Adventure World

Lv. 136 - 666



Lv. 136 - 666

0»Despero Mountains«     
0

"Hei Zeke, berapa lama kita akan menetap di sini?"     

"Apa staminamu susah pulih Zen?"     

"Hm ... sekitar 80%, jika menunggu penuh maka membutuhkan sekitar sepuluh menit lagi."     

"Baiklah, sepuluh menit dan kita akan lanjut mendaki."     

Ssperti yang terlihat, Zen dan Zeke sedang mengistirahatkan di anak tangga ke 500, dari pada disebut anak tangga. Tempat mereka berada saat ini tepat menmpel di sebelah pegunungan, sebuah lapisan beton yang memilili lebar sepuluh meter persegi. Dan untuk anak tangga ke 501 sampai seterusnya, telah berubah bentuk menjadi anak tangga zig-zag.     

Jika semua anak tangga sebelumnya itu lurus, di anak tangga yang ke 501 berubah menjadi zig-zag, sebab curamnya gunung yang sudah tidak memungkinkan menggunakan anak tangga lurus satu arah.     

....     

Di sekitar anak tangga yang ke 100 an.     

"Maaf ya Kakak-Kakak sekalian, kalian malah berakhir menggendong kami," ucap Ai.     

"Tidak masalah Nona Kecil, bahkan seharusnya kami yang berterima kasih karena berkat bantuanmu, kami dapat mengikuti jejak Ketua kami."     

"Haha, aku penasaran monster seperti apa Ketua kalian, dan player yang bersamanya," ucap Ken.     

"Kana, jangan memaksakan dirimu, Ken-san akan menggendongmu jika kau kelelahan."     

"Eh? Kana, apa kamu kelelahan? Biarkan Kakak tersayangmu ini menggendonmu kalau begitu."     

Kana pun seketika mendorong wajah Ken untuk menjauh dan berkata, "Berisik, aku masih kuat."     

"Ayolah jangan malu-malu."     

"Tidak mau! Bahkan jika aku lelah, lebih baik aku meminta bantuan para player dari Mountain Fist dari pada harus kau gendong."     

"Ugh–" Seketika Ken merasakn sesuatu yang tajam menusuk dirinya dengan dalam. "Huhuhu, Kana-ku yang dulu sudah berubah ...," keluh Ken dengan merengek.     

"Ken Nii, itu sangat menjijikkan ketika kau bilang 'Kana-ku' loh, jangab ulangi lagi oke~"     

"Huh, baiklah ...."     

Melihat pertengkaran adik kakak teesebut, menjadi hiburan tersendiri bagi beberapa player di sana.     

Kondisi saat ini, sekitar lima belas player dari High Order, dan delapan player anggota Mountain Fist sedang mendaki bersama. Sejauh ini tidak ada satu pun dari mereka yang mengalami kesulitan.     

Alasan mereka bisa sejauh inu adalah dikarenakan skill dari senjata milik Ai, [Chastity] skill pasif ini memberikan efek pengurangan Negative Effect sebesar 50% untuk area radius lima meter di sekitar senjata itu sendiri.     

Dan karena lebar tangga yang mereka naiki cukup besar, mereka memutuskan untuk naik bersama, bahkan masih sempat untuk mengajak anggota Mountain Fist yag tertinggal di bawah. Dengan sebuah persyaratan, bahwa mereka harus membantu anggota High Order ya g memiliki stamina yang rendah dengan menggendong mereka.     

Ini bisa dibilang simbiosis mutualisme bagi kedua kelompok ini. High Order dapat bergerak tanpa hambatan, dan Mountain Fist dapat menutupi kekurangan mereka.     

"Oh ya, ada yang ingin kutanyakan. Sejauh mana anak tangga yang Ketua kalian bisa capai?"     

"Tuan Ken, aku akan menjawabnya."     

"Uhh ... kau ...."     

"Rion, panggil aku sepert itu."     

"Oh baiklah, jadi seberapa jauh Ketuamu bisa naik, Rion?"     

"Sejauh ini beliau selalu bercerita kesulitan pada lantai 501, jadi bisa dipastikan kalau Ketua sudah pernah mencapai anak tangga ke 500."     

"Ohh, hebat sekali," balas Ken.     

"Lima ratus anak tangga tanpa bantuan skill atau sejenisnya?" tanya Ai.     

"Benar, Ketua tidak menggunakan apapun, dan ia menghabiskan beberapa bulan untuk bisa mencapai tingkatan itu. Yang paling mengejutkan adalah player yang ia temui sebelumnya. Sebab ini adalah pertama kalinya ia mendaki tangga ini, dan ia langsung busa mengimbangi Ketua."     

Mendengar hal tersebut, para anggota High Order semakin penasaran dengan player ini. Terutama Ken, ia benar-benar ingin mencoba bertarung dengan Ketua Mountain Fist, dan player misterius ini.     

....     

"Baiklah, sepuluh menit telah selesai. Mari kita lanjut Zen!"     

"Baiklah."     

Zen dan Zeke kali ini melanjutkan langkah mereka. Bersama-sama, dengan kaki kanan mereka secara perlahan melangkahkan kaki mereka pada anak tangga yang ke 501 dan ....     

Wush!!     

Eskpresi mereka membeku seketika, sebab mereka berdua melihat tatapan mata seseorang dengan sangat jelas, sosok yang sejauh ini selalu memperhatikan mereka. Saat ini sedang menunggu di puncak sana. Setelah pengelihatan itu telah berakhir, Zen dan Zeke tumbang ke area istirahat mereka sebelumnya.     

"Zeke, apa itu tadi?"     

"Jangan tanya aku, ini pertama kalinya aku melihat hal yang seperti itu. Biasanya yang muncul hanyalah hempasan udara yang seketika mendorongku kembali ke area anak tangga 300 an."     

"Hah~ sudah lama semenjak aku merasakan sebuah ketakutan. Aku yakin kalau makhluk ini akan sedikit berbeda dengan lawan yang kuhadapi sejauh ini," benak Zen.     

Zen dan Zeke mencoba untuk mendaki kembali, namun sesuatu seperti tangan dari belakang mereka muncul dan mencoba menarik mereka.     

Zen yang kemarahannya sudah memuncak tentunya tidak biaa bersabar lagi, ia kemudian mengeluarkan pedang miliknya dan secara reflek mengaktifkan skill juga.     

[Armament]     

Slash!     

Tangan-tangan tersebut tidak terkena serangan, sebab tebasan Zen menembusnya. Selain itu, sesuatu juga tiba-tiba menghempaskan mereka kembali ke bagian anak tangga ke 500.     

"Zen, apa kau baru saja mengaktifkan skill?"     

"Huh? Tunggu, kau benar, salah satu skill ku aktif."     

Seharusnya, player yang sudah memulai pendakian akan tidak diperbolehkan menggunakan skill oleh sistem. Hal ini merupakan peraturan dari tantangan ini sendiri. Kemungkinan skill yang diperbolehkan hanyalah skill pasif dari sebuah senjata atau item, bahkan potion juga dilarang.     

Dan saat ini, Zen tanpa sengaja menggunakan skill tipe aktif miliknya. Skill itu juga tetap bekerja dan tidak dicekal. Zeke yang menjadi penasaran pun ikut menggunakan salah satu skillnya, dan itu juga berhasil aktif.     

"Hei Zeke, bukankah ini berarti ...."     

"Hah, kau benar."     

[Soul Aura]     

[Ghost Step]     

[Spirit Awakening]     

[Sky Move]     

Ketika mereka berdua saling mengaktifkan skill, aura menggebu-gebu keluar dari tubuh avatar mereka. Dan ketika mereka mulai melangkah kembali ke anak tangga 501, tidak ada masalah yang mereka rasakan. Dan sebuh notifikasi juga muncul di saat itu juga, sama halnya ketika mereka mendapatkan tantangan di lantai-lantai sebelumnya.     

[ Dikonfirmasikan kelayakan player, tantangan yang akan dimulai dari anak tangga kali ini adalah, Dominasi. ]     

Setelah membaca hal itu, Zen dan Zeke terlihat seperti tidak terlalu memperhatikannya, dan meneruskan langkah mereka. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini mereka bergerak lebih cepat, bahkan sampai melangkahi beberapa anak tangga sekaligus.     

"Zeke, anak tangga ke berapa sekarang?"     

"Enam ratus tiga puluh, kurasa kita sekara g ada di tingkatan itu."     

"Oh? Benarkah? Aku tidak terlalu menghitung, tapi lihatlah, bukankah ini terlihat kalau kita akan segera mencapai puncaknya?"     

"Sepertinya, kalau begitu kita lanjutkan saja."     

Mereka berdua sadar, kalau pergerakan mereka semakin lambat lama kelamaan. Tetapi mereka berdua sendiri tidak terlalu mempedulikannya dan lebih memilih untuk terus begerak maju.     

"Oi oi oi, aku tidak menyangka kalau daat mencapainya di hari ini," ucap Zeke dengan wajah yang berpuas diri dan lega.     

"Jadi total jumlah anak tangga untuk menuju tempat ini 666 huh, tidak mengejutkan untuk tempat di mana bagian iblis di simpan," guman Zen.     

»Asura's Temple«     

Zen dan Zeke akhirnya dapat mencapai puncak tangga. Kuil ini benar-benar tetletak di atas lapisan awan, sebab dari anak tangga 665 menuju ke anak tangga 666, player akan menembus awan, dan oemandangan sebuah kuil akan terlihat.     

Kuil ini bisa dikatakan sangat sepi, yang tetlihat sejauh ini hanyalah susunan gapura dan dinding-dinding yang dipenuhi ukiran, dan semuanya yang ada di sana terbuat dari batu.     

Beberapa patung juga terlihat, dan jika di lihat baik-baik banyak aspek dari agama hindu dan budha bertebaran di tempat ini.     

"Zeke, kau merasakannya bukan?"     

"Yah, bangunan yang ada di tengah dan paling ujung sana. Aku yakin di sana lah tempat dari sosok yang menatap kita sebelumnya."     

Sesaat Zen dan Zeke saling menatap satu sama lain, merek seperti menyadari kalau di kepala mereka maing-masing telah menikirkan hal yang sama, dan itu membuat keduanya tersenyun lebar. Bukan seperti senyuman bahagia biasa, melainkan senyum yang menunjukkan gairah mereka pada pertarungan.     

.....     

»Asura's Temple«     

Kembali ke tempat para anggota guild High Order dan Mountain Fist berada. Setelah sekitaran setengah jam lebih, mereka akhirnya berhasil menembus tangga dan melewati anak tangga ke 666.     

Mereka semua cukup takjub dengan pemandangan yang mereka dapatkan setelah perjalanan panjang. Namun mereka tidak menyangka kalau hal ya g menyambut mereka adalah dua player yang terentang tidak berdaya di lantai kuil.     

"KETUA!!" teriak para anggota Mountain Fist yang terkejut dengan keadaan Ketua mereka. Ketika mereka menuju ke posisi Zeke, beberapa anggota High Order, lebih tepatnya Ai dan Yuki menyadari penampilan sosok yang ada di sebelah Zeke.     

"Zen?" gumam Yuki.     

"Bukankah itu Kak Zen?" ucap Ai yang masih belum pasti.     

Sedangkan Yuki sudah melesat ke posisi Zen dan memeriksanya, ia dapat melihat kalau Zen dalam keadaan tidak sadarkan diri, dan tentu Yuki sangat khawatir saat ini.     

"Zen ... Arka, bagaimana bisa kamu berakhir seperti ini," gumam Yuki.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.