Kaisar Dewa

Tebing Jingxiang



Tebing Jingxiang

1Wilayah Heavenly Truth sangat luas dan tak berbatas. Jika bepergian, seorang kultivator akan menghabiskan waktu selama satu bulan penuh, dan masih belum tiba di tempat tujuannya.      0

Namun dengan mengendarai Cloud Boat, maka kecepatan mereka akan meningkat 10 kali lipat.     

Dojo-dojo yang dibangun oleh dewa Semesta Barat di Wilayah Truth Heavenly terletak di Tanah Suci Void.     

Dojo buatan Dewa Pohon terletak di Tebing Jingxiang di Tanah Suci Void.     

Ketika masih berada di jarak 100 mil jauhnya, Zhang Ruochen sudah bisa mencium aroma wangi yang memikat.     

Bunga-bunga osmanthus berguguran dari tebing, hingga membentuk "sungai bunga" di udara. Bunga-bunga itu menari di udara, dan berguguran seperti salju.     

"Benar-benar surga untuk berkultivasi," Zhang Ruochen menghembuskan nafasnya. "Energi Chi di tempat ini tiga kali lipat lebih tebal dibandingkan Tanah Suci Gunung Yuanxu. Prinsip-prinsip dunianya juga lebih aktif. Ini adalah tempat yang cocok untuk mempelajari Saintly Way."     

Selama ini, Ling Feiyu hanya diam saja. Sambil berdiri di sisi kanan Zhang Ruochen, akhirnya dia berkata, "Jika aku berkultivasi di tempat ini, maka kecepatanku akan meningkat dua kali lipat."     

Ling Feiyu bukanlah anggota Daratan Guanghan, tapi dia kemari untuk mengisi tempat Wu Hao. Secara natural, dia ikut dengan kelompok Zhang Ruochen.     

Mereka menatap Tebing Jingxiang dari jarak 100 mil jauhnya. Terdapat pohon osmanthus besar di tempat itu. Akar-akar hitam menancap erat di batunya, dan bunga-bunga putih bermekaran di antara daun-daun hijaunya, sembari memancarkan cahaya saintly.     

Wen Shusheng adalah murid Dewa Pohon, hingga dia langsung mengenalinya, "Pohon Osmanthusnya menyimpan aura Dewa Pohon. Mestinya itu merupakan akar yang pernah ditinggalkan oleh beliau, hingga akhirnya bertumbuh menjadi pohon baru. Di bawah perlindungan pohon baru, maka Dojo di Tebing Jingxiang tidak akan pernah bisa dihancurkan. Sayangnya, kami para keturunannya telah gagal menjaga tempat itu, dan malah membiarkan kultivator lain menguasainya."     

Wen Shusheng merasa sangat menyesal. Namun di dalam hatinya, intensitas bertempurnya menjadi semakin kental.     

Zhang Ruochen, Ling Feiyu, Mu Lingxi, Wen Shusheng, Su Qingling, dan Ling Mi sama-sama bergerak menuju Dojo di Tebing Jingxiang. Seketika itu juga, dinding cahaya muncul dan inskripsi-inskripsinya mulai menyala terang, hingga menghentikan pergerakan mereka.     

"Rupanya mereka benar-benar memasang formasi di luar dojo. Apa mereka pikir tempat ini adalah wilayah kekuasaan mereka?"     

Su Qingling mendengus dingin. Wanita itu mengeluarkan Senjata Saint Sepuluh Ribu Inskripsi dan mulai mengaktifkan Chi Suci-nya. Ketika dia menebaskan pedangnya, ribuan inskripsinya mulai berhamburan.     

Whoosh!     

Sambil mendorong kedua tangannya, dia menukik bersama pedang saintnya.     

Boom!     

Pedang saintnya berbenturan dengan formasi pertahanan. Seketika itu juga, tameng cahayanya muncul. Tameng itu mirip seperti tirai air yang menghubungkan langit dan bumi, dan sedang terguncang hebat.     

Terdengar suara "boom" hingga ribuan mil jauhnya dan mengejutkan para kultivator lainnya.     

"Kuat sekali formasi pertahanannya."     

Su Qingling tahu kalau ini agak bermasalah. Jika mereka sampai gagal menghancurkan formasi pertahanannya, maka mereka akan ditertawakan.     

Semakin rendah kultivasi seseorang, maka dia akan semakin dihina-hina. Itulah kenapa mereka harus mempelajari Prinsip Kebenaran. Dan Istana Dewa Kebenaran selalu memberikan kesempatan tersebut kepada para Biksu.     

Mereka jarang memberikan tempat itu kepada Saint King, karena mereka ingin menjaga sumber dayanya.     

Walau seandainya Saint King muncul di tempat itu, namun biasanya mereka pernah mempelajari Prinsip Kebenaran sebelumnya, dan kedatangan mereka kemari sudah yang kedua, atau bahkan ketiga kalinya. Lagipula, semakin bagus pemahamanmu terhadap prinsip kebenaran tersebut, maka kau akan mendapatkan manfaat yang lebih banyak.     

Oleh karena itu, sangat jarang bagi sosok Saint King seperti Ling Feiyu, yang datang kemari untuk pertama kalinya.     

Maka dari itu, formasi di luar dojo biasanya diciptakan oleh Biksu Kekuatan Batin dan Saint King Kekuatan Batin. Sehingga, formasinya lumayan kuat, bahkan Supreme Saint masih akan kesulitan untuk menembusnya.     

"Biar aku mencobanya."     

Zhang Ruochen ingin menggunakan peluang ini untuk menguji kekuatan Tongkat Tulang Kaisar Yi.     

Sesaat setelah dia menggenggamnya, tiba-tiba pintu lingkaran di formasi itu bersinar terang.     

Di baliknya terdapat pria berkulit hitam setinggi 3 meter. Dia memiliki kumis naga di kedua sudut bibirnya. Sorot matanya gelap dan terlihat dalam, bagaikan danau.     

"Siapa kalian?" teriaknya. "Berani-beraninya kalian membuat masalah di Dojo Tebing Jingxiang! Apa kalian tidak tahu jika tempat ini adalah wilayah Daratan Cloud?"     

"Sejak kapan dojo Daratan Guanghan menjadi wilayah Daratan Cloud?"     

Zhang Ruochen membuka Mata Langit, hingga cahaya putih memancar dari dahinya, lantas mendarat di pria tersebut. Kemudian, dia menemukan bahwa pria itu merupakan seekor serangga besar berkumis naga.     

"Ternyata dia berasal dari Ras Serangga."     

Zhang Ruochen kembali menarik Mata Langit dan berujar, "Daratan Guanghan datang kemari untuk merebut kembali dojonya."     

"Oh, rupanya para kultivator dari Daratan Guanghan."     

Terdengar suara ejekan di belakang Kumis Naga.     

Lantas, sosok pria bungkuk bertubuh pendak melangkah keluar dari balik pintu cahaya. Pria ini bernama Han Lu. Kulitnya dipenuhi oleh sisik.     

Baik Kumis Naga maupun Han Lu sama-sama berada di Alam setengah Saint King.     

Tentu saja, apabila mereka dipilih oleh Daratan Cloud dan mendapatkan kesempatan untuk berkultivasi di Istana Dewa Kebenaran, maka mereka pasti bukan sosok yang sederhana. Jadi, apabila menganggap mereka sebagai sosok setengah Saint King biasa, maka itu akan menjadi kesalahan fatal.     

Kumis Naga mendengus. "Dojo di Tebing Jingxiang sudah menjadi milik Daratan Cloud. Tempat ini tidak ada kaitannya dengan Daratan Guanghan. Jika kalian tidak ingin kehilangan tangan dan kaki, lebih baik kalian pergi dari sini sekarang juga."     

"Kumis Naga, kenapa kau kejam sekali? Lagipula, dojo di Tebing Jingxiang pernah dibangun oleh Dewa dari Daratan Guanghan. Jadi, kita harus menyambut gadis-gadis cantik dari Daratan Guanghan. Kenapa kita harus mengusirnya?"     

Han Lu tersenyum cabul, sambil menyapukan tatapan matanya kepada Ling Feiyu, Mu Lingxi, Su Qingling dan Ling Mi. Mereka adalah para wanita cantik dengan tubuh seksi. Mereka memang sedap dipandang.     

"Kami para kultivator dari Daratan Cloud tidak akan pernah bersikap kejam," katanya. "Asal kalian membayar batu suci sebagai biaya sewa kepada kami, maka kalian boleh masuk ke dalam dojo untuk sementara waktu. Jika kita dapat berkomunikasi dengan baik, mungkin kita akan mempersilahkan kalian untuk berkultivasi di lukisan Dewa Pohon. Bagaimana?"     

"Kau meminta kami untuk membayar dengan batu suci?" Su Qingling mendengus dingin.     

Senyuman Han Lu terlihat semakin cabul. "Bukankah ini sudah menjadi tradisi? Terakhir kalinya, Wu Hao, sosok kebanggaan di Daratan Guanghan, sempat masuk ke dalam dojo dan berkultivasi di lukisan Dewa Pohon setelah dia membayar dengan batu suci. Jadi, bila kalian ingin bertambah kuat, maka kalian harus belajar untuk menahan emosi. Wu Hao punya hubungan yang baik dengan Kakak Senior Bai Ran. Tapi kenapa dia tidak datang bersama kalian hari ini?"     

"Karena dia sudah mati!" kata Zhang Ruochen.     

Han Lu merasa tersentak, tapi dia cepat-cepat tersenyum. "Mati? Sayang sekali. Tapi Kakak Senior Bai Ran masih ingat dengan pertemanan kami, jadi dia baru saja mengirimkan pesan. Dia ingin agar aku memberitahukan sesuatu kepada kalian. Karena kalian adalah para kultivator dari Daratan Guanghan, maka para pria harus membayar 100.000 batu suci, sedangkan para wanitanya akan membayar 10.000 batu suci. Dengan begitu, maka kalian boleh masuk ke dalam dojo dalam durasi tertentu."     

"Kami bukan Wu Hao," teriak Su Qingling.     

Seketika itu juga, dia kembali mengaktifkan pedang saintnya. Bagaikan pelangi putih, pedang Chi-nya melesat ke udara dan hendak menusuk dahi Han Lu.     

Han Lu sama sekali tidak takut. Sebaliknya, dia malah tersenyum. "Dia punya kepribadian yang baik. Aku suka dengan wanita cantik yang dingin sepertimu. Itu malah membuatku semakin bersemangat untuk menaklukkanmu."     

Han Lu merentangkan tangannya dari balik pintu cahaya, lantas berubah menjadi bayangan pukulan es dan api. Pukulannya berbenturan dengan ujung pedang.     

Rupanya, serangan penuh Su Qingling masih berhasil diredam olehnya. Su Qingling pun merasa terkejut. Dia tidak menyangka bila pria ini akan begitu tangguh.     

"Cepat mundur, gadis cantik."     

Han Lu terkekeh. Sambil menghirup nafas dalam-dalam, dia mendorong kedua tangannya ke depan. Bayangan api dan esnya langsung meledak, hingga berhasil menghempaskan Su Qingling.     

Han Lu mengibas-ngibaskan lengan bajunya, sambil mencibir dan mengangkat kepalanya. "Selain satu atau dua jenis teknik peninggalan Dewa Pohon, maka teknik andalan Daratan Guanghan telah dicuri oleh dunia lain. Memang kenapa jika kau punya fisik yang kuat? Tanpa teknik-teknik unggulan, kau bukanlah apa-apa... Ah... mataku..."     

Tiba-tiba, Han Lu berteriak. Dia menutup matanya, sedangkan darah mengalir keluar dari balik jemarinya.     

Tepat setelah itu, pedang cahaya tajam menusuk pintu cahaya dan mengenai tubuhnya. Walau dia menyadari pergerakan pedang cahaya itu, tapi dia tidak sempat menghindarinya, hingga matanya tertusuk oleh pedang cahaya tersebut.     

Ling Feiyu menarik kembali tangan rampingnya, "Aku benci dengan pria yang menatapku seperti itu," katanya dingin.     

Kumis Naga – yang berdiri di belakang Han Lu – menatap Ling Feiyu dengan tampang terkejut. Dia hanya menggunakan ledakan pedang Chi untuk menusuk mata Han Lu. Setinggi apa tingkat kultivasinya?     

Bukan, apa itu adalah pedang Chi atau Ilmu Pedang Xuangang?     

Kumis Naga cepat-cepat menutup pintunya. Setelah membawa Han Lu masuk, dia bergegas mencari Kakak Senior Bai Ran.     

Boom!     

Pukulan tulang raksasa menghantam dinding formasi pertahanan, hingga menghancurkan formasinya dan membuat seluruh dojo bergetar.     

Energi Supreme Saint menyeruak dan memenuhi area tersebut. Gelombang energinya mengejutkan Kumis Naga dan Han Lu, hingga mereka terhuyung dan hampir tersungkur.     

Kumis Naga menoleh ke belakang dan menemukan skeleton hitam raksasa yang sedang berdiri di belakangnya. Dahinya memancarkan cahaya Buddha.     

Rupanya, skeleton hitam itulah, yang menghancurkan formasinya dengan satu kali tinju.     

Pria yang berdiri di atas skeleton hitam adalah Zhang Ruochen.     

Dia terbang dari kepala skeleton dan melompat turun. Ketika itu, dia melepaskan teknik pukulan. Sehingga, Pukulan Naga dan Gajah Prajna mulai menerjang kepala Kumis Naga dan Han Lu.     

Mereka cepat-cepat melepaskan mantra suci dan berusaha menangkis serangan tersebut.     

Boom!     

Setelah itu, Zhang Ruochen mendarat di atas tangga. Pukulannya berhasil menekan Kumis Naga dan Han Lu ke dalam tanah. Tangganya hancur dan menimbulkan dua lubang.     

"Sudah kubilang pergi dari sini, tapi kalian tidak mendengarnya. Sekarang, aku tidak akan membiarkan kalian lagi!"     

Zhang Ruochen melipat tangannya di belakang pinggul. Dengan pancaran aura yang kental, dia mulai berjalan menaiki tangga dan tampil arogan. "Zhang Ruochen dari Daratan Guanghan datang kemari untuk merebut kembali Dojo di Tebing Jingxiang. Pohon Dewa, jika Anda mendengar saya, tolong lepaskan energi dewa Anda dan ubah tempat ini menjadi dunia adil."     

Skeleton hitam – setinggi belasan meter – sedang berjalan mengikuti Zhang Ruochen. Kaki-kaki raksasanya menginjak kedua lubang tersebut, hingga Kumis Naga dan Han Lu kembali berteriak memilukan.     

Yang disebut sebagai "dunia adil" adalah menggunakan kekuatan dewa untuk membatasi kultivasi semua orang, agar mereka berada di level yang sama.     

Semua Dewa yang pernah membangun dojo di Wilayah Truth Heavenly pasti akan meninggalkan taktik semacam itu. Selama keturunan mereka berdoa dengan sungguh-sungguh, maka para Dewa akan mengabulkan permintaan mereka.     

Tentu saja, pada mulanya taktik itu memang digunakan untuk mencegah musuh dari luar, agar mereka tidak merebut dojo tersebut.     

Zhang Ruochen telah mempelajari cara itu dari Su Jing.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.