Kaisar Dewa

Kuil Taoist



Kuil Taoist

3Kalau ketiga Biksu Darah itu melarikan diri, maka mereka bisa memanggil sosok yang lebih tangguh lainnya. Lantas, kalau menilai dari kondisi Zhang Ruochen sekarang, maka lelaki itu tidak akan bisa melakukan apa-apa. Malahan, lelaki itu butuh segera pergi dari sana.      3

Ia memikirkannya sebentar dan berkata, "Seharusnya kalian tidak meminta bantuanku. Mintalah bantuan kepada para senior Menteri Peperangan di Benteng Zhilin. Kalau pasukan istana kekaisaran datang kemari, maka semua musuh pasti bisa dikalahkan."     

Biksu Liu Li menggelengkan kepalanya. "Setelah kami masuk ke Gunung Xianji, maka kami tidak bisa mengirim pesan ke dunia luar. Kekuatan misterius telah meliputi gunung. Signal Flare tidak bisa keluar dari sini."     

"Oh? Benarkah?"     

Zhang Ruochen merasa sedikit terkejut. Meski dengan Kekuatan Batin-nya sekarang ini, tapi ia masih tidak sadar mengenai perubahan tersebut, tepat setelah masuk ke Gunung Xianji.     

Oleh karena itu, ia segera mengeluarkan Signal Flare dan mengirimnya keluar. Namun, Signal Flare hanya terbang hingga beberapa mil, sebelum akhirnya terjatuh ke tanah. Ada kekuatan transparan yang menghentikan pergerakannya.     

"Gunung ini memang sedikit aneh!" Zhang Ruochen bergumam pada dirinya sendiri.     

"Immortal Vampir telah mengerahkan Biksu dalam jumlah besar dari keempat rasnya di Gunung Xianji," kata Biksu Liu Li. "Seharusnya ada beberapa di antara mereka yang menjaga gerbang. Saya dan Yuanshu sama-sama terluka parah. Kami tidak bisa menembus penjagaan mereka. Sekarang ini, kami hanya bisa memohon dan meminta bantuan Anda. Selama kami bisa melarikan diri dari Gunung Xianji, maka kami dapat mengirimkan pesan kepada para pasukan di Zhilin Pass, sehingga mereka dapat menyelamatkan Martial Saint dan membunuh para Biksu Vampir tersebut."     

Kalau Menteri Peperangan benar-benar tiba di tempat ini, maka Immortal Vampir pasti akan terbunuh. Zhang Ruochen mungkin juga akan diserang oleh mereka.     

"Aku datang ke Gunung Xianji untuk melakukan tugas penting," kata Zhang Ruochen. "Aku tidak bisa mundur."     

Qing Mo memahami situasi canggung Zhang Ruochen. Sebab, ia benar-benar kesulitan membantu mereka. Kalau lelaki itu memaksakannya, maka ia hanya akan melukai dirinya sendiri.     

Gadis itu menggigit bibirnya dan berbisik, "Lord, ketiga Biksu Darah bisa kembali kapanpun. Kalau menilai dari luka-luka mereka, maka mereka tidak akan bisa mengalahkan para Biksu Darah. Bagaimana kalau kita membawa mereka sekalian? Setelah mereka sembuh, maka kita tidak perlu memusingkan mereka lagi."     

"Baiklah," kata Zhang Ruochen.     

Qing Mo merasa terkejut. Ia tidak menyangka kalau Zhang Ruochen akan menyetujuinya dengan begitu mudah.     

Zhang Ruochen terkekeh. "Baguslah kalau kau ingin membantu orang lain. Kalau aku terus menolaknya, maka aku akan dicap sebagai pria buruk."     

Biksu Liu Li dan Yuanshu juga paham kalau mereka sedang berada dalam masalah. Maka dari itu, mereka tidak bicara apa-apa. Sekarang ini, yang paling penting adalah menyembuhkan diri, lantas memikirkan rencana ke depan.     

Gunung Xianji begitu luas. Beberapa tempat penuh dengan pepohonan kuno yang menjangkau langit. Beberapa tempat dipenuhi oleh hutan bambu hijau. Selain itu, di sana juga terdapat jurang, air terjun, dan sungai-sungai.     

Ada begitu banyak obat spiritual di gunung tersebut. Mereka dilingkupi oleh sinar halo. Tentu saja, ada begitu banyak formasi mematikan dari Abad Pertengahan. Oleh karena itu, sebuah kesalahan kecil dapat membuat mereka meregang nyawa, bahkan tanpa meninggalkan tulang-belulang.     

Kelompok Zhang Ruochen sudah berada di Alam Biksu. Secara natural, mereka tidak terlalu mempedulikan obat-obat spiritual tersebut. Mereka tidak akan mempertaruhkan nyawa hanya demi mengumpulkannya.     

Biksu Liu Li dan Yuanshu berasal dari Istana Ziwei, dengan latar belakang klan yang luar biasa. Sehingga, mereka sama sekali tidak kekurangan obat penyembuhan. Setelah mengeluarkan obat masing-masing, maka kondisi mereka sudah lumayan stabil. Paling tidak, luka-luka mereka tidak sampai memburuk.     

Zhang Ruochen berjalan maju, sambil mengamati jejak-jejak di tanah. Ia juga melepaskan Kekuatan Batin-nya untuk mengamati situasi di sekitar. Maka dari itu, ia tidak bergerak dengan terlalu cepat. Yang jelas, ia harus bersikap waspada.     

Gunung Xianji penuh dengan bahaya, begitulah yang diyakini oleh Zhang Ruochen. Seandainya Gu Songzi benar-benar tinggal di gunung ini, maka dia akan tinggal di sisi terluarnya. Namun, sisi terluar Gunung Xianji terlampau luas. Oleh karena itu, kalau mereka ingin mencari seseorang di tempat ini, maka itu sama saja seperti mencari jarum di dalam tumpukan jerami.     

Lelaki itu mendesah. Setelah mendongak, ia melihat gumpalan awan mulai memisahkan diri. Setelah itu, ia melihat sebuah gunung raksasa.     

Gunung itu berbentuk seperti seekor gajah batu. Mungkin tingginya mencapai 10.000 meter. Terdapat bangunan-bangunan besar di puncaknya. Bangunan-bangunan itu memancarkan cahaya saintly.     

"Ini pasti merupakan area penting di Gunung Xianji," kata Qing Mo. "Saya bisa merasakan aura tanaman dewa dari sana."     

Zhang Ruochen menemukan jejak-jejak makhluk hidup di kaki gunung. Namun, ia tidak yakin apakah jejak-jejak itu berasal dari manusia atau bukan.     

"Ayo kita mendaki gunungnya. Walaupun kita tidak menemukan Gu Songzi, mungkin kita bisa menemukan hal lain."     

Mereka berempat mulai mendaki gunung. Suasananya sangat hening. Di sepanjang perjalanan, mereka tidak bertemu dengan bahaya apapun. Namun, terdapat "kekuatan" misterius di gunung tersebut. Semakin mendekati puncak, maka semakin besar pula "kekuatan" tersebut. Sehingga, kekuatan itu menekan kelima indera, energi, dan Kekuatan Batin mereka... seluruh aspek di tubuh mereka semakin melemah.     

Saat sudah berada dekat dengan puncak gunung, sebuah Kuil Taoist muncul di hadapan mereka.     

Kuil itu sudah rusak sedari lama. Dinding-dindingnya telah hancur dan dipenuhi oleh sarang laba-laba. Bahkan gentingnya juga sudah ambruk dan rusak.     

Zhang Ruochen melirik kedua Biksu wanita. Wajah putih mereka bersimbah keringat dan terengah-engah. Mereka sedang terluka dan harus bertahan dari "kekuatan" misterius tersebut. Yang jelas, mereka sudah mencapai batas kemampuan masing-masing.     

"Tak kusangka, rupanya gunung ini akan begitu damai di malam hari. Malam ini, kita berhenti dan beristirahat di kuil itu."     

Setelah itu, Zhang Ruochen berjalan dan melangkah menuju pintu kuil.     

Setelah melangkahkan kaki, terdengar suara aneh di telinganya. Ada suara teriakan melengking, auman-auman binatang buas, tangisan wanita, gesekan-gesekan senjata tajam maupun suara-suara pertempuran. Rasa-rasanya, mereka baru saja masuk ke dunia lain.     

Ekspresi Zhang Ruochen mendadak berubah. Ia segera melangkah mundur. Suara-suara teriakan itu segera menghilang.     

Apa yang terjadi?     

Ia harus mengobservasi kembali kuil reot ini. Beberapa saat kemudian, ia kembali melangkah. Suara-suara itu kembali terdengar ke telinganya.     

Kali ini, ia menggunakan Mata Langit untuk mengobservasi kuilnya. Lalu, ia melihat berbagai macam bayangan hitam yang berlalu-lalang di kuil. Jauh di dalam sana, terdapat awan Chi hitam. Bahkan Mata Langit tidak bisa melihatnya dengan jelas.     

Suara aneh itu berasal dari kedalaman kuil.     

Zhang Ruochen pernah pergi ke Netherworld sebelumnya. Ia sudah melihat banyak hal, sehingga ia tidak takut dengan fenomena tersebut. Sambil tetap bersikap waspada, maka ia mulai memasuki kuil dengan hati-hati.     

Tepat setelah itu, Qing Mo, Biksu Liu Li, Biksu Yuanshu mengikuti di belakangnya. Namun, mereka terlihat sangat tenang, seakan mereka tidak bisa melihat atau mendengar apapun.     

"Qing Mo," tanya Zhang Ruochen. "Apa kau mendengar suara-suara aneh?"     

"Tidak! Lord, ada apa? Jangan menakuti saya?"     

Qing Mo langsung pucat dan merasa ketakutan. Gadis itu bergerak mendekati Zhang Ruochen, bahkan hampir menubrukkan tubuh mungilnya.     

Kedua Biksu wanita itu juga merasa terkejut. Selama ini, mereka selalu berada di istana dan tidak pernah melihat pasukan ghost. Secara natural, mereka juga takut dengan hal-hal semacam itu.     

"Tidak, aku cuma bercanda."     

Zhang Ruochen tahu bila kuil itu teramat sepi. Bayangan-bayangan hitam sepertinya takut dengan manusia dan mundur di kedalaman kuil. Maka dari itu, ia tidak mengatakan apa yang dilihat dan didengarnya kepada mereka.     

"Kalian semua tunggu di sini," kata Zhang Ruochen. "Aku akan memasang sesuatu di luar. Ingat, jangan masuk terlalu dalam."     

Lelaki itu keluar dari kuil dan mengeluarkan Kitab Misteri Ruang dan Waktu. Ia telah bersiap menggunakan Distorsi Ruang untuk menciptakan Labirin Ruang.     

Kalau Immortal Vampir berhasil menemukan tempat ini, maka ia akan punya cara untuk menghadapi mereka.     

Qing Mo dan dua Biksu wanita masih merasa tidak tenang. Sorot mata mereka sedang mengamati kedalaman kuil – yang seolah tanpa ujung tersebut. Selain itu, mereka merasa kalau Zhang Ruochen sedang menyembunyikan sesuatu. Jadi, ada apa di dalam kuil tersebut?     

Zhang Ruochen belum pernah memasang Labirin Ruang sebelumnya. Jadi, sembari memasangnya, maka ia juga perlu mempelajarinya.     

Labirin Ruang adalah ruang chaotic yang terbentuk dari Distorsi Ruang. Setiap Distorsi Ruang memiliki pola-pola tertentu. Semuanya terhubung dan saling berkesinambungan. Dengan demikian, musuh-musuh tidak akan bisa melarikan diri setelah masuk ke dalam sana.     

Ini adalah pertama kalinya ia menciptakan Labirin Ruang, sehingga ia merasa sangat lelah. Zhang Ruochen berkali-kali membuat kesalahan. Lelaki itu belum berhasil memasangnya, bahkan hingga matahari terbit.     

Setelah menyelesaikannya, ia pun merasa lega. Sambil tersenyum, ia berkata, "Dengan Labirin Ruang ini, bahkan Jendral Darah Heaven Pass akan menderita kerugian besar."     

Ia kembali ke kuil dan melihat kedua Biksu wanita telah melepaskan armor masing-masing. Mereka mengenakan jubah istana yang dibordir dengan bulu-bulu phoenix. Mereka mengenakan dalaman berwarna putih, hingga memperlihatkan sebagian besar kulit putihnya. Samar-samar, lelaki itu bisa menyaksikan lekukan tubuh yang menggoda.     

Mereka sedang duduk bersila di tanah dan bermeditasi. 36 lapis cahaya Chi Suci menyelimuti tubuh ramping mereka masing-masing. Mereka terlihat suci dan murni, layaknya dua patung dewi.     

Para gadis di Istana Ziwei akan dianggap sebagai dewi oleh para kultivator manusia. Istana Ziwei melambangkan pusat otoritas Daratan Kunlun. Tempat itu menjadi pusat bermuaranya Energi Chi, menjadi takdir Chi seluruh umat manusia, sekaligus tempat memimpin dunia. Itu seperti dunia di antara sembilan langit. Orang-orang biasa tidak akan bisa mendekatinya.     

Biksu Liuli dan Yuanshu memang sangat cantik. Mereka terlihat elegan dan suci. Bagi para kultivator di bawah Alam Biksu, maka mereka tampak seperti bidadari.     

Qing Mo bisa menilai kalau Zhang Ruochen sedang merasa kelelahan. Maka dari itu, ia membopongnya dan membantunya beristirahat.     

"Lord, apa saya perlu memasak cakar naga untuk Anda?"     

Qing Mo memang ahli memasak dan ingin membuatkan masakan untuknya. Selain itu, dia juga senang makan, sehingga ia ingin memasak sesuatu.     

Zhang Ruochen mengamati area dalam kuil. Karena merasa khawatir, maka ia menjadi tidak nafsu makan, sehingga ia menggelengkan kepalanya. "Aku akan berkultivasi dan mencoba menembus ke level 53. Kalau kau ingin makan, silahkan saja. Tapi ingat, jangan biarkan aromanya menyebar, kalau-kalau makhluk mengerikan malah terpancing kemari."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.