Cinta seorang gadis psycopath(21+)

DIPANGGIL KEPALA KELUARGA



DIPANGGIL KEPALA KELUARGA

0"Kau kenapa bersifat bodoh seperti itu, Xel? Apakah kau tidak melihat pemberitaan di internet? Banyak user  penulis dan laman yang memuat tentang ini," ucap Reyna, gemas. Dia tidak menyangka Bagaimana Axel masih bisa setenang itu, tatkala di luaran sana namanya tengah heboh dan diperbincangkan sebagai tersangka kasus rudapaksa.     
0

Axel yang merasa tidak melakukan apa-apa, dia yakin kebenaran akan memihak adanya. Sekecil dan seberat apapun fitnah yang dilakukan oleh orang yang tak bertanggung jawab itu, pasti dia bisa dengan mudah mengatasinya.     

"Oh, memang beberapa hari ini aku jarang sekali melihat ponselku. Makanya aku tidak tahu ada pemberitaan apa di luar yang telah viral. Meskipun itu menyangkut tentang diriku sendiri," ujar pria bule bertubuh tinggi itu, sambil merogoh ponselnya dari saku celananya.     

Awalnya dia masih bingung dan tidak mengerti apa-apa. Namun rupanya Reyna sudah tidak sabar untuk memberitahu Axel berita apa yang telah menimpa dirinya.     

"Kamu mau cari apa? Tanpa kata kunci kau juga tidak akan mengerti baca saja yang ada di ponselku ini!" Terus wanita itu sambil menyodorkan benar pipih ke hadapan Axel.     

Axel meraih benda itu. Kemudian melihat pada layar monitornya. Sekilas melihat judulnya saja, dan foto dirinya yang tanpa sensor pada sebuah tempat yang tidak asing, asal tidak bisa mengelak itu bukanlah fitnah.     

Mengelak seperti apapun juga percuma karena faktanya dia memang melakukan kejahatan tersebut.     

"Kok bisa melapor ke polisi kalau ini tidak benar. Agar pihak berwajib segera menemukan penyebar fitnah nya. Karena bagaimanapun ini telah mencangkup nama baikmu," ucap Reyna. Tanpa memperhatikan wajah Axel.     

Axel terdiam, ia kembali mengingat kejadian kemarin ketika dia sedang berbelanja di mall bersama Lina. Ini akhirnya dia mengerti apa yang membuat para pengunjung melihat dirinya dengan aneh.     

'Oh jadi kemarin itu mungkin mereka melihat cerita ini lebih dulu. Pantas saja seperti ada yang tidak beres. Rupanya ini. Tapi kenapa baru viral sekarang? Padahal kejadiannya juga sudah berlalu sekitar hampir dua minggu lamanya,' bagian Axel tak habis pikir.     

Namun sedikit pun pria itu tidak berfikir kalau ini adalah ulah Chaliya. Karena dia tidak tahu siapa orang di belakang Chaliya yang bisa mendukungnya hingga mampu menghancurkan dirinya secara perlahan.     

"Ini... sudah lah, Reyna tidak perlu dibahas masalah ini. Kamu kembali saja ke ruangan mudah melakukan pekerjaan dengan baik," ucap Axel ia mengembalikan gadget milik sepupunya, kemudian masuk ke dalam ruangan.     

"Apa yang akan terjadi selanjutnya? Hanya pemberitaan, atau akan ada jalur hukum. Tapi, jika memang cantik dia ingin membawaku ke jalur hukum, kenapa dia tidak melakukannya sejak kemarin. Saat kejadian. Bahkan berita ini viral sejak kemarin juga tidak ada apa-apa.     

Berita tentang kasus pelecehan yang dilakukan oleh Axel yang merupakan penerus perusahaan dari keluarga Wijaya kini tengah menyebar luas. Hanya saja penulis berita menyembunyikan identitas korban.     

Mungkin, ini adalah hari yang buruk yang pernah dialami. Hingga, ketika melakukan pekerjaan pun ia tidak bisa fokus. Sebenarnya dia juga sudah berusaha profesional ini adalah masalah pribadi yang tidak seharusnya dibawa-bawa saat bekerja. Namun karena para stafnya juga terlihat sangat aneh ya ampun jadi terbawa suasana, kembali memikirkannya.     

Mendekati jam istirahat, ketika Axel berusaha fokus mempelajari proposal pengajuan kerjasama dari PT Caltex, tiba-tiba ponselnya berdering.     

Mamanya menelpon lalu berkata sebelum dia mengatakan sesuatu saat mengangkat panggilan tersebut.     

"Axel kamu pulanglah ke rumah mama. Kakek nenek dan temanmu telah menunggu di sini," ucap Elizabeth, kemudian mematikan panggilan sebelum putranya memberikan sepatah kata pun jawaban.     

Asal meremas ponselnya ia mulai panik. Tapi, dia ingat satu hal yang pernah Alea katakan di masa lalu. 'rasa takut bukanlah untuk dinikmati. Tapi, untuk dihadapi.'     

Pria itu memejamkan mata kemudian, menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya secara perlahan melalui mulut, dan mengulangnya sebanyak 3 kali.     

"Apapun yang akan terjadi nanti, di keluarga besarku, itu adalah konsekuensi yang harus aku bayar atas perbuatanku di masa lalu. Aku memang salah dan khilaf kala itu dan benar-benar melakukan tindakan pelecehan seksual tersebut," gumam Axel pada dirinya sendiri.     

****     

Sementara di kediaman ya, kini Chaliya menikmati kemenangannya. Iya tidak menyangka, kalau dampaknya akan sebesar ini. Seperti apapun, dia akan menang. Karena berita yang dia sebar bukanlah, sebuah Hoax, atau berita yang disebar untuk memeras keluarga Axel, bukan. Ini fakta dan ada banyak saksi. Apalagi di Sampit dan juga Lina istri Axel juga menjadi saksi, mereka berada di lokasi kejadian ketika masalah lagi genting-gentingnya.     

"Berita ini sangat viral, semua orang yang membacanya sudah pasti tahu siapa apa itu Axel Maxmiliam, bukan?" ucap Chaliya pada Andra yang kini tengah menemaninya di sebuah pantai sambil menikmati es kelapa muda.     

"Tentu saja. Karena penulis menulis tentang latar belakang dan identitasnya secara mendetail. Bahkan seseorang yang tidak mengenal CEO dari perusahaan PT jaya abadi, mereka juga akan mengenalinya ketika berpapasan di sebuah tempat, dengan foto yang dipajang," jawab Andra.     

Chaliya tersenyum tipis. "Apakah ini cukup membuat dirinya kena mental?" tanya Chaliya. Dia tidak begitu yakin. Karena, sepertinya, dia telah mendapat dukungan mental dari Lina dan Elizabeth.     

Jika dari keluarga Widjaja sendiri, sudah pasti mereka akan sangat malu sekali. Walau nama Axel menyandang marga dari sang ayah. Tapi, siapa yang tidak tahu kalau pria itu juga berasal dari keluarga Wijaya.     

"Aku tidak bisa memastikan. Kita lihat saja nanti, seperti apa perkembangan kasus ini. Apakah mereka akan melakukan pemblokiran nama user penulis dan situs-situs yang memuat berita ini, atau tidak," ucap Dicky.     

"Baiklah. Kesabaranku sudah terlatih. Jadi, jika hanya menunggu hal seperti ini, aku bisa."     

***     

Mobil yang dikendarai oleh Axel kini telah tiba di sebuah rumah besar dan megah dengan halaman yang sangat luas.     

Iya sempat berdiam diri didalam sana, tidak langsung turun dan, memasuki rumah mamanya yang mungkin kini sudah digunakan untuk perkumpulan seluruh keluarga Wijaya, untuk menginterogasi dirinya.     

"Cepat turun dan masuklah ke dalam! Jangan takut Axel jika memang kamu laki-laki hadapi saja. Apapun yang akan dilakukan oleh kakekmu, dan, apapun nanti yang dikatakan oleh Paman bibi dan semua sepupumu, lihat saja mamamu dan juga Lina. Mereka berdua adalah wanita yang selalu ada mendukung dirimu, memaafkan semua kesalahanmu.     

Walau mungkin mereka nanti tidak akan bisa membela dirimu di depan keluarga besar, Tapi percayalah di belakang keluarga besarmu mereka yang akan memberikan kedamaian dalam hatimu!" gumam Axel, ditujukan pada dirinya sendiri. Agar dia bisa melewati masalah ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.