Adventure World

Lv. 176 - H-0



Lv. 176 - H-0

0»Mesaia Island«     
0

Hari yang dinanti-nanti telah tiba.     

Hari di mana perkumpulan antara para Pemimpin Guild tingkatan High Class akam terjadi.     

Sebelum itu, mungkin perlu dijelaskan kembali apa itu Guild High Class. Guild High Class adalah guild tingkat tertinggi dari dua tingkatan sebelumnya, Low Class dan Mid Class.     

Ketiga tingkatan tersebut tentunya memiliki perbadaan dalam berbagai hal. Misalnya jumlah anggota yang bisa ditampung, pengaruh pada NPC, wilayah kekuasaan, dan fitur-fitur yang bisa dibuka lainnya.     

Dan di Adventure World, guild yang dapat mencapai tingkat High Class bisa dibilang dapat dihitung dengan hitungan jari.     

Tingginya tingkat kesulitan mencapai tingkatan tersebut membuat jumlah Guild High Class berada di angka yang rendah.     

Kebanyakan juga, mereka yang memang menjadi pemimpin guild-guild besar ini adalah para pro player.     

Kembali ke topik pertemuan para pemimpin guild. Dikabarkan, pertemuan ini diadakan di tempat milik salah satu guild yang menghadiri acara ini.     

Guild tersebut merupakan Warblood Titan. Guild dengan prestasi sebagai penakluk lantai Phyrallos ro Theos terbanyak ini ternyata memiliki markas di Mesaia Island.     

Terbilang cukup mewah, sebab harga tanah dan bangunan di pulau ini terbilang sangat mahal. Bahkan bisa saja melewati harga yang ada di Ibukota sebuah Kerajaan.     

Saat ini, di depan bangunan markas mereka sedang berdiri banyak player dengan lambang-lambang tertentu di equipment mereka.     

Tentunya bisa ditebak kalau itu adalah simbol dari para Guild High Class yang mendatangi acara. Karena acara kali ini hanya dapat dihadiri oleh sang Ketua dan kedua Wakilnya.     

Banyak anggota guild tersebut terpaksa untuk tetao di luar. Dan di luar juga bukan berarti mereka hanya menunggu, melainkan ini juga sebagai bentuk keamanan.     

Di tempat seaman Pulau Mesaia memangnya diperlukan tim keamanan? Tentu saja, karena tidak ada yang tahu kapan masalah akan datang, dan masalah juga bukan berarti harus dalam bentuk pertarungan saja.     

Kalau begitu, kita pergi ke tim tersayang kita, yaitu Nameless Party. Zen, Luck, dan Raven telah sampai di pulau ini beberaoa saat sebelumnya, tentunya dengan mengendarai Zoir.     

Tetapi karena akan ada keributan jika seekor naga tiba-tiba turun di tengah kota, maka mereka bertiga pun memutuskan untuk turun di luar pulau, dan berjalan kaki memasukinya.     

Lalu di mana Dio? Bukankah sebelumnya ia berkunjung ke markas Nameless? Tentunya ia sudah kembali ke tempatnya, Guild Phantom.     

Dua player dengan penampilan penuh akan warna hitam, dan yang satunya warna putih yang mendominasinya. Seperti itulah trio ini jika dilihat dari penampilan.     

Setelah berjalan kaki beberapa saat, akhirnya mereka bertiga tiba di depan markas guild Warblood Titan. Keduanya terdiam tepat pada jarak lumayan jauh dari pintu masuk, dan semua orang mulai memperhatikan mereka.     

"Tempat guild High Class memang berbeda yah," ucap Raven.     

"Kau benar, walaupun kita memikiki ruang bawah tanah yang tidak kalah megah. Tetap saja, penampilan luar memang yang paling menujukkan dominasi," lanjut Luck.     

Raven pun hanya mengangguk-angguk mendengar ucapan Luck. Lalu, bagaimana dengan Zen? Lupakan saja, saat ini ia sedang tidak.bisa dialihkan dari dua hal yang ia pegang dengan kedua tangannya     

"Gelato dan Crepe memang yang terbaik," ucap Zen dengan kedua makanan tersebut di kedua tangannya.     

Luck hanya bisa memandangi Zen dengan tatapan heran, sebab sejak awal tiba di pulau ini dia hanua terus mepedulikan manisan. Dan Raven sendiri hanya bisa berekasi dengan senyuman di wajahnya, ia sendiri sudah sangat terbiasa dengan kombinasi antata Zen dan manisan.     

"Hei, ini sudah yang manisan keberapa yang kau makan?" tanya Luck dengan tatapan heran dan nada dingin.     

"Entahlah, aku tidak peduli berapa banyak yang telah kumakan. Sebab berapa banyakpun itu manisan yang kumakan, aku tidak akan pernah bosan dengan mereka," jawab Zen dengan riangnya.     

"Huh~" Dan Luck, hanya bisa menghela napasnya menanggapi Zen.     

"Sudahlah Luck, lagi pula tidak masalah bukan untuk menikmati layanan yang ada di sekitar." Raven, seperti biasa selalu berusaha menjadi penengah.     

"Lihat! Raven memamg selalu memgerti diriku," ucap Zen, dengan salah satu tangannya yang merangkul Raven.     

"Raven, kau terlalu memanjakan dia. Lihat sekarang dia semakin bersikap seenaknya."     

Ketika mereka sedang di tengah kericuhan tersebut, tiba-tiba sebuah panggilan terdengar menuju ke mereka bertiga.     

"Yo! Zen, dan dua temannya."     

Suara itu berasal dari seorang player Elf berjubah penyihir dan memiliki surai panjang berkilau layaknya emas. Dan juga ia memikiki tatapan misteriua yang juga warna emasnya tidak kalah mencolok dengan rambutnya.     

"Lama tidak bertemu, Tuan Zen," sapa sosok yang berada di Elf sebelumnya. Ia adalah pemuda dengan manik mata layaknya perak, dan memiliki surai hitam dengan ikatan ponytail.     

"Ein? Noah?"     

Zen sedikit terkejut dengan mereka berdua yang tiba-tiba menyapa partynya.     

"Melihat kau yang tidak sendirian memang aneh. Hei perkenalkan aku Ein, Ketua dari Scarlet Moon."     

"Dan aku Noah, Wakil Perrtama dari Scarlet Moon."     

"Luck, teman Zen."     

"Raven, teman Zen juga."     

Keempatnya mulai saling berjabat tangan, dengan Zen yang menyaksikannya dari samping.     

"Kalian berdua juga sepertinya punya teman baru di sini. Siapa gadia itu?" tanya Zen sambil menujuk sosok gadia bertubuh mungil di samping Noah.     

"Oh, dia adalah gadis yang kuangkat menjadi Wakil Kedua guildku belum lama ini," jawab Ein. "Kenalkan dirimu," ucap Ein dengan selembut-lembutnya.     

"A-Anu, perkenalkan aku Vivi. Wakil Kedua dari Scarlet Moon."     

Ia adalah seorang gadis dengan telinga kucing berwarna putih, dan memiliki rambut pendek sebahu. Kedua manik matanya memancarkan kilauan dari warna kuning kecoklatan. Dan ada sesuatu yang mencolok darinya, yaitu seekor harimau berwarna putuh yang mengikuti dirinya di belakang.     

"Beastmaster huh ...," batin Zen.     

"Jadi dia player Beastmaster," batin Luck.     

"Ini pertama kalinya aku menemui seorang player Beastmaster," batin Raven.     

Secara bersamaan, merek bertiga memikirkan hak yang sama tentang class player bernama Vivi ini.     

Beastmaster, bisa dibilang salah satu class lanjutan yang hanya bisa didapatkan di tempat para Elf, Ostoraria Kingdom.     

Class ini memiliki keunikan yaitu, player dapay menjakin sebuah hubungan master dan bawahan dengan seekor beast yang berhasil mereka taklukan.     

Lalu, ada sebuah kemampuan unik bernama Resonance, yang dapat membuat player dapat menggabungkan diri dengan beast yang ia miliki.     

"Anu ... apa yang berada di samping Tuan Raven itu Alopex?" tanya Vivi tiba-tiba.     

Seketika semua pandangan mengarah ke posisi Lazulix. Dan Raven juga mukai mengangkat Lazulix ke gendongannya juga.     

"Benar, dia spesies Alopex. Namanya Lazulix, jadi panggil saja dia Lazu atau ZuLix."     

"Kalau boleh saya tanya, varian Alopex apa dia? Kenapa warna bulunya lebih gelap dan tajam?" tanya Vivi dengan tatapan penuh harapan.     

Ketika Raven ingin menjawab, seketik Zen dan Luck menahan mulutnya, dan mengirim sebuah pesan dari voice chat.     

[ "Jangan sampai kau mengatakannya pada gadis kecil seperti dia." ]     

[ "Zen benar, bilang saja kalau Lazulix itu memang varian unik. Jangan sampai melukai hati kecil gadis itu." ]     

Tangan Zen dan Luck akhirnya terlepas dari mulut Raven. Dan Raven sendiri mulai memberikan jawaban yang sudah ia pikirkan dengan baik-baik.     

Simpelnya si Vivi itu percaya, dan bahkan sampai bilang untuk mencari Alopex yang sejenis dengan milik Raven jika ia bisa.     

Ein dan Noah juga hanya bisa menahan tawa melihat party Zen yang berusaha sebisa mungkin bersikap dan terlihat lebih akrab di hadapan semua orang.     

"Baiklah, bukankah lebih baik kita masuk sekarang?" ajak Ein.     

Mereka semua pun setuju dan memutuskan untuk membuat langkah yang sama, dan akhirnya mereka semua memasuki markas Warblood Titan.     

....     

»Warblood Titan Headquarters«     

Ketika party Zen melangkahkan kakinya memasuki markas Warblood Titan, beberapa player mulai menyambut mereka dan memberi arahan pada beberapa hal. Sampai mereka menemui sepasang pintu yang telah terbuka menunggu mereka.     

"Zen, kami duluan," ucap Ein.     

Ein dan partynya langsung menempati posisi mereka sebagai tamu undangan. Sedangkan Zen dan partynya, mereka masih sibuk mencari satu persatu posisi     

Tepat ketika Zen dan partynya masuk, hampir semua pandangan menuju ke arah mereka. Lalu, termasuk si pembawa acara. Schwartz, Wakil Pertama dari Warblood Titan.     

Schwartz memberikan sebuah isyarat pada Zen dan partynya untuk melihat ke sebuah arah. Dan di sana ternyata sudah ada sebuh kursi dan meja yang dalam keadaan kosong dan tidak ada tanda nama atau lambang guild di atasnya.     

Penempatan setiap player di pertemuan kali ini sebenarnya cukup biasa. Setiap Ketua mendapatkan kursi mereka masing-masing dan Wakil mereka dapat berdiri di belakangnya.     

"Baiklah semuanya, saya sebagai pembawa acara kali ini akan memulai acara hari ini ...."     

Dan sambutan awal pun dimulai.     

....     

»Central of Kingdom, Diamond Kingdom«     

Di saat bersamaan ketika pertemuan antara ketua guild dilaksanakan. Ternyata ada sebuah festival yang terjadi di kerajaan ini.     

Dan seseorang, sedang merancang sesuatu untuk semakin meriahkan kegiatan ini secara diam-diam.     

"Tuan Alucard, semua persiapan telah selesai," ucap sosok tersebut sambil berlutut bersama dengan sosok lainnya.     

"Tuggu sebentar, ini belum waktunya. Tunggu saja sedikit lebih lama, dan kita akan mendapatkan hasil tangkapan yang lebih besar. Sekarang pergi dan awasi saja yang tengah berjalan."     

"Baik Tuan," jawab mereka dengan komoak, dan pergi begitu saja tanpa meninggalkan jejak.     

Ketika Alucard ingin bersantai. Ia menyadari kalau salah satu bawahannya ada yang masih di tempat.     

"Ada apa?"     

"Ada yang ingin saya laporkan juga Tuan."     

"Apa?"     

"Saya mendengar kabar kalau para Demon juga telah memulai pergerakannya."     

Seketika Alucard menunjukkan ekspresi yang cukup menyeramkan, suara gertakan gigi terdengar dan tatapannya juga sangat tajam. Tidak lama setelah itu, akhirnya ia bisa kembali tenang, dan melanjutkan obrolan.     

"Baiklah, terus lanjutkan pengawasanmu pada mereka dan laporkan jika ada hal yamg mencurigakan secara langsung padaku."     

"Baik, Tuan." Dan bawahan Alucard pun pergi meninggalkan tempat.     

"Demon huh, ini sudah lama sekali semenjak yang pertama. Aku tidak sabar dengan yang kedua ... dan kali, pasti kalau kami akan lebih unggul."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.