Kaisar Dewa

Bertarung di Tengah Awan Ujian



Bertarung di Tengah Awan Ujian

0"Life and Death Trial Zhang Ruochen adalah bentuk ujian yang paling mengerikan. Banyak jenius mati dalam ujian ini. Sebentar lagi, petir-petir itu akan kembali menyambar. Apa kau sedang cari mati?"      0

Biksu Wanxin berteriak. Ia mengepakkan sayap darahnya dan berusaha melarikan diri di kejauhan.     

"Aku akan membunuhmu lebih dulu sebelum petir itu menyambarku," kata Zhang Ruochen.     

Ketika Zhang Ruochen menyerang Biksu Wanxin, saat itu awan ujiannya juga bergerak mengikuti. Sambaran-sambaran petir terhubung bersama dan menukik turun.     

Boom!     

Kaboom!     

Zhang Ruochen dan Biksu Wanxin sama-sama tersambar petir ujian. Tubuh mereka gemetar dan mereka terjatuh bersama-sama.     

Kondisi fisik Zhang Ruochen sangat kuat. 144 lubang di tubuhnya terbuka, dan memancarkan cahaya saintly yang menyilaukan, hingga sanggup menghalau sambaran petir tersebut.     

Tentu saja, fisik Biksu Wanxin tidak sekuat itu. Sebab, kulitnya sampai melepuh. Ia terlihat seperti batu bara, dengan asap hitam yang membumbung tinggi.     

"Enam Pedang."     

Zhang Ruochen mengaktifkan kehendak pedang dan mengangkat Pedang Kuno Abyss tinggi-tinggi. Lelaki itu mendorong ke depan dan menusuk punggung Biksu Wanxin.     

"Xuanji Finger."     

Biksu Wanxin menghentakkan kakinya di tanah dan kembali melesat ke udara. Ia berubah menjadi angin dan melayangkan serangan jari. Sambil menuding ke arah depan, maka serangannya pun mulai berbenturan dengan Pedang Kuno Abyss.     

Poof.     

Darah saintly memuncrat dari ujung pedangnya. Seluruh kekuatan Biksu Wanxin baru saja dihancurkan. Biksu itu kembali terhempas ke belakang, dengan tangannya yang dihancurkan oleh pedang Chi.     

"Tidak heran kalau Biksu Qingyi langsung mati dalam satu serangan. Pedang Kuno Abyss dan Enam Pedang rupanya sangat sulit dihindari."     

Biksu Wanxin paham bahwa dia bukanlah tandingan Zhang Ruochen. Tanpa ragu-ragu, ia mengaktifkan sebuah teknik rahasia, dengan kecepatan lima kali lipat daripada sebelumnya. Dengan kecepatan seperti ini, maka Biksu di level Heaven Pass tidak akan bisa mengejarnya.     

"Break!"     

Zhang Ruochen menuding ke depan dan merobek ruang. Sebuah retakan – selebar ratusan meter – lantas memotong arah pelarian Biksu Wanxin.     

Mereka telah keluar dari Kota Kuno Taiyin, sehingga tidak lagi berada di bawah pengaruh Light of Death. Secara natural, Zhang Ruochen dapat melepaskan kekuatan ruang.     

Biksu Wanxin terpaksa mengubah arah pelariannya dan menghindari ruang celah tersebut.     

"Kau tidak akan bisa melarikan diri," teriak Zhang Ruochen.     

Pilar cahaya hitam terbang dari sisi Biksu Wanxin. Kemudian, pilar itu merobek lehernya dan memenggal kepalanya. Biksu itu belum mati, walaupun kepalanya sudah terpenggal.     

Tubuh tanpa kepalanya masih sempat melepaskan dua serangan jari dan menghantam dada Zhang Ruochen.     

Thud.     

Zhang Ruochen terhempas ke belakang. Ia membentur dinding Kota Kuno Taiyin dan menempel di sana.     

Dua mantra suci Biksu Wanxin mengenai jantung dan paru-paru Zhang Ruochen. Walaupun sudah mengenakan Ten Saint Blood Armor, namun Zhang Ruochen masih memekik kesakitan. Ada rasa manis di tenggorokannya. Setelah itu, darah menyembur keluar dari mulutnya.     

Baik jantung dan paru-parunya telah terluka parah.     

"Serangan pamungkas dari seorang Biksu di level atas benar-benar mengerikan," pikirnya.     

Kaboom.     

Sambaran petir yang tebal tiba-tiba terlepas dari awan ujian, hingga menyambar Zhang Ruochen dan Biksu Wanxin.     

Zhang Ruochen berusaha menghindari petir tersebut, tapi dua ledakan kencang masih terdengar di telinganya. Dia menoleh ke arah sumber suara. Di dekatnya, baik tubuh dan kepala Biksu Wanxin sama-sama disambar petir dan berubah menjadi kabut darah.     

Tulang dan tengkorak kepalanya sama-sama terjatuh ke tanah.     

Biksu di level atas lainnya baru saja meregang nyawa.     

Zhang Ruochen memeriksa luka-lukanya. Lelaki itu sedang terluka parah. Bukan berarti ia tidak berani bertarung melawan Immortal Vampir lainnya, namun ia masih harus berfokus pada ujiannya.     

Kemudian, ia duduk bersila dan mengeluarkan pil. Ia menghadapi awan ujian itu sembari menyembuhkan diri. Death Knight, Yao Sheng, dan Biksu Ya She sudah melarikan diri dari wilayah awan ujian. Mereka telah berada di jarak 300 mil jauhnya, sambil berdiri di atas gunung dan mengamati Kota Kuno Taiyin.     

"Biksu Wanxin baru saja terbunuh! Zhang Ruochen benar-benar tangguh. Dia akan segera menembus ujian, tapi dia masih sempat membunuh Biksu lainnya."     

Yao Sheng merasakan ketakutan di hatinya. Untungnya, Zhang Ruochen tidak mengejarnya. Kalau tidak, walaupun ia mampu menangkal serangan Zhang Ruochen, namun ia masih akan mati oleh petir tersebut.     

Biksu Ya She memasang ekspresi serius. "Zhang Ruochen masih berada di tahapan kedua menjelang Alam Biksu, tapi dia sudah sangat tangguh. Kalau dia berhasil menembus ujian ketiga, maka dia akan kembali berkembang."     

"Kalau begitu, mari kita bunuh dia."     

Death Knight merasa malu. Mereka hanya berhadapan dengan sosok di tahapan menjelang Alam Biksu, tapi ketiga Biksu level atas itu malah meregang nyawa.     

Kalau ia gagal membunuh Zhang Ruochen hari ini, maka dia akan mempermalukan Kuil Immortal.     

Death Knight lantas menggenggam tombak merah darahnya dan menyuntikkan Chi Suci ke dalamnya. Setelah itu, ia melesat cepat menuju Kota Kuno Taiyin. Layaknya bintang jatuh di langit malam, maka ia memancarkan cahaya api merah. Cahaya itu melesat cepat ke arah Zhang Ruochen – yang sedang duduk bersila di bawah dinding kota.     

Tepat ketika Zhang Ruochen hampir tertusuk, sebuah cakram hitam tiba-tiba muncul di hadapannya. Cakram itu selebar lebih dari 100 kaki dan tampak seperti tameng lingkaran.     

Tombak merah itu menghantam tamengnya. Lambat laun, tombaknya melambat dan akhirnya berhenti. Semua pertapa di Kota Kuno Taiyin pun menghela nafas lega.     

"Rupanya ada master array yang mampu menghentikan serangan penuh Death Knight."     

"Untungnya serangan itu berhasil ditangkis. Kalau tombak itu sampai mendarat di sana, maka separuh Kota Kuno Taiyin pasti akan hancur."     

…     

Semua orang mengira bahwa figur tangguh dari Sekte Yin Yang telah tiba. Namun, mereka menemukan seekor kucing hitam sedang berdiri di atas cakram lingkaran tersebut.     

Kucing gemuk itu hanya setinggi satu kaki. Ia berdiri dengan kaki belakangnya, lalu mendorong cakram dengan kedua cakar depannya. Memangnya siapa yang bisa menebak kalau kucing itu yang menghentikan serangan Death Knight?     

Kucing hitam membuka mulutnya dan memperlihatkan gigi-gigi tajamnya. "Apa kau pikir aku ini cuma kucing lemah yang tidak bisa melakukan apa-apa?"     

Cakram itu pun menarik perhatian beberapa petir dari awan ujian. Akibatnya, ratusan sambaran petir ungu mulai bermunculan pada cakramnya. Setelah itu, cakramnya terbang dan melesat menuju Death Knight, Yao Sheng, Biksu Ya She di jarak 300 mil jauhnya.     

"Apa dia adalah kucing legendaris yang dibesarkan oleh Zhang Ruochen?"     

Biksu Ya She pernah mendengar bahwa Zhang Ruochen memang punya seekor kucing tangguh, sehingga ia tidak berani meremehkan Blackie. Kemudian, ia mengatupkan telunjuk dan jari tengahnya. Seketika itu juga, Kekuatan Batin memancar keluar dari ujung jarinya dan masuk ke dalam kompas perunggu.     

Kompas perunggu itu terbang di udara dan berbenturan dengan cakram petir di udara. Blackie dan Biksu Ya She sama-sama berada di jarak jauh, namun mereka bertarung menggunakan mantra suci, sembari berusaha menekan lawannya.     

Kaboom.     

Kompas perunggu dan cakram petir berbenturan puluhan kali berturut-turut. Tanah dalam jarak ratusan meter berada di dalam chaos. Banyak permukaan tanah yang hancur.     

"Dia hanya seekor kucing. Kenapa dia sangat agresif? Dia benar-benar mampu menandingi seorang Elder Berjubah Perak dari Kuil Immortal."     

"Apa figur tangguh dari Sekte Yin Yang masih belum tiba?"     

Awan petir itu menjadi semakin kuat. Apa Zhang Ruochen bisa selamat?     

Para kultivator manusia di kota itu sedang merasa khawatir. Mereka semua berharap agar figur tangguh dari Sekte Yin Yang dapat bergegas kemari dan membunuh Death Knight.     

Namun, mereka masih belum muncul. Semakin lama mereka menunggu, maka mereka pun semakin merasa kecewa.     

72 sambaran petir terjatuh dari langit. Seandainya Zhang Ruochen bisa selamat dari sembilan petir lainnya, maka ia akan lulus ujian ketiga – Life and Death Trial.     

Seorang murid wanita dari Sekte Yin Yang mengepalkan tangannya erat-erat, dengan nafas tertahan dan gugup. "Semoga Zhang Ruochen bisa segera menembus Life and Death Trial. Setelah itu, dia akan menggunakan Fifth Town Destructive Saint Rune untuk membunuh para Biksu dari Immortal Vampir. Itu akan luar biasa."     

Ketika Blackie masih sibuk dengan Biksu Ya She, saat itu Death Knight dan Yao Sheng sedang berdiri di jarak 300 mil jauhnya dan terus menyerang Zhang Ruochen.     

Bunga Suci Karnivora segera keluar dari tubuh Zhang Ruochen. Ia berubah menjadi tanaman merambat sepanjang 100 kaki dan menghalau serangan Death Knight dan Yao Sheng, supaya Zhang Ruochen mendapatkan waktu tambahan.     

Akan tetapi, tingkat kultivasi Death Knight dan Yao Sheng sama-sama berada di atas bunga tersebut, sehingga ia terluka parah. Baik batang maupun daun-daunnya mulai layu.     

Huang Yanchen dan Qing Mo berdiri di luar area ujian. Awan ujian itu berada di bawah kaki mereka, sedangkan bulan purnama tepat berada di atas mereka. Di bawah cahaya bulan, maka kulit Huang Yanchen menjadi semakin bersinar bagaikan permata. Rambut panjang birunya juga demikian. Wanita itu memperlihatkan aura dingin dan berbahaya.     

Qing Mo mengerucutkan bibirnya. "Putri, mari kita serang! Kucing gemuk itu tidak akan bisa menghentikan ketiga Biksu tersebut."     

"Tunggu sebentar lagi. Aku ingin melihatnya mengerahkan segenap kekuatan."     

Sorot mata Huang Yanchen sama tenangnya seperti air. Wanita itu sedang menatap Zhang Ruochen – yang duduk bersila di bawah dinding kota. Ia penasaran apakah lelaki tersebut dapat menyelesaikan krisis dengan kekuatannya sendiri atau tidak.     

Di bawah dinding Kota Kuno Taiyin, batang pohon Bunga Suci Karnivora sudah hancur. Ia hanya bisa mengecil dan kembali ke tubuh Zhang Ruochen.     

"Zhang Ruochen... aku berusaha melakukan yang terbaik... sekarang... kau harus mengandalkan dirimu sendiri..."     

Suara bunga itu sangat lemah. Setelah bicara, maka ia segera tertidur panjang.     

Life and Death Trial memiliki 81 petir ujian. Sekarang, Zhang Ruochen baru saja disambar sebanyak 72 kali. Tidak lama lagi, ia akan berhasil menyelesaikannya. Namun, kalau ia masih terus duduk bersila, maka ia pasti akan terbunuh oleh Death Knight dan Yao Sheng.     

Di titik ini, ia masih harus bertarung kembali.     

Zhang Ruochen tiba-tiba bangkit berdiri. Sambil memaku tatapan matanya ke arah Death Knight dan Yao Sheng, maka ia melesat maju. Lelaki itu menggunakan Ruang Pergerakan Besar untuk melintasi jarak sepanjang 100 mil dalam sekejap.     

Setelah itu, ia kembali menggunakan Ruang Pergerakan Besar.     

"Zhang Ruochen sudah terluka parah akibat ujian. Sekarang ini, dia pasti sangat lemah. Cepat bunuh dia," Death Knight memerintahkan Yao Sheng.     

Yao Sheng ingin mengumpat kepada Death Knight. Sebab, mereka semua paham bahwa tidak peduli seberapa lemahnya Zhang Ruochen, namun ia punya Fifth Town Destructive Saint Rune. Yang jelas, siapapun yang ingin melawan lelaki tersebut, maka ia akan menjadi orang pertama yang meregang nyawa.     

Yang pasti, Death Knight mengutusnya untuk melawan Zhang Ruochen karena ingin menggunakannya sebagai umpan agar lelaki tersebut mengaktifkan scroll runenya.     

Semenjak Yao Sheng tahu kalau itu adalah misi bunuh diri, lalu kenapa ia masih harus melakukannya? Jadi, sambil mengacuhkan perintah Death Knight, maka ia segera menggunakan teknik rahasia untuk melarikan diri.     

"Dasar pecundang."     

Death Knight mengepalkan tangannya erat-erat dan mengeluarkan teriakan kencang. Ia tidak mengejar Yao Sheng. Sebaliknya, ia melesat ke arah Zhang Ruochen – yang juga sedang melesat ke arahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.