Kaisar Dewa

Biksu Immortal Vampir



Biksu Immortal Vampir

0"Maha Unlimited." Sikong Two sedang memamerkan cakarnya. Di waktu yang bersamaan, gumpalan-gumpalan Chi Buddhist langsung menyelimut jari-jarinya. Alhasil, setiap jarinya terlihat menakutkan dan ganas seperti cakar naga.      2

Pada saat itu, Sikong Two segera melangkah ke depan. Tubuhnya langsung melengkung seperti busur panah. Layaknya senar busur yang sedang ditarik ke belakang, maka seketika itu pula meridian-meridian di dalam tubuhnya langsung bergemuruh. Setelahnya, ruang yang berada pada jarak puluhan mil jauhnya langsung gemetar hebat.     

Whoosh.     

Layaknya lesatan anak panah, Sikong Two segera melintasi lingkaran Kerambit Blue Dragon dan tiba di hadapan Jendral Darah Kongyi dalam sekejap. Setelah itu, kedua cakarnya mengeluarkan auman naga, hingga langsung menerjang kepala dan dada Jendral Kongyi.     

Gelombang angin yang terbentuk dari Maha Dragon Claw langsung menabrak wajah Jendral Darah Kongyi. Saat itu, ekspresi wajahnya berubah, sebagaimana ia segera menggunakan teknik bela diri yang telah mencapai Alam Kesempurnaan – Double Wings Reversed – untuk cepat-cepat bergerak mundur.     

Poof.     

Akan tetapi, cakar Sikong Two telah lebih dulu merobek Jiwa Bela Diri-nya, hingga meninggalkan dua bekas cakar di wajah dan dadanya. Kedua luka itu terlalu dalam, hingga sampai menembus tulang.     

"Ternyata kau setangguh ini?"     

Jendral Darah Kongyi segera menyentuh darah di wajahnya, dengan kedua matanya yang penuh rasa keterkejutan. Kemudian, ia cepat-cepat melangkah mundur. Akan tetapi, Sikong Two telah bergerak jauh lebih cepat, hingga kembali muncul di hadapannya.     

Roar!     

Sebagaimana naga itu kembali mengaum, maka Jendral Darah Kongyi segera mendongak. Lima buah cakar naga tiba-tiba muncul di atas kepalanya. Kelima cakar itu membentuk barisan yang rapi, dan segera menukik ke bawah dengan kecepatan tinggi.     

Sebenarnya, itu semua bukan naga. Itu adalah jari-jari Sikong Two, namun ia sedang menggunakan Maha Dragon Claw, hingga Jendral Darah Kongyi akhirnya dipaksa untuk menyaksikan pemandangan mengerikan semacam ini.     

Lalu, dengan suara "boom", Maha Dragon Claw baru saja menghujam tubuh sang Jendral dari arah atas. Di permukaan tanah, di sana terdapat bekas cakar, yang memanjang sampai ratusan kaki jauhnya.     

Cough…cough…     

Separuh tulang di dalam tubuh Jendral Darah Kongyi telah remuk. Sang Jendral tergeletak di tengah lubang cakar tersebut sambil terbatuk-batuk. Darah terus menyembur keluar dari mulutnya.     

"Benar-benar biksu yang agresif."     

Melihat itu, Kelinci Rakus langsung membelalakkan matanya. Kelinci itu mengamati Sikong Two dengan mulut yang terbuka lebar, hingga sampai memperlihatkan gigi kelinci berwarna putih. Jauh di dalam hati, Zhang Ruochen juga merasa terkejut. Semua ini benar-benar menakjubkan baginya.     

Zhang Ruochen sendiri pernah mendengar tentang Maha Dragon Claw. Teknik itu memiliki tingkat kesulitan yang sama seperti Pukulan Naga dan Gajah Prajna.     

Akan tetapi, Maha Dragon Claw yang diperagakan oleh Sikong Two jelas berada di level tinggi. Yang jelas, Sikong Two dapat menggunakan keterampilan ini untuk bertarung melawan musuh di tingkatan alam yang berbeda, sekaligus membunuh lawan-lawannya.     

Bagaimana mungkin biksu dari kuil terpencil ini mampu memahami esensi teknik bela diri kelas tinggi milik Sekte Seribu Buddha? Ketika Zhang Ruochen sedang memikirkan hal tersebut, saat itu Kelinci Rakus sudah tidak bisa lagi menahan diri. Jadi, si kelinci segera berlari kencang dan langsung masuk ke dalam lubang cakar tersebut.     

Poof!     

Dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi daripada sambaran petir, maka Kelinci Rakus segera mengambil Cahaya Setengah-Biksu Jendral Darah Kongyi dari dalam Lautan Chi-nya.     

Pada saat itu, Jendral Darah Kongyi sedang terluka parah. Bahkan, ia sudah tidak punya tenaga untuk melawan. Jadi, ia cuma mengamati si kelinci gemuk yang sedang menelan Cahaya Setengah-Biksu-nya.     

"Aku... tidak akan pernah... menyerah..."     

Tidak peduli seberapa kesalnya sang Jendral, namun ia hanya bisa sedikit menggerakkan tangannya. Sebab, ia sudah tidak sanggup berdiri dan berbuat apa-apa. Maka dari itu, perlahan-lahan, pandangan matanya berubah menjadi gelap. Pada akhirnya, ia tak lagi bergerak dan meregang nyawa.     

Tanpa Cahaya Setengah-Biksu, maka tidak peduli seberapa tinggi tingkat kultivasi atau seberapa besar vitalitasnya, namun ia pasti akan mati. Jadi, perlahan-lahan tubuhnya akan berubah menjadi dingin, sebelum akhirnya menjadi mayat.     

Pow!     

Zhang Ruochen langsung menampar kepala Kelinci Rakus. "Dasar rakus. Itu adalah Cahaya Setengah-Biksu di level kedelapan. Apa kau mampu bertahan dari kekuatannya?"     

Sesaat setelah ia menyelesaikan kalimatnya, maka cahaya merah mulai meledak dari tubuh Kelinci Rakus. Kemudian, Chi Suci dalam jumlah besar tumpah dari tubuhnya, hingga mengenai Zhang Ruochen.     

Dalam satu hari, Kelinci Rakus telah menelan dua Cahaya Setengah-Biksu. Salah satunya bahkan berasal dari Setengah-Biksu di level kedelapan. Yang jelas, Cahaya Setengah-Biksu itu 10 kali lipat lebih kuat daripada Cahaya Setengah-Biksu di dalam tubuhnya sendiri.     

Jadi, tidak ada yang dapat memastikan apakah si kelinci mampu menyerap semua kekuatannya atau tidak. Kalau ia tidak mampu melakukannya, maka tubuhnya pasti akan meledak. Namun, kalau kelinci itu mampu menyerap Cahaya Setengah-Biksu di level kedelapan, maka tingkat kultivasinya pasti akan melambung tinggi.     

Ternyata, kekhawatiran Zhang Ruochen terbukti tidak benar.     

Setelah suara "boom", maka Kelinci Rakus langsung tumbang ke tanah. Tubuh raksasanya mengecil hingga hanya berukuran setengah kaki. Setelah itu, kelinci tersebut menggeliat-liat dan masuk ke dalam mode hibernasi.     

Ketika Kelinci Rakus tumbang, saat itu Zhang Ruochen juga terjatuh. Lalu, ketika ia bangkit berdiri, maka ia melihat si kelinci sudah tertidur seperti potongan kayu. Pada saat itu, ia tidak tahu apakah dirinya harus menangis atau tertawa.     

Sikong Two menatap mayat Jendral Darah Kongyi. Kemudian, ia mengatupkan tangannya ke arah depan dan berkata, "Amitabha."     

Di kejauhan, terdapat kemarahan yang menyelimuti wajah Pangeran Kedua.     

Bagaimana tidak, Jendral Darah Kongyi adalah sosok Setengah-Biksu di level tinggi. Selain itu, ia juga seorang jendral penting di ras Immortal Vampir. Lalu, bagaimana mungkin jendral semacam itu dapat dibunuh oleh seorang biksu gelap dan kelinci putih? Apa masih ada sesuatu yang lebih menggelikan daripada ini?     

Tentu saja, Pangeran Kedua tidak takut terhadap situasi tersebut. Jadi, ia hanya mendongakkan kepalanya.     

Terdapat ribuan Immortal Vampir yang sedang beterbangan di dalam awan darah tersebut. Mereka adalah para tentara Vampir.     

Di balik awan, di sana terdapat bendera pertempuran berwarna ungu gelap. Pada bendera tersebut, di sana tertulis kata "kemenangan".     

Bendera selebar 70 kaki mulai berkibar-kibar di ketinggian. Setelah itu, bendera tersebut segera menerbangkan angin dingin. Terdapat puluhan Chi membunuh di balik angin dingin tersebut, dan mengincar Zhang Ruochen, Sikong Two, serta Kelinci Rakus – yang sedang terbaring di tanah.     

Melihat itu, Pangeran Kedua menjadi tidak habis pikir kenapa tidak ada satupun yang membantu Jendral Darah Kongyi ketika semua tentara Immortal Vampir sedang berada di atas sana. Sebab, di sana pasti terdapat beberapa vampir yang tangguh.     

Ketika ia hendak mengutuk para Jendral Darah tersebut, saat itu sosok kurus tiba-tiba muncul di kolong langit. Tampaknya, pria itu berada di luar jangkauan manusia. Maka dari itu, ia terlihat sangat kecil. Kalau seseorang mendongak ke langit, maka ia hanya akan melihat sebuah titik hitam.     

Para pertapa dengan penglihatan buruk tidak akan tahu kalau titik hitam itu adalah seseorang.     

Setelah menyaksikan titik hitam di langit, maka seketika itu pula Pangeran Kedua langsung tersenyum percaya diri. Kemudian, ia menoleh ke arah Zhang Ruochen dengan ekspresi jijik di matanya. Hari ini, kau pasti akan mati Zhang Ruochen.     

Zhang Ruochen juga mendongak ke atas. Kemudian, ia langsung memahami identitas di balik titik hitam tersebut. Seketika itu juga, ekspresi wajahnya langsung berubah menjadi murung, dan ia menggumamkan tiga kata. "Biksu Heaven Blood."     

Zhang Ruochen pernah berhadapan dengan Biksu Heaven Blood dan Biksu Earth Blood di Wilayah Timur. Mereka berdua adalah para Biksu yang saling melengkapi satu sama lain. Jadi, kalau mereka berdua bekerja sama, maka kekuatan bertempur mereka akan menjadi berkali lipat lebih besar daripada saat bertarung sendirian.     

Pada saat itu, kalau Kakak Saudaranya – Biksu Qing Xiao – tidak muncul untuk mengalahkan mereka, maka Zhang Ruochen tidak mungkin hidup sampai sekarang.     

Karena Biksu Heaven Blood telah berada di sini, maka itu berarti bahwa Biksu Earth Blood juga berada di sekitar sini.     

Zhang Ruochen segera mengamati tanah di bawah kakinya. Tanpa ia sadari, tanah di bawahnya – dalam radius ratusan mil dengan Kuil Sikong Zen sebagai pusatnya – telah berubah menjadi semerah darah.     

Terdapat otot-otot darah yang saling terhubung di tanah merah itu dan berdenyut pelan. Rasa-rasanya, tanah di bawahnya telah menumbuhkan otot-ototnya sendiri dan hendak berubah menjadi binatang buas yang mengerikan.     

Ini adalah ulah Biksu Earth Blood.     

Para Immortal Vampir sampai mengirimkan dua orang Biksu untuk merebut Pedang Taotian. Yang jelas, mereka benar-benar tidak ingin membiarkan Zhang Ruochen lolos kali ini.     

Seketika itu juga, ekspresi wajah Zhang Ruochen langsung berubah menjadi serius. Lalu, ia mengeluarkan Grafik Kayu Yin Yang dan menggenggamnya erat-erat. Lelaki itu telah bersiap untuk memanggil Ghost King Bloodmoon dalam waktu dekat.     

Ketika berhadapan dengan Pangeran Kedua, maka Zhang Ruochen masih bisa mempertaruhkan segalanya dan membuat pengecualian. Namun, ketika berhadapan dengan dua orang Biksu tangguh, maka ia sama sekali tidak punya kesempatan. Maka dari itu, ia hanya bisa menanggulangi krisis ini dengan bantuan Ghost King Bloodmoon.     

Namun, Zhang Ruochen tidak segera mengeluarkan sang Ghost. Sebab, ia bisa melihat bahwa kedua Biksu tersebut sedang merasa ketakutan terhadap sesuatu. Maka dari itu, mereka tidak membantu Jendral Darah Kongyi ketika ia berada di situasi pelik.     

Apa yang mereka takutkan? Apa itu ada hubungannya dengan Kuil Sikong Zen?     

Whoosh.     

Lebih dari 1.000 otot di tanah mulai terkonversi dan bertransformasi menjadi manusia. Sekarang ini, Biksu Earth Blood tampak seperti sedang diselimuti banyak tentakel darah. Sang Biksu sedang berdiri di atas tumpukan otot-otot tersebut.     

Sambil menatap Kuil Sikong Zen, maka ia berkata dengan suara tua dan seraknya, "Aku mendapat perintah dari Kaisar Darah Qingtian untuk menangkap Zhang Ruochen dan membawanya pergi ke Pemakaman Pedang Pluto. Kuharap Kuil Sikong Zen tidak ikut campur dalam urusan ini."     

Biksu Earth Blood adalah vampir yang telah mencapai Alam Biksu. Bahkan, tanpa mengandalkan tingkat kultivasinya, namun nama "Kaisar Darah Qingtian" seharusnya mampu menebarkan teror kepada 99% orang di dunia ini. Setelah mendengar nama itu, mestinya mereka tidak akan berani lagi melindungi Zhang Ruochen.     

Biksu Earth Blood juga meyakini hal tersebut. Karena ia sudah menyebutkan nama Kaisar Darah Qingtian, lalu siapa yang masih berani menentang para Immortal Vampir dan menyelamatkan Zhang Ruochen?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.