One Night Accident

KESALAHAN PERTAMA DAN KETIGA



KESALAHAN PERTAMA DAN KETIGA

0Enjoy Reading     
0

****     

Ai kesal karena seharian ini dia harus melayani basa basi busuk para ibu-ibu sosialita yang mengatasnamakan amal tapi sebenarnya hanya ingin pamer. Tidak semuanya picik dan suka menjilat, namun tetap ada beberapa yang mengatasnamakan status mereka sebagai bangsawan atau pejabat untuk berusaha lebih dekat dengannya dengan menyanjung dan memujanya. Padahal Ai yakin dibelakangnya mereka masih akan membicarakan dirinya dengan kata-kata buruk. Sayangnya walau Ai tidak suka, hal seperti itu kadang tak terhindarkan. Mereka punya sesuatu yang berguna bagi kerajaan.     

Akhirnya setelah berjam-jam Ai terbebas dari mereka semua. Tanpa mengganti bajunya Ai langsung menuju kamar tamu, karena rasa penasaran yang sudah dia rasakan dari kemarin, sekarang seperti ingin membludak. Apalagi Ai sudah berhasil mengorek informasi dari Javier setelah makan siang tadi. Jika bukan untuk menjaga nama baik kerajaan, Ai tidak sudi ikut melakukan pertemuan ibu-ibu yang lebih didominasi dengan acara pamer kekayaan itu.     

Setelah mendapat Jawaban dari Javier siang tadi, sebenarnya Ai sudah ingin menghajar Dr. Key. Tapi Ai masih bisa berpikir jernih. Dia tidak mau membuat Daniel sedih kalau sampai dia tahu orang itu membuat masalah lagi. Ai butuh bicara 4 mata dengan Dr. Key untuk mengetahui motifnya melakukan ini. Demi tuhan ... anaknya dijadikan bahan penelitian. Walau mungkin niatnya baik tetap saja sebagai seorang ibu, Ai tidak tahu seberapa banyak penderitaan yang dialami anaknya untuk dipaksa bertahan hidup dengan cara seperti itu.     

Ai harus menanyakan dengan jelas dan terperinci. Baru, jika tidak berhasil Ai akan memberitahu Daniel agar membuat orang itu menjadi steak di saat makan malam nanti.     

Satu ketukan. Dua ketukan dan akhirnya Ai menggedor pintu di depannya, tetap tidak ada sahutan. Kemana dia? Dengan tergesa-gesa Ai bertanya kepada pengawal tentang keberadaan orang itu, setelah mendapat jawaban pasti Ai langsung menyusulnya. Ai melihat orang itu sedang menyendiri di taman dan terlihat bicara di ponselnya dengan serius sambil membelakanginya.     

"Baiklah, 2 hari lagi bawa mereka langsung ke Cavendish."     

"Oh akhirnya ... aku akan terbebas dari pertanyaan di mana Javier." Dr. Key terkekeh pelan mendengar jawaban dari Tom yang sampai saat ini masih dia paksa menangani Jessica. Karen Dr. Kenan yang sebenarnya memegang Jessica sebagai pasien bukan anggota laboratorium ilegal. Jadi ... bagaimanapun Key tetap butuh orang dalam untuk memastikan bahwa tidak ada yang salah dengan Jessica di sana.     

"Kamu baru bertemu anaknya seperti itu. Coba kamu bertemu ibunya, kau tidak akan bisa membantah ucapannya." Bagi Dr. Key, AI memang lebih dominan dan pemaksa.     

"Terserah saja, Key. Yang jelas aku senang akhirnya gadis yang membuatmu frustasi selama 6 tahun ini sudah kamu lepaskan. Yah ... walau dengan paksaan."     

"Terimakasih sudah membantu operasinya," ucap Key serius.     

"Sama-sama. Btw tidak apa-apa nih mereka dikirim tanpa keterangan lengkap? Jessica masih anak-anak apa dia tidak akan dicekal di bagian imigrasi karena melakukan perjalanan sendiri?" tanya Tom tahu pasti itu akan menyulitkan.     

"Kamu mau menemani?"     

"Tidak ... itu sama saja membiarkan diriku tertangkap."     

"Kalau begitu, diamlah. Aku sudah mengatur semuanya." Yeah ... siapa lagi yang bisa menyelundupkan orang ke Cavendish dengan mulus selain dirinya. Orang terdekata kerajaan.     

"Ok Dokter. See you."     

Klikk.     

Dr. Key berbalik dan menampilkan wajah datar, seolah tidak terkejut sama sekali bahwa Ai ada di belakangnya. "Ai ... Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Dr. Key saat melihat Ai yang memandangnya tajam.     

"Tidak usah berpura-pura terus. Javier sudah mengatakan semuanya. Jadi apa sekarang aku harus memanggilmu dengan sebuatn Dr. Key Pair?" tanya Ai membuat Dr. Key tersentak kaget, tapi hanya sebentar dan beberapa detik kemudian dia sudah menampilkan wajah datarnya lagi.     

Key tidak mengira javier akan membocorkan identitasnya secepat itu. "Kamu bicara apa?"     

Plakkkkk.     

Ai menampar Key dengan sangat kencang hingga pipinya langsung terdapat tanda merah telapak tangan. "Berani sekali kamu mengancam Javier? Jangan kira aku bodoh. Aku mendengar semua pembicaraanmu di labirin kemarin malam. Lalu aku bertanya pada Javier dan dia mengatakan kebenaran yang membuatku hampir jantungan. Kamu ... kamu ... apa maksudmu menjadikan anakku sebagai ... sebagai percobaan. Kamu ... kurang ajar, tidak punya pri kemanusiaan. Kamu ... jahat, kejam ...." Ai tidak tahu harus mencaci maki seperti apa saking emosinya.     

Dr. Key hanya tersenyum sambil mengelus pipinya yang tadi ditampar. "Kamu benar-benar cocok menjadi ratu. Pemaksa, tidak suka basa basi dan tegas"     

"Aku tidak membutuhkan penilaianmu padaku, aku ingin penjelasan mengenai Jean anakku. Di mana kemu sembunyikan anakku, apa saja yang sudah kamu lakukan padanya?" tuntut Ai membuat Dr. Key memucat. Seharusnya keberadaan Jean baru diketahui setelah tiba di Cavendish nanti.     

"Melihat dari wajahmu berarti Jean memang masih hidup. Lalu Sekarang katakan padaku di mana ANAKKU?" teriak Ai lagi, kali ini sambil mencengkram kerah kemeja Dr. Key berusaha memaksanya untuk bicara.     

"Ai, aku rasa kamu salah paham."     

"Salah paham? Benarkah? Kamu mengancam Javier menggunakan Jean dan aku salah paham?"     

"Ai ... Jean yang kami maksud bukan Jean adiknya Javier atau anakmu. Ini Jean yang lain, dia tidak memiliki hubungan apa pun denganmu."     

Plakkkk.     

Ai menampar Dr. Key lagi. "Aku sudah katakan bahwa aku sudah bertanya langsung pada Javier dan jangan mengelak lagi. Sebaiknya katakan saja di mana anakku."     

Dr. Key menunduk dan mendesah berat. "Dia sekarang masih ada di India, tapi ..."     

"India? Bagus, sekarang juga bawa aku ke sana." Ai memaksa.     

"Tidak bisa Ai. Jean ...."     

"Jean kenapa? Jangan bilang kamu sudah membunuhnya?"     

"Bukan seperti itu tapi ..." Dr. Key bingung harus menjelaskanya dari mana.     

"Katakan saja sejujurnya. Anakku masih hidup atau sudah mati?!" teriak Ai sampai terengah-engah.     

Dr. Key memandang wajah Ai dengan sendu. "Maaf ... maafkan aku. Tapi Jean tidak bisa diselamatkan," ucap Dr.key membuat Ai merosot lemas seketika. Dr. Key berusaha menopang tub uhnya namun langsung di tepis Ai dengan mata menyorotkan rasa benci.     

"Kamu keterlaluan. Mengambil janinku, menghidupkannya dan sekarang kamu bilang tidak bisa menyelamatkannya? Sebenarnya apa yang kamu inginkan?" tanya Ai dengan air mata yang mulai berjatuhan. Dr. Key menunduk tidak berani memandang Ai karena merasa bersalah.     

"Kamu bajingan!"     

"Aku tahu aku tidak bisa dimaafkan tapi tolong dengarkan aku dulu."     

"Apa? Kamu sudah terlanjur mengecewakan kami sebanyak 2 kali dan sekarang kamu baru akan melakukan pembelaan? Berapa banyak lagi Daniel harus menoleransi semua kebohonganmu?" Ai benar-benar merasa hancur. Putrinya tersayang hanya dijadikan mainan. APa dia kesakitan, apa dia menderita. Ai tidak bisa membayangkan itu semua.     

"Tidak, aku tahu aku tidak pantas untuk itu, tapi aku hanya tidak mau mengecewakan kalian. Awalnya aku hanya ingin menguburkan janin itu, tapi aku berubah pikiran saat teringat ada seorang dokter di laboratoriumku yang berhasil menghidupkan janin yg baru digugurkan. walau hanya bertahan beberapa hari tapi setidaknya aku ingin mencobanya."     

"Mencobanya?" Mendengar itu Ai semakin merasa Dr. Key memang menganggap putrinya hanya barang yang bisa diotak atik dengan nama ilmu pengetahuan. Ini terlalu kejam baginya.     

"Ai ... kita mungkin berbeda pendapat soal ini. Namun aku mlakukan semua ini lewat bimbingan dokter profesional dan pada akhirnya aku berhasil menyelamatkan Jean. Tapi ... walau Jean selamat kerusakan yang terjadi pada janin Jean sudah sangat fatal. Aku bisa membuatnya tumbuh besar seperti anak lain pada umumnya, tapi aku tidak bisa membuatnya normal. Awalnya aku merahasiakan ini karena ingin memberi kalian kejutan saat aku sudah berhasil menghidupkan Jean. Tapi aku terlalu percaya diri dengan kemampuanku sendiri. Walau Jean hidup dia bukan manusia normal lagi. Menyerahkan jean yang cacat hanya akan membuatmu sedih."     

"Maafkan aku sudah gagal membuatmu senang. Aku hanya manusia dan tidak bisa memprediksi bahwa tangan Tuhan lebih dari segalanya. Aku gagal dan aku mengkuinya sekarang."     

Plakkk.     

"Kamu bukan hanya mempermainkan keluargamu tapi juga menyiksa anakku." Ai berdiri kembali masih dengan keadaan emosi.     

"Maaf ... aku tidak bermaksud seperti itu. Percayalah ... Aku sudah berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan dirinya. Aku hanya ingin menebus dosa lama dengan menghidupkan Jean tapi aku malah menambah kesalahanku lagi. Maafkan aku." Dr. Key membungkukkan badannya dengan menyesal.     

Ai tidak tahu harus melakukan apa, tapi yang dia tahu dia sangat kecewa. Satu kesalahan mungkin bisa di maafkan tapi jika dia mengulanginya lagi? Apa Ai sanggup memaafkannya? Tidak. Bahkan mungkin seluruh keluarga Cohza dan Cavendish pun tidak akan memaafkannya. "Lalu di mana jasad anakku?"     

"Masih di India tapi 2 hari lagi setelah sehat dan dokter menyatakan mereka bisa melakukan penerbangan. Aku akan mengirim Jean dan Jessica ke mari."     

Ai mengernyit bingung. "Setelah sehat? Jean dan Jessica? Anakku kembar?"     

"Tidak. Tapi kamu bisa menganggap Jessica adalah pengganti Jean."     

"Apa maksudmu?" Ai tidak mengerti.     

"Maafkan aku jika mengambil keputusan tanpa seizin kalian. Tapi setelah tahu aku tidak mungkin menghidupkan Jean, aku memutuskan menghidupkannya di tubuh orang lain."     

Ai memandang Dr. Key semakin bingung.     

"Jessica adalah gadis asal India berusia 10 tahun. Tanpa keluarga karena tinggal dipanti asuhan. Dia menderita penyakit langka dan sebagai anak panti tentu saja tidak ada biaya untuk menyelamatkannya. Semua yang berhubungan dengannya sudah pasrah dan membiarkan dia berada di bangsal rumah sakit tanpa kepastian dhidup dan matinya."     

"Beruntung, seorang dokter yang mendiaknosisnya memiliki rasa simpati yang tinggi. Awalnya dia hanya ingin mencari bantuan donatur agar Jessica bisa diselamatkan atau paling tidak mendapatkan obat yang layak untuk mengurangi rasa sakitnya. Sayangnya penyakitnya terlalu kompleks. Jika biasanya penderita kanker otak tidak menyerang dan menyebar ke organ lain selain otak, dalam kasus Jessica dia mengalami kerusakan total di seluruh organ dalamnya. Jadi Jessica memiliki raga sehat tapi organ dalam rusak. Sedang Jean memiliki organ dalam yang sehat tapi raga yang tidak berfungsi. Entah ini memang garis yang sudah ditentukan atau memang takdir. Organ dalam Jean memiliki kecocokan yang sangat tinggi dengan tubuh Jessica. Jadi ... dari pada membiarkan Jean mati begitu saja setelah aku berusaha menyelamatkannya selama ini tapi selalu gagal, maka aku memindahkan oragannya ke tubuh lain. Sehingga walau Jean tidak selamat, masih ada bagian dari Jean yang bisa kita dapatkan walau lewat tubuh anak orang lain."     

Ai terduduk di kursi taman karena lagi-lagi merasa tubuhnya lemas. Penjelasan Dr. Key benar-benar di luar nalar pikirannya.     

"Jadi Jessica itu hanya tubuh, sedang keseluruhan yang menopang hidupnya adalah milik Jean. Bahkan otak dan seluruh memori di hidupnya adalah milik Jean. Aku berani menjamin itu dan saat ini Jessica sedang ngotot ingin bertemu Javier."     

Ai memandang dr. Key hampa. Wajahnya pucat dan terlihat sekali Ai kebingungan mencerna kata-katanya. Semua yang di sampaikan terasa mustahil baginya.     

Dr.key berjongkok di depan Ai dan menggenggam tangannya. "Lihatlah dulu Jessica. Setelah itu kamu bisa memutuskan hukuman apa yang pantas untukku. Percayalah aku tidak akan lari dari tanggung jawabku."     

"Aku tidak tahu harus apa," kata Ai lemas semua terasa berputar-putar di otaknya, Ai melepas tangan Dr. key tapi sebelum berdiri tiba-tiba tubuhnya ambruk tak sadarkan diri.     

Dengan cepat Dr. Key menangkap tubuh Ai yang pasti sangat shock itu. Dengan pelan Dr. Key menggendong Ai ke arah kamarnya. Tentu saja hal itu membuat beberapa maid dan bodyguard bertanya-tanya, apa yang terjadi dengan sang Ratu? Karena tidak mau menimbulkan gosip yang tidak-tidak Dr. Key akhirnya menyuruh seorang maid memanggil dokter kerajaan.     

Sebenarnya dia bisa menangani Ai sendiri tapi ... dia tidak mau menambah kecurigaan orang-orang, karena setahu mereka dia hanya orang yang mengerti ilmu kedokteran dan kemampuannya masih sangat amatir.     

Dr. Key memasuki kamar Daniel dan merebahkan tubuh Ai dengan pelan.     

"Maaf ... Maafkan aku. Hanya itu yang bisa aku lakukan. Aku tidak tahu apakah dengan membawa Jessica kesini aku bisa melunasi kesalahanku yang pertama atau aku akan menambah kesalahanku jadi yang ketiga," kata Dr. Key mencium dahi Ai dengan sayang sebelum keluar dari kamarnya.     

***     

TBC.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.