari posisi atas, Mu Lingxi bisa melihat sendiri seperti apa kondisi Ice Demon yang memalukan tersebut. Setelah itu, ia berkata sambil tersenyum, "Orang-orang bilang kalau Ice Demon mempunyai Seven-star Pendant, sebuah harta karun abad pertengahan dari Peninggalan Pusaka Level Superior. Seseorang pernah ingin menukarnya dengan tujuh buah kota, namun kau langsung menolaknya. Akan tetapi, mengapa sekarang hanya tersisa dua kristal?"     

Sambil berdiri di atas tanah, saat itu Ice Demon merasa kesal.     

Sebab, apa yang dikatakan oleh Mu Lingxi, memang benar, Seven-star Pendant merupakan harta karun yang tak ternilai harganya. Dalam kata lain, itu artinya bila pemilik liontin atau kristal tersebut sama saja dengan memiliki tujuh nyawa tambahan.     

Akan ada satu kristal yang menghilang bila ia sampai berada di situasi nyaris mati.     

Selama bertahun-tahun belakangan, ia sudah sangat hati-hati dalam menjalani pertempuran-pertempurannya, hingga hanya dua buah kristal saja yang sudah digunakan.     

Pertama kalinya adalah ketika ia sedang dikepung oleh tentara istana kekaisaran pada masa 20 tahun silam di Tanah Suci Wilayah Timur. Saat itu, ia tidak punya pilihan lain, selain hanya menggunakan satu kristal untuk menyelamatkan hidupnya.     

Kedua kalinya adalah ketika ia hampir terbunuh oleh seorang Setengah-Biksu, yang sedang menyerangnya dari jarak ribuan kilometer. Saat itu, ia juga menggunakan kristal untuk menyelamatkan nyawanya. Setelah itu, ia berhasil menemukan cara untuk melarikan diri.     

Kedua peristiwa di atas adalah sesuatu yang sangat berbahaya – hingga sanggup membuat nyawanya terancam. Maka dari itu, ia pun akhirnya harus menggunakan kristal Seven-star Pendant.     

Ice Demon sendiri juga yakin bahwa semua hal yang dilakukan itu sangat sepadan. Apalagi, Seven-star Pendant bisa membantunya lolos dari kematian sebanyak dua kali. Jika tidak, maka ia pasti sudah mati sejak 20 tahun silam.     

Namun, hari ini, Ice Demon sedang merasa sangat marah. Sebab, tiga buah kristalnya habis hanya karena serangan dadakan yang dilepaskan oleh seorang junior. Itu sama artinya dengan menyia-nyiakan tiga nyawa!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.