Kaisar Dewa

Sekuat Apa Dewi Bulan?



Sekuat Apa Dewi Bulan?

2Peti Kristal Sun-Moon terbang dari tangan Dewi Bulan, lalu turun dari langit dan membelah daratan menjadi dua.     
0

Langit di atas petinya berwarna hitam pekat. Samar-samar, terdapat cahaya bulan yang melingkupi peti tersebut. Sementara itu, daratan di bawah petinya juga mulai bersinar terang, bagaikan dibasuh oleh api dari tungku ilahi.     

Rasa-rasanya, posisi langit dan bumi sedang terbalik.     

Peti Kristal Sun-Moon terbang ke arah Bloodlord Sijia dan melepaskan momentum yang mengerikan. Peti itu menghancurkan apapun di sekitarnya, dan melesat kencang ke arah dewa tersebut.     

Awoo!     

Bloodlord Sijia mengaum kencang, hingga mengguncang langit dan membuat tubuhnya membesar, sampai akhirnya dia berubah menjadi raksasa demonic setinggi 1.800 meter.     

Boom!     

Dia menyambut serangan yang datang ke arahnya.     

Lautan darah di bawah kaki Bloodlord Sijia – yang membentang hingga ribuan mil persegi – mendadak hancur.     

Peti Kristal Sun-Moon sempat menghancurkan tangan Bloodlord Sijia, sebelum akhirnya mendarat di dadanya. Akibatnya, darah dewa menyembur dari mulutnya, hingga membuatnya terpental ke belakang, sampai di jarak 30 ribu mil jauhnya.     

Setelah itu, Peti Kristal Sun-Moon menusuk dadanya, bahkan sampai menembus punggungnya. Pemandangan itu sangat mengerikan.     

Entah itu adalah Supreme Saint atau dewa, tapi para kultivator di Gunung Dewi Bulan mulai membuka mulutnya lebar-lebar. Di waktu yang sama, bulu kuduk mereka berdiri, walau mereka sedang berada di jarak yang sangat jauh.     

Dewi Bulan baru saja menyerang salah satu dewa tua dan menghempaskannya hingga 30 ribu mil jauhnya.     

Serangan itu meninggalkan lubang besar di dada Bloodlord Sijia. Tubuh dewanya penuh dengan retakan. Darah dewa – yang menyembur keluar dari mulutnya – memanjang hingga 30 ribu mil di angkasa. Masing-masing darahnya menetes ke tanah, hingga menimbulkan kawah seluas belasan mil.     

Rasa-rasanya, ada banyak asteroid yang baru saja mendarat di sana.     

Sementara untuk naga yang menarik kereta kuno, saat itu naganya berada terlalu dekat dengan Bloodlord Sijia. Akibatnya, dia tidak sempat melarikan diri dan akhirnya meregang nyawa, tepat setelah terkena gelombang energi Peti Kristal Sun-Moon.     

Mayat naga sepanjang 700 mil terjatuh ke tanah. Akibatnya, tanah di sekitarnya sontak terguncang hebat, hingga membuat debu-debunya beterbangan.     

"Bagus sekali, Dewi Bulan! Hari ini, Daratan Heaven telah mendapatkan pelajarannya!"     

"Dewi Bulan benar-benar menghidupi reputasinya sebagai Dewa pelindung Daratan Guanghan. Aku sangat bangga menjadi salah satu rakyatnya."     

...     

Nun jauh di Daratan Guanghan, para kultivator itu menjadi emosional, karena selama beberapa ratus tahun belakangan, mereka selalu dibuli dan hidup dalam penderitaan. Tapi setelah melihat performa Dewi Bulan, rasa-rasanya dendam mereka sudah terbalaskan.     

Mereka terpaksa harus menahan malu selama ratusan tahun belakangan tanpa mendapatkan perlindungan dari Dewi Bulan. Sekarang ini, para kultivator itu pun mulai berlutut dan membungkuk kepada Dewi Bulan.     

Tubuh Bloodlord Sijia telah hancur berkeping-keping, tapi dia buru-buru menyembuhkan diri. Lagipula, para dewa memang terkenal Immortal. Sehingga, mereka bisa membentuk tubuh baru.     

Sosok dewa akan mati setelah Divine Star Soul mereka dihancurkan, atau ketika tubuh mereka dihancurkan hingga berkeping-keping. Atau, ketika pikiran, mindset, dan Chi mereka hancur lebur.     

Tentu saja, masih ada beberapa cara lain untuk membunuh dewa, tapi tidak akan dijelaskan disini semuanya.     

Yang pasti, membunuh Dewa itu sangat sulit.     

Setelah dihantam keras-keras, kini Divine Star Soul Bloodlord Sijia tidak lagi bersinar terang seperti sebelumnya.     

"Baru dua tahun berlalu. Kenapa kekuatan dewamu bisa pulih dengan sangat cepat?" Bloodlord Sijia menatap Dewi Bulan. Matanya tampak ketakutan.     

Di masa seratus ribu tahun silam, Dewi Bulan terkenal sebagai sosok yang sangat kuat di Dunia Langit.     

Seandainya Bloodlord Sijia tahu bila Dewi Bulan telah memulihkan sebagian kekuatan dewanya, maka dia tidak akan berani datang ke Dunia Shatuo, apalagi sampai berbuat onar di Gunung Dewi Bulan.     

Karena ulah mereka, maka Dewi Bulan akhirnya punya alasan khusus untuk membunuh mereka bertiga.     

Sebelum ketiga dewa itu datang ke sana, mereka beranggapan bila tidak ada seorangpun yang mampu menandingi mereka di Dunia Shatuo. Oleh karena itu, mereka bersikap sangat arogan dan berbuat onar. Akibatnya, banyak kultivator yang terbunuh karena ulah mereka.     

Pada saat itu, akhirnya Bloodlord Sijia menyesali keputusannya.     

Blackie dan Amazing Little Taoist menyembulkan kepalanya dari balik lengan baju Zhang Ruochen. Dia muncul dari kedua sisinya.     

Blackie menelan ludah dan berkata, "Darah dan daging dewa yang berjatuhan itu sangat berguna. Kenapa kau tidak mengambilnya, Zhang Ruochen?"     

Sorot mata Amazing Little Taoist tampak bercahaya. "Darah dewa yang telah disimpan selama bertahun-tahun tidak akan bisa menandingi kualitas darah dewa yang masih segar. Darah itu juga mengandung energi misterius. Energi semacam itu bisa digunakan sebagai bahan untuk membuat pil dewa langit atau barang-barang lainnya."     

Zhang Ruochen memutar bola matanya kepada dua rekannya yang serakah itu.     

Bahkan naga Supreme Saint itu terbunuh di sana, karena naga itu berada terlalu dekat dengan medan pertempuran. Jadi, bagaimana mungkin dia berani memanen darah dan daging dewanya?     

Bloodlord Sijia telah kehilangan banyak darah. Sambil menghirup nafas dalam-dalam, dia mengeluarkan angin dewa dan mulai membersihkan darahnya yang berceceran di tanah.     

Namun, Pedang Darah melesat cepat dan langsung menghisap semua darah dewanya, sebelum akhirnya pedang itu kembali terbang ke tangan Chi Yao. Pedangnya meninggalkan bayangan merah panjang.     

Bloodlord Sijia pun menjadi geram. "Berani-beraninya kau menghisap darah dewaku!"     

"Berdasarkan pada kemampuanmu sekarang ini, maka kau tidak akan sanggup membunuhku. Lebih baik kau berpikir ulang. Sebab, mungkin Gunung Dewi Bulan akan menjadi tanah pemakamanmu," kata Chi Yao, sambil melirik Dewi Bulan di sisinya.     

Jantung Bloodlord Sijian sempat berhenti berdetak, seraya kembali menatap Dewi Bulan.     

"Jangan sampai terintimidasi oleh mereka. Setahuku, Dewi Bulan bukan cuma menghabiskan energi dewanya dalam pertempuran di masa 100 ribu tahun silam, tapi dia juga telah mengkonsumsi semua Chi dan Divine Star Soul-nya. Oleh karena itu, mustahil kalau dia bisa memulihkan energinya dengan begitu cepat. Menurutku, setelah melancarkan serangan barusan, dia sudah mencurahkan semua energinya."     

Sama halnya seperti Shang Ziyan, maka Yanshen (Dewa Api), juga menguasai Teknik Tiga Mayat.     

Ketika itu, tubuh dewanya terbelah menjadi tiga. Kobaran api menyeruak dari tubuhnya, sebagaimana tubuhnya mulai membesar. Rasa-rasanya, sosok dewa api setinggi ratusan meter sedang melayang di angkasa.     

Zhang Ruochen dan yang lainnya pun tidak bisa melihat tubuh Dewa Api dengan jelas. Mereka hanya bisa melihat tiga matahari sedang melayang-layang di atas Gunung Dewi Bulan. Hawa panas yang memancar darinya rupanya ribuan kali lipat lebih panas dibandingkan sinar matahari biasa. Jika bukan karena cahaya perlindungan Dewi Bulan, mungkin hawa panas itu sudah melelehkan mereka semua.     

"Ternyata Dewa Api sangat kuat. Dia punya fisik yang luar biasa. Kekuatannya lebih besar daripada dewa lainnya."     

"Mestinya Teknik Tiga Mayat tidak pernah ada di dunia ini."     

Para kultivator dari Ketujuh Dunia Shatuo mendesah, sambil menggelengkan kepala masing-masing     

Sebenarnya, ketiga dewa itu sudah unggul dalam jumlah. Tapi setelah Dewa Api mengaktifkan teknik tersebut, maka kekuatan mereka akhirnya meningkat beberapa kali lipat. Rasa-rasanya, di sana ada lima dewa yang sudah bersiap untuk menghancurkan mereka.     

"Divine Purification Flame!"     

"Silencing Skyfire!"     

"Annihilation Astral Flare!"     

Ketiga Mayat Dewa Api melepaskan tiga jenis api yang berbeda-beda. Serangan itu mengarah ke Gunung Dewi Bulan.     

"Dewi Bulan, aku pernah mendengar kehebatanmu di masa seratus ribu tahun silam. Namun, meski kau telah memulihkan energi dewamu, tapi sekarang ini sudah bukan eramu lagi. Sayang sekali, kali ini kau harus berhadapan denganku. Hari ini, kau akan berhadapan dengan serangan tiga api!"     

Ketiga mayat apinya mulai menepuk tangan masing-masing, dan membuat ketiga apinya semakin menjadi-jadi.     

Sambil berdiri di tengah platform bulan, pesona Dewi Bulan sungguh tak tertandingi. "Dasar bocah-bocah naif!" desahnya, sambil menggelengkan kepala.     

Dewi Bulan merentangkan tangan cantiknya. Setelah itu, bayangan tangan raksasa terbentuk dan mulai berbenturan dengan ketiga api tersebut, hingga mengubahnya menjadi hujan api.     

Dewa Api tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Sebab, serangan terkuatnya ternyata dapat dipatahkan dengan mudah.     

Ketika dia merasa terkejut, tangan raksasa putih menukik dan menangkap ketiga mayatnya. Lantas, terdengar tiga ledakan dari mayat-mayat tersebut, sebagaimana mereka dihancurkan hingga berkeping-keping. Potongan tubuh mereka – yang masih berselimutkan api – mulai menyebar ke segala penjuru.     

Ketika itu, semua Supreme Saint dan Kaisar Demonic di Dunia Shatuo sama-sama terguncang hebat, hingga mereka hampir berlutut satu kaki.     

Ekspresi Youshen dan Bloodlord Sijia sama-sama berubah. Mereka buru-buru mengaktifkan Prinsip Langit dan Bumi di tubuhnya, lantas melarikan diri dari Dunia Shatuo sekencang mungkin.     

Cepat! Cepat! Cepat!     

Selama mereka berhasil keluar dari Dunia Shatuo, maka mereka masih bisa selamat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.