Kaisar Dewa

Diselimuti Lubang



Diselimuti Lubang

1Whoosh!      0

Setelah bayangan tangan merah darah menerjang turun, secercah cahaya pedang terbang melintasinya. Itu berubah menjadi pilar cahaya yang membumbung ke langit.     

Ketika pilar cahayanya berhenti, ia berubah menjadi sosok dewa Permaisuri Chi Yao yang cantik.     

Permaisuri Chi Yao sedang berdiri di langit. Rambut panjangnya diterbangkan oleh angin. Berbagai macam inskripsi tampak bermunculan pada Pedang Dewa Darah di tangannya. Mata dingin dan cantiknya memancarkan kekuatan yang dahsyat.     

Bayangan tangan merah di bawahnya menghantam tanah dan menghancurkannya, hingga mengubahnya menjadi kolam darah yang mendidih.     

Pemandangan itu seperti sungai darah yang sangat mengejutkan.     

Whoosh!     

Cairan darahnya masih keluar dari Gerbang Neraka.     

Di waktu yang sama, terdengar suara kencang dari dunia lain. Suara itu masuk di dalam benak Chi Yao. "Seratus ribu tahun yang lalu, bukankah para dewa sudah mati, bukankah Akar Spiritual Dunia sudah hancur? Kenapa masih ada dewa baru?"     

Chi Yao mengangkat bulu matanya dan bicara dengan suara dingin. "Karena aku sudah menjadi dewa, artinya ini merupakan era kebangkitan untuk Daratan Kunlun."     

"Kebangkitan?" suara dari dunia lain itu tertawa. "Seratus ribu tahun silam, Daratan Kunlun telah hancur dan dipenuhi oleh berbagai macam lubang. Kalau bukan karena ulah Xumi, yang menyegel semua lubang dengan kekuatan dewanya, mungkin Daratan Kunlun sudah menjadi bagian dari Neraka sejak lama, dan menjadi wilayah kekuasaan Immortal Vampir. Dan orang-orang sepertimu tidak akan bisa hidup hingga sekarang.     

"Sejujurnya, kau tidak punya harapan. Kenapa kau masih terus berjuang?     

"Namun, sejak kau mampu menjadi dewa di masa-masa kritis Daratan Kunlun, artinya kau punya talenta dan kepribadian yang mumpuni. Kenapa kau tidak ikut denganku dan bekerja untuk Immortal Vampir? Setidaknya, kau masih bisa hidup."     

Tubuh Permaisuri Chi Yao memancarkan cahaya dewa. Pedang Chi terlepas darinya, sambil mencibir, "Bahkan kau tidak sanggup menghancurkan sisa-sisa kekuatan Biksu Suci Xumi, tapi kau masih memintaku tunduk di hadapanmu?"     

"Apa kau kira dirimu sudah bisa mengintimidasi seluruh dunia hanya karena kau sudah menjadi seorang dewa? Kurasa kau hanyalah orang bodoh yang terperangkap di Daratan Kunlun. Aku sudah berkultivasi selama 134.000 tahun dan masih bersikap rendah hati. Memangnya kau sudah berkultivasi berapa lama?"     

Ekspresi Permaisuri Chi Yao tidak berubah. Tanpa kenal takut, dia hanya memainkan rambut panjangnya. "Walau kau sudah berkultivasi dalam rentang waktu yang lebih lama, bukan berarti kau jauh lebih tangguh dariku."     

Suara itu mulai mendengus dan nadanya terdengar agak tinggi. "Apa kau kira aku tidak mampu menghancurkan Daratan Kunlun? Seratus ribu tahun telah berlalu dan sembilan puluh persen sisa-sisa kekuatan Xumi telah hancur. Sedari dulu, tempat tinggalmu sudah sangat rapuh. Hari ini, aku akan turun ke Daratan Kunlun. Pertama-tama, aku akan membunuhmu dan menghancurkan Daratan Kunlun."     

Kaboom.     

Gerbang Neraka kembali bergetar. Cincin-cincin energi dewa menyeruak. Lantas, tangan darah raksasa meluncur keluar darinya.     

Bukan seperti sebelumnya, kini tangan itu tidak terbentuk oleh cairan darah, melainkan sebuah tangan sungguhan.     

Tangan dewa Immortal Vampir memanjang dari Gerbang Neraka menuju Daratan Kunlun.     

Walau itu hanya sebuah tangan, namun energinya sampai mengguncang Pulau Manji dengan begitu hebat. Permukaan tanahnya bergetar, dengan ombak raksasa yang bermunculan di Laut Utara.     

"Pada akhirnya, sisa kekuatan Biksu Suci Xumi tidak akan sanggup lagi melindungi Daratan Kunlun. Tapi bukankah semua ini masih terlalu awal?"     

Bibir merah Permaisuri Chi Yao terbuka, lantas mendesah pelan. Lalu, kedua sorot matanya mulai mengeras dan terlihat beringas. Sambil menggenggam Pedang Dewa Darah, dia melangkah maju menuju Gerbang Neraka dan meyabetkan pedangnya.     

Sesaat setelah Pedang Dewa Darah itu disabetkan, terdapat Chi Darah yang melintas hingga 3.000 mil jauhnya. Pedang angin membelah langit. Kekuatan yang terlepas darinya tidak lebih lemah daripada tangan dewa tersebut.     

"Bodoh. Kalau kau bertarung melawanku dengan tingkat kultivasi seperti itu, maka itu sama saja dengan melempar telur pada sebuah batu."     

Tangan merah darahnya melepaskan kekuatan dewa dahsyat dari Gerbang Neraka. Tangan itu melesat menuju Pedang Dewa Darah, dan hendak membunuh sosok dewa baru dari ras manusia.     

Boom!     

Kekuatan dewa terlepas dari tubuh Permaisuri Chi Yao. Kekuatan itu menjadi satu dengan Pedang Darah Dewa. Rupanya, energi yang dilepaskan oleh wanita itu berhasil meredam serangan tangan darah.     

Kedua energi dewa itu berbenturan dengan cukup beringas. Tidak ada yang terhempas di antara mereka berdua.     

"Memangnya kenapa bila kau telah berkultivasi selama 134.000 tahun? Kau cuma tangan yang tak tahu diri. Sudah sepantasnya kau dipotong."     

Tubuh montok Permaisuri Chi Yao bak disinari oleh cahaya tujuh warna. Sambil menyeret Pedang Dewa Darah-nya, wanita itu meninggalkan luka berdarah panjang pada tangan tersebut. Lantas, sejumlah besar darah dewa menyembur dari tangan yang tersayat.     

Walaupun dia gagal memotong tangannya, tapi wanita itu masih berhasil melukainya.     

"Jangan bermimpi! Hari ini, akan kutunjukkan padamu seperti apa kekuatan dewa sejati. Kau masih sangat jauh dari level itu."     

Gerbang Neraka kembali bergetar. Cincin-cincin energi dewa memancar dari balik badai angin. Perairan di Laut Utara menjadi semakin bergejolak.     

Setelah itu, tangan raksasa kedua kembali muncul dari Gerbang Neraka.     

Seketika itu juga, energi yang terlepas dari kedua tangannya meningkat dua kali lipat.     

Energi dewa yang menyeruak dari Pulau Manji mengubah langit di Laut Utara menjadi merah. Semua makhluk hidup perairan mulai merasa ketakutan.     

Crackle.     

Pop.     

…     

Ruang di sekitar Gerbang Neraka terguncang. Sisa-sisa kekuatan Biksu Suci Xumi menjadi semakin menipis.     

"Pertempuran yang terjadi pada masa 100.000 tahun silam akan berakhir hari ini."     

Pemilik kedua tangan merah raksasa melepaskan energi dewa yang lebih besar dari gerbang. Yang jelas, dia ingin segera turun menuju ke Daratan Kunlun dalam waktu dekat.     

Di waktu yang sama, perubahan mengejutkan terjadi di Daratan Kunlun.     

Wilayah Utara.     

Jauh di kedalaman Gunung Xianji, sisa-sisa kekuatan Biksu Suci Xumi juga runtuh. Chi kematian menyeruak darinya dan mulai melingkupi pulau tersebut.     

Wilayah Timur.     

Di Hutan Makam, Sungai Bangkai yang memisahkan dunia manusia dan Netherworld tiba-tiba terguncang hebat.     

Rune batu Permaisuri Seribu Tulang berdiri tegak di Sungai Bangkai dan menutup gerbang masuk kedua dunia tersebut. Akan tetapi, energi dewa dari Netherworld tiba-tiba menyeruak dan berhasil menghancurkan penghalang batunya.     

Garis-garis Chi ghost mulai menyeruak, lalu menyebar hingga ke seluruh Wilayah Timur.     

Di Laut Utara, Wilayah Utara, Wilayah Timur, Wilayah Selatan, Wilayah Barat, Wilayah Pusat, dan Wilayah Savage Barren sama-sama mengalami perubahan... bahkan dunia-dunia primitif di sekitar Daratan Kunlun juga mengalami fenomena yang sama.     

Chi Darah, Chi Kematian, Chi Ghost, Chi Iblis... semua kekuatan yang berasal dari Neraka mulai keluar dari pori-pori dunia. Mereka ingin merobek seluruh Daratan Kunlun.     

"Saudara-saudaraku sedang kelaparan di Neraka. Daratan Kunlun adalah lumbung padi yang menyimpan banyak makanan dan binatang buas. Six Pluto, di mana kau berada? Ikut aku, ayahmu, dan kita akan segera memulai perang!"     

Suara dewa Immortal Vampir keluar dari Gerbang Neraka. Dia ingin membangunkan Pluto yang masih tertidur.     

Lantas, roda Chi Darah yang berukuran besar dan mengerikan mulai terbentuk dari tengah-tengah kedua tangan merahnya. Energi itu menerjang Permaisuri Chi Yao. Ketika itu, langit di atasnya seakan hendak terbelah.     

Permaisuri Chi Yao kembali mengayunkan pedangnya. Pedang Chi sepanjang ribuan mil melesat dan menghancurkan salah satu roda Chi Darah.     

Akan tetapi, roda Chi Darah lainnya berhasil mendarat di tubuh wanita tersebut. Akibatnya, hal itu membuat cahaya dewa tujuh warna di sekitar tubuhnya mengalami keretakan. Tampaknya wanita itu akan hancur.     

Permaisuri Chi Yao setengah berlutut di tanah dan tergelincir mundur hingga ribuan mil. Darah dewa mengalir dari sudut bibirnya.     

"Kenapa kau masih terus berjuang? Lagipula, kau tidak akan sanggup menghentikanku. Menyerahlah dan aku akan membiarkanmu menjadi pemimpin di Daratan Kunlun. Kau hanya perlu mengawasi cadangan makananku." Suara dewa itu bergerak mendekat.     

"Apa kau bilang... cadangan makanan?"     

Permaisuri Chi Yao kembali bangkit berdiri. Kehendak pertempurannya sama sekali tidak goyah. Sebaliknya, sorot matanya menjadi jauh lebih tajam. Secara otomatis, tubuhnya terangkat naik dan berujar, "To One."     

Wanita itu menggambar lingkaran dengan Pedang Darah Dewa-nya.     

Seketika itu juga, langit berubah menjadi hitam dan gelap. Banyak bintang yang bermunculan di atas kepalanya.     

Whoosh!     

Serangan itu mengandung segenap kekuatan dewanya, dan wanita itu telah mengerahkan segenap tenaga.     

Tangan darah merah juga melepaskan segenap kekuatannya. Bahkan, pemilik tangan itu melepaskan roda Chi Darah yang lebih besar demi melancarkan serangan.     

Kaboom.     

Crackle.     

Sekali lagi, Permaisuri kembali dihantam oleh roda Chi Darah tersebut. Sekujur tubuhnya remuk dan berdarah. Tubuh dewanya terguncang. Wanita itu tersungkur ke tanah dan menciptakan lubang besar.     

Akan tetapi, Pedang Dewa Darah-nya berhasil memotong kedua tangan dewa tersebut.     

Terdengar teriakan marah dari dalam Gerbang Neraka. "Kau tidak akan mampu menghentikanku. Hari ini, Daratan Kunlun akan hancur!"     

"Tidak, itu tidak akan pernah terjadi!"     

Permaisuri Chi Yao kembali bangkit berdiri. Dia mengangkat Pedang Dewa Darah dengan kedua tangannya. Darah dewa menyeruak darinya, hingga mengubahnya menjadi beragam jenis sungai Chi Darah, dan melesat di segala penjuru Daratan Kunlun.     

"Aku sudah mempersiapkannya sejak lama. Altar Langit dan Bumi harus diaktifkan sekarang juga."     

Salah satu sungai darah itu terbang menuju ke Sekte Yin Yang, lantas masuk ke dalam Altar Langit dan Bumi.     

Ada sungai darah lain yang terbang keluar dari Daratan Kunlun. Sungai itu masuk ke Dunia Primitif Mujing dan juga bergerak menuju Altar Langit dan Bumi.     

…     

Semua Altar Langit dan Bumi akhirnya mulai beroperasi.     

Secercah cahaya melesat keluar dari setiap altar. Mereka saling terhubung dan melingkupi seluruh Daratan Kunlun.     

Sungai Bangkai, Gunung Xianji, Pulau Manji... lubang-lubang yang terhubung dengan Neraka kembali tertutup.     

Terdengar suara menyeramkan dari Gerbang Neraka. "Jadi, ternyata kau telah bersiap-siap sebelumnya. Tapi Altar Langit dan Bumi tidak akan sanggup menghentikan kami. Kau hanya sedang mengulur-ulur waktu. Lain kali, saat tubuhku benar-benar turun ke duniamu, maka hasilnya akan berbeda dengan hari ini..."     

Perlahan-lahan, suara itu melemah, hingga akhirnya hilang sepenuhnya.     

Tubuh dewa Permaisuri Chi Yao sedikit bergetar. Wanita itu tidak mampu lagi berdiri dan hampir tersungkur ke tanah.     

Akan tetapi, pada akhirnya dia menggunakan pedang panjangnya demi menopang tubuhnya sendiri. Wanita itu tidak tersungkur, karena ada hal penting lain yang harus dia lakukan.     

"Para Biksu istana kekaisaran, dengarkan aku. Sebentar lagi aku akan pergi dari Daratan Kunlun. Selama itu, Huang Yanchen akan menjadi penanggung jawab di Kekaisaran Pusat Pertama. Kalian semua harus melayaninya dengan sepenuh hati. Siapapun yang tidak mematuhi perintah akan kubunuh setelah aku kembali.     

"Kedua, Akar Spiritual Dunia telah bangkit. Kalau dia punya permintaan, istana kekaisaran harus mendukung sepenuhnya.     

"Ketiga..."     

…     

Wanita itu mengeluarkan puluhan perintah berturut-turut. Setiap perintahnya sama seperti sabda seorang dewa. Lantas, Permaisuri Chi Yao mengelus Pedang Darah Dewa-nya. Sorot matanya terlihat kompleks, "Waktu, waktu, waktu memang sangat ketat dan berharga! Bunuh, bunuh, aku harus terus membunuh! Kalau aku benar-benar ingin menyatukan Daratan Kunlun, maka aku akan membasuh Daratan Kunlun dengan darah sebelum pergi dari sini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.