Adventure World

Lv. 18 - Zen VS Lone Wolf



Lv. 18 - Zen VS Lone Wolf

0"Hmm ... kalau dipikir-pikir bagaimana caraku membangunkannya dari jarak aman? Oh!! Kalau begitu akan kugunakan ini."     
0

Zen mulai merogoh inventory miliknya dan mengeluarkan peledak. Tanpa banyak bicara dia telah menyulut sumbunya dan melemparnya ke arah boss yang tertidur.     

Boom!!     

Suara ledakan dari kejauhan terdengar. Dan bisa dipastikan kalau serigala itu telah bangun dari tidurnya. Dan dari kelihatannya serigala itu terlihat marah pada Zen.     

Serigala itu mulai berlari dengan kecepatan yang bisa dibilang cukup tinggi. Tapi dia tidak sadar kalau sudah masuk ke dalam jebakan Zen.     

Zen yang melihatnya hanya diam saja, bahkan katananya masih tersimpan. Saat serigala itu mencapai Zen dia terjatuh ke salah satu lubang jebakan.     

Lubang itu memang tertutup dari atas, dan sepertinya cukup efektif karena serigala itu tidak menyadarinya. Suara erangan dari serigala itu terdengar.     

Di waktu yang bersamaan Zen telah pergi ke posisi lain, kali ini dia akan menggunakan peledak yang dia tanam di lantai dengan beberapa bongkahan batu di atasnya.     

"Hoo ... aku tidak menyangka kalau secepat itu dia keluar dari jebakan. Dan sepertinya duri-duri itu hanya menggoresnya."     

Serigala itu sekali lagi berlari ke arah Zen, tapi kali ini bukan hanya sekedar lari, serigala itu juga terkadang membuat lompatan-lompatan kecil.     

"Gerakannya melambat, sepertinya racun dan pelumpuh masih memiliki efek padanya. Kukira itu tidak akan berefek apa pun."     

Serigala itu seperti memperkirakan kalau akan ada jebakan lain yang menunggunya, karena itu dia mengubah gerakannya.     

Tapi dia salah, hanya dengan menggunakan beberapa lompatan bukan berarti bisa menghindari jebakan Zen yang satu ini.     

Zen menanamkan peledak lalu memberinya bongkahan batu di atasnya bukan sekedar untuk menutupinya. Dia akan memanfaatkan ledakan yang terjadi untuk mendorong bebatuan itu.     

Jadi selain efek ledakan, akan ada serbuan dari serpihan batu yang akan menyerang serigala itu.     

....     

Hampir setengah jam telah berlalu, Zen terus mengulangi pola dari jebakannya untuk memberikan luka pada boss yang ada di depannya ini.     

Dari 4 lubang dan 10 dinamit yang ia siapkan, semuanya telah digunakan dengan lancar tanpa hambatan.     

Hal itu membuat HP boss yang awalnya 20.000 berkurang sampai sekitar 12.000 atau lebih tepatnya berkurang sekitar 40%     

"Huh ... pada akhirnya kami akan bertarung secara langsung kah ...."     

Zen mengeluarkan katana miliknya dan bersiap memulai pertarungan yang sebenarnya. Disaat bersamaan dia juga mengaktifkan ketiga skill miliknya.     

[Armament] [Soul Aura] [Ghost Step]     

Dari kejauhan berdiri seekor serigala yang penuh dengan luka, siap untuk menerjang lawannnya.     

"Sial aku gugup sekali, ayolah Arka kau pasti bisa." Zen berusaha membuat dirinya agar tetap tenang.     

Serigala itu mulai berlari, tetapi grakannya sangat tidak biasa. Sampai saat ini gerakannya hanya akan lurus kedepan dengan tambahan beberapa lompatan.     

"Eh? Ini imajinasiku sendiri atau memang gerakannya menjadi lebih cepat? Apa efek pelumpuh dan racun yang ada padanya telah habis? Ini menjadi semakin buruk saja," batin Zen saat melihat perubahan pada serigala itu.     

Serigala itu memang bergerak lebih cepat, tapi bukan hanya itu, gerakannya pun menjadi acak dan lebih rumit. Bisa dibilang dengan gerakannya itu, dia bisa menyerang Zen dari sisi manapun.     

Zen mencoba tetap tenang dan menerka-nerka dari mana serangan akan datang. Dan tiba-tiba dari depan terdengar geraman yang membuat Zen refleks mengarahkan katana miliknya ke depan.     

"Serigala ini sepertinya menjadi lebih pintar, membuat orang berpikir serangan akan datang dari belakang atau samping dan malah menyerang dari depan. Tapi, jangan kira hanya kau saja yang menyimpan sebuah trik," ucapnya dalam hati.     

Dengan tangan yang gemetar menahan cakaran dari serigala itu, Zen menghempaskan cakaran dari serigala itu.     

Dalam jeda waktu singkat, tangan kiri Zen telah merogoh kehampaan untuk mengambil sesuatu di dalamnya.     

"Setidaknya aku telah memposisikannya dimana aku bisa mengambilnya bahkan tanpa melihat," ucap Zen yang dilanjut lompatan ke belakang.     

Dan setelah itu telah terpajang tiga pisau lempar di sela-sela jari Zen. Tanpa membuang waktu Zen melemparnya ke arah serigala itu.     

Dari tiga pisau dua telah mengenai mata dan bagian salah satu pangkal kakinya dan pisau yang tersisa meleset.     

Untuk sesaat serigala itu menggeram kesakitan, tetapi hal itu langsung berakhir dengan serigala itu juga menyerang Zen sekali lagi dengan mulut terbuka.     

Zen mau tidak mau harus menahnnya lagi dengan pedangnya. Dia cukup heran kenapa dia tidak bisa memotong rongga mulut serigala itu.     

"Pertahanannya terlalu tinggi, jika saja pisau yang ada di matanya itu bisa masuk lebih dalam dia akan mati seketika," pikir Zen saat melihat kondisi serigala itu.     

Dalam game ini sekuat apapun makhluk hidup, jika bagian vitalnya telah hancur atau terluka, dia pasti akan mati. Tapi, ketahanan dari tubuhnya juga menjadi faktor dari selamat atau tidak dirinya.     

Dan contohnya serigala ini, sekuat apapun Zen mendorongnya katana miliknya, ia tidak bisa memotong rongga mulut serigala ini.     

Serigala itu menggigit katana Zen, dan melemparnya. Zen pun berakhir ikut terlempar sampai keluar dari goa.     

"Ah ... aku benci jika dilempar seperti ini."     

"Jika saja aku punya kekuatan lebih, kepalanya pasti sudah terpotong. Tapi ... jika kekuatanku tidak cukup, manfaatkan saja kekuatan lawan," pikir Zen saat melihat kondisi pertarungan.     

Ia pun bangkit kembali dan menjadi lebih tenang dan waspada kali ini. Dan sang serigala juga keluar dari goa, siap memberikan serangannya kembali.     

Dalam sekejap serigala itu melesat, berbeda dengan saat di goa, kali ini arena mereka lebih luas dan itu meningkatkan pergerakan dari serigala itu.     

"Fokus, fokus, dia sudah mulai menyerang. Aku harus memperoleh timing yang pas untuk memanfaatkan pergerakannya."     

Suara dari langkah dan lompatan serigala itu terdengar dari segala penjuru.     

"Dimana? Dimana? Depan? Belakang? Samping? Aku harus memutuskan ...." Pikiran Zen saat ini sedang dipacu, karena hal ini yang akan menentukan sipa pemenangnya.     

"Depan!!"     

Zen menghunuskan katannya ke arah depan dalam posisi menusuk. Dengan memanfaatkan kecepatan sang serigala itu sendiri, katana Zen telah mendarat tepat ditubuh serigala itu.     

Pada awalnya sejak pisau Zen bersarang di tubuhnya, HP milik serigala itu telah berkurang secara perlahan. Dan dengan katana Zen kali ini, kecepatan berkurangnya semakin cepat.     

Sekali lagi mulut serigala itu terbuka lebar, tetapi kali ini tidak untuk menggigit. Melainkan ....     

AUUUUWWWWWW!!!     

Angin yang berhembus sangat kacau. Zen berusaha menahan tubuhbya dengan menggenggam katananya agar tidak terhempas. Sayangnya lolongan itu lebih kuat, dan mengakibatnya terlempar sekali lagi.     

Saat Zen terlempar tubuhnya berulang kali menghancurkan pohon. Hal itu membuat ratusan HP-nya berkurang secara bertahap.     

Saat Zen telah terhenti, ia mencoba meraih inventorynya untuk menggunakan potion. Namun, dalam sekejap serigala itu sudah menerkam dan menggigit tubuhnya.     

HP Zen berkurang cukup cepat, ia berusaha meraih katana tetapi tidak sampai. Di saat itu Zen melihat kalau masih ada pisau yang menancap di mata serigala itu.     

Zen mendorong pisau itu untuk menusuk lebih dalam, terkaman serigala itu juga semakin melonggar. Tetapi HP Zen masih tetap berkurang.     

Zen berusaha mendorong pisau yang ada di tangannya. Hanya ini lah satu-satunya cara yang tersisa untuk mengakhiri pertarungan.     

"Keras kepala sekali!! kalau begitu, bagaimana dengan ini!!!"     

[Armament]     

"HAAAAAAAAAA ...."     

Sebuah aura muncul di mata pisau itu, gigitan dari serigala yang awalnya melonggar malah semakin kuat, dan dalam satu dorongan, Zen mengeluarkan semuanya dan berakhir membuat HP serigala itu berkurang semakin cepat sampai menyentuh titik nol.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.