One Night Accident

HANYA SUKA TAPI KOK MERANA



HANYA SUKA TAPI KOK MERANA

0happy reading     
0

****     

Jack tidak terima karena Ayu berani meninggalkan dirinya.     

Setelah puas mengamuk di rumah David, Jack langsung menuju club malam miliknya. Di mana Joe sudah menunggu. Dia akan berburu wanita malam ini. Ayu pikir dia siapa?! Dia cuma cewek cebol yang bahkan memiliki body standart. "Sayangnya hanya tubuh cebol Ayu itulah yang bisa membuatnya ketagihan." batin Jack membantah dirinya sendiri. Benar-benar cewek sialan.     

Dia pikir Jack akan merana ditinggal olehnya. Cih! Maaf saja. Banyak wanita yang rela menyembah demi bisa menyentuhnya. Jack hanya perlu menjentikkan jari dan banyak perawan rela membuka pahanya dengan suka rela.     

Jack langsung mengambil sendiri minuman yang terbaik di Clubnya itu. Tak tanggung-tanggung, lima botol sekaligus.     

"Party, Boss?" tanya si Bartender.     

Jack tak menjawab. Ia langsung membawa minumannya. Meletakkannya disalah satu meja di dekat lantai dansa. Dia melihat Joe yang masih asyik nge-DJ. Biasanya Jack tak pernah memperhatikan satu pun wanita yang berada di Clubnya kecuali malam berburu. Tapi malam ini lain. Jack ingin wanita yang bisa memuaskannya melebihi Ayu. Dia ingin bayang-bayang Ayu segera lenyap dari otaknya.     

"Boss, kenapa minum sendiri?" Seorang wanita sexy menghampiri Jack dan langsung duduk dipangkuannya tanpa malu-malu. Jack memandang wanita itu. Menilainya. Dia adalah Selena anak dari Kedubes Filipina. Tapi sekaligus bicth yang menjadi member di Clubnya. Yah, mungkin dia bisa bersamanya malam ini.     

"Mau menemani?" bisik Jack sambil menggerayangi paha Selena. Merambat hingga keatas. Selena sangat terkejut, sekaligus girang. Pasalnya, belum pernah Jack terlihat merespon wanita selama ini.     

Dengan gaya sensual Selena menempelkan tubuhnya merapat dan langsung mencium Jack dengan seluruh keahliannya. "Apapun keinginanmu, Boss," ucapnya manja, seraya mengalungkan tangannya dileher Jack dan menciumnya lagi.     

****     

"Ohhhh ... faster Jack! Aakhhh ...." Jack menghujam dengan kasar wanita yang sudah seminggu ini menjadi patnernya. Holly shit! Ini sudah tiga jam, dan dia belum ada tanda-tanda ingin keluar. Sementara wanita dibawahnya sudah mulai lemas.     

"Aakhhh!" Cewek dibawahnya sudah menjerit keras mencapai orgasmenya. Entah sudah yang ke berapa. Jack terus menggerakkan pinggulnya makin kasar. Dia sudah putus asa.     

Akhirnya Jack memejamkan matanya dan membayangkan tubuh dibawahnya adalah milik Ayu. "Oohh... Sweety! So tight!" racau Jack makin beringas.     

"Yeah.. like that! Oohh ... Ayu ... Ini luar biasa ...." Jack terus menghujam tanpa menyadari perubahan ekspresi wanita di bawahnya. Jack sudah tak tahan, akhirnya dengan satu hentakan keras dia mencapai pelepasannya, sambil menyebut nama Ayu dengan kencang.     

"Siapa Ayu? Aku Selena. Bukan Ayu!" protes wanita di bawahnya. Jack membuka matanya dan seketika kepuasan yang baru dicapainya terasa tidak lengkap, karena menyadari wanita dibawahnya bukan Ayu. Dia langsung berdiri dan mengenakan bajunya kembali. Selena melempar Jack dengan bantal di sebelahnya.     

"Siapa sebenarnya Ayu?"     

"Bukan urusanmu."     

"Tentu saja urusanku. Ini sudah seminggu, dan setiap bercinta denganku, kamu selalu menyebut nama itu." Selena merasa terhina. Tentu saja awal percintaannya dengan Jack dia tak mempermasalahkan saat Jack menyebut nama lain dan bukan dirinya saat bercinta. Selena memaklumi karena mungkin Jack baru putus dan butuh pelarian. Apalagi reputasi Jack yang terkenal tak bisa tersentuh wanita. Tentu saja Selena merasa istimewa karena berhasil menjerat seorang Jack.     

Setelah seminggu lebih Jack bahkan masih menyebut nama itu. Bukankah itu keterlaluan.     

"Kita hanya patner sex. Jadi terserah aku mau menyebut siapa saat bercinta."     

"Dasar brengsek!" Selena benar-benar sakit hati, mengetahui bahwa percintaan mereka bukan apa-apa bagi Jack. Kemudian, Jack langsung memberinya tatapan hipnotis dan seketika Selena terdiam.     

"Lupakan semua dan pergi dari sini," ucap Jack menyugesti Selena. Jack sudah bosan dengan Selena, apalagi jika mulai mempertanyakan perbuatannya. Wanita-wanita pencemburu dan sok istimewa hanya karena sudah tidur dengannya memang harus segera di singkirkan.     

Selena hanya menurut dan tak lama kemudian keluar dari kamar hotelnya.     

"Huh! Wanita selalu merepotkan!!" Jack melihat jam di tangannya. Pukul 01.15 dini hati. Dia langsung merapikan kembali bajunya dan kembali ke Club. Saat masuk ke Club suasananya masih ramai, tapi Jack tak melihat Joe.     

"Joe sudah pulang?" tanya Jack pada seorang pelayan.     

"Belum, tadi aku lihat dia ke toilet."     

"Ok. Bawakan aku bir." Kata Jack kemudian dan duduk kembali menikmati malam.     

"Silakan, Boss." kata si waitress begitu membawakan segelas bir untuknya.     

"Hanya satu gelas? Bawakan sebotol." Pelayan itu mengernyit karena Boss yang biasanya tak pernah minum lebih dari segelas, entah kenapa sudah seminggu ini selalu minum banyak. Tapi tentu saja waitress itu tetap melaksanakannya tugasnya.     

Joe menghampiri, saat Jack sudah menghabiskan botol ketiganya. "Brother, what happen? Akhir-akhir ini kamu terlihat kacau." Joe bertanya heran, melihat Kakaknya yang mulai setengah mabuk.     

Jack memandang Joe aneh. "Oh. Hi Mister Celebrity, why are you here?"     

"Stupid, ini 'kan clubnya juga. Kenapa Jack malah bertanya begitu?" Joe membatin. Terkejut.     

Joe lalu melihat botol kosong di depan Jack. "Huh. Pantas saja ngelantur. Kamu mabuk. Ayo kuantar pulang."     

"Aku tidak mabuk ... Ini masih sore ...."     

"What the hell?! Sekarang sudah jam 2.00 dini hari," Joe membatin.     

"Kamu kenapa?" Joe bertanya karena dari para waitress Joe tahu, sudah seminggu ini Jack selalu ke Club dan pulang dalam keadaan mabuk.     

"Perempuan itu pergi. Pergi untuk selamanya." gumam Jack sambil meneguk minumannya lagi.     

"Perempuan mana?"     

"Yang berkencan denganku."     

"Kamu tak pernah berkencan, Jack. Kamu meniduri mereka dan itu sangat banyak." Joe menjawab dengan geli.     

"Aku berkencan kok. Mmm ... Seminggu yang lalu. Oh, bukan! Mungkin sebulan yang lalu atau setahun yang lalu." gumam Jack makin ngelantur.     

Joe berpikir sejenak, baru seminggu Jack begini dan itu setelah Jack meninggalkannya di Singapura. Apa terjadi sesuatu waktu itu? "Apa kau pergi meninggalkanku di Singapura gara-gara seorang gadis?" Joe bertanya ragu.     

Jack memandang Joe lalu tertawa terbahak-bahak. "Dia sudah bukan gadis, aku sudah memerawaninya." kata Jack bangga.     

Joe terperangah. Ia benar-benar shock, karena biasanya kepentingan Joe selalu yang nomor satu buat Jack. Tapi posisi itu sepertinya akan bergeser digantikan wanita yang bahkan belum Joe ketahui orangnya. "Kamu benar-benar meninggalkanku untuk seorang wanita?" Joe memastikan.     

"Benarkah? Kenapa aku meninggalkanmu?" Jack terlihat bingung. Shit! Kelihatannya Jack memang mabuk. Tapi sesaat kemudian Joe menyeringai. Kapan lagi bisa menginterogasi Jack kalau bukan waktu mabuk.     

Seketika otak liciknya mulai bekerja.     

****     

Beberapa jam kemudian.     

Bukan hanya Jack yang sekarang mabuk. Tapi Joe juga ikut minum banyak walau tak semabuk Jack. Nasi sudah menjadi bubur. Keinginan Joe mengetahui rahasia Jack yang selalu tersembunyi rapat. Kini jadi bumerang baginya. Joe tak menyangka Ibunya mengadopsi anak yang memiliki keluarga paling berpengaruh di Inggris dan paling di takuti di Perancis. Joe bahkan sekarang berharap, Jack menghipnotisnya saja. Agar apa pun yang dikatakan Jack tadi. Rahasia sebesar itu tak seharusnya diketahui orang biasa sepertinya. Terlalu berbahaya. Joe menaruh satu botol lagi dan menyerahkannya pada Jack dan satu lagi untuk dirinya sendiri.     

"Kenapa sekarang kamu yang kusut? 'Kan aku yang ditinggal pergi." tanya Jack melihat Joe yang terlihat ikut tak bersemangat.     

"Betul juga! Dari sekian banyak ocehanmu aku belum tahu tentang wanita yang katamu meninggalkanmu itu."     

"Oh. Wanita tak berperasaan itu. Kau tahu aku sudah mengajaknya kencan, membelikannya baju, mengajaknya jalan-jalan dan bercinta dengan panas, tapi keesokan harinya? Dia malah kabur meninggalkanku."     

"Bwahahahahaha!!!" Joe tertawa ngakak hingga beberapa orang memperhatikannya.     

"Jelek sekali nasibmu, Brotha. Sekalinya jatuh cinta malah ditinggal kabur."     

Jack memandang tak suka. "Kau berani menertawakanku?!" "Ayolah Abang nggak usah sensi. Aku hanya tak menyangka sekalinya kau jatuh cinta, malah bertepuk sebelah tangan."     

"Aku tidak jatuh cinta." sangkal Jack.     

"Kakakku yang ganteng jelas sekali kamu ini jatuh cinta. Kalau tidak, tak mungkin kau sekacau ini, hanya karena seorang cewek."     

"Aku tidak jatuh cinta Joe. Aku hanya tertarik menidurinya." Jack tetap kukuh dengan pendiriannya.     

Joe memutar matanya. Ia jengah. "Ok, kamu tak cinta, hanya tertarik. Tapi coba bayangkan apa yang kamu lakukan jika bertemu dengannya tapi dia bersama laki-laki lain?"     

"Aku akan membunuh laki-laki yang berani menyentuh milikku." Jack geram. Membayangkan Ayu bersama laki-laki lain, sudah membuat darahnya mendidih. Inikah rasa yang selama ini Alex alami. Apa dia baru saja mengalami yang namanya cemburu? Pada siapa?! Bahkan belum jelas laki-laki itu ada apa tidak. Sekarang Jack tahu perasaan Alex yang bahkan tetap mempertahankan Sandra, walau Sandra hampir membuat perusahaannya bangkrut.     

"Bagaimana jika laki-laki itu aku?" Joe menaikkan sebelah alisnya dan menyeringai. Tanpa di duga Jack langsung mencengkeram kerah baju Joe dan hampir mengangkatnya dari lantai.     

"Try it! Jika kamu macam-macam, kamu akan menerima akibatnya" "Wow ... wow ... Easy, dude! Tak akan ada yang mengambil milikmu." Joe berujar sambil melepaskan cengkraman Jack. Memastikan, bahwa Kakaknya satu ini benar-benar jatuh cinta.     

Jack mengusap wajahnya frustrasi saat baru menyadari apa yang di lakukannya. Wajahnya memelas memandang Joe. "Sorry," katanya, lalu duduk kembali. Joe hanya mengangguk dan ikut duduk disebelah Jack.     

"Aku tak mau dan tak boleh jatuh cinta!" Jack memandang Joe memelas, seolah Joe bisa menghapus rasa cintanya untuk Ayu. Joe menepuk bahu Jack pelan.     

"Aku tahu. Tapi, karena ini peristiwa bersejarah bagaimana kalau kita rayakan?"     

"Kau merayakan patah hatiku?" Jack memandang kesal.     

Joe tertawa pelan. "Jadi sekarang kamu sudah mengakui, bahwa kamu jatuh cinta. Dan sekarang, kamu sedang patah hati?" Joe bersedekap memandang Kakaknya itu.     

Jack membuka mulutnya lalu menutupnya lagi. Menyadari, kalau ucapan Joe benar. "Terserah kamu sajalah," dengusnya sambil menenggak minumannya lagi.     

"Aku tahu kamu pasti mendapatkannya," gumam Joe lalu pergi ke tempat DJ.     

"HEY GUYS! MALAM INI SEMUA MINUMAN GRATISSSS...!" tiba-tiba suara Joe menggelegar memenuhi Club itu.     

Seketika sorak sorai memenuhi seluruh penjuru Club malam itu. Sedang Jack memandang Joe tajam. Apa-apaan ini? Dia mau Clubnya bangkrut?     

"TAK PERLU BERTERIMA KASIH PADAKU, TAPI BERTERIMA KASIHLAH PADA SAHABATKU, JACK, YANG SEDANG JATUH CINTA."     

Bagus! Joe benar-benar minta dihajar setelah ini.     

"OK! BERSULANG UNTUK JACK YANG SEDANG JATUH CINTAAAA..." teriak Joe diikuti seluruh pengunjung Club.     

Finally, Jack akan segera memutilasi Joe. Jack berdiri dan berusaha menghampiri Joe dengan sempoyongan. Kepalanya terasa sangat berat. Pandangannya mulai mengabur Baru beberapa langkah akhirnya dia ambruk tak sadarkan diri.     

Joe melihat kakaknya yang sudah tepar. "Bilang enggak cinta tapi merana. Huh ... dasar tsundere."     

****     

TBC.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.