Cinta seorang gadis psycopath(21+)

BENAR-BENAR MENIKAH



BENAR-BENAR MENIKAH

0"Intinya psikopat itu ada kadarnya rendah atau ringan kalau aku sudah psychopath aku dan berat. Karena kejahatanku sudah parah."     
0

Dicky tertawa lagi. Sedikitpun bahkan dia tidak mengira kalau sebenarnya Chaliya juga akan menyadari bahwa dirinya psikopat. Apa lagi tingkat akut dan berat.     

"Kamu kenapa tertawa?" tanya wanita itu heran.     

"Aku kira, selama ini kau merasa kalau dirimu itu adalah manusia normal. Tapi tidak aku sangat sedikit pun ternyata aku menyadari sidrom mu ini," ucap Dicky lagi sambil terus tertawa terpingkal-pingkal.     

"Aku menjadi psikopat juga tidak langsung seperti ini kan? Sama halnya dirimu yang sekarang kaya raya dan tajir. Kau juga tidak menjadi kaya dan pengusaha sukses sejak Kau baru lahir bukan? Jadi ya sama semua itu ada prosesnya," jawab Chaliya.     

Mendadak mukanya berubah menjadi masam ketika ia mengingat ibu kandungnya sebelum arwahnya nyasar ke raga Chaliya.     

"Kenapa kamu jadi murung begitu? Maaf jika perkataanku membuat dirimu melihat hal yang pahit di hidupmu," ucap Dicky merasa bersalah dan tidak sambil tertawa lagi tentunya.     

"Tidak masalah. Sedikit kenangan buruk saja. Kurasa kau juga sudah tahu itu kan bukankah dulu pemberitaannya sangat viral hingga beberapa bulan hanya kasus Alya saja yang dibahas?"     

"Iya aku tahu. Sekalipun kau saat ini salah tapi kesalahan tidak sepenuhnya milikmu. Orang tuamu, terlebih ayahmu dia yang paling bertanggung jawab atas hal ini. Tapi hukum seolah tidak bisa adil yang disalahkan hanya kau. Jika mengikuti hukuman yang paling adil kedua orang tuamu pun juga ikut dihukum. Tapi sayangnya di dunia ini tidak ada seperti itu." Dicky langsung memeluk Chaliya agar wanita itu merasa tenang dan tidak sendiri.     

"Sudah kita kembali ke rencana awal," ucapkan dia tiba-tiba melepaskan pelukannya dari Dicky setelah beberapa saat ia sempat terlena dalam pelukan pria itu.     

"Bagaimana Baginda ratu? Saya nurut apa yang Anda perintahkan saja," ucap Dicky ngejoke kembali setelah beberapa saat sempat bermelo ria.     

"Ketika mereka berada di puncak kebahagiaan dan melihat video itu, kok tahu apa yang terjadi? Para tamu dan keluarga akan kalangkabut dibuatnya. Saat mereka lengah, minta orang mu membawa bayi mereka dalam keadaan hidup dan baik ke hadapanku," ucap Chaliya. Sambil menyeringai jahat.     

'Astaga, Chaliya! Kalau kau memang menginginkan seorang bayi, kenapa kita tidak bikin saja? Jika kau masih belum siap untuk hamil dan melahirkan, di panti asuhan harusnya ada banyak bayi yang terlantar dan kurang kasih sayang bukan, untuk di adopsi? Kenapa harus bayinya Axel? Apakah karena kau tidak bisa menyayangi ayahnya lalu kau menyayangi anaknya?' keluh Dicky dalam hati.     

Chaliya, yang memang memiliki kelebihan bisa mendengar isi hati orang lain, dia menatap Dicky dan tersenyum tertahan. Kemudian, dia menjelaskan pada pria yang selama ini selalu ada untuk mendukungnya dan membantu dalam membalas dendam pada Axel.     

"Aku memang menginginkan seorang anak, Dicky. Tapi tidak sekarang. Aku juga akan mengasuh dan menjaga anak Axel dengan baik. Namun itu aku lakukan bukan karena aku tidak bisa menyayangi ayahnya, lalu menyalurkan kasih sayang kepada anaknya kamu salah jika berpikir demikian."     

"Kamu kenapa menjelaskan itu padaku, Chaliya? Apakah aku protes dan curiga padamu? Aku mengiyakan saja kan apa yang kau mau?" tanya Dicky. Gengsi baginya jika harus mengakui apa yang ada dalam pikirannya.     

"Kau memang tidak merata secara langsung padaku tapi kau mengucapkannya di dalam hatimu!"     

"Kau ini siapa sih? Hehehe," tanya pria itu sambil tersenyum konyol.     

"Aku? Ya Chaliya, lah. Kenapa kau masih bertanya? Apa masih kurang lama selama ini kita saling kenal satu sama lain?"     

"Tidak kenapa kau bisa mendengar apa kata hatiku."     

"Aku sendiri juga tidak tahu kenapa. Ini aku dapatkan setelah sukmaku masuk ke dalam raga Chaliya," jawab wanita itu dengan jujur.     

"Oh, jadi mulai sekarang aku tidak bisa sembarangan membatin sesuatu ya di hadapan kamu?"     

"Sudahlah ayo kita pulang jangan lagi mengulur waktu terlalu lama. Cara ambil kelengkapan mu dan mendaftar ke pengadilan agama untuk pernikahan kita."     

"Baik sayangku. siap laksanakan. Akhirnya aku bisa memperistri mu setelah sekian lama bersabar," jawab Dikcy dengan senang.     

Buru-buru dia berlari keluar setelah mengecup pipi Chaliya untuk mengambil persyaratan untuk menikah.     

Untuk masalah pribadi hati-hati kita mempercayakan kepada siapapun selain dirinya sendiri. Atau pada salah satu orangtuanya. Jadi, dia pulang hanya untuk mengambil sendiri berkas berkas atau data pribadinya.     

"Setelah membawa semua persyaratan untuk pernikahan, Dicky langsung menuju pengadilan agama. Karena, Chaiya juga langsung ke sana untuk mengambil nomor antrian.     

Setelah pernikahan resmi, mereka berdua berencana membuat resepsi kecil-kecilan di rumah Chaliya, nanti. Kurang lebih tiga hari lagi. Saat Axel dan Elizbath kehilangan calon penerus baru perusahaan keluarga Wijaya, dan datang pada kalian karena curiga bahwa dialah yang melakukannya.     

"Dicky, untuk acara resepsi pernikahan kita nanti, kita bikin yang sederhana saja, ya?" ucap Chaliya di dalam mobil setelah kembali dari pengadilan agama.     

"Kenapa?" tanya pria itu terkejut sambil menatap wanita di sebelahnya dengan tatapan yang tidak percaya sekaligus.     

"Ikuti saja instruksi ku. Kita melakukan sesederhana mungkin, oke? Seperti yang kau tahu aku tidak memiliki banyak teman di sini Jadi kau mengundang temanmu juga jangan banyak-banyak."     

"Iya tapi kenapa, Chaliya? Bukankah setiap wanita itu kebanyakan ingin acara resepsi pernikahannya digelar dengan mewah dan megah?"     

"Itu pun sebenarnya juga ada di dalam benakku. Tapi, plis! Aku mohon. Lakukan saja dengan sesederhana mungkin. Untuk mahar atau mas kawin juga jangan terlalu banyak. Cukup uang tunai sebesar 2 juta dan satu set perhiasan emas lokal, yang kira-kira hanya menghabiskan dana tidak lebih dari sepuluh juta saja."     

Kembali pria itu berpikir buruk tentang Chaliya. Hanya saja kali ini dia langsung mengungkapkannya tidak membatin. Setelah tahu kalau Chaliya memiliki kelebihan, rasanya percuma jika hanya disembunyikan di dalam hati. Akhirnya wanita itu juga akan tahu.     

"Kenapa kau melakukan ini? Apakah kau sengaja setelah pernikahan kau tidak mengakui aku sebagai suamimu? Apakah ini hanya untuk melancarkan misi mu saja, agar Setelah semuanya terselesaikan kita bisa bercerai?" tanya Dicky dengan kepala menunduk.     

Chaliya memandang Dicky. Dia pria tampan, memiliki postur tubuh yang bagus dan kekayaan yang melimpah ruah. Selain itu juga Dia sangat cerdas. Lalu kenapa orang sesempurna ini bisa saja merasa minder dan tidak percaya diri? Batin Chaliya.     

"Kamu salah. Aku mau menikah denganmu karena memang benar aku mencintai kamu. Jika ini hanya untuk sekedar melancarkan rencanaku saja, dan aku tidak benar-benar menyukaimu kenapa aku tidak mengambil orang lain asal-asalan saja?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.