One Night Accident

HEAD OVER HEELS 32



HEAD OVER HEELS 32

0"PERGIIIII."     
0

Jean tersentak kaget ketika Javier kembali membentak.     

"Oh, mau di usir pake cara kasar. Atau mau aku musnahkan sekalian."     

Jean menatap Javier horor. Dimusnahkan? Maksudnya apa?Jean belum mencerna ucapan Javier ketika tangannya tiba-tiba ditarik dan diseret keluar rumah.     

"Jangan pernah kembali atau aku lenyapkan dirimu sampai jadi debu."     

Brakkk.     

Pintu rumah ditutup dengan kasar. Meninggalkan Jean yang masih tidak mengerti maksud ucapan Javier.     

Tapi ... Jean sekarang bingung. Dia diusir Javier, terus dia harus ke mana?     

Jean merasa sakit hati karena ternyata Javier benar-benar tidak mau bertemu dengannya lagi. Sebegitu bencikah Javier padanya? atau Javier terlalu kecewa karena dia sudah menyakiti Javier berulang kali.     

Jean berjalan keluar dengan wajah mendung menahan tangis. Tentu saja Security di pos bingung karena saudara bos mereka kelayapan tengah malam.     

"Non, mau ke mana?" tanya seorang Security.     

"Aku ... Javier tidak ...." Jean bingung harus ke mana dan mengatakan apa? Lalu dia melihat ke sebelah. Bukankah tadi saat semua berkumpul ada yang mengatakan bahwa rumah paman Marco bersebelahan dengan rumah ini?     

"Bisa kasih tahu padaku, di mana rumah paman Marco?" tanya Jean takut salah.     

"Mau saya antarkan nona?"     

Jean mengangguk dan mengikuti Security menuju rumah Marco.     

Sampai di sana tentu saja Marco yang sedang menikmati malam Minggu bersama istrinya jadi kesal karena terganggu. Tapi wajahnya berubah khawatir ketika melihat Jean yang terlihat sedih dan mendung.     

"Ada apa?" tanya Marco heran.     

"Paman, em ... maaf kalau mengganggu. Aku tidak tahu harus ke mana jadi ... bolehkan untuk malam ini saja aku menginap di sini?"     

Marco melihat keponakannya bingung. "Menginap?"     

Jean mengangguk. "Javier mengusirku, aku tidak tahu mau ke mana. Jadi ...."     

"Javier mengusirmu? Bagaimana bisa?" tanya Marco tidak percaya.     

Dari seluruh keluarga Cohza. Javier itu paling sopan. Bukan type orang yang main usir kalau tidak suka. Apalagi Jean adalah orang yang paling disukai Javier. Rasanya mustahil Javier malah mengusir adik kesayangannya ini.     

"Sepertinya Javier marah padaku. Aku juga enggak tahu. Aku ...." Jean menunduk sedih. Bagaimana kalau pamannya juga tidak mau dia di sini. Masa dia harus jadi gelandangan di Jakarta?     

"Aku janji hanya akan menginap semalam saja. Setelah itu aku akan pergi ...."     

"Jean, kamu ini bicara apa sih. Kalau mau menginap di sini ya menginap saja. Kamu kan keponakan aku juga." Pasien kesayanganku tambah Marco dalam hati.     

Marco ingin bertanya lebih jelas kenapa Javier mengusir Jean. Atau ada apa? tapi ini sudah terlalu larut. Sebaiknya mereka bicarakan besok saja.     

"Kamu bisa tidur di ruang tamu, pilihlah mana yang kamu suka." Marco menunjuk kamar tamu miliknya.     

Jean mengangguk penuh syukur. Malam ini dia tidak jadi gelandangan. "Terima kasih, Paman."     

Marco tersenyum dan mengelus rambut Jean sayang.     

Gadis kecil yang dulu dia perjuangkan hidupnya kini sudah besar. Marco hanya berharap jika memang perjuangannya masih harus berlanjut. Jean tidak akan menimbulkan kesedihan berkepanjangan.     

"Kalau butuh apa-apa ada tombol di dekat ranjang berwarna biru. Pencet saja, nanti maid akan datang membantu." Marcoe menjelaskan.     

"Iya, Paman."     

"Istirahatlah," perintah Marco.     

Jean mengangguk dan memasuki kamar tamu yang paling dekat.     

Marco mengeryit. Perasaannya kok terasa aneh ya melihat Jean masuk ke kamar tamu itu.     

Kamar bekas malam pertama Alca dan Aurora. Kamar bekas Junior-Queen saat maksiat bersama.     

Kamar mesum.     

Eh ... tapi, kamar itu sudah Marco rukyah kok. Sudah steril. Lagi pula Jean jelas hanya masuk sendirian, jadi pasti aman.     

Marco kembali ke kamarnya. Meneruskan malam mingguan bersama istri tercinta.     

Kadang ada enaknya juga Junior dan Aurora sudah pisah rumah dengan dirinya. Marco jadi bebas honeymoon bersama Lizz kapan pun juga.     

Surga oh surga.     

***     

"Ngapain sih teriak-teriak?"     

Javier baru akan naik ke kamarnya ketika melihat Jovan turun dan bertanya.     

"Habis ngusir setan," ucap Javier ketus. Masih kesal karena si Kunti tidak juga pergi dari kediamannya.     

Mendengar kata setan. Jovan langsung mengkeret.     

"Setan? Setan apa? Sekarang setannya sudah pergi kan?" tanya Jovan mendekat ke arah Javier dan mengamati sekeliling. Takut jika ada setan tiba-tiba nongol.     

"Setan yang nyamar jadi Jean. Sudah aku usir ke luar rumah." Javier berjalan menuju kamarnya.     

"Setan mirip Jean? Oh ... jadi setan yang katanya merasuki Mirna. Kalau muncul suka meniru wajah Jean ya?"     

Javier mengangguk.     

"Untung Jean yang asli sudah tidur. Pasti setannya mau nyamar jad Jean karena tahu Jean ada di sini. Biar kita bingung." Jovan ingin kembali ke kamarnya.     

Javier berhenti berjalan. "Maksudnya apa?"     

"Apa?" Jovan menoleh tidak mengerti.     

"Jean asli sudah tidur?"     

"Oh, kamu sih di suruh pulang enggak pulang-pulang. Padahal aku mau kasih kamu kejutan karena berhasil membawa pujaan hatimu ke Jakarta. Tapi enggak apa-apa deh. Toh, besok pagi juga bakal ketemu sama Jean pas sarapan." Jovan masuk ke kamarnya.     

Javier berdiri terpaku. Jovan membawa pujaan hatinya ke Jakarta. Ketemu Jean saat sarapan?     

Javier langsung membuka kamar Jovan dengan kasar.     

"Apaan sih Jav, bikin kaget. Kalau Mahesa Bagun bagaimana?" Jovan mengelus dadanya karena pintu kamar yang terbuka tiba-tiba.     

"Olive ada di sini?"     

"Lah ... Aku kan sudah bilang aku berhasil membawa Jean." Jovan berdecak.     

"Ada di kamar mana dia?" tanya Javier khawatir.     

"Di kamar Jean yang lama ...." Jovan belum menyelesaikan perkataannya ketika Javier sudah lenyap dari pandangannya.     

Ternyata benar kata paman Marco. Setelah tidur sama Kunti, Javier rada-rada sekarang.     

Jovan menutup pintu kamarnya kembali kali ini menguncinya biar tidak ada yang masuk sembarangan.     

Kasihan kalau Mahesa sampai terganggu tidurnya. Besok kan dia mau ngajak anaknya jalan-jalan piknik keluarga.     

Jadi, malam ini harus istirahat yang cukup untuk acara besok.     

***     

Javier membuka kamar lama Jean dengan jantung berdebar-debar. Semoga Jean yang asli benar-benar sudah tidur dan yang barusan dia usir adalah Jean Kw.     

Javier masuk dan merasa semakin khawatir saat tidak mendapati apa pun di sana? Bahkan Javier memeriksa kamar mandi di sana. Ternyata tetap kosong.     

Astagaaaa.     

Apa dia baru saja mengusir Jean asli. Javier panik dan berlari keluar rumah.     

Jovan yang lupa tadi turun mau mengambil minum kini kembali turun dan bertambah heran ketika melihat Javier lari-larian di dalam rumah.     

Saudara kembarnya memang eror. Dia harus tanya sama paman Marco dan Daddy-nya agar Javier di rukyah ulang supaya tidak semakin aneh.     

Javier menuju ke pos Security. "Kalian lihat wanita yang baru saja keluar dari rumah ini?"     

"Maksud tuan, non Jean?"     

Javier memucat. Jadi, dia benar-benar mengusir Jean asli. "Di mana dia sekarang?"     

Semoga ... semoga ... semoga saja Jean tidak hilang lagi. Batin Javier merasa bersalah.     

"Non Jean ke rumah Pak. Marco."     

"Paman Marco?" tunjuk Javier pada rumah pamannya.     

Security di depannya mengangguk. Javier melesat ke rumah pamannya.     

"Apa Jean tadi ke sini?" tanya Javier kembali ketika bertemu penjaga rumah Marco.     

"Jean?"     

"Wanita muda seumuran denganku."     

"Oh, non Jean yang di antar dari rumah sebelah?"     

Javier mengangguk. "Di mana dia sekarang?"     

"Masuk ke dalam rumah tadi."     

Javier masuk ke rumah Marco tapi bingung karena keadaan dalam rumah masih sepi.     

Apa benar Jean tadi ke sana? Bagaimana kalau tidak?     

Karena resah dan gelisah akhirnya Javier menelpon pamannya. Setelah deringan entah keberapa barulah panggilannya dijawab.     

"Apa sih Javier? aku sedang sibuk." Marco mengumpat di kamarnya.     

"Paman, apa Jean ada di rumahmu?"     

"Bebbb, jangan bergerak dulu ... shit."     

"Pamannnnn?" Javier mondar-mandir di ruang tamu dan kesal karena pamannya malah entah sedang ber-adegan apa.     

"Iya, katanya kamu mengusirnya. Ohh ... Bebb dibilang diem dulu. Dia tidur di ruang tamu. Bebebbb, kamu nakal." Lalu panggilan telpon Javier diputuskan sepihak.     

Javier mengusap wajahnya. Serasa ingin menjedotkan kepalanya ke tembok. Dia benar-benar mengusir Jean Asli. Javier menatap kamar tamu Marco dengan wajah menyesal. Jean sudah benci padanya sekarang malah dia mengusirnya. Pasti Jean semakin ilfil dengan semua tingkah lakunya. Javier sebaiknya segera meminta maaf. Bagaimanapun apa yang tadi dia lakukan sangat kasar.     

Sebenarnya Javier bisa saja meminta maaf besok pagi. Tapi, Javier lebih suka keluarganya tidak melihat kekonyolan dirinya yang mengira Jean Asli sebagai hantu. Maka dengan menarik napas dalam, Javier berjalan mencari kamar yang ditiduri oleh Jean. Berharap dia tidak di lempar dengan benda tajam karena sudah mengusir Jean tanpa melihat dan mengamati dengan benar.     

Apakah itu Jean original atau oplosan.     

***     

TBC.     

PENGUMUMAN.     

HARAP DIBACA.     

Yang mengikuti kisah ini pasti bertanya-tanya kenapa lama enggak update-update.     

Jadi seperti ini penjelasannya.     

Awalnya cerita ini hanya kisah ONE NIGHT ACCIDENT     

Sedangkan kisah yang lain hanya sekuel yang saya jadikan bonus karena saya malas bikin kontrak baru yang prosesnya super lama dan panjang. Tetapi ternyata dari pihak webnovel tidak memperbolehkan sekuel digabung dengan cerita inti. Maka dari itu kisah Javier akan saya tamatkan terlebih dahulu dan setelah itu akan saya ganti dengan lanjutan kisah one night accident 4 dan 5.     

Yang merasa sudah membuka gembok atau beli hak istimewa, setelah javier tamat kalian jangan terburu-buru untuk unistal atau keluarkan one night accident dari library kalian. Karena pembaharuan akan otomatis masuk ke cerita kalian tanpa kalian harus membeli koin untuk membuka kunci lagi.     

Pembaharuan bab one night accident akan dilakukan dari bab 213-selesai. ( beruntunglah kalian karena ONA 4,5 belum pernah di posting di manapun selain di Webnovel )     

embaharuan akan dilakukan serentak kurang lebih dua bulan dari sekarang. Jadi harap bersabar karena menulis 150 bab lebih itu membutuhkan waktu.     

Terima kasih atas kesabarannya untuk menunggu.     

PENTING.     

PART SELANJUTNYA HANYA BISA DIBACA SETELAH MEMBELI HAK ISTIMEWA.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.