Kaisar Dewa

Putra Dewa?



Putra Dewa?

2Huang Yanchen sama sekali tidak tahu mengenai identitas Chi Zhongshan.     
3

Akan tetapi, ia benar-benar ingin mendapatkan tiket Kapal Dunia Primitif tersebut. Oleh karena itu, ia pun bertanya, "Jendral Chi, berapa harga tiketnya?"     

"Harga?"     

Chi Zhongshan menggelengkan kepalanya dengan tegas, dan langsung memberikan dua kartu kristal kepada Huang Yanchen. "Dua tiket ini gratis. Aku rela memberinya kepada dua orang wanita cantik sebagai hadiah. Apalagi, aku juga ingin pergi ke Dunia Primitif Blue Dragon. Jadi, apa boleh aku mengundang kalian berdua untuk ikut bersamaku?"     

Huang Yanchen pun langsung menolak tiket pemberian Chi Zhongshan, sambil menatap Zhang Ruochen dengan penuh cinta dan kelembutan, seakan ingin meminta pendapat lelaki tersebut.     

Chi Zhongshan hanya memberikan dua tiket. Yang jelas, pria itu ingin menggoda kedua wanita cantik itu setelah mereka berada di dalam kapal.     

Akan tetapi, itu lebih dari sekedar dua tiket kapal biasa. Sebab, di dalam Dunia Primitif Blue Dragon, di sana tersimpan banyak harta karun.     

Selain itu, Chi Zhongshan adalah seorang jendral Pasukan Canglong dan tingkat kultivasinya juga telah berada di Alam Setengah-Biksu di level kesembilan. Oleh karena itu, bila mereka pergi bersamanya, maka mereka akan mendapatkan perlindungan dari sosok yang tangguh.     

Persyaratan semacam itu pasti akan menarik perhatian wanita manapun.     

Chi Zhongshan sangat percaya diri. Apalagi, Zhang Ruochen bukanlah siapa-siapa di matanya, dan sama sekali tidak layak untuk berkompetisi dengannya.     

Sebab, bila pria itu benar-benar sosok tangguh di Kota Sacred, lalu bagaimana mungkin Chi Zhongshan tidak mengenalnya?     

Para pertapa di sekitar sana mulai mengamati Zhang Ruochen dengan tampang kasihan.     

Lelaki itu tidak bersalah, namun ia memiliki sesuatu yang diminati oleh banyak orang.     

Lagipula, bila lelaki itu tidak punya latar belakang yang kuat, seharusnya dia tidak pergi dengan dua wanita cantik. Sebab, itu hanya akan mempermalukan dirinya sendiri.     

Tentu saja, beberapa pertapa lain masih menganggap bahwa Chi Zhongshan sudah bertindak berlebihan. Pria itu sedang berusaha menakut-nakuti sang pemuda dengan menggunakan identitas dan tingkat kultivasinya. Selain itu, ia juga ingin menggoda kedua wanitanya dengan iming-iming tiket kapal. Dasar monster!     

Zhang Ruochen menatap Huang Yanchen, sambil mengernyitkan dahinya.     

Lelaki itu sama sekali tidak menyangka bahwa Huang Yanchen akan menatapnya dengan cara yang semacam itu. Dengan tatapan cinta semacam itu, bukankah ia malah mengundang masalah?     

Dari cara wanita itu memandangnya, dan bila Zhang Ruochen harus menghadapi semua ini dengan kekerasan, maka ia akan ditertawakan oleh para pertapa lain.     

Tentu saja, Zhang Ruochen sama sekali tidak takut bila harus menyelesaikan semua itu dengan menggunakan kekerasan. Apalagi, sepuluh orang jendral Pasukan Canglong memang sudah masuk ke dalam daftar orang-orang yang sedang dicarinya. Bahkan, lelaki itu akan merasa gelisah bila ia sampai gagal menemukan mereka. Dan sekarang, salah satu di antara mereka malah muncul di hadapannya.     

Jadi, kenapa Zhang Ruochen harus memperlakukannya dengan sopan?     

Zhang Ruochen pun berpindah ke depan Huang Yanchen dan langsung berhadapan dengan Chi Zhongshan. Setelah itu, ia berkata, "Bila Jendral Chi memang punya tiket lebih, apa aku juga bisa mendapatkannya?"     

Kedua mata Chi Zhongshan langsung memancarkan aura dingin. Lelaki itu terlampau berani jika sampai bicara dan menghalang-halanginya seperti itu.     

"Maaf, tapi aku cuma punya tiga tiket. Satu tiket terakhir untukku sendiri," kata Chi Zhongshan.     

Zhang Ruochen merentangkan tangannya dan memintanya secara langsung.     

Melihat itu, maka wajah Chi Zhongshan langsung berubah menjadi murung. "Apa kau tidak mendengar kata-kataku?"     

"Apa kau tidak mendengar kata-kataku? Berikan tiga tiketmu, dan aku akan memaafkan tingkahmu yang tidak sopan itu."     

Zhang Ruochen benar-benar serius kali ini. Bahkan, kedua matanya juga terlihat dingin.     

Tepat setelah itu, puluhan prajurit Pasukan Canglong – yang mengenakan armor – segera berkumpul di sana dan mengitari mereka bertiga. Akan tetapi, Zhang Ruochen masih memasang ekspresi datar dan sama sekali tidak takut.     

Beberapa pertapa di sekitar sana pun mulai berbisik-bisik.     

"Bocah itu benar-benar punya nyali. Dia berani berdebat dengan Chi Zhongshan di markas Pasukan Canglong."     

"Hanya ada dua penjelasan untuk hal tersebut; pertama, dia punya latar belakang yang kuat. Kedua, otaknya memang bebal. Menurutku, dia adalah jenis yang kedua. Haha!"     

Chi Zhongshan menatap Zhang Ruohen dengan ekspresi jijik. "Pria ini adalah sisa-sisa anggota dinasti lama. Tangkap dia dan masukkan ke dalam penjara."     

Puluhan prajurit Pasukan Canglong itu pun mulai mengeluarkan tombak masing-masing untuk menyerang Zhang Ruochen.     

"Berani-beraninya kalian!"     

Zhang Ruochen mendengus jijik. Di waktu yang bersamaan, Chi Darah yang kental mulai menyeruak dan langsung menghempaskan puluhan prajurit tersebut. Mereka semua tersungkur ke tanah, dan baru saja terpental dengan cukup keras.     

Setiap prajurit itu mengalami pendarahan. Yang jelas, mereka baru saja terluka parah, hingga tak sanggup lagi bangkit berdiri.     

"Ternyata kau punya kemampuan."     

Chi Zhongshan menghentakkan kakinya keras-keras, dan langsung membuat tanah di bawahnya ambles. "Biar aku yang menanganimu. Lihat perbuatanmu! Berani-beraninya kau menantang Pasukan Canglong."     

Segaris Chi Suci langsung terlepas, dengan riak-riak energi yang melesat ke arah Zhang Ruochen.     

Zhang Ruochen masih terlihat cukup tenang. Lelaki itu mengangkat tangannya dan segera menyuntikkan Chi Suci ke dalam Seven Kill Boxing Glove. Cahaya darah yang menyilaukan pun langsung melingkupi tangannya.     

Semua pertapa yang berada di sekitar sana dapat menilai dengan baik, bahwa Chi Zhongshan adalah orang yang pertama memulai pertikaian, bahkan ia sempat menuduh lelaki itu sebagai sisa-sisa anggota dinasti lama.     

Lalu, sebagai seorang Putra Dewa dari Sekte Dewa Darah, bagaimana mungkin lelaki itu akan membiarkannya begitu saja?     

Meski Zhang Ruochen benar-benar membunuh Chi Zhongshan, namun Pasukan Canglong sama sekali tidak akan berani untuk menghukumnya. Apalagi, Putra Dewa dari Sekte Dewa Darah bukanlah orang biasa.     

Pertempuran itu nyaris terjadi. Namun, tiba-tiba di sana terdengar suara tua.     

"Hentikan."     

Seorang pria tua berjubah darah – berada di kisaran usia 60 tahun – tiba-tiba muncul dari balik punggung Zhang Ruochen. Pria itu berubah menjadi bayangan darah dan langsung menerjang Chi Zhongshan.     

Meski memiliki tingkat kultivasi yang tinggi, namun Chi Zhongshan masih terpental sejauh puluhan meter. Kedua tangannya pun langsung mati rasa.     

Namun, sang pria tua berjubah darah tidak bergerak sama sekali. Kedua matanya masih terlihat tajam. Akan tetapi, saat itu ia masih belum memperlakukan Chi Zhongshan dengan cukup serius.     

Chi Zhongshan pun merasa terkejut di dalam hatinya. Sebab, berdasarkan pada tingkat kultivasinya di awal level kesembilan, seharusnya ia tidak dihempaskan oleh lawannya dengan begitu mudah! Kalau begitu, seberapa tinggi tingkat kultivasi lawannya kali ini?     

Pria tua berjubah darah itu mendengus jijik. "Chi Zhongshan, apa kau pikir dirimu bisa berbuat seenaknya dengan menjadi salah seorang jendral Pasukan Canglong? Berani-beraninya kau mengusik sang Putra Dewa dari Sekte Dewa Darah?"     

Sang Putra Dewa dari Sekte Dewa Darah?     

Semua pertapa langsung membuka matanya lebar-lebar dan mulai menatap Zhang Ruochen dengan tampang terkejut.     

Mereka pun akhirnya menyadari bahwa Zhang Ruochen ternyata memiliki latar belakang yang kuat, sampai berani menentang Chi Zhongshan.     

Suatu ketika, pernah tersiar kabar mengenai sang Putra Dewa dari Sekte Dewa Darah yang pernah berkonflik dengan Kong Hongbi, sang master muda dari Sacred Central Crypt, hanya demi memperebutkan seorang wanita cantik. Berbekal itu, lalu kenapa lelaki itu harus takut bila hanya berhadapan dengan Chi Zhongshan?     

"Putra Dewa dari Sekte Dewa Darah benar-benar seorang playboy. Kemanapun dia pergi, maka selalu ada wanita cantik di sekitarnya."     

Para pertapa itu kembali berbisik-bisik.     

Pria tua berjubah darah itu membungkuk ke arah Zhang Ruochen. "Salam, Yang Mulia, Putra Dewa."     

Meski pria tua berjubah darah itu muncul di waktu yang tepat dan telah membantu Zhang Ruochen, namun Zhang Ruochen masih merasa dirugikan. Sebab, ia gagal membunuh Chi Zhongshan.     

Tidak lama kemudian, terdengar beberapa langkah kaki dari belakang.     

Sekelompok pertapa bergegas menuju ke markas Pasukan Canglong.     

Kerumunan itu dipimpin oleh sang Saintess dari Sekte Dewa Darah – Shangguan Xianyan – dan Cai Jinglun dari Keluarga Cai. Ada ratusan orang di antara mereka, baik berusia muda maupun tua. Mereka semua telah berada di Alam Setengah-Biksu.     

Kemunculan ratusan orang Setengah-Biksu di waktu yang sama benar-benar membuat mereka merasa terkejut, meski di sana terdapat ribuan pertapa elit yang sedang berkumpul.     

Sebagian besar Setengah-Biksu itu berasal dari Keluarga Cai.     

Beberapa di antara mereka adalah anggota keluarga Cai, sementara yang lain adalah para figur tangguh yang menjalin kerjasama dengan keluarga mereka.     

Yang jelas, jumlah pertapa yang berada di sini hanyalah separuh dari jumlah pertapa di dalam Keluarga Cai. Sisanya tidak akan pergi di Dunia Primitif Blue Dragon, dan hanya berjaga di Daratan Kunlun.     

Melihat itu, maka Zhang Ruochen pun juga merasa terkejut. Kemudian, ia berkata kepada dirinya sendiri, "Apa semengerikan itu sebuah keluarga dari Abad Pertengahan?"     

Terdapat sembilan cincin cahaya saintly pada tubuh Shangguan Xianyan, hingga membuatnya terlihat suci. Namun, wanita itu sangat kejam. Meski begitu, suara tawanya masih terdengar sangat memikat. Wanita itu tertawa, "Seluruh Sekte Dewa Darah sedang mencari sang Putra Dewa. Lihatlah dirimu, kau kembali muncul di Kota Sacred sebagai bahan lelucon. Kali ini, wanita mana lagi yang sedang kau perebutkan?"     

Suaranya terdengar sangat lembut, hingga sanggup melunakkan tulang-tulang para pertapa pria. Lalu, dengan kulitnya yang putih mulus, dada dan pantatnya yang montok, serta penampilannya yang menarik, maka semua kombinasi itu telah mampu menstimulasi para pria.     

Shangguan Xianyan berjalan lurus ke arah Zhang Ruochen, sambil mengamati Huang Yanchen lekat-lekat. "Wanita ini cukup seksi. Tapi bagaimana dengan wajahnya?"     

Tiba-tiba, Shangguan Xianyan merentangkan tangan – yang berubah menjadi puluhan bayangan dan digunakan untuk menyerang Huang Yanchen – karena wanita itu hendak membuka topeng Huang Yanchen.     

Zoom.     

Setelah menggeliatkan tubuhnya, maka Huang Yanchen pun langsung berpindah tempat seperti sebuah bayangan. Wanita itu dapat menghindari serangan Shangguan Xianyan dengan begitu mudah.     

Perlu dicatat, Huang Yanchen pernah berlatih selama 15 tahun di dalam Tianlun Mark dan mendapatkan banyak sumber daya langka. Sehingga, wanita itu sudah berada di Alam Setengah-Biksu di level kedelapan.     

Meski tingkat kultivasinya tidak dapat disejajarkan dengan mereka yang berada di Ranking Setengah-Biksu dan Di Luar Ranking Setengah-Biksu, namun ia masih salah satu di antara sembilan Ahli Waris.     

Jadi, bagaimana mungkin Shangguan Xianyan sanggup menyentuh ujung pakaiannya?     

Shangguan Xianyan pun langsung menyipitkan matanya dan merasa terkejut. Setelah itu, ia menatap Zhang Ruochen dan tertawa. "Gadis kecilmu ini ternyata punya tingkat kultivasi yang tinggi. Darimana dia berasal?"     

Kali ini, Zhang Ruochen pun merasa sedikit pusing. Lelaki itu tidak menyangka bahwa para pertapa dari Sekte Dewa Darah dan Shangguan Xianyan akan hadir di sana. Tapi, sebagaimana itu telah terjadi, maka jalan ceritanya pun juga akan berbeda.     

Zhang Ruochen pun bertanya, "Kenapa kau masih repot-repot bertanya? Sebaiknya kita segera pergi ke Gunung Chaotic Millionverse dan menyelesaikan misi. Tapi sebelum itu, aku harus melakukan sesuatu terlebih dahulu."     

Para jendral Pasukan Canglong yang lain telah tiba di sana. Yang jelas, mustahil bagi Zhang Ruochen untuk membunuh Chi Zhongshan.     

Akan tetapi, sebagai sang Putra Dewa dari Sekte Dewa Darah, maka ia harus membuat perhitungan dengan Chi Zhongshan. Jika tidak, maka harga diri sekte akan jatuh. Jadi, meski bukan Zhang Ruochen yang menyelesaikan itu, namun para pertapa mereka pasti juga akan bertindak.     

Zhang Ruochen menatap Chi Zhongshan dan berkata, "Berlutut. Minta maaf kepadaku. Setelah itu, aku akan memaafkanmu."     

"Apa katamu?"     

Chi Zhongshan pun berubah menjadi geram. Kedua tangannya mulai mengepal.     

Sebagai seorang jendral Pasukan Canglong, sang Raja di Wilayah Pusat, meski statusnya sedikit berada di bawah Putra Dewa dari Sekte Dewa Darah, namun ia benar-benar tidak tahan bila sampai dipermalukan seperti ini.     

"Jangan mempersulit dirimu sendiri. Aku sudah memberimu kesempatan. Tapi kau malah menolaknya," kata Zhang Ruochen dingin, layaknya harimau yang hendak menerkam mangsanya.     

Semenjak ia adalah sang Putra Dewa dari Sekte Dewa Darah, maka ia harus bersikap sama seperti Gu Linfeng yang sebelumnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.