Cinta seorang gadis psycopath(21+)

DIPERMALUKAN



DIPERMALUKAN

0Setelah dua hari dirawat di rumah sakit pasca melahirkan. Kini, Lina dan juga putranya sudah bisa dibawa pulang. Di sana, sudah dipersiapkan sebuah acara untuk penyambutan anggota keluarga yang baru lahir dari keluarga besar Wijaya.     
0

"Kita mau pulang ke mana, Xel?" tanya Lina saat ia menyadari bahwa jalan yang dia lewati bukanlah jalan menuju ke rumah mereka.     

"Untuk saat ini, tidak apa apakah jika sementara waktu kita tinggal di rumah mama? Karena nanti malam kita akan mengadakan pesta penyambutan si kecil yang ganteng dan menggemaskan ini, untuk dikenalkan kepada seluruh keluarga besar dan semua kolega yang bekerjasama dengan keluarga Wijaya," jawab Axel panjang lebar.     

"Oh, begitu ya? Baiklah tidak masalah. Apakah kita juga akan menghubungkan namanya, malam ini juga?" tanya Lina. Sebab, dalam adat Jawa, biasanya bayi baru diberi nama setelah usianya tujuh hari atau setelah pusernya lepas.     

"Tidak masalah. Kita bisa sekaligus bagi kita agar mereka tahu, siapa anak kita."     

Lina hanya tersenyum, memandang Axel dan mengangguk pelan.     

Malam pun tiba. semua keluarga dan tamu undangan telah berkumpul di halaman samping dan depan rumah Elizabeth yang sangat luas. Hari ini, disaksikan oleh ribuan tamu undangan yang terdiri dari keluarga Widjaja sendiri dan para kolega kerja yang melakukan kerjasama dengan perusahaan Wijaya, kakek ardiwijaya selaku kepala keluarga akan memperkenalkan Cicit pertamanya.     

Acara sudah disusun secara rapi. Kini, kakek Hardi Wijaya berdiri di atas panggung bersama Elizabeth Axel dan Lina yang menggendong putra mereka berdua.     

Dia memperkenalkan nama anak itu. Sementara belakang layar yang semula menunjukkan video momen kebersamaan Axel dan Lina dari sebelum menikah ah tinggal Lina hamil besar, tiba-tiba saja mati. Padahal seharusnya yang terpajang di sana adalah foto jagoan mereka.     

Empat orang dewasa yang berdiri di atas panggung tidak menyadari itu. Kakek Wijaya raya terus berbicara, mengungkapkan perasaan bersyukurnya.     

Begitupun Elisabeth Lina dan juga Axel. Mereka turut menyimak apa yang dikatakan oleh sang kepala keluarga dengan perasaan yang penuh haru.     

Namun, tiba-tiba ada yang aneh dengan ekspresi para tamu. Tidak melihat ke arah mereka. Lebih fokus pada Axel, Lina dan ke belakang panggung.     

Merasa ada yang tidak beres, empat orang dewasa itu pun menoleh ke belakang. Apa yang dilihat mereka di belakang sana sungguh membuat mereka terkejut dan nyaris tak percaya. Bahkan saking malunya Lina, Ia sampai berlari turun panggung membawa putranya bersamanya. Dia bersembunyi entah ke mana untuk menghindari bulian dari para tamu.     

Sementara di bawah panggung semuanya telah heboh menggunjing cucu kesayangan kepala keluarga Wijaya yang katanya dia sangat hebat dan lulusan dari universitas ternama di luar negeri sana.     

Kehebatannya tidak hanya sekedar berita bahkan dia juga dipercaya untuk memegang kendali perusahaan yang ada di Indonesia.     

"Apakah seperti itu itu kelakuan cucu dari keluarga terhormat? Dia sangat tidak tahu malu merekam adegan ranjang bersama istrinya dan mempublikasikan di acara seperti ini," ucap salah satu kamu sambil menertawakan Axel kakek Hardi dan Elizabeth.     

"Bahkan belum ada satu tahun ini, dia juga pernah mau memperkosa seseorang wanita di Bandung sana bukan? Beritanya sangat kira kamu mengetahui apa tidak?" Sahut yang lain. Ikut menimpali.     

"Ya aku tahu itu. Jangankan berita yang tidak viral dan menjadi trending sampai beberapa pekan. Berita kucing menggendong anak ayam pun aku tahu."     

Mereka semua. Memandang penuh intimidasi dan menghakimi. Keluarga yang sebelumnya dielu-elukan dan dipuji atas apa yang telah dicapai. Kini martabatnya runtuh karena sebuah video yang menunjukkan adegan tak senonoh yang sangat jelas dan tanpa sensor itu.     

"Hai, kalian kenapa diam saja cepat lakukan sesuatu matikan videonya!" teriak Elizabeth pada bawahannya.     

"Sejak tadi kami sudah berusaha mematikannya tapi ini tidak bisa. Sepertinya seseorang meretas dan sengaja menampilkan adegan ini pada layar untuk mempermalukan keluarga besar kita," ucap salah satu dari mereka.     

Merasa tidak ada jalan keluar, Axel berlari mencari pusat listrik dan mematikannya. Mau sehebat apa seseorang melakukan peretasan, dan memutar video itu untuk mempermalukan dirinya dan istri, wisata keluarga besarnya. Video itu tidak akan bisa berlangsung dan jadi konsumsi publik jika tidak ada listrik.     

Satu masalah teratas, bagian layar jika sudah tak lagi dihubungkan dengan arus listrik. Axel, selaku pemeran pria pada video tersebut meminta maaf kepada para tamu yang hadir.     

Mau tidak mau akhirnya nya acara itu diakhiri. Meskipun, sebenarnya masih belum berakhir. Setalah para tamu buyar, hanya tersisa anak menantu dan cucu kakek Wijaya yang lain, untuk memberi dukungan mental pada Axel dan Lina.     

"Lina tadi, ke mana dia? Xel! Cepat carilah dia!" ucap Elizbath saat menyadari bahwa menantunya tidak ada bersama mereka.     

Sementara, adiknya mengatakan kalau tadi saat video yang menyala adalah adegan yang lagi panas panasnya, sambil menggendong putranya liriknya berlari turun panggung entah kemana.     

Setelah mencari kesana kemari menyusuri tiap tiap ruangan yang terletak pada rumah besar tersebut, akhirnya Axel menemukan istrinya tergelatak tak sadarkan diri. Tapi putra mereka yang belum sempat diumumkan siapa namanya tidak ada dalam gendongannya.     

"Lin... Lina! Bangun, Sayang!" ucap Axel sambil menepuk beberapa kali pipi istrinya.     

"Karena Lina tak kunjung sadar, pria itu pun menggendong dan membawanya ke kamar. Disana, seluruh keluarga termasuk kakek Hardi Wijaya sudah berkumpul. Tapi, bayi mereka tidak ditemukan di mana pun. Bahkan ketika melacak rekaman CCTV, tidak ada nampak orang yang mencurigakan masuk ke dalam. Alaram keluarga Wijaya yang biasanya berbunyi ketika ada penyusup juga tidak berbunyi.     

Setelah beberapa saat kemudian akhirnya Lina tersadar. Ia langsung histeris berteriak mendapati bayinya tidak ada dalam pelukannya.     

"Xel, anak kita, Xel. Anak kita dicuri orang!" teriak Lina. Begitu sadar ia langsung menarik dengan suaminya dan mengatakan apa yang dia ingat saat sebelum pingsan.     

"Lina kamu tenang, oke? Kami sedang berusaha mencari keberadaan putra kalian. Seluruh kota sedang kami lacak. Pasti keberadaannya juga masih belum jauh. Semoga aja dia bisa ditemukan," ucap Elisabeth berusaha menenangkan menantunya.     

"Kamu nggak tidak seperti apa ciri-ciri orang yang mengambil putra kita?" tanya Axel setelah melihat Lina sudah lebih baik dan merasa kenal.     

"Aku tidak ingat. Dia mendekapku saat aku setengah sadar, sosok dengan pakaian serba hitam mengambil putra kita dan membawanya lari," jawab Lina. Berusaha mengingat.     

"Axel, Elizabeth jadwal Ina dengan baik awasi terus. Jangan biarkan dia stres apalagi depresi. Untuk urusan putra kalian biar jadi urusan kakek," ucap kakek Hardi Wijaya. kemudian bersama Johan adik Elizbath dia keluar. Mencoba memecahkan kasus ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.