Cinta seorang gadis psycopath(21+)

PERNIKAHAN ARABELLA



PERNIKAHAN ARABELLA

0"Iya sih Ma aku juga tahu soal itu hanya saja mungkin karena keadaan membuat aku menjadi bodoh dan tidak berfikir sejauh itu," jawab Lina.     
0

'Setelah mau mengakui semua kesalahanmu akhirnya kau bisa merasakan bahwa Alya berada tidak jauh dengan dirimu kalian dekat dan memiliki hubungan, Axel,' batin Elizabeth.     

Elizabeth tersenyum memandang ke arah timur kemudian dia berkata dengan lembut dan penuh wibawa. "Enggak lihat kamu tuh tidak berubah jadi bodoh mungkin hanya menghubungkan dengan kejadian yang kebetulan tejadi saja. Bener sih Apa kata kamu mungkin aku Selo perlu dibawa ke psikolog karena pikirannya ya mungkin kontaminasi oleh kata-kata dari juru kunci itu lagipula kebenaran itu kan tidak terbukti gimana Alea siapapun tidak ada yang menemukannya. Bukankah yang namanya buronan di manapun berada walaupun di ujung dunia polisi juga akan menemukannya bukan?"     

"Iya sih Mama benar."     

"Ya sudah kamu tidak perlu menjadikan ini beban pikiran. Bawa santai saja. Ini terjadi mungkin karena Aksa sudah menyadari betapa salahnya dia dulu kepada penjualnya jadi berharap kata dari juru kunci itu adalah benar supaya dia bisa menemuinya dan meminta maaf secara langsung agar hidupnya menjadi tentram."     

***     

Seorang pria berperawakan kecil tinggi dan atletis mengenakan celana panjang berwarna coklat tua dan atasan singlet warna putih tengah berdiri mematung menghadap jendela kamar.     

Dia nampak melamun sambil menikmati rokok elektrik dalam genggamannya yang sesekali kepulan asap yang lumayan tebal menutupi sebagian wajahnya.     

Setelah puas dengan rokok elektrik tersebut untuk memencet tombol off dan memandangi kasur yang biasa digunakan untuk bercumbu selama beberapa bulan ini dan tak lagi setelah gadis itu pergi tempatnya 9 hari yang lalu.     

"Kemana kau perginya, Dwi? Kenapa setelah kepergianmu aku berubah jadi gila begini? Tapi untuk mencarimu dan mengajakmu kembali ke rumah ini aku tidak siap melihat orang tuaku hancur dan kecewa akibat ulahku apabila ketahuan menyembunyikan seorang buronan. Tapi bagaimana Dwi hati enggak bisa diajak kompromi dan tidak bisa dibohongi aku seperti benar-benar mau gila saja rasanya," ucap Bob pada dirinya sendiri.     

Sudah lima hari ini ketika dia tidak berada di kantor dan sedang di rumah dia selalu bicara sendiri ngobrol dengan tembok atau apapun saja seolah-olah yang di depannya itu adalah Dwi.     

Dia tidak pernah menyangka, hubungannya dengan tahanan itu yang semula hanyalah antara penjaga dan narapidana, tiba-tiba bisa berubah jadi cinta. Memang awalnya Bob hanya berusaha mengambil keuntungan dari gadis berkulit putih dan pemilik tubuh seksi itu. Jika saja dia tahu jika konsekuensi nya akan berdampak buruk pada hatinya dia pasti tidak akan bermain api kini dia telah benar-benar terbakar walaupun tidak sepenuhnya karena dia masih memiliki kendali. Yaitu kedua orangtuanya.     

Satu minggu dua minggu waktu berjalan begitu cepat. Bob Yang pernah patah hati dan berhasil move on dari mantan kekasihnya berpikir bahwa kelak jika sudah tiba masanya dia juga akan bisa melupakan Dwi.     

Sudah berbagai cara pula pria itu coba agar bisa melupakan dengan menjalin hubungan dengan beberapa gadis cantik dan seksi seperti duit tapi hasilnya nihil. Semua itu terasa sangat sia-sia. Malah yang ada semakin dia berusaha melupakan semakin Dia teringat terbayang.     

Hingga tanpa terasa, tiga bulan sudah, Bob masih saja gila dan secara diam-diam mencari informasi tentang keberadaan Dwi. Namun, gadis itu seperti ditelan bumi keberadaannya benar-benar tidak dapat didetek. Jangankan dia yang mencari seorang guru tim gabungan para polisi dan Polda saja masih belum menemukan apa-apa.     

Tidak jarang juga mau berpikir Apakah gadis itu mati, karena bunuh diri dan menjatuhkan dirinya pada jurang paling dalam sehingga tidak ditemukan hingga saat ini Tapi beberapa kali ji juga pria itu menangkis pikiran buruk tersebut dia masih berharap dan merasa bahwa gadis yang dia cari selama ini masih hidup ia dalam keadaan baik-baik saja.     

****     

26 September. Hari yang sudah tiga bulan lalu ditunggu oleh pasangan Samuel dan Arabella. Karena di tanggal ini mereka dengan disaksikan para keluarga besar dan teman dekat akan melangsungkan pernikahan.     

Seperti yang gadis itu minta. Untuk acara pernikahannya nanti dia ingin dirias dengan adat sunda. Dengan singer di kepala yang terlihat menawan, dan dibalut dengan kebaya putih. Arabella begitu terlihat cantik, dan mangklingi.     

"Kak... Aku kok kaya grogi begini, ya?" ucap Arabella sambil meremas tangan Chaliya, untuk menetralisir rasa canggungnya.     

"Udah kamu tenang saja emang awalnya begitu tapi nanti kalau sudah ijab qobul dan kamu duduk bersanding dengan Samuel di pelaminan, semua akan berubah jadi baik-baik saja perasaan itu akan menghilang dengan sendirinya," ucap Chaliya, berusaha menenangkan perasaannya sang pengantin wanita.     

Tidak lama kemudian, 5 masuk ke dalam kamar dengan membawa sebuah kado besar untuk Arabella.     

"Ya ampun... Arabella... Kau terlihat sangat cantik sekali. Bagaimana peraanmu sekarang? Pasti bahagia, ya?"     

"Haaah! Aku nggak tahu seperti apa perasaanku sekarang, Kak Lina," jawab Arabella.     

"Bercampur aduk ya antara senang grogi dan apalah... Karena, aku juga pernah merasakan seperti itu."     

"Iya kami pernah mengalami yang kau alami sekarang apalagi kita menikah dengan orang yang kita cintai walaupun nerves dan seperti cemas tapi, rasa bahagianya jauh lebih banyak," timpal Chaliya.     

"Arabella, ayo!" ucap Axel dari depan pintu. Dia mengenakan pakaian batik berwarna coklat. Nantinya, Axel lah yang akan jadi walinya Arabella. Karena mereka adalah saudara satu ayah.     

Sementara Chaliya dan Lina memakai gaun berbahan sifon dan brukat sebagai bridal.     

Sungguh, demi apapun, ini adalah acara yang sangat membahagiakan bagi siapapaun. Tidak hanya pasangan pengantin saja. Tapi Chaliya, Lina, Livia Elizabeth dan kakek Hardi juga turut bersuka cita.     

"Memang, ya pasangan yang menikah karena sama cinta itu bisa memberi pengaruh tersendiri bagi para keluarga yang hadir, ya?" ucap Lina. Tanpa sadar dia curcol pada Chaliya. Sah-sah saja, sih. La wong pas masih sama-sama bekerja di satu perusahaan yang sama mereka adalah sahabat.     

"Kamu curhat?" tanya Chaliya dengan tatapan tajam.     

"Eh, iya, ya? Kenapa jadi curhat sama kamu, sih akunya, Cha?" timpal Lina sambil tertawa dan menampol lengan Chaliya.     

"Aku nggak bisa bayangin pernikahan kamu itu kayak gimana, ya? Lalu lalu Bagaimana dengan para saudara yang berkumpul dengan para tamu undangan mereka?" ucap Chaliya yang akhirnya ia pun penasaran juga.     

"Sudahlah cukup bayangkan Bagaimana bahagianya kita melihat arabella dari Samuel di atas pelaminan begitupun perasaan para tamu undangan dan keluarga yang turut hadi di acara nikahan ku sama Axel. Hanya saja, kembalinya. Hehe."     

"Yang penting sekarang kalian bahagia. Jangan ingat lagi masalalu yang membikin sakit."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.