Kaisar Dewa

Membunuh Demi Melarikan Diri



Membunuh Demi Melarikan Diri

0"Tidak semudah itu membunuhku."     
2

Mata Biksu Darah Sijian terlihat sangat tegas. Dia mengangkat empat pedang saintnya sekaligus, lalu menebaskannya menuju empat bagian vital di tubuh lawan.     

Poof.     

Darah saintly mengalir di sepanjang bilah pedangnya. Mantra suci rahasia ini dapat menstimulasi kekuatan fisik, dan mengaktifkan kekuatan tersembunyi di dalam darahnya. Walau sudah menggunakan mantra suci ini, tapi itu tidak serta merta membuat kekuatannya pulih, namun mantra itu masih dapat memulihkan Chi Suci-nya. Setidaknya, dia tidak akan terlalu lemah saat berhadapan dengan musuhnya.     

Kedua mata Biksu Darah Sijian penuh dengan rasa geram. Ia kembali bangkit berdiri dan melesat turun, sambil melancarkan dua pukulan. Cahaya darah terlepas dari dua pukulannya, bersamaan dengan suara angin dan guntur yang menggelegar.     

Wajah Gu Songzi tampak memucat. Dia segera mengaktifkan Kekuatan Batin dan menggambar sembilan lingkaran api.     

Boom, boom.     

Lingkaran apinya hancur seketika. Gu Songzi terhempas dari pulau yang melayang-layang.     

Di tempat lain, Martial Saint Canglan dan keenam Biksu wanita baru saja menghirup racun dan menjadi sangat lemah.     

Namun, Martial Saint Canglan masih punya kartu andalan lain. Dia segera mengeluarkan scroll rune dan menekannya di lengan kiri. Scrollnya memancarkan cahaya dan melingkupi tubuhnya, lantas membantunya memulihkan diri.     

Berdasarkan pada kondisinya sekarang ini, maka ia tidak bisa lagi memperebutkan Thousand-leaf Saint Heart Grass. Wanita itu tidak berani lagi tinggal di pulau tersebut.     

Dengan menggunakan kekuatan scrollnya, maka ia membawa keenam Biksu wanita pergi dari sana dan keluar dari gelembung ruang.     

Hanya Biksu Darah Sijian dan Zhang Ruochen yang masih berada di pulau.     

Biksu Darah Sijian pernah bertempur melawan Zhang Ruochen lebih dari satu kali, sehingga dia paham dengan kemampuannya. Lantas, ia mendengus. "Walaupun aku sudah menghirup racunnya, tapi kau masih tidak sanggup mengalahkanku. Kalau kau pergi sekarang juga, mungkin kau masih bisa bertahan hidup."     

Zhang Ruochen menggenggam Fire Luan Sword di satu tangan, sedangkan tangan lainnya terlipat di belakang pinggul. Kala itu, ia tersenyum, "Apa aku selemah itu di matamu? Apa kau kira dirimu sanggup menakutiku hanya dengan satu kalimat?"     

"Kau tidak akan pernah merasa menyesal, sampai akhirnya kau meregang nyawa. Kalau begitu, empat budak pedang, bunuh dia."     

Chi Suci mengalir dengan beringas di dalam tubuh Biksu Darah Sijian. Empat figur berjubah darah terbang dari tubuhnya. Mereka menyerang Zhang Ruochen dari arah yang berbeda-beda.     

Masing-masing dari mereka sangat tangguh. Masing-masing dari mereka sudah berada di level Heaven Pass.     

Mata Zhang Ruochen berubah menjadi murung. Chi Suci-nya masih mengalir ke dalam Fire Luan Sword.     

Dengan suara auman, bayangan Luan api raksasa terlepas dari pedangnya. Itu membuat dunia kecilnya berwarna merah.     

Whoosh, whoosh.     

Pedang Chi api tebal mulai bermunculan. Beberapa garis api meliuk-liuk di langit. Beberapa lagi berputar di sekitar pulau tersebut.     

Pedang Zhang Ruochen tidak menyerang Biksu Darah Sijian dan empat budak pedangnya. Sebaliknya, pedang itu menebas gelembung ruang di angkasa. Setelah itu, ia berujar, "Break."     

Luan api terbang ke atas, sambil membawa ribuan pedang Chi. Setelah itu, mereka terhubung menjadi sungai pedang Chi merah dan merobek langit.     

Boom.     

Dunia kecil ini hancur. Berbagai macam retakan muncul di sekitarnya.     

Kekuatan formasi Supreme Saint berubah menjadi pilar-pilar cahaya yang menusuk-nusuk. Kehancuran dunia itu menjadi semakin cepat. Formasi pertahanan di luar pulau telah menghilang. Seluruh pulau sedang bergetar hebat. Karena tidak bisa lagi melayang, maka pulaunya pun ambruk.     

Di bawah sana, Biksu Darah Miefeng berhenti bertarung. Setelah melihat dunia di sekitarnya mengalami kehancuran, maka ia berkata, "Dia benar-benar menghancurkan dunia ini. Apa dia sedang berusaha membunuh kita semua?"     

Dua Biksu Heaven Pass manusia saling bertukar pandangan. Masing-masing dari mereka tampak terkejut.     

"Gila! Dia pasti sudah sinting!"     

Setelah dunia itu hancur sepenuhnya, maka ruang di sekitarnya juga demikian. Segala sesuatu yang ada di sana pasti akan mati.     

Kedua Biksu Heaven Pass menggunakan teknik bergerak masing-masing dan melarikan diri dengan kecepatan tertinggi. Mereka hanya punya satu pikiran di benak masing-masing – mereka harus pergi dari sini sekarang juga.     

Martial Saint Canglan sudah melarikan diri dari dunia kecil tersebut. Sekembalinya di taman herbal, ia menoleh ke belakang.     

Dunia di belakangnya telah dipenuhi oleh retakan-retakan. Dunia itu menjadi penuh lubang, dengan retakan-retakan ruang. Seluruh dunianya terasa sedang menciut.     

Dunia itu hanya berdiameter 100 mil. Kini, dunianya hanya sekitar 70 mil. Pada akhirnya, dunia itu akan menjadi sebuah titik kecil.     

Ekspresi Biksu Darah Sijian tampak kurang nyaman. Sambil mendelik ke arah Zhang Ruochen, ia berkata, "Setelah dunianya hancur, maka Thousand-leaf Saint Heart Grass-nya juga akan hancur."     

"Memangnya kenapa?" tanya Zhang Ruochen.     

Biksu Darah Sijian benar-benar ingin mendapatkan Thousand-leaf Saint Heart Grass, tapi dia masih bisa berpikir waras. Yang jelas, dia tidak akan rela mempertaruhkan nyawanya di situasi semacam itu.     

Kalau dia tidak pergi dari sana, maka dia akan mati.     

Setelah melihat betapa sintingnya Zhang Ruochen, maka Biksu Darah Sijian pun tidak ingin lagi berkompetisi melawannya. Ia menarik empat budak pedangnya dan bergegas keluar dari dunia tersebut.     

"Nak, apa kau sudah gila? Lari!" Gu Songzi berteriak kepada Zhang Ruochen.     

Setelah itu, ia berhenti memandang Zhang Ruochen. Sebaliknya, ia melepaskan Kekuatan Batin dan melingkupi tubuhnya dengan api. Di waktu yang sama, ia melarikan diri dengan sangat cepat, dan sama sekali tidak ingin membuang-buang waktu.     

Zhang Ruochen menyunggingkan sudut bibirnya. Lantas, ia mengeluarkan Labu Mercury dan membuatnya melayang-layang di atas kepala. Setelah menyuntikkan Chi Suci ke dalamnya, maka labunya pun menjadi semakin besar.     

"Collect!" teriaknya.     

Pulau yang melayang-layang itu bergetar dan terbang ke dalam labu. Secara natural, Thousand-leaf Saint Heart Grass di pulau itu juga masuk ke dalamnya.     

Banyak kultivator di taman herbal yang menyaksikan pemandangan ini, hingga mereka benar-benar merasa terkejut.     

Sebuah labu raksasa – sepanjang lebih dari puluhan mil – rupanya sanggup menelan seluruh pulau. Ini benar-benar sulit dipercaya.     

"Labu Mercury!" Biksu Heaven Pass dari Sekte Xinsu berseru. "Astaga! Rupanya benar-benar ada Labu Mercury kedua di Daratan Kunlun. Harta karun semacam itu bahkan jauh lebih berharga daripada Thousand-leaf Saint Heart Grass."     

 Earth Discipline Gourd milik Sekte Xinsu juga terbuat dari Labu Mercury. Oleh karena itu, Biksu Heaven Pass ini benar-benar paham dengan nilainya.     

Kemunculan Labu Mercury membuat semua mata Biksu di taman herbal menjadi semakin terang.     

Labu Mercury kembali mengecil sampai sekepalan tangan. Lantas, labu itu mendarat di tangan Zhang Ruochen. Lelaki itu menyimpannya ke dalam cincin ruang.     

Saat Zhang Ruochen bersiap menghancurkan gelembung ruang, ia sudah berkata kepada Qing Mo sebelumnya agar pergi dari sana. Sekarang, setelah dia mendapatkan Thousand-leaf Saint Heart Grass, maka dia segera keluar dari dunia yang hancur di saat-saat terakhir.     

Kemudian, ia menoleh ke belakang. Gelembung ruang itu hanya selebar 100 meter, 80 meter, 50 meter... pada akhirnya, ia menjadi seperti seberkas cahaya dan menghilang di tengah taman.     

"Serahkan Labu Mercury-mu dan aku akan mengampuni nyawamu!"     

Kedua mata Biksu Darah Miefeng penuh dengan keserakahan. Ia berubah bentuk menjadi awan darah dan meninju Zhang Ruochen.     

Baik Labu Mercury maupun Thousand-leaf Saint Heart Grass sama-sama berharga. Jadi, siapa yang tidak ingin mendapatkannya?     

Di antara semua Biksu yang hadir, hanya Biksu Darah Miefeng yang masih berada di kondisi optimalnya. Bahkan, cukup memungkinkan baginya untuk keluar sebagai pemenang, hingga hal itu membuatnya sangat bersemangat.     

Zhang Ruochen berdiri di tempatnya. Ia menggambar lingkaran Fire Luan Sword. Bayangan seekor Luan muncul dan menangkis serangan Biksu Darah Miefeng.     

"Bahkan kau tidak bisa menyerang."     

Sorot mata Biksu Darah Miefeng terlihat jijik. Ia melompat dan meninju, lantas menghancurkan Luan api.     

Whoosh!     

Tiba-tiba, pisau dapur terbang dari belakang Zhang Ruochen. Itu menghantam dada Biksu Darah Miefeng, dan menghempaskannya ke belakang.     

"Seranganku akurat, kan?"     

Sambil memegangi Zhu Qingyi, Qing Mo berjalan dengan takut-takut mendekati Zhang Ruochen. Setelah melihat kalau serangannya mengenai Biksu Darah Miefeng, akhirnya ia menghembuskan nafas panjang.     

"Tinggalkan tempat ini sekarang juga. Aku yang akan memandu, kau urus bagian belakang."     

Zhang Ruochen dan Qing Mo melesat dan ingin pergi dari sana secepat mungkin. Bukan hanya dua Jendral Darah Heaven Pass, melainkan dua Biksu manusia juga ingin menyerang mereka dan mendapatkan Labu Mercury, sekaligus Thousand-leaf Saint Heart Grass.     

Puluhan senjata saint beterbangan dari berbagai penjuru, hingga membentuk cincin cahaya. Masing-masing dari mereka menyerang Zhang Ruochen dan Qing Mo sekaligus.     

Zhang Ruochen menggunakan Distorsi Ruang dan mengubah struktur ruang di sekitarnya. Akibatnya, puluhan pedang saint bergerak tak tentu arah, beberapa darinya menancap di tanah, sementara yang lain mengenai para Biksu.     

Setelah pertarungan sengit, akhirnya Zhang Ruochen dan Qing Mo berhasil keluar dari taman herbal. Namun, sebelum mereka sempat beristirahat, tiba-tiba mereka diserangan secara dadakan.     

Biksu Heaven Pass manusia melesat keluar dari hutan bagaikan hantu. Dia menusuk dada Zhang Ruochen dengan pedang jarinya.     

Poof.     

Dada Zhang Ruochen tertembus. Terdapat lubang berdarah di dada sampai ke punggungnya. Organ-organnya sedang terluka, dan membuatnya memuntahkan darah segar.     

Biksu Heaven Pass manusia itu adalah Kepala Sekolah Akademi Saint di Wilayah Utara, Qiu Lanshan.     

Qiu Lanshan berjalan mendekati Zhang Ruochen, dengan kehendak biksunya yang semakin menguat. "Serahkan Labu Mercury," katanya, "Maka konflikmu dengan Bank Pasar Bela Diri akan dihapuskan."     

"Apa kau sedang bermimpi?"     

Zhang Ruochen menekan rasa sakit di dadanya dan kembali bangkit berdiri. Intensitas membunuh menguar di matanya.     

"Jangan bilang kalau aku tidak pernah memberimu kesempatan. Karena kau sudah menolak apa yang terbaik untuk dirimu sendiri, maka kupastikan kau akan mendapatkan balasannya."     

Qiu Lanshan memanggil Pedang Nether Snake dan menggenggamnya di tangan.     

Kehendak pedang yang kuat terhubung dengan Pedang Nether Snake. Seketika itu juga, ia langsung berada di Alam Human Sword. Dengan suara "whoosh", maka ia berubah menjadi seberkas cahaya pedang, lantas menusuk Zhang Ruochen.     

"Ruang Celah."     

Zhang Ruochen tidak lagi peduli dengan identitas penyamarannya. Ia melangkah maju dan melepaskan kekuatan ruang. Lelaki itu menebas ke bawah dan merobek ruang. Retakan-retakan sepanjang puluhan meter terbuka, layaknya gerbang kematian hitam pekat.     

Setelah Qiu Lanshan menyadari keberadaan Ruang Celah tersebut, sayangnya dia sudah terlambat untuk menghindar.     

"Tidak..."     

Qiu Lanshan ditelan oleh ruang celah dan membuatnya terjatuh ke ruang hampa.     

Ketika ruang celahnya tertutup, maka seorang Biksu Heaven Pass baru saja meregang nyawa. Dia menghilang dari dunia ini, tanpa sempat meninggalkan apa-apa.     

"Struktur ruangnya baru saja robek. Apa-apaan ini?"     

"Apa dia adalah sang Keturunan Ruang dan Waktu? Tapi bukannya dia telah dilukai oleh King Zhongying? Kenapa dia masih mampu membunuh seorang Biksu Heaven Pass?"     

"Apa ada dua Keturunan Ruang dan Waktu di Daratan Kunlun?"     

…     

Banyak Biksu yang baru saja keluar dari taman herbal merasa terkejut setelah menyaksikan peristiwa ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.