Kaisar Dewa

Manifestasi Gelap Kehendak Dewa



Manifestasi Gelap Kehendak Dewa

2Energi kematian menyeruak dari tubuh Jendral Blackflame dan merasuk ke Bayangan Kematian, hingga membuat strukturnya semakin solid, dan semakin mirip dengan Dewa Kematian sungguhan.     
1

Dewa Kematian merentangkan tangannya, dan melepaskan Wlll of Death, demi menyambut serangan Azuresky Pagoda.     

Azuresky Pagoda berputar kencang dan melepaskan energi supreme. Samar-samar, ruang di sekitarnya robek.     

Akan tetapi, Azuresky Pagoda masih gagal menghempaskan Bayangan Kematian. Senjata itu hanya mampu meredamnya.     

Terdapat 12 jimat di kalungnya. Masing-masing jimatnya memiliki ukiran kompleks, seakan mengandung energi misterius.     

Akan tetapi, hanya tiga jimat yang solid, sedangkan yang lainnya masih belum terbentuk sempurna.     

Tiga jimat yang solid memancarkan energi misterius, dengan inskripsi-inskripsi kompleks.     

"Halt!"     

Jendral Blackflame berteriak dan membuatnya gelangnya berada di atas Azuresky Pagoda.     

Energi misterius yang dilepaskan oleh gelangnya seakan mampu membekukan semua orang.     

Tiba-tiba, Azuresky Pagoda berhenti berputar dan kesulitan melepaskan energi supremenya. Ternyata, senjata itu sedang mengalami tekanan.     

Zhang Ruochen terlihat terkejut.     

"Ternyata Will of Death memang luar biasa. Padahal dengan secercah kesadarannya, namun senjata itu masih gagal melukai Jendral Blackflame." Pikir Zhang Ruochen.     

Lagipula, kekuatan elit Heaven's Reach memang tidak bisa diremehkan.     

Setelah bertempur di Pemakaman Pedang Pluto, Azuresky Pagoda telah kehilangan banyak kekuatannya. Karena kesadaran senjatanya sedang hibernasi, maka dia tidak akan bangun lagi dalam waktu dekat.     

Tanpa bantuan kesadaran senjata, maka Azuresky Pagoda menjadi jauh lebih lemah dibandingkan sebelumnya.     

Setelah gelangnya menekan Azuresky Pagoda, maka Bayangan Kematian segera menunduk dan mulai mencengkram Zhang Ruochen dan ketiga kawannya.     

Ji Fanxin mengangkat tangannya dan menerbangkan bunga-bunga di sekitarnya, hingga berubah menjadi hujan bunga dan menghalau cengkraman Bayangan Kematian.     

"Pergilah ke Neraka, Deathkin! Rasakan ini!" Xiang Chunan berteriak dan menerjangnya.     

Sambil bicara, dia mengeluarkan mahkota demonic dan menyuntikkan Chi demonic ke dalamnya. Ratusan ribu inskripsi bermunculan dan mulai melepaskan energi supreme.     

"Senjata supreme lainnya?" Jendral Blackflame pun merasa tersentak.     

"Sebenarnya siapa mereka? Kenapa mereka membawa banyak senjata supreme!"     

Tanpa perlu berpikir panjang, Jendral Blackflame kembali menyuntikkan vitalitasnya ke Bayangan Kematian, hingga membuatnya semakin solid.     

Ribuan prinsip kematian muncul di sekitarnya, dan Bayangan Kematian berada di pusatnya. Prinsip Kematian berubah menjadi pusaran Prinsip Saintly Way, dan menarik prinsip-prinsip lain di sekitarnya.     

Bang!     

Mahkota demonic membentur pusaran prinsip lawannya. Senjata itu melepaskan gelombang energinya, tapi belum berhasil menghancurkan pusaran prinsip lawannya. Sebaliknya, pusaran prinsipnya menarik mahkota tersebut bagaikan lumpur hisap.     

"Kalian bertiga, bunuh Pei Yutian dan ambil tanaman herbal Yuanhui Tribulation-nya."     

Jendral Blackflame mengeluarkan perintah kepada tiga anak buahnya.     

"Aye!"     

Ketiga kultivator di level puncak pun mulai beraksi.     

Selama Jendral Blackflame menahan Zhang Ruochen dan kawan-kawannya, dan selama Saint King Ziyang serta Saint King dari Dunia Langit hanya menonton di sisi samping, maka itu adalah waktu yang tepat untuk mengambil kembali tanaman herbalnya.     

Setelah mendapatkan tanaman herbalnya, mereka bisa pergi dari sana, dan tidak perlu bertempur melawan Zhang Ruochen dan rekan-rekannya. Meski Pei Yutian sudah menelan tanaman herbalnya, tapi mereka masih bisa mengekstraksinya.     

Sementara itu, Saint King Ziyang dan satu Saint King dari Dunia Langit sedang berdiri di sisi samping dan mengamati pertempuran mereka.     

Pada mulanya, mereka ingin membantu Peri Hundred Flower. Tapi, setelah Zhang Ruochen melemparkan Azuresky Pagoda, mereka buru-buru minggir dan tak berani terlibat ke dalam pertempuran mereka.     

Mata salah satu dari mereka berbinar. "Dua senjata supreme! Saint King Ziyang, senjata-senjata itu jauh lebih mahal dibandingkan tanaman herbal Yuanhui Tribulation!" bisiknya.     

Saint King Ziyang masih mengamati Azuresky Pagoda dan mahkota demonic. Tatapan matanya berubah menjadi serakah.     

Berdasarkan pada kultivasinya sekarang ini, maka dia sanggup menandingi elit di level Path's Anterior dan menjadi sosok tak tertandingi di bawah Alam Supreme Saint, apabila dia mendapatkan senjata supreme.     

"Harta karun semacam itu mestinya berada di tangan para pertapa elit," bisik Saint King Ziyang.     

Pilar Chi ungu menyeruak dari tubuh Saint King Ziyang. Cahayanya berubah menjadi sambaran petir dan menyapu Azuresky Pagoda.     

Di waktu yang sama, rekannya juga melancarkan serangan. Dia merentangkan cakar naganya demi mengambil mahkota demonic.     

Pergerakan mereka telah diperhitungkan dengan baik. Ketika Zhang Ruochen dan ketiga rekannya sedang ditahan oleh Jendral Blackflame, mereka pun memanfaatkan peluang itu untuk mencuri kedua senjata supremenya.     

Walau tindakan itu sangat berbahaya, tapi rasa-rasanya memang layak untuk dicoba. Seperti kata pepatah lama, "selama ada usaha, maka di situ ada jalan."     

"Kurang ajar!" Zhang Ruochen berteriak dan matanya terlihat murung.     

Sambil membalikkan tangannya, Pedang Kuno Abyss muncul dan melepaskan Tanda Waktu. Pemandangannya mirip seperti bintang-bintang yang bersinar terang, hingga membuatnya terlihat cantik dan misterius.     

Pedang Kuno Abyss langsung melepaskan dua tanda waktu sekaligus.     

Di waktu yang sama, petir ungu dan cakar naganya sama-sama terpenggal, seakan keduanya memang sangat rapuh.     

Tepat setelahnya, Saint King Ziyan dan rekannya sama-sama gemetar hebat. Mereka mendadak lemas.     

"Ada apa?"     

Mereka berdua merasa terkejut. Mereka tidak mengetahuinya.     

Zhang Ruochen mengaktifkan Pergerakan Ruang dan muncul di samping mereka berdua berturut-turut.     

Dia menebaskan pedangnya secara horizontal dan membelahnya menjadi dua. Darah ungu dan darah merah menyembur nyaris bersamaan.     

Meski begitu, ternyata para kultivator di puncak Heaven's Reach masih punya vitalitas yang tinggi, hingga pedangnya belum berhasil membunuh mereka.     

Zhang Ruochen melesat maju dan menghunuskan Pedang Kuno Abyss ke dahi mereka.     

Kultivator elit itu sudah terluka parah sebelumnya. Setelah umurnya dipotong selama 200 tahun dengan tanda waktu, maka dia mendadak lemas dan tak sanggup menyerang balik.     

Setelah Pedang Kuno Abyss menembus dahinya, maka pedang Chi-nya langsung menggerogoti jiwa sucinya.     

Zhang Ruochen menarik Pedang Kuno Abyss. Dia menoleh ke arah Saint King Ziyang dan memasang ekspresi kesal.     

"Kau tidak boleh membunuhku! Aku berasal dari Daratan Purple Sky. Bila kau membunuhku, maka kau akan terkena masalah!" kata Saint King Ziyang sambil ketakutan.     

"Aku paham sekarang. Ternyata kau berasal dari sekolah Daratan Heaven," kata Zhang Ruochen.     

Sekarang ini, Saint King Ziyang merasa punya kesempatan. "Benar. Daratan Purple Sky adalah kelompok yang paling punya pengaruh di Dunia Besar Hongyang dan berbatasan langsung dengan Daratan Heaven. Apa yang terjadi di antara kita adalah kesalah pahaman. Kita tidak perlu membunuh satu sama lain. Kau juga tidak ingin berurusan dengan Daratan Heaven, kan?"     

"Apa kau sedang berusaha mengancamku dengan menggunakan pengaruh Daratan Heaven? Rasa-rasanya kau masih belum mengenalku." Cibir Zhang Ruochen.     

Mendengar itu, Saint King Ziyang mendadak punya firasat buruk. "Siapa kau?"     

"Zhang Ruochen."     

Saint King Ziyang tersentak dan sontak merasa ketakutan.     

Dia tidak pernah bertemu dengan Zhang Ruochen sebelumnya, tapi dia pernah mendengar banyak hal tentang pria tersebut. Sederhananya, Zhang Ruochen bermusuhan dengan Daratan Heaven.     

Dengan menggunakan Daratan Heaven untuk mengancam Zhang Ruochen, artinya dia sedang cari mati.     

"Aku..."     

Ketika Saint King Ziyang hendak mengucapkan sesuatu, Zhang Ruochen sudah lebih dulu menebaskan Pedang Kuno Abyss dan menusuk dahinya.     

Zhang Ruochen tidak akan berpikir dua kali untuk membunuh mereka yang punya hubungan dengan Daratan Heaven. Apalagi, ketika Zhang Ruochen dan rekan-rekannya bertempur satu sama lain, mereka sempat "menusuknya" dari belakang.     

Sehingga, mereka memang layak untuk dibunuh.     

Dimulai dari Dewa Api yang ingin membunuh Zhang Ruochen, atau karena identitasnya sebagai Keturunan Ruang dan Waktu, tapi sejak saat itu, pertikaiannya dengan Daratan Heaven tidak akan pernah berakhir.     

Saint King Ziyang menatapnya dengan mata yang membelalak lebar. Tatapan matanya masih tidak terima, hingga akhirnya dia terjatuh ke kolam darahnya sendiri.     

Setelah itu, dari arah kolam darah, maka energi mengerikan terbentuk, saber merah darahnya terbang ke angkasa.     

Tiga kultivator di level puncak, yang berada di tepi kolam darah, sama-sama berhenti. Ekspresi mereka mendadak murung. Mereka buru-buru mengaktifkan Will of Death dan melepaskan tameng pertahanan.     

Tameng pertahanan – yang terbentuk dari Will of Death – bergetar hebat, lantas hancur sepenuhnya.     

Saber merah darah menembus tameng pertahanan mereka. Meski begitu, momentumnya masih belum berkurang, hingga langsung menerjang ketiga kultivator di level puncak tersebut.     

Mereka terhempas ke belakang dan memuntahkan darah. Yang jelas, mereka sedang terluka parah.     

Pei Yutian muncul dari balik kolam darah. Saber kayunya berubah warna menjadi merah darah.     

Ketika pertama kalinya tercebur ke dalam kolam, darah dewa nyaris menelannya. Situasinya sangat berbahaya.     

Untungnya, saber batunya mampu bertahan di dalam darah dewa, dan juga melindunginya. Bukan Cuma itu, karena saber batunya tiba-tiba melepaskan energi misterius dan membantu proses penyembuhannya.     

Ketika itu, sabernya seperti benda hidup. Dia menyerap darah dewa dan bilahnya berubah warna semerah darah.     

Ketika Zhang Ruochen muncul di belakang ketiga kultivator Deathkin, maka dia melepaskan Moonlight Melody dan memenggal kepala mereka.     

Selanjutnya, dengan menggunakan tinju, dia menghancurkan ketiga kepalanya, hingga mereka tidak akan bisa selamat.     

Namun, tiga kultivator Deathkin bukan berada di level pangeran atau shenzi. Sebaliknya, mereka hanyalah kultivator di level puncak biasa. Sehingga, mereka tidak akan sanggup menandingi musuh di level yang lebih tinggi. Padahal, berdasarkan pada kultivasi Zhang Ruochen sekarang ini, dia sanggup menandingi kultivator di level Path's Anterior. Oleh karena itu, Zhang Ruochen dapat membunuh mereka dengan lebih mudah.     

Path's Anterior adalah level terakhir.     

"Apa kau baik-baik saja?" Zhang Ruochen menatap Pei Yutian.     

"Aku baik-baik saja. Aku akan tetap hidup. Tak kusangka, ternyata kau akan datang ke tempat ini. Aku benar-benar menghargainya," kata Pei Yutian.     

Zhang Ruochen mengangguk. "Santai saja. Mari kita bicarakan nanti. Kita harus membunuh Jendral Blackflame terlebih dahulu."     

Tatapan aneh memancar di mata Pei Yutian, sebagaimana dia menggenggam saber batunya erat-erat di tangan kanan. "Baiklah."     

Dia mengayunkan saber batunya dan melepaskan segenap kekuatannya.     

Mungkin saber batunya telah menyerap darah dewa di dalam kolam, hingga membuatnya lumayan berbeda. Energi yang dilepaskan 10 kali lipat lebih kuat daripada sebelumnya.     

Inskripsi-inskripsi pada bilah pedangnya mirip seperti peta Wilayah Utara. Di waktu yang sama, Energi Chi di langit dan bumi, merasuk ke dalam sabernya, seakan seluruh energi di Wilayah Utara berkumpul di tubuh Pei Yutian.     

Ketika dia mengayunkan sabernya, maka seluruh Wilayah Utara dipenuhi dengan gelegar guntur dan sambaran petir. Ada perubahan besar di langit Wilayah Utara.     

Pada saat itu, tiba-tiba bayangan samar terlepas dari tubuh Zhang Ruochen. Dengan Pedang Kuno Abyss di tangannya, maka bayangan itu menerjang Bayangan Kematian secepat kilat.     

Rupanya, itu adalah ruh pedang.     

Sambil menggenggam pedang, ruh pedangnya melepaskan teknik pedang ke arah lawannya.     

Pedang Kuno Abyss membelah Bayangan Kematian menjadi dua. Will of Death dalam jumlah besar tetap menyeruak darinya.     

Tanpa perlindungan Bayangan Kematian, maka saber merah darah Pei Yutian langsung mendarat di tubuh Jendral Blackflame.     

Jendral Blackflame memuntahkan darah, dan tubuhnya terhempas ke belakang.     

"Lumpuhkan!"     

Setelah itu, Azuresky Pagoda berputar dan terbang di atas Jendral Blackflame.     

"Tidak!"     

Jendral Blackflame berteriak, dan tidak ingin mengakui kekalahannya. Namun, dia tidak akan sanggup menghentikan Azuresky Pagoda.     

Sembari melepaskan cahaya hijau, Azuresky Pagoda menerjang Jendral Blackflame dan menindihnya. Di waktu yang sama, tidak ada perlawanan lagi dari musuhnya.     

Sambil mengayunkan tangannya, Azuresky Pagoda mulai mengecil dan kembali terbang ke tangan Zhang Ruochen.     

Seketika itu juga, seisi gua mendadak hening. Untuk sekarang ini, pertempurannya telah berakhir.     

"Karena Saint King Ziyang berada di Wilayah Utara, artinya kakak seniornya, Saint King Zifeng, juga berada di tempat ini!" kata Ji Fanxin.     

"Apa hubungan di antara Saint King Zifeng dan Saint King Ziyang sangat dekat?" tanya Zhang Ruochen.     

"Mereka adalah saudara kembar. Mereka sangat terkenal di Dunia Besar Hongyang. Namun, Saint King Zifeng jauh lebih kuat dibandingkan dengan saudaranya. Di dunia mereka, dia adalah sosok terkuat di bawah Alam Supreme Saint."     

"Kalau begitu, kita akan mendapatkan masalah!"     

Walau Saint King Zifeng tidak melihat proses kematian Saint King Ziyan, tapi karena mereka berdua adalah saudara, maka mereka pasti punya koneksi tertentu. Jadi, Saint King Zifeng tidak akan sulit menemukan pembunuhnya.     

Di samping itu, sosok tangguh seperti Saint King Zifeng pasti telah menguasai teknik tertentu. Mereka memang harus lebih berhati-hati.     

"Saint King Ziyan memang pantas untuk dibunuh. Walau Saint King Zifeng berada di sini, aku masih akan tetap membunuhnya," kata Zhang Ruochen.     

Mendengar itu, Ji Fanxin tidak bicara apapun. Wanita itu hanya ingin memperingatkannya. Walau Saint King Zifeng mencarinya, tapi Zhang Ruochen masih akan sanggup menanganinya.     

Siapapun tidak akan sanggup menandingi Ilmu Ruang dan Waktu.     

"Mungkin kita perlu memanen Godstones dan darah dewanya terlebih dahulu." kata Luo Yi.     

Setelah itu, Zhang Ruochen dan ketiga rekannya sama-sama menatap "bintang" di atas kolam darah. Di waktu yang sama, mata mereka bersinar cerah.     

"Bintang-bintang" itu adalah Godstones. Jumlahnya mencapai 12 buah.     

Zhang Ruochen tampil girang. Bagaimanapun juga, Godstones sangat penting baginya, karena dapat digunakan untuk mengaktifkan Sundial dan meningkatkan kultivasinya.     

Dengan membalikkan tangannya, dia melepaskan Pedang Kuno Abyss.     

Pedang Kuno Abyss-nya pun mulai memotong Godstones di dalam gua.     

Zhang Ruochen mencengkram tangannya ke udara. Secara otomatis, Godstone itu terbang ke arahnya.     

Boom!     

Tepat setelah itu, energi mengerikan muncul dari dalam gua.     

Zhang Ruochen menangkap Godstone tersebut, tapi matanya masih terfokus pada bagian dalam gua.     

Samar-samar, dia bisa melihat bayangan ular. Mulut ularnya terbuka lebar dan sangat mengerikan.     

Bukan cuma itu, tapi ularnya juga memancarkan energi yang dominan, bahkan sampai membuatnya kesulitan bernafas.     

Dia tidak pernah merasa tertekan seperti itu sebelumnya, terutama sejak dia menembus Alam Saint King level sembilan. Bahkan Xuetu Shenzi tidak memberinya tekanan seperti itu.     

Bukan cuma Zhang Ruochen, tapi kawan-kawannya juga merasakan hal yang sama. Mereka nyaris berlutut.     

"Kita harus pergi dari sini!"     

Ekspresi Zhang Ruochen mendadak berubah. Seketika itu juga, dia mengeluarkan rune teleportasi.     

Energi ruang aneh mulai melingkupi mereka berlima, lantas memindahkan mereka dari gua tersebut.     

Bayangan ularnya bergerak cepat dan nyaris berhasil menyerang mereka.     

Bayangan ularnya mengaum, dan membuat guanya bergetar hebat, hingga memperlihatkan tulang-tulang dewa yang bersinar terang.     

Situasi di dalam gua mendadak berubah dalam hitungan detik. Tengkorak ular putih raksasa – yang berselimutkan cahaya dewa – mulai menepis energi jahat di dalam gua.     

Karena telah kehilangan targetnya, maka bayangan ularnya kembali ke dalam gua. Setelah itu, guanya kembali berubah menjadi hening.     

Zhang Ruochen dan empat temannya kembali muncul di atas Cliff of Doom.     

Setelah keluar dari rune teleportasi, mereka mendadak ketakutan, terutama setelah mendengar auman marah dari bawah tebing.     

"Apa itu? Mengerikan sekali!" Xiang Chunan memasang ekspresi ketakutan.     

Jika mereka sedikit terlambat, mungkin mereka sudah mati.     

"Kalau tidak salah, itu adalah Manifestasi Gelap Kehendak Dewa. Makhluk itu terbentuk dari Kehendak Dewa yang belum hilang. Kita tidak akan sanggup melawannya dengan kekuatan seperti ini."     

"Manifestasi Gelap Kehendak Dewa? Dari mana asalnya?" Xiang Chunan memang kurang cerdas.     

"Apa kau tidak lihat, tadi ada beberapa tulang dewa yang berguguran, selain Godstones dan darah dewanya? Menurutku, di Abad Pertengahan, mestinya ada salah satu dewa yang dimakamkan di bawah Cliff of Doom. Dewa itu telah mati, tapi kehendak dewanya masih ada. Mayatnya pasti tersimpan di bawah sana," kata Zhang Ruochen.     

Dulu, Zhang Ruochen pernah bertempur melawan kehendak dewa Blackheart Demonlord di Gunung Dewi Bulan. Oleh karena itu, dia paham dengan Manifestasi Gelap Kehendak Dewa.     

"Apabila Manifestasi Gelap Kehendak Dewa masih ada di sana, bagaimana kita bisa mengambil Godstones dan darah dewanya?" Xiang Chunan terlihat gelisah.     

Setelah merasakan pengaruh Sundial, dia ingin kembali mendapatkan Godstones.     

Sekarang ini, dia telah menemukan Godstones, tapi tidak bisa mengambilnya. Jadi, bagaimana mungkin dia tidak gelisah?     

"Manifestasi Gelap Kehendak Dewa masih bisa dikalahkan," kata Ji Fanxin.     

"Apa kau punya ide, Peri?" Zhang Ruochen menatap Ji Fanxin.     

"Sepengetahuanku, ada harta karun yang dapat mengimbangi Manifestasi Gelap Kehendak Dewa. Harta karunnya disebut sebagai Tanah Lima Elemen dan sangat langka," kata Ji Fanxin.     

Jantung Zhang Ruochen sempat berhenti berdetak. Ketika itu, dia kembali teringat tentang Altar Dewa di God-naming Platform. Di tempat itu, dia dan Amazing Little Taoist sempat masuk ke manor tua, Taman Tao, di mana tempat itu memiliki banyak Tanah Lima Elemen.     

Seluruh Taman Tao dipenuhi oleh Tanah Lima Elemen.     

Sehingga, para kultivator jahat di luar Taman Tao tidak pernah berani masuk ke sana. Ketika itu, dia beranggapan bahwa ada kekuatan khusus yang melindungi manor.     

Setelah mendengarnya dari Ji Fanxin, dia pun menyadari sesuatu. Ternyata, para makhluk jahat itu takut dengan Tanah Lima Elemen.     

Bicara tentang Taman Tao, Zhang Ruochen kembali teringat mengenai Zhen Yuan, pemimpin muda Sekte Taoist.     

Mungkin Kuil Lima Elemen punya cadangan atau menyimpan Tanah Lima Elemen.     

Apapun itu, Zhang Ruochen harus bisa mendapatkan Tanah Lima Elemen dan mengalahkan Manifestasi Gelap Kehendak Dewa. Sebab, dia masih harus mengambil 11 Godstones yang masih tersisa di dalam gua.     

Kabarnya, Zhen Yuan sedang berada di Wilayah Utara.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.