Cinta seorang gadis psycopath(21+)

BERUSAHA MENJATUHKANMU



BERUSAHA MENJATUHKANMU

0Kehidupan Axel kini terasa sudah sangat sempurna. Mereka benar-benar ada di puncak kebahagiaan yang sudah lama ini tidak mereka rasakan.     
0

Dalam hidupnya, nama Chaliya atau wanita lain juga telah tiada. Hanya ada nama Lina Putri Kusuma Teja saja. terlebih, wanita itu juga kini tengah mengandung benih dari buah cintanya sekarang.     

"Ma, semua telah baik-baik saja. sebentar lagi kau juga sudah akan memiliki cucu. Gak apa-apa, kan meskipun tidak ke luar negeri?" tanya Lina suatu hari Ketika ia tengah bersantai dengan ibu mertuanya.     

Mendengar pertanyaan yang juga mengandung sebuah permohonan dari menantu kesayangannya itu lantas Elizabeth tersenyum. Lalu ia mencubit hidung menantunya seperti ia memperlakukan anak perempuannya sendiri.     

"Dasar kau ini, Lina! Kenapa, sih bisa kau ini bermulut manis begitu? Sampai-sampai, apa yang kau minta mama tidak bisa menolaknya," ucap wanita itu sambil tertawa.     

"Lalu, aku harus bagaimana, Ma? Bukankah jika berbicara pada yang lebih tua, terlebih Ketika meminta sesuatu itu harus dengan sopan dan menggunakan tatakerama yang benar?"     

"Iya, kau benar. Mama sebenarnya, minggu depan sudah harus berada di Eropa. Tapi, karena kebadaanya seperti ini, rasanya tidak rela saja berpisah dengan kalian. Mungkin, mama bisa meminta tangan kanan mama untuk melakukan tugas," jawab Elizabet.     

Seketika mata Lina berbinar. Ia nampak bahagia sekali, jika nanti kahirnya dia melahirkan tidak hanya ditemani oleh suaminya. Tapi, juga mertua yang sudah dia anggap seperti orangtuanya sendiri.     

"Ini sudah sore, bukan? Cepatlah mandi.seorang istri, harus menyambut suaminya dalam keadaan cantik, bersih dan wangi," ucap Elizabeth penuh kasih sayang.     

"Baiklah, Mama. Aku akan patuh padamu, agar kau tidak marah dan mendiamkanku lagi," ucap wanita itu, sambil tertawa dan berlari.     

"Lina! Apakah kau lupa jika sekarang kau tengah hamil? Jangan berlari, itu bahaya!" teriak Elizabeth.     

"Maaf, Ma. Aku lupa," teriak Lina kemudian dia berjalan dengan benar selayaknya wanita hamil pada umumnya dan tidak lagi berlari.     

Melihat tingkah lucu dan manja menantunya, ia hanya mengelangkan kepalanya saja.     

'Dia seperti itu bertingkah seperti anak-anak mungkin karena dia kekurangan kasih sayang dari orangtuanya. Wajar saja karena katanya sejak SMP Dia sudah menjadi yatim piatu,' batin Elizabeth merasa iba.     

Pukul lima sore Axel sudah tiba di rumah. Mereka menyambut kedatangannya dengan hangat. Hidangan makan malam juga sudah tersusun rapi di atas meja makan.     

"Wah, menunya spesial sekali?" tukas pria itu begitu melihat apa saja yang ada di atas meja makan sana.     

"Iya sengaja Mama sama bibi memasak makanan kesukaanmu semua. Kamu makanlah yang banyak akhir-akhir ini kamu terlalu bekerja keras. Jadi harus memiliki banyak asupan nutrisi," ucap Elizbath pada putranya.     

Hari-hari aksal dan keluarganya berjalan dengan baik. Semua nampak baik-baik saja. Bahkan tidak jarang Axel mengajak istrinya jalan-jalan untuk sekedar merefresh pikiran, dan sesekali berbelanja membeli keperluan pribadi Lina dan Axel, kadang juga keperluan dapur sesuai catatan dari bibi.     

Karena memang pada faktanya, apapun yang dibeli namanya jalan-jalan dan shopping adalah hal yang sangat menyenangkan. Apalagi jika yang diberi itu adalah, keperluan pribadi yang menyenangkan. Baju, tas, sepatu aksesoris dan mekap misal, untuk kaum wanita.     

Awalnya Lina dan Axel berjalan menyusuri sebuah mal dengan baik-baik saja. Namun, hanya dalam hitungan detik saja semuanya telah berubah.     

Orang-orang yang lalu-lalang tak peduli dengan mereka dan hanya fokus dengan tujuannya sendiri, tiba-tiba menatap aneh kepada mereka berdua. Tentunya pada Axel.     

Melihat dari wajah, turun ke bawah, dan segera berlari untuk menghindar.     

Jika dari mereka tengah berkerumun, atau berjalan lebih dari 1 orang mereka akan saling berbisik melirik kearah Axel dan berlari.     

Merasa ada yang tidak beres, asal mencoba bertanya kepada Lina istrinya.     

"Sayang, Apakah ada yang aneh dengan penampilanku?" tanyanya, canggung.     

Lina yang juga heran dengan orang-orang di sekitarnya lantas memeriksa suaminya depan belakang samping atas sampai bawah. Semuanya normal dan dampak baik-baik saja. Tidak ada yang aneh maupun yang janggal sama sekali.     

"Apanya yang aneh ya Xel. Kurasa semua baik-baik saja," jawab Lina dia pun juga tak kalah heran dengan.     

"Coba kamu lihat mungkin aku yang aneh. Apakah aku sangat gendut dan jelek di usia kehamilanku yang memasuki tiga bulan ini ini? Sehingga mereka memandangmu sangat aneh," ucap Lina mulai minder.     

"Tidak, sayang. Kamu tetap yang paling cantik. Kamu itu tidak gemuk cuma berisi saja begini juga bagus daripada terlalu kurus dikira nanti kurang gizi lagi," hibur Axel pada istrinya.     

"Itu kan, kamu yang bilang. Bukan pendapat mereka, Axel. Bisa saja mereka memandang dirimu adalah pria tampan dan bertubuh bagus tapi bisanya jatuh cinta pada wanita sepertiku," ucap Lina. Kian tidak percaya diri.     

"Sudahlah jangan ngurusin mereka lagi. Tidak ada gunanya bukan? Kita cukup fokus aja dengan tujuan kita datang kemari untuk apa kita untuk belanja dan bersenang-senang, oke?" ucap Axel sambil menyentil hidung bangir Lina istrinya.     

Kini, akhirnya mereka pun memutuskan pergi ke counter parfum. Awalnya mereka berpikir akan baik-baik saja jika di sana. Namun pandangan orang juga sama seperti yang di lantai bawah tempat fashion.     

Karena tatapan tetapan yang penuh imitasi itu, mereka pun merasa tidak nyaman dan memutuskan untuk pulang.     

Axel dan Dina masih belum tahu apa yang terjadi. Hingga keesokan harinya ketika, Axel ke kantor, ia mendapati beberapa stafnya berkerumun, menggosip dan bubar ketika menyadari kedatangannya.     

Awalnya Axel masih berusaha positive thinking. Mungkin saja mereka membaca sesuatu yang jadi trending topic di internet.     

Akhir-akhir ini Axel memang jarang sekali buka ponsel. Iya juga mematikan notif pemberitaan yang viral dari layar. Yang dia terima hanyalah pemberitahuan email dan pesan chatting dari aplikasi hijau saja. Hanya sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaannya selebihnya tidak.     

Baru saja dia membuka pintu ruangan pribadinya, seorang wanita berlari memanggil dirinya.     

"Xel! Bahaya, ada yang tengah berusaha menjatuhkanmu," teriaknya dan berlari hingga nafasnya ngos-ngosan.     

"Kamu bicara apa Reyina? katakan dengan jelas!" tanya Axel sambil mengerutkan kening. Menjatuhkan apanya yang dia pikir.     

"Begini Apakah kamu tidak melihat berita ada yang berusaha mencoba memfitnah mu menjatuhkan nama baik mu, Xel!" ucap Reyna lagi.     

"Memfitnah kumenang fitnah apaan?" tanya Axel bingung sekaligus merasa percaya diri kalau dia tengah tidak melakukan kesalahan apa-apa. Jadi jika seandainya benar dia difitnah dengan mudah dia akan menyalahkan dan menangkap pelakunya, dan meminta agar pelaku meminta maaf kepada dirinya dan membuat video klarifikasi kalau dia telah melakukan fitnah yang merugikan dia dan juga keluarga besarnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.