Adventure World

Lv. 69 - Penguasa Lautan



Lv. 69 - Penguasa Lautan

0Kepalaku kacau, aku terombang ambing di dalam ombak. Ini lama sekali sejak terakhir kali aku pingsan saat di dalam game. Aku mencoba melihat sekelilingku, ini cukup aneh karena awalnya aku berada di tengah laut.     
0

Dan sekarang aku berada di sebuah tempat yang mirip dengan gua, dengan ukuran yang super besar. Dan melihat ada sumber air yang dekat denganku, aku pun mempunyai sebuah tebakan.     

"Apa ini gua dalam air?"     

"Kau benar, ini adalah bagian terbawah dari Unending Ocean."     

Aku tidak tahu suara siapa itu, tapi mendengarnya benar-benar memeberikan sebuah intimidasi yang sangat kuat. Dari dalam air aku bisa melihat sesuatu muncul secara perlahan. Dari sebuah benda lancip yang terlihat seperti kristal berwarna biru es, sampai sesuatu yang menyerupai ....     

"Naga?"     

Apa-apaan itu?! Sebuah kepala yang mirip dengan kepala naga muncul, makhluk itu memiliki sisik berwarna biru laut, lalu terdapat sirip dan beberapa tanduk besar dan kecil memenuhi kepalanya yang terlihat seperti kristal biru es. Dengan mata reptil keemasan yang sangat tajam, ia menatapku dengan sangat intens.     

Tunggu, penampilannya tidak penting. Yang membuatku terkejut setengah mati adalah ukurannya. Ia benar-benar besar, dan dalam artian ini dia memiliki ukuran yang sangat gila. Bayangkan saja, walaupun dari jarak cukup jauh, aku bisa pastikan kalau ukuran matanya saja lebih tinggi daripada diriku.     

•????•     

{???}     

{???}     

"Manusia ... apa kau tidak mengingat apa yang terjadi sebelumnya," ucapnya dengan suara yang menggelegar.     

Aku tidak bisa menjawab, walaupun ini tidak membuatku terlalu takut, tapi melihat ukurannya saja sudah membuatku kehabisan napas. Aku mencoba tenang dan mengingat apa yang terjadi, bagaimana aku bisa sampai di sini, dan bagaimana keadaan dari para anggota The Dreamer.     

....     

Semua ini berawal dari munculnya tentakel misterius yang mengelilingi kapal The Dreamer. Luis yang tanpa pikir panjang menebas salah satu tentakel itu. Namun hal itu berakhir dengan sangat buruk, tombak Luis hancur dalam satu kali ayunan.     

Dan hal itu menyebabkan kemarahan dari makhluk yang memiliki tentakel itu. Dari depan kapal muncul sebuah kepala gurita raksasa dengan tampilan kulit berwarna hitam keabu-abuan dan terlihat memiliki tekstur kasar seperti bebatuan.     

•Kraken•     

Ancient Beast | ☆☆☆     

Lv. 65     

HP : 70.000     

Semuanya mengalami ketakutan, tidak ada yang bisa bergerak. Sampai Lily maju sendirian, hal itu menyadarkan mereka semua, kalau mereka masih bersama-sama. Zen hanya melihat dari belakang, ia sendiri bahkan tidak yakin akan menang melawan monster yang ada di depannya.     

Jika diingat-ingat kembali Zen mungkin telah mengalahkan beberapa monster kuat dengan jumlah party yang minim ataupun sendirian. Namun ketahuilah bahwa pertarungan di atas air itu berkali-kali lipat daripada pertarungan di daratan. Selain harus menahan napas atau player akan mati secara perlahan, pergerakan player di air benar-benar terbatas.     

Bayangkan saja baik itu untuk seorang player yang tidak bisa berenang atau pun bisa, melawan A.I. monster yang memang sudah dirancang untuk bisa bergerak bebas di air, tentu si player yang akan durugikan.     

"Huh, ini menjadi sangat merepotkan, kami sudah melewati daerah pusat Lautan Barat, dan dapat kuperkirakan kalau aku bisa mencapai pintu Underworld dalam beberapa hari lagi. Tapi sepertinya itu mustahil."     

"Semuanya bersiaga, lakukan formasi yang seperti biasanya. Kita pasti bisa!" teriak Lily memberi komando.     

Terlihat meyakinkan memang, namun .... "Apa yang bisa dilakukan sekumpulan player dengan rata-rata level 40 an." Itulah ya g dipikirkan Zen.     

Salah satu tentakel Kraken mulai menyerang ke arah Lily dengan kecepatan yang sangat tinggi. Lily bahkan tidak bisa melihat serangab itu datang dan tiba di depannya begitu saja. Luis dan Pietro berusaha melindunginya namun itu sia-sia karena kurangnya kecepatan mereka berdua.     

[Armament]     

[ All damage +35% ]     

[ Atk. Speed +30% ]     

[Line Slash]     

Trang!!     

Zen berhasil menghentikab serangan Kraken, namun ia hanya bisa memberikan goresan yang setidaknya cukup dalam. Ia juga membuat tentakel itu terlempar, dan juga ....     

Krttk!!     

Senjata Zen hancur di saat itu juga. Menggunakan Armament dan menebas sesuatu yang sangat keras benar-benar membebani senjata Zen, karena hal itu senjatanya hancur berkeping-keping.     

[Cursed Thorn]     

Tidak berhenti di situ saja, Zen mengeluarkan serangan sihirnya. Ia menembakkan semua basic attack sihirnya, lalu ia mulai mengisi kembali kedua tangan sekaligus kelima sulurnya dengan pedang yang masih baru dari inventory.     

Bahkan pedang yang dipegang oleh sulur masih terkena efek Armament, melihat hal itu Zen pun memutuskan untuk menggunakan semuanya sekaligus. Ia melemparkan seluruh pedangnya mengarah ke kepala Kraken, memang tidak sampai menancap karena kurangnya kekuatan. Namun setidaknya ia biaa memberikan beberapa goresan dan membuatnya terhenti sementara.     

"Zen?"     

"Oh, sepertinya aku bergerak tanpa sadar. Kau tidak apa-apa kan Lily?"     

"Apa yang kau lakukan?!" tanya Luis dengan nada kesal.     

"Diam kau," ucap Zen dengan menunjuknya, dan kali ini suara Zen benar-benar berbeda. Kali ini dia sedang serius.     

Untuk sesaat sesuatu berpintas di pikiran Zen sebelum ia bergerak menolong Lily, ".... Yang sekarang ini adalah keinginanku ... aku sangat menyukai lautan ... impianku adalah mengelilingi semua samudera ... walaupun gagal ... setidaknya aku sudah punya penggantinya." Setelah mendengar hal itu dan mendapatkan nasihat secara langsung dari Lily, hatinya benar-benar melunak. Bahkan mereka belum lama saling kenal, tapi Lily sudah membuat Zen memiliki kembali keinginan untuk membuat suatu tujuan baru.     

"Sial, sejak kapan aku menjadi sebaik ini. Lagi-lagi aku bergerak berdasarkan hati untuk orang lain. Yah, tidak buruk juga kurasa," benak Zen.     

"Zerk!"     

"Ha? Apa?"     

"Putar haluan."     

"Kenapa aku harus mendengarkanmu?"     

"Cepat."     

Zen yang memberi perintah pada Zerk dengan meninggikan suaranyaenjadi hal yang cukup mengejutkan. Zerk yang awalnya benci pun bisa tunduk hanya dengan satu kata, terlihat kalau Zen sudah mengeluarkan sisi seriusnya, ia menjadi cukup menakutkan.     

"Zen mau kemana kau?"     

"Ahh ... jangan khawatirkan aku, kalian maju saja."     

Zen memberikan sebuab tatapan isyarat pada semua member The Dreamer yang ada di belakang Lily, dan mereka semua terlihat mengerti. Zen berdiri di tepi deck kapal menghadap ke arah Kraken berada.     

Lily yang berusaha mendekatinya ditahan oleh Pietro dan Luis. "Pietro? Luis? Apa yang kalian lakukan? Lepaskan aku ...." Lily berusaha memberontak namun ia tidak bisa melakukan apapun sampai akhir.     

Hal ini sebenarnya sudah terlihat jelas. Jika tidak ada yang menghentikan Kraken untuk mengejar mereka, maka bisa dipastikan kapal akan tenggelam dan korban pun akan bertambah.     

Zen hanha berbalik melanjutkan langkahnya, dan di saat-saat terakhir ia menyambungkan sebuah voice chat ke Lily secara pribadi.     

Di telinga Lily terdengar jelas Zen berkata,     

[ "Ayolah Lily, ini hanyalah game. Bukan berarti aku akan mati di dunia nyata juga, dan kau harus melanjutkan pelayaranmu." ]     

"ZEEEEN!!!"     

Zen melompat ke arah Kraken, di sini terlihat jelas perbedaan ukuran mereka. Jika dibandingkan secara singkat, bahkan mata Kraken sebanding dengan ukuran kepala Zen.     

Zen menancapkan pedangnya ke kepala Karaken, pertarungn mereka dimulai. Beberapa tentakel Kraken berhasil melilit tubuh Zen. Namun ia maaih berusaha bertahan dengan berpegangan pada pedang yang menancap.     

Dan di saat itu tiba-tiba sebuah gelombang air raksasa muncul. Gelombang itu memecah belah Zen dan Kraken, menjauhkan mereka berdua. Dan gelombang itu juga yang mendorong kapal The Dreamer semakin menjauh.     

"Yah, mati satu kali tidak buruk juga. Toh item yang hilang tidak akan terlalu banyak juga ...."     

Perlahan kesadar Zen menghilang dan tubuhnya berlanjut menhikuti arus. Sampai sesuatu berukuran raksasa mengambilnya.     

....     

"Begitu ... sekarang aku ingat," gumamku.     

"Manusia ...." Sekali lagi naga itu memanggilku. "Siapa kau sebenarnya?" lanjut naga itu bertanya.     

Aku tentunya kebingungan, karena aku sendiri tidak tahu naga itu siapa. Apalagi naga itu bukanlah monster biasa, karena ia termasuk seorang NPC. Dengan mengerahkan seluruh keberanian aku pun membalas ucapan naga itu.     

"Dan kau sendiri siapa? Aku bahkan tidak tahu dirimu."     

Naga itu mulai menyipitkan matanya, jujur aku sedikit terkejut, namun ia aku masih berusaha tetap terlihat normal.     

"Aku Leviathan, penguasa lautan ini."     

"Leviathan?"     

Kemudian aku teringat suatu kisah lama yang tidak sengaja kudengar dari seorang pendongeng saat di kota pelabuhan Leviathan. Salah satu Ancient Dragon, yang merupakan deretan makhluk tertua di dunia.     

Leviathan juga diketahui sebagai penguasa lautan Selatan. Naga yang punya kuasa penuh pada air, dan ia juga salah satu penyebab sisi Selatan dunia ini memiliki suhu yang rendah sampai titik membeku.     

•Leviathan•     

{Sea Emperor}     

{Anciet Dragon}     

"Sekali lagi manusia, siapa dirimu sebenarnya?"     

"Aku Zen, dan seperti yang kau lihat. Aku hanyalah manusia."     

"Lali kenapa aku biaa merasakan aura Yggdrasil dari tubuhmu. Jika ini tidak membuatku penasaran, mungkin akan aku biarkan kau mati dengan Kraken muda itu."     

Jadi dia benar-benar menyelamatkanku huh ... lalu Yggdrasil, bukankah itu nama pohon dunia yang ada di kerajaan Elf? Oh, aku ingat kalau Yggdrasil juga punya bentuk naga, dan ia juga terhitung sebagai salah satu Ancient Dragon.     

Dan jika ini berhubungan dengan Yggdrasil, aku tahu penyebabnya. Aku mengeluarkan salah satu dahan pohon Yggdrasil yang aku masih simpan.     

Leviathan kemudian mendekat dan memeriksa sesuatu yang ada di tanganku itu. Dan yang paling mengejutkan adalah ia menunjukkan sebuah senyuman, tapi aku tidak yakin juga.     

"Jadi dia benar-benar sudah bangun."     

"Apa yang kau maksud Yggdrasil?"     

"Ho~ apa kau sudah tidak takut denganku, manusia?"     

"Lebih tepatnya karena aku audah sangat takut sampai melewati batas tertentu, dan itu membuatku sudah tidak merasakan apapun."     

"Kuhahaahaha, kau manusia yang menarik."     

Entah kenapa aku merasa kalau makhluk ini mudah di ajak bicara.     

"Hei, ada yang ingin kutanyakan. Apa ukuran Ancient Dragon memang sebesar ini?"     

"Tentu, bisa dibilang ukuranku cukup normal setelah hidup jutaan tahun. Jika kau meliht ukuran asli Yggdrasil sebelum ia melemah. Kau pasti akan lebih terkejut."     

Yup, dia cukup ramah.     

"Oh, begitu kah .... Ngomong-ngomong sekarang kita ada di mana?"     

"Bukankah sudah kubilang, kita berada di gua dalam laut. Salah satu yang terbesar, sekarang biarkan aku bertanya. Apa tujuanmu sampai mendatangi lautan ini?"     

"Oh, itu karena ...."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.