Kaisar Dewa

Kehendak Biksu Jahat



Kehendak Biksu Jahat

2Di kehidupan keenamnya, Ling Feiyu berubah menjadi seekor rubah putih. Zhang Ruochen menjadi seorang pertapa yang membimbingnya. Lelaki itu membantunya membuka pikiran Ling Feiyu dan mengajarkan kultivasi.      2

Di kehidupan ini, Ling Feiyu dan Zhang Ruochen hidup selama 300 tahun. Pada mulanya, mereka adalah seekor rubah dan seorang manusia. Setelah itu, mereka menjadi wanita dan seorang pria. Selama itu, mereka hidup terasing di sebuah gunung spiritual.     

Seiring berjalannya waktu, maka hubungan mereka pun menjadi ambigu. Mereka seperti master dan murid, tapi juga seperti pasangan immortal. Mereka punya kenangan yang sulit dijelaskan, sekaligus perasaan yang samar.     

Dunia di sekitar mereka sangat luas, tapi mereka masih terus hidup bersama.     

Setelah menggabungkan ingatan dan pemahaman di kehidupan keenam, maka Zhang Ruochen sama sekali tidak merasa gembira. Sebaliknya, ia malah termenung.     

Ingatan dan perasaan setelah hidup selama 300 tahun sangatlah rumit. Terdapat banyak perubahan emosi pada dirinya. Bahkan, walaupun Kekuatan Batin Zhang Ruochen berada di level 51, namun ia masih kesulitan untuk memisahkan ingatan itu dengan realitasnya. Tampaknya, lelaki itu telah terpengaruh.     

Satu detik kemudian, Zhang Ruochen menghela nafas panjang. Walaupun ia sudah tidak merasa kebingungan, tapi ia masih tenggelam ke dalam frustasi.     

"Rupanya aku sempat menyimpan rasa kepadanya di Peta Tujuh Kehidupan dan Tujuh Kematian. Untungnya, perasaan itu tidak terlalu dalam. Sehingga, aku masih belum tenggelam karenanya. Lagipula, bukankah aku masih berhasil selamat dan keluar dari sana?"     

Zhang Ruochen merasa khawatir, karena kehidupan keenam bukanlah akhir dari cerita mereka.     

Masih ada kehidupan ketujuh.     

Lelaki itu tidak bisa memprediksi akan seperti apa perasaannya ketika sampai di tahap itu.     

Apalagi, Zhang Ruochen dan Ling Feiyu bukan berasal dari era yang sama. Mereka hanya pernah berinteraksi dan jatuh hati secara kebetulan. Kalau perasaan itu sampai benar-benar mekar sempurna, mungkin hasilnya tidak akan baik.     

Zhang Ruochen berusaha keras untuk mengingatnya. Ketika ia dan Ling Feiyu keluar dari Peta Tujuh Kehidupan dan Tujuh Kematian, saat itu Ling Feiyu tampak biasa-biasa saja. Wanita itu seperti tidak tenggelam ke dalam perasaan.     

"Mungkin aku hanya terlalu gelisah. Aku yakin, tidak ada yang terjadi di kehidupan ketujuh."     

Zhang Ruochen tersenyum, sambil berusaha berpikir positif. Di waktu yang sama, ia juga merasa penasaran. Kultivasi Ling Feiyu sudah sangat tinggi. Tapi bagaimana mungkin wanita itu tidak merasakan apa-apa setelah menggabungkan semua ingatan dari tujuh kehidupan?     

Apa wanita itu memang sengaja menyembunyikan perasaannya?     

"Aku benar-benar penasaran dengan pendapatnya mengenai kehidupan ketujuh."     

Zhang Ruochen menggelengkan kepala, dan segera mengesampingkan persoalan ini. Sebab, kalau ia terlalu banyak memikirkannya, maka itu akan membuatnya semakin frustasi.     

Dalam skenario terburuk, maka ia akan datang ke pusat Sekte Setan setelah menggabungkan ingatan di kehidupan ketujuh.     

Setelah menggabungkan ingatan dan pemahaman di kehidupan keenam, maka pencapaian Zhang Ruochen dalam Tao Pedang sudah mencapai level lima di Tujuh Pedang. Selain itu, kemampuannya dalam Teknik Pedang Dua Belas Jam juga telah meningkat pesat, dan mencapai level tiga dalam Pedang Waktu. Setiap gerakan dan tekniknya pun menjadi semakin matang.     

Lelaki itu menutup matanya dan melepaskan kehendak pedang.     

Whoosh!     

Bayangan-bayangan pedang bermunculan di dalam kabin. Pada mulanya, bayangan itu tampak samar, seperti garis-garis kabut.     

Lambat laun, bayangan-bayangan pedangnya pun menjadi semakin jelas. Mereka sedang mengitari Zhang Ruochen dan membungkuk ke arahnya. Di waktu yang sama, pedang-pedang itu mengeluarkan suara gesekan pedang. Pemandangan ini seperti ribuan pedang yang sedang membungkuk ke arah kaisar.     

Bayangan-bayangan pedang itu bukan berasal dari Chi Suci atau Pedang Chi. Sebaliknya, mereka berasal dari kehendak pedang.     

Ya, itu adalah kehendak pedang.     

Kehendak pedang adalah semacam ide atau kehendak seorang pertapa. Mereka tidak berwujud. Walau begitu, bila seorang pertapa mampu menciptakan bayangan pedang melalui kehendak pedang, artinya dia sudah sangat dekat dengan level Biksu Pedang.     

Bayangan pedang yang berasal dari kehendak pedang benar-benar berbeda dengan bayangan yang diciptakan dari Chi Suci. Yang pasti, seorang Biksu Pedang sejati dapat melepaskan kehendak pedangnya untuk menciptakan pedang saint yang solid. Kemampuan mereka pun berada di level yang sangat berbeda.     

"Tujuh Pedang terdiri dari 10 level. Aku masih berada di level lima. Rupanya, menjadi Biksu Pedang benar-benar tidak mudah."     

Kalau para ksatria pedang mendengar perkataan Zhang Ruochen, mungkin mereka akan langsung mengumpat. Apalagi, sebagian besar ksatria pedang hanya mampu memahami Tujuh Pedang ketika mereka sudah berada di level Biksu sejati atau level puncak. Setelah itu, baru mereka bisa menjadi Biksu Pedang. Hanya para ksatria pedang terbaik yang dapat menjadi Biksu Pedang.     

Zhang Ruochen masih berada di Alam Biksu level rendah, tapi pencapaiannya dalam Tao Pedang sudah sangat dekat dengan level Biksu Pedang. Namun, lelaki itu masih belum puas. Jika demikian, bagaimana mungkin orang lain tidak mengumpat kepadanya?     

Selain peningkatan dalam hal Tao Pedang, maka pemahaman Zhang Ruochen terkait Saintly Way juga telah melampaui sebagian besar Biksu di level rendah lain.     

Sederhananya, Zhang Ruochen tidak perlu membuang-buang waktu untuk memahami Saintly Way. Selama ia punya sumber daya yang cukup, maka tingkat kultivasinya akan berkembang, seiring dengan penyerapan sumber daya tersebut.     

Zhang Ruochen mengeluarkan mutiara naga dari balik cincin ruang dan menggenggamnya di tangan.     

"Kalau aku bisa memurnikan mutiara naga, seharusnya aku akan berada di puncak level rendah."     

Zhang Ruochen sudah tidak sabar lagi ingin meningkatkan kultivasinya. Ia harus mengembangkan kekuatannya, agar dapat mengimbangi Death Knight.     

Setiap peningkatan kecil akan membuat persentase kemenangannya semakin bertambah.     

Zhang Ruochen mengepalkan tangan dan meremas mutiara naga. Mutiara yang semula sebesar tengkorak manusia, kini menjadi sebesar telur burung merpati.     

Lelaki itu menelannya. Level ketujuh Kitab Empryan Kaisar Ming muncul di benaknya dan mulai membentuk sirkulasi Chi Suci. Zhang Ruochen mulai memurnikan mutiara naga dengan segenap upayanya.     

Mutiara itu berubah menjadi kabut Chi di dalam tubuhnya.     

Berbagai macam prinsip-prinsip Saintly Way mulai bermunculan. Prinsip-prinsip itu mengalir menuju Lautan Chi, lalu diteruskan ke Saintly Meridian.     

Bayangan Biksu pedang Zhang Ruochen melayang-layang di atas Lautan Chi. Ia tampak seperti kristal sekepalan tangan, dengan sinar yang brilian.     

Prinsip-prinsip Saintly Way dari mutiara naga masuk ke dalam Lautan Chi, hingga mulai mengitari Holy Source. Mereka berputar sembilan kali, sebelum akhirnya masuk ke dalam Holy Source.     

Lama kelamaan, prinsip-prinsipnya pun menjadi semakin tebal.     

Di waktu yang sama, kultivasi Zhang Ruochen meningkat pesat. Setiap 15 menit proses kultivasinya, maka itu setara dengan latihan selama 1 bulan lamanya bagi para Biksu di level rendah lainnya.     

Beberapa saat kemudian, Zhang Ruochen sudah menyerap 80 persen esensi mutiara naga. Kini, kultivasinya sudah mencapai puncak level rendah. Tubuhnya penuh dengan Chi Suci dan nyaris meledak.     

Zhang Ruochen berhenti menyerap esensi mutiara naga. Ia berusaha menekan Chi Suci agresif di dalam tubuhnya.     

Setelah berhasil menstabilkannya, maka ia mulai mendesah lega. "Akhirnya aku berada di puncak level rendah. Aku akan menunggu selama beberapa saat, sembari menyiapkan ruang untuk 20% esensi sisanya."     

Lelaki itu menyimpan 20% esensinya ke dalam Lautan Chi untuk sementara waktu.     

Ia sudah berada di puncak level rendah. Sebelum menembus ke level menengah, rasa-rasanya ia tidak akan terlalu banyak berkembang. Namun, Zhang Ruochen merasa seperti masih banyak ruang bagi perkembangan di tubuhnya. Menurutnya, ia masih belum mencapai batas teratas level rendah.     

Baik prinsip-prinsip Saintly Way dan Chi Suci-nya berasal dari mutiara naga. Semua itu tidak murni. Kalau Zhang Ruochen terus memurnikannya, maka kemampuannya akan kembali berkembang.     

Cackle, cackle.     

Tiba-tiba, terdengar suara aneh dari luar kabin. Bayangan mengerikan itu sedang tertawa. Lambat laun, suara aneh itu terdengar semakin dekat dan jelas.     

"Oh tidak, bayangan itu lagi."     

Wajah Zhang Ruochen diterpa angin dingin. Lelaki itu sudah menyaksikan sendiri kekuatan sang bayangan, hingga membuatnya cepat-cepat mengalirkan Chi Suci. Ia menyuntikkannya ke dalam Ten Saint Blood Armor dan berbaring di lantai bagaikan mayat.     

Cackle, cackle.     

Suara tawa itu terdengar semakin dekat dari luar kabin.     

Zhang Ruochen belum pernah bertemu dengan makhluk semacam ini sebelumnya. Jadi, ia tidak tahu bagaimana cara menanganinya. Oleh karena itu, ia hanya bisa berpura-pura mati dan berusaha mengecohnya.     

Ten Saint Blood Armor adalah harta karun yang berguna. Rupanya itu benar-benar mampu mengecoh bayangan aneh.     

Beberapa saat kemudian, suara tawa itu terdengar bergerak di kejauhan.     

Zhang Ruochen bangkit berdiri dari tanah. Lelaki itu baru saja menghembuskan nafas lega, tapi tiba-tiba terdengar suara mendesing dari luar kabin. Suara itu seperti seseorang yang sedang menggesekkan benda tajam pada pintu besi.     

"Dia belum pergi?"     

Zhang Ruochen mengangkat tangannya. Lelaki itu mengaktifkan kekuatan ruang, dan bersiap menggunakan Ruang Pergerakan untuk melarikan diri.     

Thud.     

Pintu kabinnya hancur. Blackie bergegas masuk ke dalam dan berujar, "Zhang Ruochen, aku menghabiskan waktu selama berhari-hari untuk mencarimu. Akhirnya aku bertemu denganmu. Bagaimana mungkin kau bersembunyi di bagian terendah kapal?"     

"Oh, rupanya kau." Zhang Ruochen membuang kekuatan ruangnya. "Aku sedang bersembunyi dari kejaran bayangan ghost. Seharusnya kau tahu makhluk jenis apa mereka?"     

Blackie menganggukkan kepala bulatnya. "Itu adalah kehendak biksu jahat."     

"Dia hidup atau sudah mati?" tanya Zhang Ruochen.     

"Tidak hidup dan juga mati." Blackie berpikir sejenak, sambil berusaha mencari cara untuk menjelaskannya kepada Zhang Ruochen. Beberapa saat kemudian, ia berkata, "Setiap Setengah-Biksu atau Biksu pasti punya kehendak biksu. Tidak ada seorangpun yang bisa menjelaskannya secara detil. Tapi, kurasa kehendak biksu itu adalah sisa-sisa pikiran Setengah-Biksu atau Biksu.     

"Banyak Setengah-Biksu dan Biksu yang pernah mati di atas kapal. Selama itu, aku sudah melihat banyak skeleton. Jiwa suci mereka sudah menghilang. Tapi entah kenapa, kehendak biksu mereka masih ada dan berubah menjadi Kehendak Biksu Jahat. Yang pasti, mereka menyerang semua orang, baik yang hidup maupun yang mati."     

Zhang Ruochen mengernyitkan dahi. "Kehendak biksu hanyalah pikiran seorang Biksu. Tapi dia bisa melatih pikirannya dan melepaskan kekuatan yang lebih mengerikan daripada seorang Biksu?"     

"Itulah kenapa kubilang kapal ini sangat aneh," kata Blackie. "Lagipula, cara terbaik untuk melawan mereka adalah dengan bersembunyi. Jadi, pergi ke lantai dasar di kapal ini adalah pilihan yang cerdas."     

Sebenarnya, Zhang Ruochen ingin bertanya mengenai cara menangani mereka, tapi Blackie lebih dulu bertanya, "Zhang Ruochen, kenapa ada orang yang duduk di belakangmu? Siapa dia? Penggila alkohol?"     

"Seseorang? Memangnya ada orang lain di tempat ini?" Zhang Ruochen mengira kalau Blackie hanya bicara omong kosong, sehingga ia tidak menganggapnya serius.     

Blackie merentangkan cakar dan menuding bagian belakang Zhang Ruochen. "Apa kau tidak bisa melihatnya? Ada orang yang duduk di situ?"     

Sebelum-sebelumnya, Zhang Ruochen sempat melepaskan Pola Ruang untuk menyegel kabin ini. Namun, ia sedang berkultivasi dengan segenap upayanya dan tidak terlalu memperhatikan kondisi di sekitarnya.     

Jadi, setelah melihat kalau Blackie tidak bercanda, akhirnya ia membalikkan tubuh dan menatap sudut ruangan. Seketika itu juga, sekujur tubuhnya langsung merinding. Ternyata, benar-benar ada orang lain yang duduk di sudut ruangan tersebut.     

Lebih tepatnya, orang itu sudah tak bernyawa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.