Kaisar Dewa

Bantuan



Bantuan

0Di Kapal Silver Moon, ada nyala api yang memancar di segala penjuru.     
0

Terdapat begitu banyak Flaming Red Crow yang tampak seperti bola api dan terbang dalam kelompok, sehingga menciptakan pekikan suara tajam yang akan menyerang para murid jenius tersebut.     

Di antara mereka, terdapat seorang pria dengan empat mata. Tingkat pengolahannya telah mencapai Tingkatan Medium dari Alam Surga. Ia merupakan seorang jenius yang telah dibesarkan oleh Sekolah Pasar Bela Diri di South Cloud Commandery.     

Meskipun ia masih berusia muda, namun ia mempunyai kemampuan bertarung yang sengit.     

Ia menggenggam sebuah Tongkat Angin dan Api dan tetap mengayunkannya, demi memaksa para Flaming Red Crow agar tidak datang mendekat.     

Di bawah kakinya, terdapat lebih dari sepuluh bangkai Flaming Red Crow.     

Namun, kurang dari dua tarikan nafas setelahnya, ada seekor Flaming Red Crow berwarna emas yang menyerangnya. Gagak itu menyerang lehernya dengan cakar sampai tembus, sebelum akhirnya gagak tersebut membawanya terbang.     

Dalam sekejap, ia telah terangkat 33 meter di atas langit dengan teriakan-teriakan yang keluar dari mulutnya.     

"Ah! Elder He... Kakak tertua... tolong aku..."     

Flaming Red Crow berwarna emas melemparkannya. Lalu, gagak itu merentangkan kedua cakar dan merobek tubuhnya menjadi dua, dimana tubuh tersebut jatuh di antara kawanan gagak. Para gagak itu segera memakannya tanpa meninggalkan satu tulang pun.     

Tongkat Angin dan Api terjatuh dari atas dan mendarat di dek kapal dengan suara berdenting.     

Salah satu putra favorit Dewa yang punya kesempatan untuk masuk ke dalam Akademi Saint telah mati dengan cara yang mengerikan, bahkan sebelum ia benar-benar berkembang sempurna.     

Melihat ini, hampir setengah murid-murid yang berada di atas Kapal Silver Moon mulai ketakutan setengah mati. Sehingga, wajah mereka semua berubah menjadi pucat.     

"Chen Yumin... mati hanya dengan cara seperti ini... kakak tertua, tolong aku..."     

Beberapa saat kemudian, ada seorang putri favorit Dewa yang sangat cantik sedang dicengkram oleh dua Flaming Red Crow, karena wanita itu termenung selama satu detik. Kemudian, wanita itu dihancurkan dan berubah menjadi daging yang berada di dalam perut Flaming Red Crow.     

Saat ini, He Yunlou sedang bekerja keras untuk mengendalikan Pangeran Flaming Red Crow. Ia tidak punya tambahan energi lain untuk membantu mereka.     

Dan untuk kakak tertua Zi Hansha, maka ia sedang dikepung oleh beberapa Flaming Red Crow dan cukup sibuk dengan masalahnya sendiri. Ia sama sekali tidak bisa mengambil resiko untuk menyelamatkan yang lainnya.     

Alasan mengapa Zi Hansha disebut sebagai kakak tertua adalah karena ia merupakan seorang master top. Tidak hanya tingkat pengolahannya telah mencapai Tingkatan Fajar dari Alam Surga, tetapi karena ia juga telah menguasai Jiwa Bela Diri.     

Lebih jauh, ia tampak sangat tenang. Bahkan jika ia sedang terkepung, namun ia masih bisa bersikap tenang.     

Yang jelas, ia merupakan seorang momok pertempuran dan punya begitu banyak pengalaman yang berkaitan dengan hidup dan mati.     

Hanya dalam waktu yang sangat singkat, Zi Hansha telah membunuh lebih dari 40 Flaming Red Crow. Setiap kali ia bergerak, maka terdapat satu ekor Flaming Red Crow yang akan tumbang.     

Semua murid jenius yang berada di sana semakin mendekat ke arahnya.     

Selama kita berada di dekat kakak tertua, maka kita akan lebih aman.     

"Kakak tertua... tolong aku..."     

Ada seseorang yang kembali meminta bantuan.     

Zi Hansha mengamati ke arah sumber suara. Lebih dari 30 meter jauhnya, seorang wanita muda, yang sama cantiknya seperti peri, sedang diserang oleh empat Red Flaming Crow berwarna emas.     

Setelah bertarung dalam waktu yang lama, semua orang akhirnya mendapatkan ide tentang kemampuan bertarung para Flaming Red Crow.     

Hampir setiap Flaming Red Crow yang berwarna emas adalah seekor binatang buas level empat.     

Jika itu adalah orang lain maka hal tersebut tidak akan menjadi masalah. Namun, wanita itu adalah Xue Yingrou, wanita paling cantik di South Cloud Commandery.     

Wanita itu tidak hanya cantik tetapi juga sangat bertalenta. Ia adalah seorang putri favorit Dewa yang sesungguhnya. Terdapat begitu banyak ksatria yang menganggapnya sebagai kekasih di dalam mimpi.     

Mencintai kecantikan adalah salah satu bagian dari sifat manusia.     

Jika tidak, mengapa ada yang berkata, "Bahkan seorang pahlawan pun akan jatuh hati pada sosok yang cantik?"     

Zi Hansha pun demikian, tak terkecuali. Lalu, ketika ia menyaksikan Xue Yingrou sedang berada di dalam bahaya, maka ia segera mengeluarkan Peta Perang dan meletakannya di tangan, sambil mengalirkan Tenaga Chi ke dalam Peta Perang tersebut.     

"Swish-"     

Peta Perang itu terbuka, dan delapan Burung Es level empat terbang keluar dari dalamnya. Burung-burung buas itu mengalahkan para Flaming Red Crow yang sedang mengepung Zi Hansha.     

Dengan memaksimalkan kesempatan yang demikian, maka Zi Hansha melesat ke arah Xue Yingrou.     

Namun, Zi Hansha hanya bergerak tiga langkah, sebelum akhirnya ia kembali dikepung oleh sekawanan Flaming Red Crow. Ini membuatnya berada di situasi yang sangat sulit.     

Dan untuk delapan Burung Es, maka mereka semua telah dihancurkan oleh Flaming Red Crow yang lainnya, dan berubah menjadi kabut-kabut darah Tenaga Chi, yang hancur di udara.     

Saat ini, Zi Hansha sedang diserang oleh seekor Flaming Red Crow berwarna emas di pundaknya, dimana itu berhasil menghancurkan Celestial Bodyshield.     

Untungnya, ia mempunyai jimat harta karun di tubuhnya, sehingga ia masih mampu menghalau serangan yang datang. Jika tidak, maka salah satu lengannya pasti akan terluka parah.     

Zi Hansha melirik ke arah Xue Yingrou, dan menampakkan ekspresi tak berdaya. Kemudian, ia menggelengkan kepalanya pelan. Setelah itu, ia mengacuhkan Xue Yingrou dan melanjutkan perjuangannya dalam menahan serangan yang datang bertubi-tubi dari Flaming Red Crow.     

Seorang pahlawan menyelamatkan wanita cantik memang hal yang menakjubkan, tapi pahlawan selalu beraksi menurut kemampuannya masing-masing.     

Sungguh tidak layak bila ia harus mempertaruhkan nyawanya demi hal ini. Apalagi, Zi Hansha telah ditakdirkan untuk menjadi raja di Akademi Saint. Oleh karena itulah, ia juga tidak ingin mati di tempat ini.     

Ketika menyaksikan Zi Hansha melangkah mundur, maka Xue Yingrou benar-benar merasa depresi. Di bawah serangan keempat Flaming Red Dragon berwarna emas, maka ia harus bersembunyi di sudut kapal dan melakukan perlawanan dengan susah payah. Tubuhnya yang sempurna sedang diselimuti oleh tiga luka berdarah.     

Saat ini, Lei Jing mulai berteriak kencang, "Binatang jalang, beraninya kalian bertarung melawan Sekolah Pasar Bela Diri, kalian sedang mencari mati."     

"Rumble, rumble!"     

Di udara, terdapat suara yang sangat kencang. Lei Jing menggunakan Bayangan Darah Magis saat ia bertarung melawan Pangeran Flaming Red Crow.     

Di waktu yang sama, Zhang Ruochen berdiri, dengan jubah perak dan sebuah pedang di tangannya, ia berhenti di udara, dan akan segera datang untuk membantu Kapal Silver Moon dari kejauhan.     

Pedangnya belum terbang dari sarungnya.     

Meski demikian, ia mampu mengalahkan beberapa Flaming Red Crow dengan pedang yang masih disarungkan.     

Ketika Zhang Ruochen masih berada 100 meter jauhnya dari Kapal Silver Moon, terdapat satu kelompok besar Flaming Red Crow sedang terbang ke arahnya, dan mulai berinisiatif menyerang. Beberapa gagak itu menyemburkan api, sementara beberapa yang lain menyerang dengan menggunakan cakar.     

Zhang Ruochen melangkah di punggung seekor Flaming Red Crow dan terbang tinggi. Kemudian, ia mengayunkan lengan kirinya, dan melepaskan cetak tanda serangan.     

"Naga di Langit."     

Ada sebuah bayangan ilusi berbentuk naga dengan panjang 10 meter yang keluar dari tangan Zhang Ruochen. Naga itu membunuh 14 Flaming Red Crow, dan mengubahnya menjadi hujan darah, sebelum akhirnya mereka berjatuhan di angkasa.     

Zhang Ruochen melirik Kapal Silver Moon, dan menemukan bahwa para murid dari Sekolah Pasar Bela Diri sedang berada di titik nadir.     

Semenjak mereka semua adalah para murid dari Sekolah Pasar Bela Diri, lalu jika ia bisa menyelamatkan mereka semua, maka ia pasti akan melakukan hal tersebut.     

"Swoosh!"     

Zhang Ruochen menyimpan Pedang Kuno Abyss dan melesat ke arah Kapal Silver Moon dengan kecepatan suara. Gerakannya sangat cepat, sehingga membuat tubuhnya tampak seperti serentetan bayangan.     

Setelah beberapa saat, bayangan-bayangan itu bergabung satu sama lain, dan membentuk tubuh Zhang Ruochen yang asli.     

Saat ini, ia telah mendarat di lambung kapal. Sambil berdiri tegak, ia menampakkan aura tak tertandingi dan sikap heroik yang tinggi.     

Di belakangnya, terdapat lebih dari 20 Flaming Red Crow yang berjatuhan dari langit seperti hujan darah.     

"Serangan pedangnya benar-benar cepat."     

Para murid jenius di Kapal Silver Moon benar-benar menyaksikan Zhang Ruochen yang bergegas datang untuk membantu. Di waktu yang sama, mereka juga melihat kemampuan pedang yang memukau milik Zhang Ruochen.     

Saat itu juga, sebelum orang-orang sempat melihat bagaimana lelaki itu menarik pedangnya, namun lelaki itu telah membunuh lebih dari 20 Flaming Red Crow.     

Lelaki itu sungguh tangguh!     

Secara natural, Zhang Ruochen menyaksikan Xue Yingrou yang sedang dikepung oleh empat Flaming Red Crow berwarna emas. Karena ia berada sangat dekat dengan Xue Yingrou, maka ia segera melesat ke arahnya.     

Setiap Flaming Red Crow emas adalah seekor binatang buas level empat.     

Diantara para Flaming Red Crow emas yang sedang menyerang Xue Yingrou, dua dari mereka adalah burung buas kelas inferior level empat; satu ekor burung buas kelas medium level empat, dan sisanya adalah satu ekor burung buas kelas superior level empat.     

Burung buas kelas superior level empat adalah yang paling tangguh, dimana itu hampir setara dengan seorang ksatria yang berada di Tingkatan Akhir dari Alam Surga. Jika tidak, maka burung itu tidak akan pernah benar-benar mampu menekan Xue Yingrou.     

Lebih jauh, setelah mencapai level empat, maka seekor Red Flaming Crow mempunyai kekuatan bertahan yang tinggi. Sehingga, saat Senjata Suci Bela Diri biasa mengenai tubuhnya, maka itu sama seperti sedang menebas besi, dan burung itu sama sekali tidak terluka.     

Jika Xue Yingrou tidak mempunyai sebuah jimat harta karun dan sebuah pedang pertarungan seperti Senjata Suci Bela Diri kelas sepuluh, dan membuat keempat Flaming Red Crow merasa khawatir, maka wanita itu mungkin telah terbunuh sejak lama.     

Meski demikian, sekarang wanita ini sedang berada di ujung penghabisan.     

"Puff!"     

Dengan setiap langkah yang diambil oleh Zhang Ruochen, maka ia menebaskan pedangnya, dan setidaknya ada seekor Flaming Red Crow yang terbunuh.     

Terdapat lebih banyak lagi Flaming Red Crow yang sedang mengepungnya. Namun, mereka semua tidak bisa menghentikan pria tersebut. Sebaliknya, terdapat lebih banyak lagi Flaming Red Crow yang dibunuh olehnya.     

Ketika ia berhenti di depan Xue Yingrou, maka ia telah membunuh lebih dari 100 Flaming Red Crow.     

Xue Yingrou, yang sedang berdiri di sudut kapal, menyaksikan sikap heroik Zhang Ruochen, sehingga membuatnya terkejut. Itu seperti "Satu serangan pedang mematikan. Seorang Biksu Pedang tak tertandingi."     

Benar sekali. Saat ini, Zhang Ruochen memang tampak seperti seorang Biksu Pedang muda. Sebab, teknik pedangnya telah mencapai alam kesempurnaan.     

Sementara Xue Yingrou masih berusaha mencerna hal yang baru saja terjadi, terdapat seekor Flaming Red Crow kelas medium level empat mulai merentangkan cakar setengah meternya dan menyerang kepala Xue Yingrou.     

Cakar itu sangat tajam dan berkilauan cahaya emas.     

Kau bisa membayangkan bahwa ketika wanita itu terkena serangan, maka kepala Xue Yingrou pasti akan pecah oleh karena serangan cakar tersebut.     

Xue Yingrou merasa sangat takut. Namun, ia tidak bisa melakukan apa-apa. Bukan hanya karena jimat harta karunnya telah digunakan, namun ia juga telah terluka parah. Saat ini, ia ingin menghindar, tapi tidak sanggup.     

"Aku takut aku akan mati di sini hari ini..."     

Batinnya di dalam hati.     

"Bam!"     

Ada berkas-berkas cahaya pedang di depan matanya. Cahaya yang tajam itu semakin mendekati matanya.     

"Boom!"     

Ketika ia kembali membuka matanya, maka Flaming Red Crow emas telah terjatuh di dek kapal. Terdapat sebuah lubang pedang di kepala Flaming Red Crow yang masih mengucurkan darah.     

Zhang Ruochen menarik Xue Yingrou dan membawanya berada di sisi guna melindungi wanita tersebut, "Berhati-hatilah."     

Zhang Ruochen mengayunkan pedangnya dua kali, dan terdapat dua Flaming Red Crow emas lain yang terbunuh olehnya.     

Saat ini, hanya tersisa satu Flaming Red Crow kelas superior level empat yang sedang berputar-putar di atas Zhang Ruochen dan Xue Yingrou.     

Namun, sepertinya gagak itu takut terhadap Zhang Ruochen. Gagak itu tidak segera melancarkan serangan, namun meminta tiga ekor Flaming Red Crow level tiga lainnya untuk menyerang Zhang Ruochen.     

"Swoosh!"     

Zhang Ruochen melepaskan Tenaga Chi-nya, dimana itu membentuk sebuah Celestial Bodyshield berwarna biru dengan diameter 5m. Tameng itu melindungi dirinya dan Xue Yingrou.     

Sambil menyimpan Pedang Kuno Abyss, maka Zhang Ruochen menyerang dengan menggunakan Pedang Gelombang Sepuluh Jalur.     

"Pedang Gelombang Damai."     

Zhang Ruochen merentangkan satu jari. Lalu, sebuah Pedang Gelombang yang besarnya mencapai ukuran mangkuk berhasil menghancurkan tujuh atau delapan Flaming Red Crow.     

Pedang Gelombang Sepuluh Jalur-nya telah mencapai tingkatan Sukses. Dengan sepuluh jari yang terhubung bersama, maka itu telah menjadi sebuah teknik bela diri kelas inferior dari Tingkatan Hantu.     

Ketika ia menudingkan satu jari, maka daya ledak yang sanggup dilepaskan cukup menggemparkan.     

"Pedang Gelombang Bayangan!"     

"Pedang Gelombang Pusat!"     

"Pedang Gelombang Damai!"     

"Pedang Gelombang Damai!"     

...     

13 Pedang Gelombang terlepas berturut-turut dan membunuh begitu banyak Flaming Red Crow. Di atas lantai kapal, terdapat begitu banyak bangkai gagak, dan membentuk sebuah gunungan yang besar.     

Bahkan Flaming Red Crow emas level empat pun juga terbunuh oleh Pedang Gelombang milik Zhang Ruochen.     

Xue Yingrou berdiri di sisi Zhang Ruochen dan ia benar-benar menjadi terkejut. Sebab, ia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bahwa Zhang Ruochen baru saja membunuh para gagak itu dari segala arah, dan membuatnya hampir tak tertandingi. Tidak peduli seberapa banyak Flaming Red Crow yang datang mendekat, maka gagak-gagak itu sama sekali tidak bisa menyakiti mereka.     

"Dia terlampau tangguh. Bahkan kakak tertua tidak setangguh dirinya. Mungkinkah dia adalah seorang keturunan tangguh dari Keluarga Biksu?"     

Meskipun Xue Yingrou adalah seorang putri kesayangan Dewa, namun ia masih mengagumi kekuatan Zhang Ruochen. Saat ini, ia sedikit mengangkat kepalanya, dan menunjukkan rasa kagum terhadap Zhang Ruochen, dengan matanya yang berlinangan air mata.     

Itu tampak seperti bagaimana wanita itu mengagumi Zi Hansha sebelumnya.     

Di dunia yang benar-benar menghargai Seni Bela Diri, semua orang harus mengagumi superior, selama mereka berdekatan dengan kakak tertua, maka mereka semua akan menjadi lebih aman, bukankah begitu?     

"Pria ini pasti adalah seorang putra sejati kesayangan Dewa!" pikir Xue Yingrou.     

Ketika menyaksikan Zhang Ruochen begitu tangguh, maka para murid dari Sekolah Pasar Bela Diri mulai berkumpul di dekat Zhang Ruochen, mereka semua berharap agar bisa selamat, di bawah perlindungan Zhang Ruochen.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.