Kaisar Dewa

Uji Potensi



Uji Potensi

1Setelah upacara pengorbanan selesai, maka sang King dari Istana Heaven Heavenly mulai membacakan aturan kompetisinya.      0

Sebenarnya, aturan itu selalu sama setiap waktunya. Jadi, 15 kandidat yang hadir di sana sudah hafal terhadap aturannya.     

Pertempuran memperebutkan posisi Putra Dewa rata-rata dinilai dari dua aspek: kemampuan bertarung dan potensi yang dimiliki.     

Kemampuan bertarung seorang pertapa meliputi fisik dan talentanya. Mereka yang berada di tingkatan alam yang sama – yang memiliki kemampuan bertarung lebih tinggi – pasti mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk menjadi Putra Dewa. Sama halnya dengan itu, maka bicara tentang potensi adalah bicara tentang pencapaian yang sanggup diraih oleh para pertapa di kemudian hari.     

Terdapat sembilan lantai di Altar Dewa Darah. Semakin tinggi kandidat itu mendakinya, maka semakin besar pula potensi yang dimilikinya.     

Seorang kandidat yang telah berada di Alam Surga berhasil mencapai dasar altar. Lalu, sembari menginjak tulang-tulang, maka ia segera bergerak menuju ke lantai pertama. Pemuda ini adalah Huo Xin. Dia adalah salah seorang kandidat termuda di antara 15 kandidat lain, sekaligus merepresentasikan generasi muda kekinian.     

"Huo Xin telah berhasil mencapai lantai pertama," kata Sun Dadi. "Bahkan, meski dia tidak berhasil mencapai lantai kedua, namun dia telah membuktikan potensinya."     

Di waktu yang bersamaan, empat Putra Dewa segera bergegas ke altar. Di antara mereka, ketiganya telah mencapai lantai pertama. Hanya satu kandidat yang gagal dalam ujian tersebut.     

Semua kandidat diseleksi dari ribuan orang, namun, beberapa masih belum sanggup mencapai lantai pertama di Altar Dewa Darah tersebut. Itu membuktikan bahwa mencapai lantai pertama bukan hal yang mudah.     

Zhang Ruochen masih belum puas. "Apa kau sudah memiliki kesempatan untuk menjadi Putra Dewa jika hanya berhasil mencapai lantai pertama?"     

Sun Dadi mengangguk. "Mendaki ke altar hanya salah satu cara untuk menguji potensi kita. Akan tetapi, ada banyak faktor yang mempengaruhi potensi kita. Selain itu, masih ada banyak variabel lain, maka uji potensi diri hanya semacam penilaian tambahan."     

"Jadi, kemampuan bertarung masih akan menjadi nilai yang menentukan?" tanya Zhang Ruochen.     

"Benar."     

Zhang Ruochen kembali bertanya, "Lalu, bagaimana cara mereka menguji kemampuan bertarung para kandidat?"     

Ada banyak kandidat dengan tingkat kultivasi yang berbeda-beda. Beberapa di antara mereka bahkan masih berada di Alam Surga. Sementara itu, orang-orang lain telah berada di Alam Setengah-Biksu. Jadi, mereka tidak bisa menggunakan duel sebagai cara untuk menguji kemampuan masing-masing kandidat.     

"Kekuatan Altar Dewa Darah sangat misterius," kata Sun Dadi. "Jadi, tempat itu dapat mengeluarkan para Dewa di masa lampau. Jika seorang kandidat mampu mengalahkan para Dewa Sekte Dewa Darah di masa lampau, maka mereka bisa lolos di ujian kedua."     

Zhang Ruochen mengangguk mengerti.     

Sun Dadi melipat tangannya di depan dada dan tersenyum. "Apa kita akan mencobanya sekarang?"     

"Kita tunggu sebentar lagi," kata Zhang Ruochen.     

Saat menyaksikan betapa tidak tergesa-gesanya Zhang Ruochen, saat itu Sun Dadi juga mulai bersabar, sembari mengamati situasi di sekitarnya.     

Pada saat itu, ada empat kandidat di lantai pertama Altar Dewa Darah. Salah satu di antara mereka adalah Bai Yu.     

Mereka berempat tidak segera menjalani ujian yang kedua. Sebaliknya, mereka masih berusaha untuk mendaki lebih tinggi lagi. Sebab, jika mereka berhasil, maka potensi mereka akan semakin menarik di mata para juri. Selain Huo Xin, maka ketiga kandidatnya telah gagal.     

Bai Yu kembali mundur ke lantai pertama altar, sambil merasa kesal. "Bagaimana mungkin pemuda berusia 15 tahunan punya potensi yang besar seperti itu?"     

Penampilan Huo Xin memang sangat mengejutkan. Sebab, setelah berhasil mencapai lantai kedua, maka ia kembali mendaki ke lantai ketiga.     

Di bawah altar, kedua mata Wei Longxing mulai membara. Lalu, sembari melirik Hai Lingyin, maka ia berkata, "Kalau kita tidak cepat-cepat mendaki ke sana, maka pertunjukkan ini akan dimenangkan oleh bocah itu."     

Setelah itu, Wei Longxing berteriak dan langsung menggunakan teknik bergerak. Pria itu segera melesat menuju ke lantai pertama seperti seekor naga beringas.     

Hai Lingyin juga mulai mendaki altar. Pria itu bergerak beriringan dengan Wei Longxing. Yang jelas, kecepatan mereka berdua sangat mengejutkan. Mereka segera berada di lantai kedua, lalu mengimbangi Huo Xin, dan mendahuluinya.     

"Cepat sekali." Ketika menyaksikan Hai Lingyin dan Wei Longxing sedang bergegas menuju ke puncak, saat itu Huo Xin merasa terkejut. Di waktu yang bersamaan, ia juga merasa tertekan.     

Secara natural, penampilan Hai Lingyin dan Wei Longxing benar-benar membuat murid-murid di bawah merasa bersemangat.     

"Ada 15 orang kandidat. Tapi sebenarnya, hanya Hai Lingyin dan Wei Longxing yang benar-benar kandidat sungguhan."     

"Jadi, Putra Dewa selanjutnya pasti akan jatuh ke tangan Hai Lingyin atau Wei Longxin. Mari kita lihat siapa yang akan menang."     

"Kudengar Wei Lonxing pernah ikut berpartisipasi dalam perebutan Putra Dewa sebelumnya. Saat itu, dia hanya satu langkah lagi menuju ke lantai kelima altar. Itulah yang membuatnya kalah dengan Mei Lanzhu."     

"Mei Lanzhu telah meminum Supreme Saint Heavenly Tea dan membuat potensinya berkembang drastis. Maka dari itu, dia berhasil mencapai lantai kelima di Altar Dewa Darah. Jika tidak, maka dia tidak akan bisa menjadi Putra Dewa."     

"Mari kita lihat apakah Wei Longxing mampu melampaui dirinya sendiri atau tidak. Kalau dia berhasil, maka posisi Putra Dewa pasti akan menjadi miliknya."     

…     

Sebagaimana kerumunan itu sedang berdiskusi dengan semakin intens, maka Wei Longxing dan Hai Lingyin telah berada di lantai keempat Altar Dewa Darah. Namun, saat ini pergerakan mereka mulai melambat, hingga mereka mulai menapak langkah demi langkah.     

Setiap langkahnya terasa sangat sulit.     

Para penonton juga dapat merasakan betapa krisisnya situasi tersebut. Sebab, siapapun yang dapat mencapai lantai kelima pasti akan menjadi Putra Dewa. Mereka berdua memiliki kemampuan bertarung yang tinggi. Maka dari itu, ujian kedua tidak akan terlalu sulit bagi mereka. Sebab, mereka hanya perlu bertarung seperti biasanya dan mereka pasti akan lolos.     

Oleh karena itu, ujian pertama ini benar-benar sangat penting bagi mereka berdua. Sebab, siapapun yang bisa mengungguli lawannya pasti punya kesempatan lebih besar untuk menjadi Putra Dewa.     

Perlahan-lahan, mereka berdua semakin mendekati lantai kelima. Mereka hanya terpaut beberapa langkah lagi. Semua pertapa mulai menahan nafas masing-masing. Mereka semua pun sedang merasa gugup.     

Bukan hanya para penonton di bawah. Bahkan, para Biksu di bagian atas altar juga terlihat serius. Mereka sedang mengamati kedua orang itu di Altar Dewa Darah.     

Pada akhirnya, Wei Longxing berhasil menjejakkan kakinya di lantai kelima Altar Dewa Darah.     

Berhasil!     

Setelah langkah yang terakhir, saat itu Wei Longxing menghembuskan nafas lega. Di dalam hatinya, ia merasa sangat senang. Pada akhirnya, ia berhasil menembus potensi dirinya sendiri. Di antara para kandidat Putra Dewa selama ini, maka berada di lantai lima tak ubahnya sama seperti sosok yang berada di atas rata-rata.     

Terdengar suara teriakan kencang di bawah Altar Darah Dewa. Wei Longxing yang berhasil mencapai lantai kelima membuat orang-orang merasa bersemangat.     

Kala itu, mata cantik Shangguan Xianyan – Saintess – menyiratkan sesuatu yang aneh. "Wei Longxing tampaknya jauh lebih tangguh daripada Mei Lanzhu," pikirnya. "Dia benar-benar mampu mengungguli potensinya sendiri. Jadi, masa depannya pasti akan sangat menjanjikan."     

Sebagai perbandingan, Mei Lanzhu hanya berhasil menembus lantai kelima karena dia pernah meminum Supreme Saint Heavenly Tea. Dengan demikian, maka Mei Lanzhu jauh lebih lemah daripada Wei Longxing.     

Namun, kegembiraan Wei Longxing juga tidak bertahan lama, karena Hai Lingyin ternyata juga berhasil mencapai lantai kelima. Pria itu sedang berada di sebelah Wei Longxing.     

Sambil menyeka keringatnya, Hai Lingyin terkekeh dan berkata, "Tampaknya, kita hanya bisa berkompetisi di ujian kedua. Jadi, siapa yang akan menjadi Putra Dewa nantinya?"     

"Semua itu tergantung pada kemampuan bertarung di tingkatan alam yang sama."     

Wei Longxing sangat percaya diri kalau harus berkompetisi melawan Hai Lingyin.     

Di bawah altar, Sun Dadi menyentuh pipinya sendiri. "Mereka berdua memang sulit untuk dikalahkan. Mereka sama-sama punya potensi untuk mencapai Alam Saint King, bahkan juga Alam Supreme Saint. Biasanya, kalau orang-orang seperti mereka muncul, maka itu adalah pertanda kemakmuran."     

"Benar, era emas memang sudah dimulai," kata Zhang Ruochen. "Setiap kelompok memiliki jeniusnya masing-masing."     

Ji Shui sedang menggunakan teknik bergerak dan berubah menjadi segaris darah dengan suara "whoosh". Lalu, sambil berdiri di belakang Zhang Ruochen dan Sun Dadi, maka ia langsung berteriak kencang, "Apa yang sedang kalian bicarakan? Ayo cepat mendaki ke atas altar. Apa kalian ingin menyerah dalam kompetisi ini?"     

Dari 15 orang kandidat, hanya Zhang Ruochen dan Sun Dadi yang belum mendaki.     

Sun Dadi menoleh ke belakang. Lalu, ketika menyaksikan wujud asli Ji Shui, maka seketika itu pula kedua matanya langsung berbinar cerah, hingga ia sampai meneteskan ludahnya. "Oh Tuhan! Cantik sekali..."     

Zhang Ruochen sama sekali tidak terkejut atas hal tersebut. Sebaliknya, ia hanya tersenyum kepada Ji Shui. Setelah itu, ia segera menarik Sun Dadi dan mengajaknya mendaki bersama ke atas Altar Dewa Darah.     

Ketika menyaksikan penampilan Wei Longxing dan Hai Lingyin yang menakjubkan, maka Ji Shui tidak terlalu berharap kepada Zhang Ruochen. Akan tetapi, karena lelaki itu berhasil membaca Blood God Map, mungkin dia dapat menciptakan sedikit keajaiban.     

Ji Shui baru saja memperlihatkan wujudnya di dalam kompetisi Putra Dewa karena perintah dari Discipline King Haiming. Apalagi, pria tua itu tahu bahwa Gu Linfeng adalah pria yang sangat cabul. Maka dari itu, dengan penampilan Ji Shui yang sangat menawan, mungkin itu dapat menstimulasi potensi lelaki tersebut.     

Zhang Ruochen dan Sun Dadi sedang mendaki beriringan. Mereka mendaki di lantai pertama tanpa tergesa-gesa.     

Zhang Ruochen sudah bisa merasakan tekanan tipis ketika ia baru saja menginjakkan langkah pertamanya. Tekanan itu sangat aneh. Rasa-rasanya, itu bukan hanya menekan kekuatan fisiknya, tetapi juga kekuatan batinnya.     

"Sepertinya tekanan ini tidak terlalu kuat." Zhang Ruochen masih terlihat tenang. Lelaki itu dapat dengan mudah menghancurkan tekanan di sekitarnya     

Sun Dadi juga sama-sama terlihat rileks. Pemuda itu berhasil mencapai lantai pertama bersama dengan Zhang Ruochen. Di lantai pertama, di sana terdapat sembilan kandidat.     

Setelah Bai Yu menoleh ke Zhang Ruochen, saat itu ia mendengus. "Aku tidak menyangka bahwa ternyata kau juga berhasil mendaki ke lantai pertama."     

Zhang Ruochen mengacuhkannya dan langsung mendaki ke lantai kedua.     

"Penilaianmu terhadap diri sendiri terlalu tinggi. Apa kau benar-benar ingin mendaki ke lantai kedua?" Bai Yu menatapnya dengan jijik. Yang jelas, pria itu sama sekali tidak percaya kalau Gu Linfeng mampu mencapai lantai kedua. Bahkan, ia juga berpikir jika lelaki itu tidak lama lagi akan segera turun dari sana.     

Apalagi, banyak kandidat yang berhenti di lantai pertama. Untuk sekarang ini, hanya Hai Lingxin, Wei Longxing, dan Huo Xin yang berhasil mencapai lantai kedua.     

Akan tetapi, Bai Yu telah telah menunggunya cukup lama, dan sama sekali tidak melihat tanda-tanda Gu Linfeng kembali ke sana. Jadi, ia pun mulai merasa gugup. Maka dari itu, ia segera mendongak, lalu melihat Zhang Ruochen dan monyet merah ternyata berhasil mendaki ke lantai kedua.     

"Bagaimana mungkin?" Bai Yu sulit mempercayai apa yang dilihatnya.     

Pria itu selalu berpikir bahwa dirinya jauh lebih baik daripada Zhang Ruochen. Bagaimana mungkin akan berakhir seperti ini?     

Pada saat ini, ada banyak mata yang sedang menatap lantai kelima. Mereka sedang mengamati setiap pergerakan Hai Lingyin dan Wei Longxing. Maka dari itu, mereka tidak sadar bahwa ada orang lain yang baru saja berhasil mencapai lantai kedua.     

Kemudian, saat Zhang Ruochen dan Sun Dadi telah sama-sama berhasil mendaki lantai ketiga, maka orang-orang pun segera menyadari pergerakan mereka. "Lihat!" teriak salah satu penonton. "Seseorang baru saja tiba di lantai ketiga dan sedang mendaki ke lantai keempat."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.