Cinta seorang gadis psycopath(21+)

MENEMUKAN SOSOK KAKAK YANG HILANG



MENEMUKAN SOSOK KAKAK YANG HILANG

0"Nah begitulah sering-sering datang kemari. Ibu sangat senang sekali," ucap Livia. Dia tidak lagi memperlakukan mereka berdua seperti layaknya seorang tamu. Tapi, langsung mengajaknya masuk, dan bersantai di ruang tengah kayaknya keluarga sendiri.     
0

"Iya, Ibu. Ibu jangan kahawatirkan itu. Kami akan sering datang ke mari mulai sekarang," sahut Chaliya.     

"Entah ini kebetulan atau feeling tiba-tiba saja Ibu tadi pengen masak banyak banget, nggak tahunya, ada kalian datang, kan bagus?" ucap Livia senang.     

"Oh, ibu masak apa hari ini? Kebetulan sekali, kami belum makan malam. Arabella, belum datang?" tanya Chaliya.     

"Iya dia masih belum datang katanya hari ini ada lembur sedikit mungkin sekitar satu setengah jam. Jika tidak macet, mungkin tiga puluh lima menit lagi dia juga sudah sampai," jawab Livia kemudian ia berjalan ke dapur.     

Chaliya melihat ke arah Dicky. Kemudian, Dikcy memberi isyarat melalui tatapan mata supaya dia menyusul Livia ke dapur dan ikut membantu menyiapkan makan malam.     

"Kamu kenapa ikut ibu di dapur? Istirahatlah Kau pasti lelah setelah perjalanan dari Bandung ke Jakarta."     

"Lah ku hilang setelah melihatmu baik-baik saja Bu Jadi nggak masalah apabila aku membantumu di dapur," jawab Chaliya keras kepala.     

"Kan udah ada bibi yang bantuin Ibu jadi kamu lebih baik duduk manis aja di ruang tamu sana temani suami kamu! Ibu akan membuatkan minuman untuk kalian berdua."     

"Aku sudah setiap hari tinggal bersamanya. Tidak ditemani juga tidak akan jadi masalah ini kan rumah ibunya dia, katanya sih," ucap Chaliya sambil berlagak marah membuat Livia menjadi kian gemas saja dengannya     

Sementara, Dicky dari ruang tengah terus memperhatikan tingkah laku istrinya yang begitu manja. Demi apapun orang yang tidak tahu seperti apa masa lalu gadis itu pasti tidak akan percaya apabila dia dulunya adalah seorang psikopat.     

Seperti yang kita ketahui psikopat adalah kelainan yang tidak dapat disembuhkan. Dan tidak diketahui gejalanya Seperti apa sebagian besar dari mereka, tidak menampakan diri atau terlihat seperti manusia normal yang tidak memiliki kelainan.     

Tapi bagi orang terdekat atau keluarga yang mengetahui bahwa orang tersebut mengidap sindrom psikopat, yang bisa mereka lakukan untuk mencegah agar penderita tidak melakukan perbuatan yang kejam atau melukai orang lain, ialah dengan menjaga kestabilan emosinya.     

Bukan psikopat pun jika mood sedang buruk di dalam pikiran yang yang ada hanya ingin marah saja apabila kesal apalagi mereka yang pesaico mereka tidak akan menahan diri apabila ingin melukai orang yang diinginkan dengan sadis.     

"Cukup aku mengenal dirimu yang sekarang saja bukan dirimu di masa lalu. sekarang kok sudah mendapatkan keluargamu yang utuh seperti yang kau harapkan jadi apapun yang terjadi Kau tidak perlu lagi melakukan hal tidak terpuji itu. Berjanjilah padaku, Chaliya!" batin Dicky.     

"Halooo! Aku datang!" teriak seorang gadis dari luar dengan ceria.     

Siapa pun tahu siapa gadis itu tak lain adalah Arabella yang ditunggu oleh Dicky dan Chaliya.     

"Tuh, kan padahal belum sampai setengah jam dia juga sudah tiba di rumah," Livia lirih sambil tersenyum menyikut Arabella yang berdiri di sebelahnya.     

Awalnya, Chaliya berpikir segera meninggalkan dapur untuk menghampiri Arabella. Namun, rupanya Arabella langsung menghampiri Dicky dan duduk di sebelahnya. Dia bermanja seolah-olah Dicky adalah Andra.     

Chaliya tersenyum tipis melihat adegan di depannya itu. Terlebih, ketika melihat gadis itu telah memamerkan cincin yang diberikan oleh Samuel pada suaminya terlebih dahulu sebelum kepada dirinya. Itu cukup menjadi bukti bahwa gadis itu sangat merindukan sang kakak yang teramat sangat ia rindukan.     

Livia mengintip wajah Chaliya. Terlihat senyum di bibir wanita itu tatkala melihat betapa akrabnya Arabella dengan suaminya. Artinya, Chaliya bisa mengerti kedekatan dan emosi Araballa. Putrinya dan Dicky tidak memiliki hubungan darah cemburu pun sebenarnya Chaliya juga tidak salah. Tapi, karena dia mengerti bahwa arabella menganggap Dicky seperti kakak kandungnya sendiri karena wajah dan karakternya yang begitu mirip maka dia hanya tersenyum. Sungguh pemahaman yang sangat luar biasa.     

"Melihat mereka begitu dekat Apakah kau tidak keberatan?" tanya Livia. Mencoba mencari jawaban yang keluar langsung dari mulut Chaliya.     

"Secara nyata arabella tahu dia adalah Dicky orang lain baginya. Tapi alam bawah sadarnya terhipnotis menganggap dia adalah kakak kandungnya yang telah lama menghilang. Selama dikit tidak keberatan dengan sikap arabella yang menganggap dirinya adalah Andra lalu apa hakku untuk melarang mereka, Bu? Dia tidak menginginkan gigiku untuk dimiliki tapi menjadikan pelampiasan rindunya kepada Andra selama ini."     

Diam-diam Livia menghapus air matanya, dia memaksa tersenyum karena memang sebenarnya tidak sedang bersedih tapi terharu. "Terima kasih Chaliya. Dicky dan putraku ternyata tidak salah pilih mencintai seorang wanita."     

"Ibu kau jangan begitu lagipula kemarin dia juga mengatakan padaku bahwa dia tidak keberatan dianggap seperti putranya olehmu karena dia tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu."     

"Sungguh, kalian adalah pasangan yang baik. Semoga Tuhan menganugerahi mu dengan kebahagiaan dan segera mendapatkan kan kan momongan lagi," ucap Livia mendoakan semua yang terbaik untuk mereka berdua.     

"Ibu... Terimakasih."     

***     

Usai usai makan malam bibi dan tante Livia membereskan sisa makanan dari atas meja dan mencuci semua piring piring kotor. Sengaja Livia membiarkan mereka bertiga untuk melihat, kedekatan diantaranya.     

Sementara di ruang tengah Arabella tengah bersenda gurau bersama Dicky dan Chaliya.     

"Kalian ke sini kok nggak bilang-bilang sih? Tiba-tiba datang aja kaget banget aku tadi Setelah turun dari taksi ada mobil kalian parkir di halaman rumah," ucap Arabella yang lebih ditujukan pada Chaliya.     

Sebab apabila itu ditujukan kepada Dicky, dia bisa mengatakannya tadi ketika masih ngobrol berdua.     

"Emangnya kenapa kalau kami langsung datang dan tidak mengatakan dulu pada Arabella?" sahut Chaliya.     

"Ya bilang saja kan aku masih ada di kantor tadi seenggaknya sebelum pulang aku bisa membelikan sesuatu yang Kak Chaliya sukai. Manisan kedondong, misalanya. Kan lagi musim, tuh."     

"Hahaha, Arabella Setelah sekian lama kita tidak bersama rupanya kau masih ingat apa yang menjadi makanan kesukaanku."     

"Bagaimana mungkin aku bisa lupa kau adalah kakak ipar terbaik di dunia," jawab Arabella sambil memeluk manja pada Chaliya. Dia lupa, bahwa Chaliya gagal jadi kakak iparnya. karena, kakak kandungnya, Andra meninggal lebih lebih dulu sebelum keduanya menikah.     

Tapi, setelah ada Dicky, di sini Arabella terlihat sangat ceria dia seperti mendapatkan sosok kakaknya yang telah meninggal dunia sejak lima tahun silam. Dicky pun juga dapat merasakan seperti apa Arabella menganggap dirinya. Namun, Dicky tidak merasa keberatan selama kebaikannya tidak melampaui batas. pasti tidak akan mendapati hal-hal yang tidak diinginkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.